Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 110155 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ananda Dellina Putri
"Ketimpangan di Indonesia telah mengalami peningkatan tinggi selama sepuluh tahun terakhir, karena itu perlu dilakukan upaya untuk mengurangi ketimpangan yang terjadi. Untuk mengetahui upaya yang tepat guna mengurangi ketimpangan perlu dilakukan studi terkait ketimpangan itu sendiri. Studi ini bertujuan agar dapat memberikan gambaran pada kondisi apa terjadi ketimpangan yang tinggi serta mengapa ketimpangan meningkat. Metode yang digunakan adalah dekomposisi ketimpangan, atau dekomposisi statis, serta dekomposisi perubahan ketimpangan, atau dekomposisi dinamis. Penduduk dikelompokan berdasarkan tingkat pendidikan kepala rumah tangga, lokasi rumah tangga yaitu kota-desa dan provinsi, serta status pekerjaan kepala rumah tangga. Hasil dari studi ini menunjukkan bahwa ketimpangan yang tertinggi terjadi antara penduduk dengan tingkat pendidikan kepala rumah tangga yang berbeda. Terdapat indikasi sudah terjadi peningkatan pendidikan kepala rumah tangga di Indonesia pada periode studi ini, namun, hal ini tidak cukup berkontribusi untuk menurunkan ketimpangan. Oleh karena itu untuk mengurangi ketimpangan sebaiknya yang dilakukan adalah dengan mendorong peningkatan pendidikan masyarakat.  

Income inequality in Indonesia has been worse for the past ten years, therefore the right policy is really needed to reduce inequality. However, to know what is the right policy that can reduce income inequality, studies about the inequality itself is necessary. The purpose of this study is to give picture about in what condition high inequality happened and why inequality increased. The methods used are static decomposition and decomposition of changes inequality or dynamic decomposition. Households were grouped by education level of household head, location of household based on urban-rural or province, also  job status of household head. The result of this study show that highest inequality happened between population with different education level of household head. There was indication that education level of household head already increased, but it still did not contribute significantly to reduce inequality. Therefore to reduce inequality, Indonesian people should be supported to increase their education level."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T53978
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Tiar Kusuma
"Berdasarkan Survey Sosial Ekonomi Nasional SUSENAS, penelitian ini mencoba untuk menganalisa faktor ndash; faktor yang mempengaruhi ketiimpangan terhadap pengeluaran rumah tangga di sektor kesehatan dengan menggunakan metode dekomposisi ketimpangan: dekomposisi terhadap komponen ndash; komponen pengeluaran rumah tangga, dan dekomposisi terhadap sub ndash; grup populasi. Kami menemukan bahwa ketimpangan terhadap komponen ndash; komponen pengeluaran rumah tangga untuk non ndash; makanan lebih besar dibandingkan komponen pengeluaran rumah tangga untuk makanan. Di antara komponen ndash; komponen pengeluaran rumah tangga untuk non ndash; makanan, ketimpangan terhadap pengeluaran di sektor kesehatan sangatlah tinggi dan polanya cenderung stabil. Hal ini menandakan bahwa terdapat banyak rumah tangga yang masih belum mampu untuk mengakses fasilitas ndash; fasilitas kesehatan dan situasi tersebut tidak berubah selang periode penelitian. Lebih lanjut, disparitas ketimpangan di sektor kesehatan tersebut yang terjadi di antara wilayah ndash; wilayah peneltian sangatlah kecil, sehingga dapat dikatakan bahwa ketimpangan yang besar terhadap pengeluaran di sektor kesehatan terjadi di masing ndash; masing wilayah terutama pada daerah perkotaan. Sementara itu di antara rumah tangga yang tidak memiliki akses terhadap air minum yang berkualitas/layak terdapat banyak rumah tangga miskin yang tidak mampu untuk mengakses pelayanan kesehatan yang berkualitas. Terkait hal ndash; hal tersebut, para pembuat kebijakan kedepannya diharapkan dapat lebih fokus kepada ketimpangan yang terjadi di masing ndash; masing wilayah/provinsi terutama pada daerah perkotaan. Lebih lanjut, Pemerintah juga harus membangun fasilitas ndash; fasilitas kesehatan yang terjangkau untuk seluruh lapisan masyarakat, serta meningkatkan kualitas dan kuantitas tenaga medis yang bekerja di fasilitas ndash; fasilitas kesehatan tersebut.

