Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12916 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gunlayarat Bhusudsawang
"ABSTRACT
Gene-specific markers are important tools in genetic analysis, allowing direct estimation of functional diversity. The goal of this study was to develop intron length polymorphism (ILP) markers from candidate genes associated with the secondary growth related traits that underpin the economics of rubber tree cultivation. We performed a BLAST analysis of Eucalyptus spp. expressed sequence tag (EST) sequences for 23 candidate genes involved in secondary growth. From the total 142 shotgun contig hits, 531 introns were identified and 23 polymorphic ILP markers representing 23 candidate genes were selected for diversity assessment of 170 Amazonian accessions. The markers yielded 140 alleles with an average of 6.1 alleles per locus. Polymorphism information content (PIC) values ranged from 0.40 to 0.89, with an average of 0.64, indicating a high level of polymorphism in the markers. Analyses of population structure confirmed that the Amazonian accessions fell into two subpopulations grouped by catchment area, supporting previous reports. Among the 23 ILP markers analyzed, 11 revealed private alleles across Amazonian populations. The ILP markers developed in this study provide an immediate resource for the study of genetic diversity and establishment of marker-trait association for secondary growth traits in rubber trees."
Pathum Thani: Thammasat University, 2019
670 STA 24:2 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Bako, Rifa Mutiara
"Kering alur sadap (KAS) merupakan salah satu penyakit fisiologis utama yang menyerang tanaman karet. Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan mengembangkan marka DNA terkait KAS untuk seleksi klona karet toleran KAS. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Putranto in prep., terdapat primer marka ekspresi dari genom Hevea brasiliensis yang diduga terkait dengan KAS. Primer HbMQ1, HbMQ2, HbMQ3, HbMQ4, dan HbMQ5 dipilih karena primer tersebut mentarget gen terkait etilen (HbERFs) yang berperan dalam ketahanan terhadap KAS yaitu HbERF-IXc4, HbERF-IXc5, HbERF-VIIa12, HbERF-VIIIa13, dan HbERF-VIIIa14. Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah mengetahui profil hasil ekspresi HbERF-IXc4, HbERF-IXc5, HbERF-VIIa12, HbERF-VIIIa13, dan HbERF-VIIIa14 pada dua klona tanaman karet (PB 260 dan PR 300) serta mendesain primer untuk marka DNA yang digunakan dalam deteksi penyakit KAS. Hasil ekspresi kelima gen yang didapatkan dari hasil real-time qRT-PCR dengan kelima primer tersebut, dijadikan pertimbangan untuk kandidat marka DNA. Selanjutnya, marka DNA didesain secara in silico. Secara umum, hasil profil regulasi ekspresi menunjukkan bahwa kelima gen tersebut teregulasi positif pada tanaman karet yang terserang KAS pada kedua klona pohon karet (PB 260 dan PR 300) dan kelima gen teregulasi negatif pada tanaman yang terjangkit JAP pada kedua klona, kecuali gen HbERF-VIIa12. Oleh karena itu, gen HbERF-IXc4, HbERF-IXc5, HbERF-VIIIa13, dan HbERF-VIIIa14 berpotensi dikembangkan sebagai marka DNA. Profil regulasi ekspresi gen HbERF-IXc4, HbERF-IXc5, HbERF-VIIIa13, dan HbERF-VIIIa14 menunjukkan gen-gen tersebut merupakan marka ekspresi dari tanaman karet yang terserang KAS dan telah berhasil dikembangkan sebagai marka DNA di tingkat in silico.

