Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 159345 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ariningsih
"ABSTRAK
Latar Belakang: Silikosis adalah pneumokoniosis yang disebabkan inhalasi silika kristal. Risiko relatif pada silikosis masih menjadi perdebatan.Tujuan dari laporan kasus berbasis bukti ini untuk mengetahui risiko kanker pada silikosis.
Metode: Pencarian literature menggunakan data base PubMed dan Scopus. Kriteria inklusi penelitian ini adalah meta-analisis, and studi kohort, kasus kontrol, dewasa dengan silikosis, risiko kanker paru. Kriteria eksklusi adalah artikel yang tidak relevan, tidak dapat diakses, studi kohort dan kasus kontrol yang termasuk dalam meta-analisis. Artikel telah dilakukan penilaian kritis menggunakan kriteria Oxford Center for Evidence-Based Medicine.
Hasil: Sebagai hasil, kami memilih 29 studi. 2 artikel meta analisis dilakukan penilaian kritis setelah melalui kriteria eksklusi. Berdasarkan penilaian kritis 2 artikel meta analisis tersebut valid. Meta-analisis oleh Kurihara N, dkk (2004) menjelaskan risiko relative kanker paru adalah 2.37 (95% CI, 1.98-2.84) pada silikosis dan 0.96 (95% CI, 0.81-1.15) untuk non-silikosis. Pada pasien silicosis dan merokok (RR, 4.47; 95% CI, 3.17-6.30). Artikel yang lain adalah meta-analisis oleh Erren T.C, dkk (2011) yang memasukkan 38 studi. Artikel ini menjelaskan risiko kanker paru pada silikosis adalah RR=2.1 (95% CI, 2.0-2.3), dan pada non silikosis adalah RR=1 (95% CI, 0,8-1,3).
Kesimpulan dan Rekomendasi: Silikosis merupakan faktor risiko kanker paru. Merokok sangat meningkatkan risiko kanker paru pada silikosis. Pasien silikosis harus dilakukan pemantauan secara berkala. Pada studi mendatang agar melakukan investigasi silicosis dan pajanan silika sebagai risiko kanker paru di Indonesia.

ABSTRACT
Background: Silicosis is a pneumoconiosis caused by the inhalation of crystalline silica. The higher relative risks among those with silicosis stimulated continued debate.The purpose of this evidence based case report was to know probability silicosis as risk of lung cancer.
Method: The literature search was performed to answer clinical question via electronic databases: PubMed and Scopus. The inclusion criteria of this searching strategy were systematic reviews, and cohort study, adult with silicosis, risk of lung cancer. The exclusion criteria of this article were not relevance, inaccessible articles, cohort or case control that have been used in recent systematic review. Article was critically appraised using criteria Oxford Center for Evidence-based Medicine.
Result: As a result, we chose 29 study. 2 meta analysis articles was critically appraised after exclusion criteria. Critical appraisal of meta analysis that 2 articles was valid. Meta-analysis by Kurihara N, et al (2004) states the relative risks of lung cancer were 2.37 (95% CI, 1.98-2.84) for those with silicosis and 0.96 (95% CI, 0.81-1.15) for non-silicosis. Cigarette smoking strongly increased the lung cancer risk in silicosis patients (relative risk, 4.47; 95% CI, 3.17-6.30). The other article is a meta-analysis by Erren T.C, et al (2011) which included 38 studies. It stated that silicosis lung cancer risks were found to be doubled RR=2.1 (95% CI, 2.0-2.3), and in non silicosis were found RR=1 (95% CI, 0,8-1,3).