Based on the National Socioeconomic Survey, this study attempts to explore the factors of health expenditure inequality by using two inequality decomposition methods decomposition by expenditure components and decomposition by population sub groups. It is found that non food expenditure inequality is much higher than food expenditure inequality. Among non food expenditure inequalities, health expenditure inequality is very high and quite stable, suggesting that many households could not afford to pay for high quality health care services and this situation has not been improved. Health expenditure disparity between regions is very small, meaning that a very large health expenditure inequality exists within each region, particularly urban areas. Households who have access to qualified water have a much lower health expenditure inequality than those who have no or limited access, suggesting that among those who have no or limited access, there is a large number of very poor households who cannot afford to pay for decent health care services. Policy makers should focus more on health expenditure inequality within urban areas in each region. The government should establish more low cost health care centers, particularly in urban areas in each region and increase medical doctors who could work in these health care centers."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T49114
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Defti Juniarza
"[Studi ini menginvestigasi keberadaan contagion yang menyebar melalui
kebijakan moneter US dan pasar equity US ke berbagai pasar keuangan negara berkembang dan negara maju terutama Indonesia di periode 2005 sampai 2014. Hubungan antara US dan negara-negara yg diinvestigasi di studi ini dipertimbangkan, studi ini menggunakan the US Federal Funds Rates sebagai perwakilan kebijakan moneter US, dan menggunakan harga saham Standard and Poor’s 500 sebagai perwakilan pasar equity US, serta menggunakan nilai tukar mata
uang harian terhadap US. Metode Vector Autoregression (VAR) dapat
mengidentifikasi keberadaan contagion dari kebijakan moneter US dan shock di pasar equity US ke berbagai pasar keuangan yaitu Indonesia, Australia, Singapura, Jepang, Eropa dan Inggris. Hasil studi ini menunjukan bahwa contagion menyebar dari pasar equity US ke hampir semua pasar keuangan yang dianalisis di studi ini di antara periode krisis keuangan global tahun 2008 dan 2011. Namun, tidak ada
contagion yang signifikan menyebar dari kebijakan moneter US ke pasar-pasar keuangan yang dianalisis.;This study investigates the existence of contagion that transmits from the US monetary policy and the US equity market to a range of emerging and developed financial markets especially to Indonesia, over period 2005 to 2014. The relationship between the US and the investigated countries is considered, taking the US Federal Funds Rates, as the representative of the US monetary policy, and equity prices of Standard and Poor’s 500, as the representative of the US equity market, and using the daily foreign exchange rates against the US dollar for the investigated markets. The Vector Autoregression (VAR) approach has allowed identifying the existence of contagion from the US monetary policy and the US equity market shock to a range of markets, namely, Indonesia, Australia, Singapore, Japan, Europe and the UK. The results show that contagion transmits from the US equity market for most of countries analysed in this study between the Global Financial Crisis in 2008 and
2011. There is no significant contagion from the US monetary policy to investigated markets., This study investigates the existence of contagion that transmits from the US
monetary policy and the US equity market to a range of emerging and developed
financial markets especially to Indonesia, over period 2005 to 2014. The relationship
between the US and the investigated countries is considered, taking the US Federal
Funds Rates, as the representative of the US monetary policy, and equity prices of
Standard and Poor’s 500, as the representative of the US equity market, and using the
daily foreign exchange rates against the US dollar for the investigated markets. The
Vector Autoregression (VAR) approach has allowed identifying the existence of
contagion from the US monetary policy and the US equity market shock to a range
of markets, namely, Indonesia, Australia, Singapore, Japan, Europe and the UK. The
results show that contagion transmits from the US equity market for most of
countries analysed in this study between the Global Financial Crisis in 2008 and
2011. There is no significant contagion from the US monetary policy to investigated
markets.]"
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T44281
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shidko Argi Norreza
"Penelitian ini pertama-tama bertujuan untuk menganalisis tingkat persaingan industri perbankan konvensional di Indonesia dengan menggunakan model Panzar-Rosse (1987) dan pendekatan multi produk yang dikembangkan oleh Barbosa, et. al. (2015). Kedua, analisis perubahan tingkat persaingan industri perbankan konvensional di Indonesia dengan mempertimbangkan faktor economies of scope. Penelitian ini menggunakan data sampel 30 bank konvensional di Indonesia pada periode tahun 2005-2014. Indeks H-statistik akan digunakan sebagai indikator tingkat persaingan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat persaingan industri perbankan konvensional di Indonesia bersifat monopolistik. Kemudian dengan mempertimbangkan faktor economies of scope, tingkat persaingan industri perbankan konvensional di Indonesia tetap bersifat monopolistik namun mengalami perubahan dan semakin mendekati tingkat persaingan sempurna. Pengukuran tingkat persaingan industri perbankan dengan mempertimbangkan faktor economies of scope dapat dianggap lebih valid dan tidak mis-leading karena dalam industri perbankan tidak hanya ada bank-bank yang menjual produk klasik saja namun juga bank-bank yang menjual multi produk.

