Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 137647 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Astrisa Faadhilah
"Berat badan lahir rendah didefinisikan oleh World Health Organization (WHO) sebagai berat saat lahir kurang dari 2500 g. Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) meningkatkan angka kesakitan dan kematian dua kali lipat dibandingkan dengan bayi yang lahir dengan berat badan 2500 g atau lebih (Gopalan, 2018). Berat lahir rendah menjadi masalah kesehatan masyarakat berkelanjutan secara signifikan dan global dikaitkan dengan serangkaian konsekuensi jangka pendek dan jangka panjang (WHO, 2014). Faktor resiko utama yang berhubungan dengan tingginya kejadian BBLR adalah faktor demografi, penyakit kronis sebelum hamil, status gizi ibu hamil, komplikasi dalam kehamilan, dan status pemeriksaan kehamilan (Committee on Prevention of Low Birth Weight, 1985; Gopalan, 2018). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional dengan pendekatan case control. Penelitian ini menggunakan analisis cox regression dengan hasil ukur prevalence ratio (PR).
Hasil penelitian ini menemukan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara preeklamsia dengan kejadian BBLR dengan p value = 0,000, yang berarti <0,05 dengan nilai PR adjusted 1,497 (CI 95% 1,207-1,846) setelah dikontrol oleh variabel kovariat. Angka kejadian BBLR berhubungan dengan penanganan kasus preeklamsia dan eklamsia yang gawat memerlukan tindakan aktif, yaitu terminasi kehamilan segera tanpa memandang usia kehamilan dan perkiraan berat badan janin sehingga dapat melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah. Oleh sebab itu, sangat diperlukan pemantauan oleh tenaga kesehatan terhadap ibu-ibu yang mengalami komplikasi dalam kehamilannya terutama yang memiliki tekanan darah yang tinggi dalam kehamilannya agar dapat ditangani secara dini dan dilakukan perawatan konservatif sehingga kejadian BBLR dapat dicegah.

Low birth weight is defined by the World Health Organization (WHO) as birth weight less than 2500 g. Babies with low birth weight (LBW) increase the morbidity and mortality doubled compared to babies born with a body weight of 2500 g or more (Gopalan, 2018). Low birth weight is a significant public health problem globally and is associated with a series of short and long-term consequences (WHO, 2014). The main risk factors associated with the high incidence of LBW are demographic factors, chronic pre-pregnancy disease, nutritional status of pregnant women, complications in pregnancy, and pregnancy examination status (Committee on Prevention of Low Birth Weight, 1985; Gopalan, 2018). The method used in this study is cross sectional with a case control approach. This study uses cox regression analysis with the results of measuring prevalence ratio (PR).
The results of this study found that there was a significant relationship between preeclampsia and the incidence of LBW with p value = 0,000 (<0,05), PR adjusted 1,497 (CI 95% 1,207-1,846). after being controlled by covariate variables. The incidence of LBW associated with the handling of severe cases of preeclampsia and eclampsia requires active action, namely immediate termination of pregnancy regardless of gestational age and the estimated body weight of the fetus so that it can give birth to babies with low birth weight. Therefore, it is necessary to monitor health personnel for mothers who experience complications in their pregnancy, especially those who have high blood pressure in their pregnancy so that they can be treated early and conservative care so that the incidence of LBW can be prevented.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52890
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Restu Octasila
"[ABSTRAK
Berat lahir merupakan indikator penting perkiraan maturitas dan kemampuan
neonatus untuk bisa bertahan, bayi dengan BBLR meningkatkan resiko kematian.
Prevalensi BBLR RSU Kabupaten Tangerang mengalami peningkatan secara
signifikan setiap tahunya, tahun 2013 mencapai 14%. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui Hubungan Kualitas Layanan Antenatal, Status Gizi Dan
Pengetahuan Dengan Kelahiran BBLR Di RSU Tangerang Tahun 2015 Desain
penelitian yang digunakan kasus kontrol dengan jumlah sampel 73 kasus dan 156
kontrol. Kualitas Layanan Antenatal kurang, meningkatkan kelahiran BBLR 3.7
kali (p=0.02, CI=1,3?10.6) serta kualitas layanan cukup sebesar 2.0 kali (p=0.17,
CI= 0.7?5.3) dibandingkan dengan ibu yang mendapatkan kualitas layanan baik.