Conclusion and recommendation: Silicosis is a risk factor of lung cancer. Smoking strongly increased the lung cancer risk in patients with silicosis. Silicotic patients who have a risk of lung cancer should be continuously followed-up. Future study should investigate silicosis and silica exposure being as a risk of lung cancer among patients in Indonesia."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T59149
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Kurniawaty
"Tesis ini membahas tentang profil pajanan debu silika terhadap kejadian silikosis dan gangguan fungsi paru pada pekerja di perusahaan tambang granit di Tanjung Balai Karimun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil kesehatan pekerja serta prevalens kejadian silikosis dan gangguan fungsi paru. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang. Hasil penelitian adalah prevalens silikosis sebanyak 1 (1,0%) orang pekerja dan prevalens gangguan fungsi paru sebanyak 7 (7,2%) orang pekerja. Tidak ada hubungan yang bermakna antara kejadian silikosis dengan faktor-faktor risiko. Pada gangguan fungsi paru terdapat hubungan yang bermakna dengan faktor usia. Namun, perlu dipertimbangkan faktor-faktor risiko lain yang ikut berperan menimbulkan gangguan fungsi paru. Semua hasil pengukuran debu total di lingkungan kerja melebihi Nilai Ambang Batas (NAB).

The thesis researched about the profile of silica dust exposure in the occurrence of silicosis and pulmonary function disorders among granite mining workers in Tanjung Balai Karimun. This study aimed to determine the health profile of workers and the prevalence of silicosis and pulmonary function disorders. This study used a cross-sectional design. The results of the study were the prevalence of silicosis was 1 (1,0%) worker and the prevalence of pulmonary function disorders were 7 (7,2%) workers. There was no significant relationship between the occurrence of silicosis and risk factors. Otherwise, there was a significant relationship between pulmonary function disorders and age. However, other risk factors were  needed to be considered in causing pulmonary function disorders. All measurements results of total dust exceeded the Threshold Limit Value (TLV)."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pendahuluan. Kadmium memiliki peranan penting karena banyak digunakan di berbagai macam industri. Kadmium dapat masuk dan terakumulasi dalam tubuh termasuk di prostat. Kadmium sangat toksik dan bisa menyebabkan kanker. Tujuan dari laporan kasus berbasis bukti ini adalah untuk mendapatkan jawaban yang tepat terkait hubungan antara pajanan kadmium di tempat kerja dan kanker prostat pada pekerja. Metode. Pencarian literatur dilakukan melalui database PubMed, Scopus dan Cochrane Library. Kata kunci yang digunakan adalah cadmium, cancer, prostate, work* dan occupation*. Pemilihan artikel menggunakan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan. Kemudian dilakukan penilaian kritis menggunakan kriteria yang relevan untuk studi etiologi atau systematic review berdasarkan Oxford Center for Evidence-Based Medicine. Hasil. Terpilih dua artikel yang relevan dan valid dengan desain studi systematic review dan meta-analisis. Penelitian dari Ju-Kun, dkk menunjukkan rasio kematian terstandarisasi (standardized mortality ratio) antara pajanan Cd dan risiko terjadinya kanker prostat adalah 1.66 (95% CI 1.10–2.50) pada populasi pekerja yang terpajan Cd. Berdasarkan penelitian Chen, dkk menunjukkan bahwa pekerja dengan pajanan kadmium memiliki risiko terjadinya kanker prostat yang lebih tinggi dibandingkan populasi umum, namun secara statistik tidak signifikan yakni dengan nilai OR pada studi case-control 1.17 (95%CI [0.85-1.62]), dan standardized mortality ratio (*100) pada studi kohort adalah 98 (95%CI [75-126]). Kesimpulan. Hasil studi yang ada tidak menunjukkan bukti yang cukup untuk memastikan bahwa pajanan kadmium bisa menyebabkan kanker prostat pada pekerja.