Firstly, this research has a purpose to analyze the degree of competition on conventional banking industry in Indonesia by using a Panzar-Rosse Model (1987) and the method of multi-product which was developed by Barbosa, et. al. (2015). Secondly, to analyze the degree of conventional banking competition in Indonesia by adding economies of scope. This research uses sampel data of 30 conventional banks in Indonesia at period of 2005-2014. H-Statistic Index will be used as the indicator of the degree of competition. The results show that the degree of conventional banking competition in Indonesia is categorised as monopolistic competition. Then by adding economies of scope, the degree of conventional banking competition is still monopolystic however it has changed and closer to the degree of perfect competition. Measuring the degree of competition on banking industry by adding economies of scope can be considered more valid and not misleading. Since in the banking industry, there are not only banks which sell classic products but also banks which sell multi products."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stefany Lolyta
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis cash-cashflow sensitivity atau
pengaruh cash flow terhadap cash holdings pada perusahaan yang mengalami
kendala keuangan. Variabel yang digunakan untuk menjelaskan cash flow
adalah pendapatan perusahaan sebelum extraordinary items dan cash holdings
dijelaskan oleh perubahan nilai kas yang dimiliki perusahaan. Sementara
untuk mengukur kendala keuangan, peneliti menggunakan pembayaran dividen,
ukuran perusahaan, dan nilai KZ Index sebagai ukuran. Penelitian
ini menggunakan sampel yang meliputi 306 perusahaan non keuangan di
Indonesia dari periode 2005-2014. Dengan menggunakan regresi data panel
dan regresi instrumen, ditemukan bahwa cash flow memiliki pengaruh yang
positif terhadap cash holdings pada perusahaan yang terkendala keuangan
sementara pada perusahaan yang tidak mengalami kendala keuangan, tidak
ada pengaruh yang signifikan.

ABSTRACT
This research aims to analyze cash-cashflow sensitivity on cash holdings
of financially constrained and unconstrained firms. Variables used on this
research are cash holdings that?s measured by change on cash to asset ratio
and cash flow that?s measured by using company?s EBITDA. To measure
financial contraint, the author uses dividend payout, size and KZ Index as the
criteria. This research uses 291 non-finance public companies in Indonesia
for the period of 2005-2014. By using panel data and IV regression, the result
of this study is consistent whereas cash flow positively affect cash holding
of financially constrained firm and insignificantly affect cash holdings of
financially unconstrained firms."
2015
S58736
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anak Agung Iswari Wulandari
"Kompetisi di Industri Perbankan menjadi salah satu hal yang harus diperhatikan, karena kompetisi merupakan sumber utama dari adanya efisiensi pada Industri Perbankan Indonesia. Studi ini mengestimasi tingkat kompetisi di industri perbankan pada bank persero, bank umum swasta nasional devisa dan non devisa, bank pembangunan daerah, bank campuran , dan bank asing selama periode tahun 2005 sampai 2014. Estimasi dilakukan dengan mengaplikasikan pendekatan Panzar-Rosse model untuk mendapatkan nilai H-Statistik yang menggambar tingkat kompetisi dari industri Perbankan. Studi ini juga menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan perubahan pola kompetisi dan memberikan gambaran umum tentang industri perbankan Indonesia.

The competition in banking industry has become one of the most important issues that we need to pay more attention to since it is the main resource of efficiency in Indonesian banking industry. This study estimates the level of competition in banking industry, specifically State-owned banks, foreign exchange and non-foreign exchange private banks, regional banks, joint venture banks, and foreign banks from the year 2005 to 2014. The estimation is calcuated by using the Panzar-Rosse model approach to obtain the H-Statistic that respresents the level of competition in banking industry. This study also analyses the factors causing the changing pattern of competition and gives a general picture of Indonesian banking industry."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S62291
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Satrio Utomo
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tipe kepemilikan pada bank persero, bank swasta nasional, bank pembangunan daerah, bank swasta campuran, dan bank swasta asing yang terdaftar di Bank Indonesia dari tahun 2005-2014. Sampel dalam penelitian ini ada 106 bank umum yang terbagi dalam 5 bank persero, 53 bank swasta nasional, 26 bank pembangunan daerah, 12 bank swasta campuran, dan 10 bank asing. Penelitian menggunakan model fixed effect untuk bank persero, swasta nasional, pembangunan daerah, dan swasta campuran sedangkan model random effect digunakan untuk bank swasta asing, yang hasilnya diolah dengan program Eviews 9. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa terdapat perbedaan pengaruh faktor determinan pada masing-masing tipe kepemilikan bank. Pada bank persero variabel yang berpengaruh terhadap rasio pinjaman kredit adalah profit, liquidity, dan deposit. Pada bank swasta nasional variabel yang berpengaruh adalah profit, liquidity, equity, deposit, dan GDP. Pada BPD variabel yang berpengaruh adalah liquidity, equity, deposit. Pada bank swasta campuran variabel yang berpengaruh adalah liquidity, equity, size, dan GDP. Pada bank swasta asing variabel yang berpengaruh adalah profit, liquidity, equity, deposit, dan size.