Status gizi 4.6 kali (p=0.01,CI= 2.7 - 11.1) dibandingkan ibu dengan status gizi
baik, setelah dikontrol oleh usia ibu, komplikasi kehamilan, status ekonomi, status
anemia, pekerjaan dan riwayat BBLR. Dengan demikian petugas diminta
memotivasi ibu untuk melakukan kunjungan minimal 4 kali selama kehamilannya
dan memberikan pelayanan standar minimal ?10T?, mampu mendeteksi kelainan
tumbuh kembang janin, dengan cara skrining dan manajemen tatalaksana kasus
pada ibu dengan status gizi kurang.

ABSTRACT
Brith weight is an important indicator to estimate maturity and ability of neonatal
to survive. Low brith weight increases the risk of death. Prevalence of LBW in
RSU Tangerang has Increased significantly each year, in 2013 reach 14%. This
studi examine risk LBW by quality of prenatal care and nutritional status in RSU
Tangerang in 2015. This is a case-control study with a sample of 73 cases and 156
controls. Women with less prenatal care quality, increasing the LBW baby 3.7
times (p=0.02, CI=1,3?10.6) and twice among women with enoght prenatal care
quality (p=0.17, CI= 0.7?5.3), compare to women who get good prenatal care
quality. The nutritional status 4.6 times (p=0.01,CI= 2.7 - 11.1) compare women
who have good nutritional status, after controlled by maternal age, complications
of pregnancy, economic status, anemia status, jobs, and history of LBW. Thus,
health workers need to motivate a mother to visit at least 4 times during
pregnancy and provide a minimum standard care ?10T?, able to detect
abnormalities in fetal development by screening and management cases in women
with poor nutritional status;Brith weight is an important indicator to estimate maturity and ability of neonatal
to survive. Low brith weight increases the risk of death. Prevalence of LBW in
RSU Tangerang has Increased significantly each year, in 2013 reach 14%. This
studi examine risk LBW by quality of prenatal care and nutritional status in RSU
Tangerang in 2015. This is a case-control study with a sample of 73 cases and 156
controls. Women with less prenatal care quality, increasing the LBW baby 3.7
times (p=0.02, CI=1,3?10.6) and twice among women with enoght prenatal care
quality (p=0.17, CI= 0.7?5.3), compare to women who get good prenatal care
quality. The nutritional status 4.6 times (p=0.01,CI= 2.7 - 11.1) compare women
who have good nutritional status, after controlled by maternal age, complications
of pregnancy, economic status, anemia status, jobs, and history of LBW. Thus,
health workers need to motivate a mother to visit at least 4 times during
pregnancy and provide a minimum standard care ?10T?, able to detect
abnormalities in fetal development by screening and management cases in women
with poor nutritional status, Brith weight is an important indicator to estimate maturity and ability of neonatal
to survive. Low brith weight increases the risk of death. Prevalence of LBW in
RSU Tangerang has Increased significantly each year, in 2013 reach 14%. This
studi examine risk LBW by quality of prenatal care and nutritional status in RSU
Tangerang in 2015. This is a case-control study with a sample of 73 cases and 156
controls. Women with less prenatal care quality, increasing the LBW baby 3.7
times (p=0.02, CI=1,3–10.6) and twice among women with enoght prenatal care
quality (p=0.17, CI= 0.7–5.3), compare to women who get good prenatal care
quality. The nutritional status 4.6 times (p=0.01,CI= 2.7 - 11.1) compare women
who have good nutritional status, after controlled by maternal age, complications
of pregnancy, economic status, anemia status, jobs, and history of LBW. Thus,
health workers need to motivate a mother to visit at least 4 times during
pregnancy and provide a minimum standard care “10T”, able to detect
abnormalities in fetal development by screening and management cases in women
with poor nutritional status]"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Winasis
"Latar belakang: Penyakit corona virus disease-19 (COVID-19) yang disebabkan oleh virus severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) dan pasien yang mempunyai komorbid berisiko mengalami keparahan berat.