Introduction. Cadmium has an important role because widely used in various industries. Cadmium penetrates and can be accumulated in human body including prostate. Cadmium is highly toxic and can cause human carcinogens. The aim of this evidence-based case report is to get an appropriate answer about the association between occupational cadmium exposure and prostate cancer in worker. Method. The literature searching was conducted through PubMed, Scopus and Cochrane Library. The keywords used were cadmium, cancer, prostate, work* and occupation*. The selection of articles was performed using the defined inclusion and exclusion criterias. Then, they were critically appraised using relevant criteria by the Oxford Center for Evidence-Based Medicine for etiological study or systematic review. Result. Two relevant and valid articles with systematic review and meta-analysis study design were included. Studies by Ju-Kun, et al. showed that the combined standardized mortality ratio of the association between Cd exposure and risk of prostate cancer was 1.66 (95% CI 1.10–2.50) in populations exposed to occupational Cd. While a study by Chen, et al. showed that workers with cadmium exposure have more risk for prostate cancer than general population but was not significant statistically with the weighted OR in case-control studies was 1.17 (95%CI [0.85-1.62]), and the weighted standardized mortality ratio (*100) in cohort studies was 98 (95%CI [75-126]). Conclusion. The current evidences do not show sufficient evidence to ensure that cadmium exposure can cause prostate cancer in worker."
[Jakarta;, ]: [Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia;, ], 2022
SP-pdf;;;;
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mario Raka Pratama
"PT.X merupakan salah satu perusahaan kimia yang memproduksi bleaching earth dengan komponen utama yang mengandung silika di dalamnya. Berdasarkan hasil pengukuran konsentrasi silika, diketahui bahwa terdapat konsentrasi silika dengan mean 0,0018 mg/ di udara lingkungan pekerja bagian Bagging di PT.X. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan memprediksi tingkat risiko kesehatan akibat pajanan silika pada pekerja bagian bagging di PT.X dengan menggunakan metode Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL) untuk melihat tingkat risiko kesehatan non karsinogenik dan karsinogenik akibat pajanan silika.Hasil penelitian menunjukan adanya risiko kesehatan yang ditimbulkan oleh pajanan silika selama 25 tahun mendatang.

PT.X is one of the chemical company that produces bleaching earth with the main component that consists silica. According to the result of Silica measurement, had been known that there was a silica concentration with mean 0.0018 mg/in the air of bagging area. Therefore this study was conducted to find out and predict the health risk that was caused by silica exposure in bagging area in the PT.X using an environmental health risk analysis method to see the non-carcinogenic and carcinogenic health risk due to silica exposure. The result showed that there was a health risk for 25 years of exposure duration caused by silica."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S63143
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulya Fairuz
"ABSTRAK
Kanker paru merupakan salah satu jenis kanker yang paling membunuh di dunia, dengan 1,8 juta kasus dan 1,59 juta kematian pada tahun 2012. Proporsinya pun lebih banyak pada laki-laki. Walaupun rokok adalah faktor penyebab utama kanker paru, sekitar 25 kasus kanker paru di dunia tidak disebabkan oleh perilaku merokok. Di Asia Tenggara sendiri, diperkirakan sekitar 50 kejadian kanker paru terjadi pada bukan perokok. Penelitian ini berusaha mencari tahu faktor-faktor risiko kanker paru pada laki-laki bukan perokok. Studi kasus-kontrol dilakukan dengan melibatkan 45 subjek: 27 subjek kelompok kasus dan 18 subjek kelompok kontrol. Hasil uji bivariat menunjukkan adanya hubungan antara environmental tobacco smoke ETS OR=6,914; CI 1,78-26,853 dan riwayat kanker pada keluarga OR=8,5;CI 0,971 ndash; 74,424 dengan kejadian kanker paru pada laki-laki bukan perokok. Analisis multivariate menunjukkan adanya hubungan dengan peningkatan risiko kanker paru baik faktor ETS maupun riwayat kanker pada keluarga, dengan ETS menjadi faktor yang paling berpengaruh dimana individu yang terekspos pada ETS memiliki kemungkinan 8,479 kali lebih besar berisiko kanker paru dibandingkan yang tidak.