Tapping panel dryness (TPD) is the main physiological disease attacking rubber tree clones. To overcome the problem, the development of rubber tree clones tolerant to TPD is important. The breeding programs can now be accelerated by developing molecular markers. Based on the research conducted by Putranto in prep., there are expression markers primers from the Hevea brasiliensis genome related to tapping panel dryness (TPD). The primer of HbMQ1, HbMQ2, HbMQ3, HbMQ4, and HbMQ5 were chosen because the primers had ethylene-related target genes (HbERF-IXc4, HbERF-IXc5, HbERF-VIIa12, HbERF-VIIIa13 and HbERF-VIIIa14) that are suspected to play a role in TPD response. The purpose of this study was to determine the profile expression of HbERF-IXc4, HbERF-IXc5, HbERF-VIIa12, HbERF-VIIIa13 HbERF-VIIIa14 from two clones of rubber plants (PB 260 and PR 300) and to design primers for DNA markers to be used in the detection of TPD disease. The expression profile of the five genes obtained from real-time qRT-PCR results, will be taken into consideration for candidate DNA markers. Next, DNA markers are in silico designed. In general, the results of expression regulation profile showed that the five genes were up-regulated in TPD-affected rubber trees in both clones. The five gene expression regulation profiles were also down-regulated in both WRR-infected rubberclones, except for the HbERF-VIIa12 gene. Therefore, the HbERF-IXc4, HbERF-IXc5, HbERF-VIIIa13 and HbERF-VIIIa14 genes have the potential to be developed as DNA markers. The expression ratio of HbERF-IXc4, HbERF-IXc5, HbERF-VIIIa13, and HbERF-VIIIa14 showed that these genes are expression markers of rubber plants that have TPD and have been successfully developed as DNA markers at the in silico level.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fathia Ainusyifa
"Indonesia merupakan negara penghasil karet alam terbesar kedua di dunia setelah Thailand. Namun, penyakit gugur daun Pestalotiopsis mulai menyerang perkebunan karet di Sumatera Utara, Indonesia pada tahun 2016. Penyakit tersebut mampu menurunkan produksi lateks hingga lebih dari 45%. Pengendalian PGDP saat ini yang dilakukan secara kimiawi belum dapat menyelesaikan permasalahan dengan baik. Oleh karena itu, pemilihan klon unggul yang resistan terhadap PGDP baik secara agronomi maupun molekuler perlu dilakukan. Penelitian ini bertujuan menganalisis karakter agronomi dan keparahan penyakit dari klon karet RRIC 100, PB 260, BPM 24, dan GT 1 serta mengetahui profil ekspresi gen dan Hevea brasiliensis Pathogenesis-Related 4 (HbPR4) dan Hevea brasiliensis Pathogenesis-Related 10 (HbPR10) pada klon karet RRIC 100 yang terserang PGDP. Karakter agronomi yang diamati, yaitu pertambahan tinggi tanaman, pertambahan diameter batang, jumlah daun tumbuh, dan jumlah daun gugur selama 16 minggu pengamatan setelah inokulasi Pestalotiopsis. Kedua gen tersebut berkaitan dengan ketahanan tanaman, yaitu HbPR4 dengan kemampuan mendegradasi kitin Pestalotiopsis, sedangkan gen HbPR10 dengan kemampuan mendegradasi RNA Pestalotiopsis. Ekspresi gen HbPR4 dan HbPR10 dianalisis pada waktu pengamatan yang berbeda, yaitu 2,4,6, dan 8 hari setelah inokulasi Pestalotiopsis dengan gen UBC2a sebagai housekeeping gene dengan stabilitas tinggi. Masing-masing klon menunjukkan perbedaan performa karakter agronomi setelah inokulasi Pestalotiopsis. Klon RRIC 100 merupakan klon yang menunjukkan performa terbaik berdasarkan kombinasi hasil analisis karakter agronomi dan keparahan penyakit pada 16 minggu setelah inokulasi Pestalotiopsis, dengan penurunan pertambahan tinggi tanaman sebesar 53,94%, penurunan diameter 44,82%, jumlah daun tumbuh 98,43%, jumlah daun gugur 39,37%, dan keparahan penyakit sebesar 50%. Lebih lanjut, analisis molekuler pada klon RRIC 100 mengungkapkan peningkatan signifikan ekspresi gen HbPR4 pada 4 hari setelah inokulasi (hsi), yaitu 14,23 ± 2,30 kali lipat, yang terjadi lebih awal dibandingkan dengan HbPR10 yang terekspresi signifikan pada 6 hsi dengan peningkatan 11,58 ± 1,39 kali lipat.