Tujuan: Mengetahui  hubungan hipertensi dengan tingkat keparahan pada pasien COVID-19 yang dirawat di RSU Kota Tangerang Selatan.
Metode: Data diperoleh dari data sekunder berupa rekam medis pasien COVID-19 yang dirawat di RSU Kota Tangerang Selatan tahun 2021. Desain studi menggunakan cross sectional. Sampel sebanyak 146 pasien diperoleh secara random dan dianalisis menggunakan logistic regression
Hasil: Hipertensi pada pasien COVID-19 sebesar 47,3% (69 pasien). Diperoleh OR 1,6 (95% CI: 0,57-4,88) yang menunjukkan pasien dengan hipertensi mempunyai risiko terjadinya keparahan 1,6 kali dibandingkan dengan yang tidak hipertensi setelah dikontrol oleh variabel diabetes melitus dan penyakit ginjal.
Kesimpulan: Pasien COVID-19 yang menderita hipertensi berisiko 1,6 kali lebih tinggi untuk mengalami keparahan dibandingkan pasien COVID-19 yang tidak hipertensi. Studi ini membuktikan risiko hipertensi terhadap keparahan pada pasien COVID-19.

Background: Corona virus disease-19 (COVID-19) is caused by the severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) virus and patients who have comorbidities are at risk of experiencing severe severity.
Objective: To determine the relationship between hypertension and severity in COVID-19 patients treated at RSU Kota Tangerang Selatan.
Methods: Data were obtained from secondary data in the form of medical records of COVID-19 patients who were treated at RSU Kota Tangerang Selatan in 2021. The study design used a cross sectional. A sample of 146 patients was obtained randomly and analyzed using logistic regression.
Results: Hypertension in COVID-19 patients was 47.3% (69 patients). Obtained OR 1,6 (95% CI: 0,57-4,88) which shows patients with hypertension have a 1,6 times the risk of developing severity compared to those without hypertension after controlling for diabetes mellitus and kidney disease.
Conclusion: COVID-19 patients who suffer from hypertension are at risk of 1,6 times higher for experiencing severity than COVID-19 patients who are not hypertensive. This study proves the risk of hypertension on severity in COVID-19 patients.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Fatimah
"Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) merupakan kondisi dimana bayi lahir dengan berat <2500 gram. BBLR merupakan penyebab utama tingginya kematian neonatal dan faktor peningkatan resiko terjadinya komplikasi jangka pendek dan jangka panjang pada bayi. Berbagai macam faktor resiko diketahui memiliki asosiasi terhadap kejadian BBLR, diantaranya adalah anemia atau kondisi dimana kadar hemoglobin tubuh <11 gr/dL. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara anemia dengan kejadian berat badan lahir rendah di Kabupaten Tegal. Metode penelitian ini menggunakan desain case-control dengan data rekam medis ibu beserta bayi yang dilahirkan di RSUD dr Soeselo pada tahun 2021 sebanyak 114 sampel (57 kasus, 57 kontrol). Analisis bivariat yang digunakan adalah uji chi-square dengan batas nilai kemaknaan 95%. Dari 114 ibu melahirkan di RSUD dr Soeselo, didapatkan mayoritas ibu berusia 20-35 tahun, memiliki riwayat melahirkan 2-3 kali, memiliki status gizi berlebih dan 54 ibu mengalami anemia. Analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara anemia dengan kejadian BBLR (p value=0.024, OR=2.357, 95%CI =1.111-5.002). Usia ibu, riwayat paritas dan status gizi ibu berdasarkan indeks massa tubuh tidak memiliki hubungan dengan kejadian berat badan lahir rendah. Sedangkan anemia memiliki hubungan dengan kejadian berat badan lahir rendah.