ABSTRACT
Lung cancer is one of world rsquo s deadliest cancer, with 1,8 million new cases and 1,59 million deaths caused by lung cancer in 2012. Lung cancer is also known to be more prevalent in males than in females. Although active smoking is already known to have causative relationship with lung cancer, about 25 of lung cancer cases worldwide are not associated with active smoking. In Southeast Asia, approximately 50 of lung cancer cases are thought to have nothing to do with active smoking. This study was aimed to find the risk factors of lung cancer in male never smokers. This study is a case control study with 45 subjects in total 27 with lung cancer and 18 with no lung cancer. Results from bivariate analysis showed that environmental tobacco smoke ETS OR 6,914 CI 1,78 26,853 and family history of cancer OR 8,5 CI 0,971 ndash 74,424 were associated with increased risk in lung cancer in male never smokers. Multivariate analysis showed both ETS and family history of lung cancer were associated with risk of lung cancer in male never smokers, with ETS being the most associated factor having individuals with expousure to ETS to have 8,479 more likely odds of developing lung cancer."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hera Afidjati
"ABSTRAK
Kanker paru merupakan penyebab kematian terbanyak kedua karena kanker pada perempuan di Indonesia dan insidensinya terus meningkat dari tahun ke tahun. Penyebab utama kanker paru adalah merokok, namun hal ini tidak berlaku pada perempuan, terutama di Asia dan Indonesia. Kanker paru terjadi karena multifaktor, dan sekitar 10 -15 kasus kanker paru di dunia dijumpai pada bukan perokok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko yang berkaitan dengan terjadinya kanker paru pada perempuan di RSUP Persahabatan. Penelitian ini menggunakan desain kasus kontrol dan melibatkan 46 subjek pada kelompok kasus serta 62 subjek pada kelompok kontrol di Poli Paru RSUP Persahabatan. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara perokok pasif p=0,038; OR=2,613; 95 CI: 1,038-6,575 dan usia p=0,002; OR=5,378; 95 CI: 1,698-17,029 . Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara perilaku merokok p = 0,569; OR = 0,889; 95 CI: 0,236-3,351 , riwayat kanker di keluarga p = 0,858; OR = 0,917; 95 CI: 0,354-2,373 , dan riwayat penyakit paru kronis p = 0,231; OR = 0,508; 95 CI: 0,165-1,560 terhadap kejadian kanker paru pada perempuan. Dari analisis multivariat didapatkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara perokok pasif p=0,047; aOR=2,639; 95 CI: 1,012-6,878 dan usia p=0,005; aOR=5,417; 95 CI: 1,685-17,412 . Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa usia di atas 40 tahun dan perokok pasif merupakan faktor yang paling berhubungan dengan terjadinya kanker paru pada perempuan.

ABSTRACT
Lung cancer is the second leading cause of cancer specific death among women in Indonesia and the incidence increases continuously from year to year. The main cause of lung cancer is smoking, but it is unlikely occured in women, especially in Asia and Indonesia. Lung cancer is caused by multifactor, and about 10 15 of lung cancer in the world are found in nonsmokers. This study aims to determine the risks factors associated with the occurence of lung cancer in women in Persahabatan Hospital. A case control study was done and involved 46 subjects with lung cancer as well as 62 subjects with no lung cancer at Poli Paru Persahabatan Hospital. The result of bivariate analysis showed that there is a significant association between passive smoker p 0.038, OR 2.613 95 CI 1.038 6.575 and age p 0.002 OR 5.378 95 CI 1.698 17.029 . There are no significant association between active smoking p 0.569 OR 0.889 95 CI 0.236 3.351 , family history of cancer p 0.858 OR 0.917 95 CI 0.354 2.373 , and history of chronic lung disease p 0.231 OR 0.508 95 CI 0.165 1.560 with lung cancer in women. From multivariate analysis, it was found that there was a significant association between passive smoker p 0.047, aOR 2.639, 95 CI 1.012 6.878 and age p 0.005 aOR 5.417 95 CI 1.685 17.412 . From these results it can be concluded that age above 40 years and passive smoker are the factor most associated with the occurrence of lung cancer in women."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanny Harjulianti
"Latar belakang: Para tenaga kerja yang terpajan debu kaca mempunyai risiko menderita gangguan fungsi paru restriktif. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor risiko yang mempertinggi maupun yang memperkecil risiko gangguan fungsi paru restriktif yang terjadi di PT M.