This study aimed to analyze bank ownership type in state-owned banks, private domestic banks, rural banks, foreign-domestic private banks and foreign private banks listed at Bank Indonesia in the era of 2005-2014. Total samples using 106 banks which are 5 for state-owned banks, 53 for private domestic banks, 26 for rural banks, 12 for foreign-domestic private banks and 10 for foreign private banks. This research using a fixed effect model for state-owned banks, domestic private bank, rural banks, and foreign-domestic private banks while random effect model are used for foreign banks whose results are processed by eviews 9 program. In this study found that there are differences in the influence of the determinant factors in each the type of ownership of the bank. In the state-owned banks, variables that affected the ratio of loans are profit, liquidity and deposit. In the national private banks, variables that affected are profit, liquidity, equity, deposits and GDP. In rural banks, variables that affected are liquidity, equity, deposit. In foreign-domestic private banks, variables that affected are liquidity, equity, size, and GDP. And in the foreign private bank, variable that affected are profit, liquidity, equity, deposit, and size."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S65542
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simangunsong, Damayanti
"ABSTRAK
Ketimpangan di Indonesia mencapai level tertinggi selama era-desentralisasi danditenggarai sebagai penyebab menurunnya pertumbuhan ekonomi dalam lima tahunterakhir ke 2015. Tulisan ini meneliti apakah peningkatan ketimpangan memilikidampak positif atau negatif terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Denganmenggunakan model dinamis dan GMM estimator, hasil yang didapat menunjukanbahwa ada hubungan yang positif signifikan antara ketimpangan pendapatan danpertumbuhan ekonomi. Namun, tulisan ini tidak dapat menyimpulkan hubungannyapada kelas yang berbeda kelas bawah, menengah dan atas karena hasil signifikanhanya diperoleh ketika menggunakan one-step system GMM. Hasil penelitian dapatmenjadi pertimbangan pemerintah agar lebih berhati-hati dalam menyusun kebijakanterkait ketimpangan.

ABSTRACT
The income inequality in Indonesia reached the highest level during thedecentralization era and suspected to be caused of the slowdown of the economicgrowth in the last five years to 2015. This paper investigates whether increasinginequality had a positive or negative impact on economic growth in Indonesia. Usingdynamic panel and applying GMM estimator, the result concluded that there is asignificant positive relationship between income inequality and economic growth.However, this study cannot draw a clear conclusion about the relationship for thedifferent classes bottom, middle, and top class since only one step system GMM issignificant. Considering the result, the government should be more careful inregulating the inequality policy.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T49714
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Angga Widyastaman
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara ketimpangan ekonomi terhadap risiko terjadinya tindakan kriminal. Untuk mengisi kekurangan yang diidentifikasi pada penelitian-penelitian terdahulu, penelitian ini mendekomposisi ketimpangan ekonomi pada tingkat kabupaten/kota di Indonesia menjadi ketimpangan di dalam kabupaten/kota dan ketimpangan antarkabupaten/kota menggunakan data Survey Sosial Ekonomi Nasional (Susenas). Penelitian ini menggunakan spatial Durbin model dalam mengestimasi hubungan tersebut untuk mengontrol efek spasial yang dapat terjadi antarvariabel. Melalui hasil estimasi, penelitian ini berhasil menemukan bahwa ketimpangan ekonomi di dalam wilayah dan antarwilayah hanya memiliki pengaruh yang positif dan kuat untuk pengamatan pada kabupaten/kota sendiri, sementara variabel ketimpangan pada kabupaten/kota lain memiliki pengaruh yang lemah. Penelitian ini juga menemukan bahwa pengaruh ketimpangan ekonomi antarkabupaten/kota yang diamati lebih besar dibandingkan pengaruh ketimpangan ekonomi di dalam kabupaten/kota tersebut.