Low birth weight (LBW) is a term to describe newborns with birth weight <2,500 g. It is a risk factor for morbidity and mortality in infants. LBW can increase the risk of short-term and long-term disease complications in infants. Several studies have suggested that maternal anemia (haemoglobin concentration <11 g/dL within the red blood cells) was associated with low birth weight newborns. This study is to determine the association between maternal anemia and low-birth-weight in the district of Tegal. This is a case-control study using 114 samples (57 cases and 57 controls) collected from clinical record data of mothers who delivered their infants at RSUD dr Soeselo Kabupaten Tegal in 2021. The association of anemia and LBW was analyzed using chi square test (degree of convidence 95%). From 114 samples that were studied (in which the majority of them were mothers aged 20-35 years old, mothers who had 2-3 parturitions, and mothers who is overweight and obese), 54 cases of anemia were found. Bivariate analysis showed that anemia has significant association with the case of low-birth-weight newborns (p value=0.024, OR=2.357, 95%CI =1.111-5.002). Maternal anemia was associated with low birth weight. Mother’s age at childbirth, number of parturitions and nutritional status based on body mass index have no association with the case of low birth weight newborns."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vivi Anggraini
"Bayi dengan berat badan lahir rendah akan meningkatkan angka mortalitas maupun morbiditas pada bayi. Penelitian ini menggunakan studi kasus kontrol untuk menganalisis korelasi antara faktor risiko dengan faktor efek. Data dalam penelitian menggunakan data sekunder rekam medik dari Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang. Dari hasil penelitian terhadap Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian BBLR di RSU Kabupaten Tangerang Tahun 2012 untuk faktor usia ibu, pendidikan, pekerjaan, usia kehamilan dan kadar Hb yang menunjukan adanya hubungan yang bermakna dengan kejadian BBLR.

An infant by weight of low birth will increase the number of mortalitas and morbidity on the baby. This research using case study control to analyze a correlation between risk factors by a factor of an effect. Data in research using data secondary rollin medical exam of general hospital tangerang. From the results of research on factors that deals with the occurrence BBLR in RSU Kabupaten Tangerang 2012 to the factors of age mother, education, work, the gestational age and levels of Hb that shows the existence of meaningfui relations with the incident BBLR.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S54370
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhora Yufita Nurfitriani
"Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah berat badan saat lahir kurang dari 2500 gram, merupakan sindrom kompleks yang mencakup kelahiran premature, bayi kecil untuk usia kehamilan (Small for gestational age = SGA) atau kombinasi antara keduanya. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh anemia pada ibu hamil terhadap BBLR, dengan desain penelitian case control. Desain penelitian ini menggunakan data rekam medis RSUD KiSA Kota Depok, populasi penelitian ini adalah ibu yang melahirkan di RSUD KiSA Kota Depok Tahun 2022. Sampel penelitian terdiri dari 72 ibu yang melahirkan dengan BBLR sebagai kasus dan 72 ibu yang melahirkan dengan BBL normal (2500grm) sebagai kontrol. Hasil penelitian proporsi Anemia pada ibu hamil lebih banyak pada kelompok BBLR (43,1%) daripada yang tidak BBLR (22,2%). Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara anemia ibu hamil dengan kejadian BBLR   dengan nilai P-value 0,001. (95% CI 1.88 – 13.04).  Ibu yang menderita anemia pada kehamilan memiliki resiko 4,96 kali untuk mengalami BBLR dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak anemia, setelah dikontrol variable paritas, usia kehamilan dan hipertensi.

Low Birth Weight (LBW) is a birth weight of less than 2500 grams, is a complex syndrome that includes premature birth, small babies for gestational age (SGA) or a combination of both. The purpose of this study was to see the effect of anemia in pregnant women on LBW, with a case control study design. The design of this study used medical record data at KiSA Hospital, Depok City, the population of this study were mothers who gave birth at KiSA Hospital, Depok City in 2022. The study sample consisted of 72 mothers who gave birth with LBW as cases and 72 mothers who gave birth with normal BBL (> 2500grm). ) as a control. The results of the study showed that the proportion of anemia in pregnant women was higher in the LBW group (43.1%) than those who were not LBW (22.2%). From the results of this study it can be concluded that there is a significant relationship between anemia in pregnant women and the incidence of LBW with a P-value of 0.001. (95% CI 1.88 – 13.04). Mothers who suffer from anemia in pregnancy have a 4.96 times the risk of experiencing LBW compared to pregnant women who are not anemic, after controlling for parity, gestational age and hypertension variables."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggraeni Indah Kusumaningrum
"Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) merupakan salah satu penyebab kematian bayi terbanyak di Indonesia (24%). Di Kabupaten Temanggung Provinsi Jawa Tengah kejadiannya dalam 5 tahun terakhir terjadi peningkatan. Di wilayah kerja Puskesmas Gemawang Kecamatan Gemawang Kabupaten Temanggung sebagai tempat penelitian terjadi peningkatan cukup tajam dalam 2 tahun terakhir.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan faktor ibu dengan kejadian BBLR. Menggunakan desain penelitian cross sectional dengan sampel total populasi yaitu semua ibu yang mempunyai bayi berusia 0-6 bulan yang tinggal di wilayah kerja Puskesmas Gemawang berjumlah 263, diteliti selama bulan Maret 2012. Analisis hubungan menggunakan uji chi square dengan tingkat kepercayaan 95%.