Metode: Penelitian dilakukan di PT M Cikarang terhadap 412 tenaga kerjanya yang datang pada 3 minggu pertama (10 April-28 April 2000) melakukan tes tahunan spirometri. Alat yang digunakan adalah spirometer Autospiro AS-505 merk Minato buatan Jepang. Karakteristik subyek yang diteliti adalah umur, bagian, lama kerja, riwayat penyakit, riwayat merokok, riwayat olah raga dan riwayat pajanan zat yang terdapat di dalam maupun di luar lingkungan kerja.
Hasil: Proporsi restriktif terbesar terdapat pada subyek yang bekerja di bagian cutting line (86,8%). Relatif terhadap subyek yang mempunyai indeks massa tubuh (EMT) yang normal, subyek yang mempunyai IMT kekurangan berat badan (BB) tingkat berat dan kekurangan BB tingkat ringan mempunyai risiko menderita gangguan fungsi paru restriktif masing-masing sebanyak 11,1 kali dan 2,2 kali lipat lebih besar (Rasio odds suaian 11,9; 95% CI: 3,12-45,70 dan rasio odds suaian 2,3; 95% CI: 1,16-4,86). Pada subyek dengan riwayat pajanan insektisida 1,7 kali lipat lebih besar (rasio odds suaian 1,7; 95% CI: 0,99-2,91; P- 0,050).Disamping itu subyek yang berpendidikan sekolah dasar dibandingkan subyek yang berpendidikan perguruan tinggi (PT) mempunyai risiko 8,3 kali lipat lebih besar namun tidak signifikan secara statistik.
Kesimpulan: Subyek di bagian cutting line, yang berpendidikan sekolah dasar, yang masih batuk, mempunyai IMT kurang dan subyek dengan riwayat pajanan insektisida perlu mendapat perhatian khusus.

Background: Workers who are highly exposed to glass dust in glass manufacturing company experienced high risk of suffering restrictive lung disorders. On that basis this study is conducted to identify risk factors that increase or decrease restrictive lung disorders occurrence.
Methods: This study was performed at PT M on 412 employees who arrived in the first three weeks to undergo spirometry test. Equipment to run the test was Minato Autospiro AS-505 made in Japan. This research was designed based on employee?s criteria such as age, labor division, duration of work, experience of previous sickness, smoking and sport habits, chemical contaminated experience inside and outside the working environment.
Results: The biggest proportion of restrictive lung disorders was among subjects working in the cutting line division (86,8%). Subjects who had body mass index (BMI) categorized as light and heavy grade of abnormality, had increased risk of 11, 1 and 2, 2 times than normal BMI subjects. Otherwise subjects who had primary school education facing restrictive lung disorders of 8, 3 times greater than those who had university education. Subjects exposed to insecticide had 1, 7 times increased risk of restrictive lung disorders.