Indonesia is the second largest producing country of natural rubber in the world after Thailand. However, Pestalotiopsis leaf fall disease (PLFD) began to attack rubber plantations in North Sumatra, Indonesia in 2016. This disease can reduce latex production by more than 45%. The current chemical control of PLFD has not been able to solve the problem properly. Therefore, the selection of superior clones that are resistant to PLFD both agronomically and molecularly needs to be done. This study aims to analyze the agronomic traits and disease severity of rubber clones RRIC 100, PB 260, BPM 24, and GT 1 and also to determine the gene expression profile and Hevea brasiliensis Pathogenesis-Related 4 (HbPR4) and Hevea brasiliensis Pathogenesis-Related 10 (HbPR10) in RRIC 100 rubber clones attacked by PLFD. The agronomic traits observed were the increase in plant height, the increase in stem diameter, the number of emerged leaves, and the number of fallen leaves in 16 weeks of observation after Pestalotiopsis inoculation. Both genes are related to plant resistance, namely HbPR4 with the ability to degrade Pestalotiopsis chitin, while the HbPR10 gene with the ability to degrade Pestalotiopsis RNA. The expression of HbPR4 and HbPR10 genes was analyzed at different observation times, namely 2, 4, 6, and 8 days after Pestalotiopsis inoculation with the UBC2a gene as a housekeeping gene with high stability. Each clone showed differences in agronomic character performance after Pestalotiopsis inoculation. Clone RRIC 100 was the best performing clone based on a combination of agronomic traits analysis results and disease severity at 16 weeks after Pestalotiopsis inoculation, with the decrease in plant height of 53.94%, the decrease in diameter of 44.82%, the number of emerged leaves was 98.43%, the number of fallen leaves was 39.37%, and disease severity was 50%. Furthermore, molecular analysis on RRIC 100 clone revealed a significant increase in HbPR4 gene expression at 4 days after inoculation (hsi), which was 14.23 ± 2.30 fold, which occurred earlier than HbPR10 which was significantly expressed at 6 hsi with an increase of 11.58 ± 1.39 fold."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2025
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Awang Pemuji
"Sifat koloid lateks yang cenderung mengalami koagulasi mengakibatkan lateks sulit untuk dimodifikasi pada saat proses hidrogenasi. Hal ini disebabkan oleh sifat koloid lateks yang cenderung tidak stabil terhadap perlakuan temperatur, kecepatan pengadukan, dan penambahan zat kimia. Penelitian ini bertujuan mempelajari suatu kondisi proses yang optimum dengan mempertahankan kestabilan koloid untuk meningkatkan derajat hidrogenasi. Uji turbiditas dilakukan untuk mengetahui tingkat kekeruhan larutan lateks yang mengindikasikan terdispersinya koloid didalam larutan lateks. Sedangkan, uji viskositas dilakukan sebagai uji pendukung. Berdasarkan hasil penelitian dalam menentukan kondisi optimum stabilitas koloid pada fasa lateks dengan pengujian turbiditas dan viskositas, diketahui koloid cenderung stabil pada temperature 50°C, kecepatan aduk 200 rpm dan kadar karet kering KKK 20.

The tendency to coagulate, which is the colloid characteristic of latex makes it difficult to be modified when hydrogenation process is running. This was caused by the latex colloid characteristic which is unstable to thermal treatment, stirring velocity, and the addition of chemical compounds. This research aims to learn the optimum process condition by maintaining the colloid stability to increase the hydrogenation degrees. Turbidity test was done to know the turbidity level of latex solution indicates the dispersed colloid inside the latex solution, while viscosity test was done as a supporting test. Based on the research result in determining the optimum condition of the colloid stability in the latex phase with the turbidity and viscosity test, colloid has the tendency to be stable at the temperature of 50°C, stirring speed of 200 rpm, and the dry rubber content of 20.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68195
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manningara
"ABSTRAK