Hasil menunjukkan adanya hubungan signifikan antara usia, tingkat pendidikan, status pekerjaan, status gizi ibu dan paparan asap rokok. Kejadian BBLR diperoleh sebesar 8,4% merupakan masalah yang sangat besar dan harus ditangani. Upaya untuk menurunkan dengan melibatkan seluruh pihak baik pemerintah maupun masyarakat dan meningkatkan penyuluhan.

Low Birth Weight Baby (LBW) is one of the biggest causes of infant death in Indonesia (24%). In Temanggung Regency Central Java Province, the incidence of LBW has been increasing in last 5 years. In the working area of community health center of Gemawang, where this research take place this incidence has been increasing severely in last 2 years.
The purpose of this research is to determine the relations between mother factors and the incidence of low birth weight babies (LBW). Using a cross sectional research design with a sample of the total population which is all mothers who have babies aged 0-6 months lived in the working area of community health center of Gemawang amounts to 263 were researched during the month of March 2012. Analysis of the relation using the chi square test with 95% confidence interval.
The results showed a significant relations among age, educational level, employment status, maternal nutritional status and affected by cigarette’s smoke. The incidence of LBW in this research were obtained at 8,4% is a very big problem and should be handled. Efforts to reduce by involving all parties, both government and society and improve the communication, information and education.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nita Merzalia
"Di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, persentase kejadian BBLR tertinggi selama tahun 2010-2011 adalah di Kabupaten Belitung Timur. Hal ini yang melatar belakangi peneliti melakukan penelitian tentang Determinan Kejadian Barat Badan Lahir Rendah (BBLR) di Kabupaten Belitung Timur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2010-2011. Penelitian ini menggunakan desain Kasus Kontrol. Analisis data yang digunakan adalah univariat dan bivariat dengan uii statistic Chi Square (a=5%).
Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara BBLR dengan kadar Hb ibu hamil, KEK pada ibu hamil, umur ibu hamil, jarak persalinan, usia kehamilan dan gemeli.
In Archipelago of Bangka Belitung Province, the higest of persentage in Low Birth Weight Infant Case during 2010-2011 is in Regency of East Belitung. This thing surrounding researcher to do research about Determinant of Low Birth Weight Infant Case in Regency of East Belitung, Archipelago of Bangka Belitung Province in year 2010-2011. This research using Case Control study design. Data analysis by univariate and bivariate test which using Chi Square test (α= 5%).
Study result found that there are significant correlations between Low Birth Weight Infant Case with the haemoglobin level, risk insuffiency of chronic energy, maternal pregnancy age, interval of pregnancy, pregnancy age and gemelly.<.i>
"
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Callista Maritza
"Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah keadaan bayi lahir dengan berat badan lahir kurang lari 2.500 gram atau 2,5 kilogram. Prevalensi BBLR di Sulawesi Tengah lebih tinggi dari pada rata-rata nasional yaitu 8,9% dibandingkan dengan prevalensi nasional yaitu 6,2%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi kejadian BBLR di Sulawesi Tengah. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan desain studi potong lintang dengan data sekunder yang berasal dari Riskesdas 2018 dengan waktu peenelitian Juni-Juli 2023. Analisis penelitian dilakukan secara univariat dengan distribusi frekuensi, analisis bivariat dengan uji kai kuadrat, dan analisis multivariat dengan uji regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 643 anak, sebesar 7,9% mengalami BBLR. Analisis bivariat menunjukan bahwa terdapat hubungan signifikan antara umur ibu saat hamil dan gangguan kehamilan dengan kejadian BBLR (p value < 0,05). Analisis multivariat menunjukan bahwa umur ibu saat hamil merupakan faktor dominan yang berhubungan dengan kejadian BBLR di Sulawesi Tengah (p value = 0,016; OR 2,442: 95% CI : 1,179-5,054).  