Conclusion: Subjects in cutting line division with primary school education, coughing and having BMI abnormality and who had insecticide exposure experience required to have serious attention in order to minimize the risk of restrictive lung disorders.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T2353
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabila Benazir
"Kanker paru adalah semua penyakit keganasan di paru baik yang berasal dari paru sendiri maupun keganasan dari luar paru Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko kejadian kanker paru pada pasien rawat inap dan rawat jalan di RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo Jakarta RSCM Tahun 2011 2012 Desain penelitian ini adalah kasus kontrol dan dianalisis secara univariat dan bivariat Sampel dalam penelitian ini adalah pasien yang menjalani pelayanan rawat inap dan rawat jalan di bagian pulmonologi RSCM dan memiliki catatan rekam medis yang lengkap Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien laki laki memiliki risiko 2 05 95 CI 1 062 3 974 kali lebih besar untuk terkena kanker paru dibandingkan pasien perempuan Kemudian untuk tingkat pendidikan rendah memiliki risiko 0 23 95 CI 0 08 0 64 kali lebih besar untuk terkena kanker paru dibandingkan pasien dengan tingkat pendidikan tinggi Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pasien yang merokok memiliki risiko 3 19 95 CI 1 63 2 23 kali lebih besar untuk terkena kanker paru dibandingkan pasien yang tidak merokok pasien yang merokok ge 20 batang per hari memiliki risiko 7 62 95 CI 2 00 28 97 kali lebih besar dibandingkan pasien yang tidak merokok dan pasien yang merokok selama 1 24 tahun memiliki risiko 3 87 95 CI 1 89 7 91 kali lebih besar dibandingkan pasien yang tidak merokok.

Lung cancer is all of malignant lung disease including malignancy derived from the lung itself or from extrapulmonary malignancy This study aims to determine the risk factors of lung cancer incidence in Inpatient and Outpatient at Dr Cipto Mangunkusumo Hospital RSCM in Jakarta 2011 2012 This study design is case control with univariate and bivariate analyzes The samples in this study were patients undergoing inpatient and outpatient at pulmonologi RSCM and have a complete medical record Results showed that male patients had a risk of 2 05 95 CI 1 062 to 3 974 times greater for lung cancer than women For the low education levels have an increased risk of 0 23 95 CI 0 08 0 64 times greater for lung cancer than patients with higher education levels The results also showed that patients who smoke have a risk of 3 19 95 CI 1 63 to 2 23 times greater for lung cancer than non smokers patients who smoked ge 20 cigarettes per day had a risk of 7 62 95 CI 2 00 to 28 97 times greater than patients who did not smoke and patients who smoked for 1 24 years had a risk of 3 87 95 CI 1 89 to 7 91 times greater than patients who do not smoke.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S52401
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herlinah
"Latar Belakang : Kanker kolorektal, yang meliputi kanker usus besar dan kanker rektal, menempati urutan ke dua sebagai kanker tersering yang diderita oleh wanita dan ke tiga pada pria di seluruh dunia. Hal ini menyebabkan beban besar secara global baik pada morbiditas maupun mortalitas penderita kanker. The International Agency for Research on Cancer (IARC) menyatakan bahwa kerja shift yang melibatkan gangguan sirkadian mungkin bersifat karsinogenik pada manusia (2A). Sebagian besar studi epidemiologi hingga saat ini masih berfokus pada hubungan antara shift malam dan risiko kanker payudara, sementara studi tentang hubungan antara shift malam dan kanker kolorektal belum banyak diketahui, demikian halnya dengan hasil yang masih inkonsisten. Laporan kasus berbasis bukti ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh shift malam dan peningkatan risiko kanker kolorektal pada perawat yang terpapar kerja shift.
Metode : Kasus yang disajikan diikuti dengan tinjauan literatur berbasis bukti untuk menjawab pertanyaan klinis. Pencarian literatur menggunakan beberapa kata kunci terkait melalui database Pubmed® dan Google scholar® dengan mengikuti kriteria inklusi dan ekslusi. Artikel-artikel tersebut kemudian di telaah dengan menggunakan kriteria Oxford Center for Evidence-based Medicine.