The aim of this study is to identify the relationship between economic inequality and crime risks. To fill the research gaps found in previous studies, this study decomposes economic inequality at municipality/regency level in Indonesia into within-region and across-region economic inequality components using national socio-economic survey panel data. This study uses spatial Durbin model to control spatial effects between observed regions. Through the estimation results, this study found that the strong positive effect of within-region and across-region economic inequality on crime risks only exists in own region, while economic inequality factors from neighboring region show weak effect on crime risks. This study also found that across-region economic inequality effect is larger than within- region economic inequality effect on crime risks."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia3, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rizky Aiman
"Skripsi ini bertujuan untuk menyelidiki hubungan potensial antara kemiskinan, ketimpangan pendapatan, dan perubahan iklim dalam konteks Indonesia. Meskipun terdapat konsensus yang terbukti dalam beberapa literatur mengenai potensi hubungan positif antara kemiskinan dan perubahan iklim, upaya pemerintah yang terfokus dalam mengatasi masalah kemiskinan dan iklim masih dapat dikatakan belum maksimal. Hal ini terlihat dari alokasi anggaran yang semakin berkurang untuk isu-isu terkait upaya pencegahan dan adaptasi terhadap perubahan iklim yang kini menjadi semakin relevan. Rencana awal dalam penulisan skripsi ini adalah untuk menganalisis hubungan antara kemiskinan, ketimpangan pendapatan, dan perubahan iklim menggunakan teknik regresi variabel instrumental (IV) direncanakan untuk mengatasi masalah endogenitas yang terkait dengan variabel endogen utama, yaitu kemiskinan dan ketimpangan. Namun, karena adanya keterbatasan yang teridentifikasi dalam variabel instrumental, termasuk pelanggaran asumsi monotonicity dan koreksi bias yang tidak signifikan yang diamati dari uji Oster, pendekatan alternatif seperti ordinary least squares (OLS) dan panel fixed effect model akhirnya digunakan sebagai model estimasi utama dalam penulisan skripsi ini. Hasil yang diperoleh dari model OLS dan panel fixed effect mengungkapkan hubungan yang tidak signifikan secara statistik antara kemiskinan, ketimpangan, dan perubahan iklim. Hal ini menunjukkan bahwa upaya pengentasan kemiskinan dan mitigasi perubahan iklim di Indonesia mungkin tidak selalu berjalan seiring. Korelasi yang didapat dari hasil estimasi utama pada skripsi ini dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk inklusi variabel mediasi seperti PDB, kemungkinan adanya reverse causality antara kemiskinan dan perubahan iklim, dan sifat yang kompleks dari kemiskinan. Secara kesimpulan, temuan ini menunjukkan bahwa pemerintah dapat fokus pada penanggulangan kemiskinan dan mengatasi perubahan iklim secara terpisah, tanpa terlalu memperhatikan korelasi potensial antara kedua masalah ini. Namun, penting juga untuk tetap mengkonsiderasikan limitasi dari studi ini untuk pengambilan kebijakan dan studi lanjutan kedepannya, termasuk ketiadaan analisis simultan tentang kemiskinan, ketimpangan, dan perubahan iklim, serta tidak tersedianya variabel instrumental yang cocok untuk regresi IV. 

This thesis investigates the relationship between poverty, inequality, and climate changes in the context of Indonesia. Despite the existing consensus in the literature regarding the potential positive link between poverty and climate changes, there is a notable lack of focused government efforts in addressing the poverty-climate problems. This is evident from the decreasing budget allocations for climate-related issues. Initially, instrumental variable (IV) regression was planned to address potential endogeneity problems associated with the main endogenous variables, namely poverty and inequality. However, due to identified limitations in the instrumental variables, including the violation of monotonicity assumptions and insignificant bias correction observed from the Oster test, alternative approaches such as ordinary least squares (OLS) and panel fixed effect models were employed. The results obtained from the OLS and panel fixed effect models reveal a non-statistically significant relationship between poverty, inequality, and climate changes. This suggests that the pursuit of poverty alleviation and climate change mitigation in Indonesia may not necessarily go hand in hand. The observed correlation could be influenced by various factors, including the inclusion of mediation variables like GDP, potential reverse causality between poverty and climate changes, and the multifaceted nature of poverty. In conclusion, the findings indicate that the government can focus on tackling poverty and addressing climate changes separately, without overly concerning themselves with the potential correlations between these two issues. However, it is important to acknowledge the limitations of this study, including the absence of simultaneous analysis on poverty, inequality, and climate changes, as well as the unavailability of suitable instrumental variables for IV regression."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>