Pada penelitian ini, dilakukan percobaan pembuatan biodiesel (metil ester) menggunakan minyak yang diekstraksi dari biji karet. Biji karet yang digunakan adalah klon PB 280. Serangkaian pengujian telah dilakukan untuk melihat sifat fisiko-kimia dari minyak biji karet maupun kualitas dari biodiesel yang yang dihasilkan. Minyak yang dapat diekstrak dari biji karet klon PB 280 adalah sekitar 49,03 % dari berat serbuk kering. Komposisi asam lemak penyusun trigliserida minyak biji karet tersebut terdiri dari; asam palmitat (9,39%), asam stearat (12,07%), asam oleat (18,03%), dan asam linoleat (60,51%). Metil ester dibuat dengan menambahkan 64 g minyak ke dalam 27 mL metanol-KOH 1,5% berat, dicampurkan hingga larut dalam Erlenmeyer tertutup. Setelah larut, campuran diaduk dengan pengaduk magnetik dengan suhu sekitar 50 0C selama 30 menit dalam keadaan tertutup. Metil ester yang dihasilkan memiliki berat sekitar 96,18% dari berat awal minyak. Hasil pengujian pada biodiesel dari minyak biji karet ini membuktikan bahwa biodiesel tersebut cukup untuk memenuhi standar internasional. Biodiesel yang dihasilkan dari minyak biji karet hasil ekstraksi ini dapat diperkirakan termasuk dalam kategori bahan bakar minyak diesel no. 2-D. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
R. A. Marlena
"Karet alam mempunyai sifat fisika yang unggul, seperti keliatan dan kelekatan yang tinggi, elastisitas, kuat tarik, dan kepegasan yang tinggi pula. Sifat-sifat yang unggul ini menyebabkan karet alam dapat digunakan untuk barang industri dan perekayasaan terutama ban. Akan tetapi ketidakpolaran karet alam dan kandungan ikatan tidak jenuh yang tinggi di dalam molekul karet menyebabkan karet alam tidak tahan terhadap oksidasi, ozonolisis, panas, dan mudah mengembang di dalam oli atau minyak. Untuk mengimbangi kelemahan sifat karet alam dan memperoleh sifat khusus pada barang jadi karet khususnya non-ban, molekul karet alam perlu dilakukan modifikasi secara kimia ataupun fisika. Modifikasi secara kimia, yaitu dengan mencampurkankan karet alam dengan senyawa hidrofilik, seperti monometilol, sehingga terbentuk suatu campuran yang polaritasnya lebih tinggi. Peningkatan polaritas akan meningkatkan pula ketahanan karet alam terhadap oli, minyak atau pelarut organik. Penelitian ini merupakan studi pencampuran karet alam dengan senyawa hidrofilik dalam fasa lateks. Tahapan penelitian meliputi sintesis monomer hidrofilik dan kemudian mencampurkan senyawa tersebut dengan lateks DPNR. Percobaan pencampuran dilakukan pada suhu 30C dan 60C dengan inisiator hidrogen peroksida. Hasil percobaan dilarutkan dalam kloroform untuk analisis FTIR. Spektrum FTIR hasil percobaan menunjukkan terlihat perubahan puncak-puncak serapan di daerah bilangan gelombang sekitar =3200-3300 cm-1 untuk gugus NH dan =1600-1700 cm-1 untuk gugus karbonil. Ketahanan minyak hasil pencampuran lebih tinggi dibandingkan dengan karet DPNR biasa. Sifat fisik lainnya seperti kekuatan tarik, perpanjangan putus serta modulus 300% mengalami penurunan."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
T39904
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lesya Wiradini Pradita
"

Latar BelakangNitric Oxide  (NO) merupakan mediator penting dalam sistem inflamasi dan imunitas. Gen eNOS merupakan salah satu dari tiga isoform Nitric Oxide Synthase (NOS), yang bertugas mensintesis NO. Periodontitis merupakan penyakit inflamasi pada jaringan pendukung gigi dengan keterlibatan faktor genetik. Adanya polimorfisme pada gen eNOS menyebabkan perubahan dalam aspek fungsional pada gen tersebut yang dapat meningkatkan kerentanan pada berbagai penyakit inflamasi, termasuk periodontitis. Tujuan: Mendeteksi adanya polimorfisme gen EndothelialNitric Oxide Synthase (eNOS) intron 4 pada penderita periodontitis di Indonesia. Metode: Analisis polimorfisme gen eNOS dilakukan dengan metode PCR-VNTR. Analisis statistik dilakukan dengan uji Chi-square dan odds ratioHasil: Dalam penelitian ini, pada kelompok periodontitis ditemukan 34 sampel dengan genotip AA, 3 sampel dengan genotip AB, dan 13 sampel dengan genotip BB. Sedangkan pada kelompok kontrol, ditemukan 41 sampel dengan genotip AA dan 9 sampel dengan genotip BB. Tidak ditemukan genotip AB pada kelompok kontrol. Pada kelompok periodontitis ditemukan 71 alel A dan 29 alel B, serta pada kelompok kontrol ditemukan 82 alel A dan 18 alel B. Genotip dan alel polimorfik ditemukan lebih banyak pada kelompok periodontitis (32% dan 29%) dibandingkan kelompok kontrol (18%). Kesimpulan: Polimorfisme gen eNOS intron 4 ditemukan pada pasien periodontitis. Tidak terdapat perbedaan bermakna pada distribusi polimorfisme gen eNOS intron 4 antara penderita periodontitis dan kelompok kontrol. Polimorfisme gen eNOS intron 4 tidak memengaruhi tingkat risiko terjadinya periodontitis.