Low Birth Weight (LBW) is the condition of a baby born with an underweight birth weight of 2,500 grams or 2.5 kilograms. The prevalence of LBW in Central Sulawesi is higher than the national average of 8.9% compared to the national prevalence of 6.2%. This study aims to determine the dominant factors and other factors that influence the incidence of LBW in Central Sulawesi. This research is a quantitative study using a cross-sectional study design with secondary data originating from the 2018 Riskesdas with a research time of June-July 2023. The research analysis was carried out univariately with frequency distribution, bivariate analysis with the chi square test, and multivariate analysis with the logistic regression test double. The results showed that out of 643 children, 7.9% had LBW. Bivariate analysis showed that there was a significant relationship between the age of the mother during pregnancy and interruption of pregnancy with the incidence of LBW (p value <0.05). Multivariate analysis showed that the mother's age at pregnancy was the dominant factor associated with the incidence of LBW in Central Sulawesi (p value = 0.016; OR 2.442: 95% CI: 1.179-5.054)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Madya Kharimah
"ABSTRAK
Selama dua tahun berturut-turut Kecamatan Jasinga memiliki prevalensi BBLR tinggi di Kabupaten Bogor dan menjadi satu-satunya Kecamatan yang jumlah kasusnya secara absolut melebihi 100 kasus pada tahun 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran determinan dan besar hubungannya dengan kejadian BBLR di Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor Tahun 2014-2015. Penelitian ini menggunakan desain studi kasus kontrol dengan jumlah kasus sebanyak 97 dan kontrol sebanyak 97. Sumber data yang digunakan ialah register kohort ibu di seluruh puskesmas di Kecamatan Jasinga Tahun 2014-2015. Variabel independen yang diteliti antara lain faktor ibu yaitu umur, paritas dan jarak antar kehamilan serta faktor pelayanan kesehatan antara lain usia kehamilan ibu saat melakukan K1 dan jumlah kunjungan antenatal. Proporsi kejadian BBLR ditemukan lebih tinggi pada kelompok berisiko dari seluruh variabel independen. Paritas dan jarak antar kehamilan memiliki nilai p < 0,05 dan OR masing-masing sebesar 2,476 [95 CI: 1,377-4,452] dan 2,031 [95 CI: 1,147-3,599]. Sementara umur ibu, usia kehamilan saat K1 dan jumlah kunjungan antenatal memiliki nilai p > 0,05 dan OR masing-masing sebesar 1,162 [95 CI: 0,544-2,843]; 1,249 [95 CI: 0,696-2,243]; dan 1,444 [95 CI: 0,678-3,077]. Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa paritas dan jarak antar kehamilan memiliki hubungan dengan kejadian BBLR di Kecamatan Jasinga Tahun 2014-2015.

ABSTRACT
For two consecutive years Jasinga District has the high prevalence of LBW in Bogor Regency and become the only district that has number of cases exceeded 100 in 2015. This study aims to know the description and the relationship of determinants with LBW in Jasinga District of Bogor Regency Years 2014 2015. This study uses case control design with 97 cases and 97 controls. The source data of this study is register cohorts of women in all primary health care in Jasinga District Years 2014 2015. The independent variables are maternal factors such as age, parity, pregnancy spacing and health service factors include gestational age at K1 and the number of antenatal visits. The proportion of LBW found to be higher in risk group of all independent variables. Parity and pregnancy spacing have p value 0.05 and OR respectively 2.476 95 CI 1.377 to 4.452 and 2.031 95 CI 1.147 to 3.599 . While maternal age, gestational age at K1 and the number of antenatal visits have p value 0.05 and OR respectively 1.162 95 CI 0.544 to 2.843 1.249 95 CI 0.696 to 2.243 and 1.444 95 CI 0.678 to 3.077 . In conclusion, parity and pregnancy spacing have a relationship with LBW in Jasinga District Years 2014 2015."
2017
S66675
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>