 


Background: Nitric Oxide (NO) is an important mediator in the inflammatory and immune system. The eNOS gene is one of the three isoforms of Nitric Oxide Synthase (NOS), which is responsible for synthesizing NO. Periodontitis is an inflammatory disease in periodontal tissue with genetic involvement.  Polymorphism in eNOS gene changes the functional aspect of this gene and is associated with several inflammatory diseases including periodontitis. Aim: To detect Endothelial Nitric Oxide Synthase intron 4 gene polymorphism in Indonesian population with periodontitis. Method:Analysis of the Endothelial Nitric Oxide Synthase (eNOS) intron 4  gene polymorphism was observed by carrying out PCR method followed by electrophoresis for the analysis, without the usage of restriction enzyme. The chi-square test and odds ratio were performed for statistical analysis. Result: In this study, there were 34 samples with AA genotype, 3 samples with AB genotype, and 13 samples with BB genotype in periodontitis group. Whereas in control group, there were 41 samples with AA genotype and 9 samples with BB genotype. AB genotype was absent in control group. In periodontitis group, there were 71 A alleles and 29 B alleles, and in control group, 82 A alleles and 18 B alleles were found. Polymorphic genotypes and alleles were found higher in periodontitis sample (32% and 29%) than healthy controls (18%). Conclusion: The polymorphism of eNOS intron 4 was found in periodontitis patients. There is no significant distribution difference was found between the periodontitis patients and the control group. ENOS intron 4 gene polymorphism does not affect the risk of periodontitis.

"
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kyeo Re Kim
"ABSTRAK
Latar Belakang: IL-4 merupakan sitokin yang sangat penting dalam respon inflamasi, dimana polimorfisme genetik VNTR pada IL-4 intron 3 dapat memungkinkan penyakit bersifat inflamasi dan autoimun seperti cheilitis angularis. Tujuan: Untuk mempelajari distribusinya polimorfisme genetik VNTR IL-4 intron 3 pada subjek Indonesia yang mengalami cheilitis angularis dan pada kelompok kontrol yang sehat. Metode: Polimorfisme genetik VNTR IL-4 intron 3 diobservasi dengan menjalankan proses PCR diikuti oleh elektroforesis untuk analisis, tanpa penggunaannya enzim restriksi. Hasil: Frekuensi P2, alel polimorfik sangat rendah pada kedua kelompok dengan perbedaan yang sangat kecil 27 dari pasien cheilitis angularis dan 25 dari kelompok kontrol . Distribusi genotip polimorfik yaitu P1P2 dan P2P2 juga hampir sama di antara kelompok kasus 48 dan kelompok kontrol 46 . Kesimpulan: Polimorfisme genetik VNTR IL-4 intron 3 ditemukan pada pasien cheilitis angularis. Tidak terdapat perbedaan distribusi bermakna diantara pasien cheilitis angularis dan kelompok kontrol."
"
"ABSTRACT
"
Backgrounds IL 4 is an important cytokine that plays a role in inflammation, where the IL 4 intron 3 VNTR polymorphism may lead to potential incidence of inflammatory and autoimmune diseases such as angular cheilitis. Objectives To study the distribution of IL 4 intron 3 VNTR polymorphism in Indonesian subjects with and without angular cheilitis. Methods IL 4 intron 3 VNTR polymorphism is observed by carrying out PCR method followed by electrophoresis for the analysis, without the usage of restriction enzyme. Results The frequency of polymorphic allele P2 was low on both the groups with a very slight difference 27 from the angular cheilitis patients and 25 from the healthy controls . The distribution of polymorphic genotypes, P1P2 and P2P2, was also almost even between the test group 48 and the control group 46 . Conclusion The polymorphism of IL 4 was found in angular cheilitis patients but in a very small quantity, and also no significant distribution difference was found between the angular cheilitis patients and the control group."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Assheton, Richard
Cambridge, UK: University press, 2014
571.86 ASS g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>