Hasil : Pada pencarian awal, 112 artikel diambil dari dua database. Melalui proses seleksi, tersisa tiga artikel, yang terdiri dari satu studi meta-analisis dan dua studi observasional. Dengan membandingkan ketiga artikel terpilih, maka studi meta-analisis dianggap lebih relevan dan sesuai untuk menjawab pertanyaan klinis. Studi meta-analisis menerapkan kriteria inklusi dan ekslusi yang ketat dengan mengecualikan studi yang berpotensi menyebabkan efek bias serta kurangnya validitas atau metode statistik yang tidak memadai. Studi tersebut menyatakan bahwa shift malam berhubungan dengan peningkatan risiko kanker kolorektal (OR = 1.318, 95% CI 1.121-1.551)
Kesimpulan : Bukti terbaik yang ada saat ini menyatakan bahwa shift malam dapat meningkatkan kanker kolorektal, meskipun hasil penelitian tidak cukup kuat. Kanker kolorektal merupakan penyakit multifaktorial, dimana berbagai faktor risiko dapat berperan dalam terjadinya penyakit, terutama faktor genetik

Background : Colorectal cancer, which includes colon cancer and rectal cancer, is the third most common cancer in men and the second most common in women worldwide. It occupies a great proportion of the global burden of cancer morbidity and mortality. The International Agency for Research on Cancer (IARC) considered shift work that involves circadian disruption to be probably carcinogenic (Group 2A). Most epidemiological studies have focused on the link between night shift work and breast cancer risk while studies of the relation between shift work and colorectal cancer have not been widely known, and evidence is inconclusive. This evidence-based case report aimed to determine about the effect of night shift work and the increasing risk of colorectal cancer among nurses who exposed with shift work.
Method : a case is presented followed by a review of evidence to answer the clinical question. Literature searching used several related keywords in Pubmed® and Google scholar® by following inclusion and exclusion criteria. The article were critically appraised using relevant criteria by the Oxford Center for Evidence-based Medicine.
Result : At the initial search, 112 articles were retrieved from the two databases. Through the selection process, three article remained, which consisted of one meta-analysis and two observational studies. Comparing the selected articles, the meta-analysis is considered as more relevant and appropriate for answering the clinical question. The meta-analysis applied strict inclusion and exclusion criteria and excluded studies that potentially led to bias effects with lack of validity or inadequate statistical methods. The study stated that night shift work was correlated with an increased risk of colorectal cancer (OR=1.318, 95% CI 1.121-1.551)
Conclusion : The current best available evidence stated that night shift work may increased of colorectal cancer, although the result of the study are not strong enough. Colorectal cancer is a multifactorial disease, where various risk factors may play a role in the occurrence of the disease, especially in the genetic one.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Indiane Putri Ningtias
"Latar Belakang : Kanker paru merupakan salah satu penyakit yang memiliki beban terbesar di dunia. Pajanan zat karsinogen merupakan salah satu faktor risiko kanker paru, baik pada rokok maupun di lingkungan, Zat karsinogenik di tempat kerja yang dapat menyebabkan kanker paru adalah silika, asbes dan radon. Silika merupakan salah satu zat karsinogenik dalam IARC kelompok 1. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kadar silika kurasan bronkoalveolar pada pasien kanker paru, serta riwayat pajanannya.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional pada pasien tumor paru yang akan dilakukan tindakan diagnostik baik dari instalasi rawat jalan maupun rawat inap di RS Persahabaran. Pengambilan sampel dilakukan secara consecutive sampling dalam kurun waktu April 2019 sampai dengan Juni 2019.
Hasil : Pada penelitian ini yang memenuhi kriteria inklusi sebesar 42 pasien kanker paru yang tegak jenis. Prevalens kanker paru dengan riwayat pajanan silika sebanyak 71.4%, status pajanan terbanyak dari pekerjaan sebanyak 38.1%. Kadar silika kurasan bronkoalveolar terbanyak adalah positif sebanyak 54,8% dengan rata-rata tertinggi dari pajanan pekerjaan dan rokok (2.85±2.9). Hasil ini bermakna secara statistik dengan nilai p<0,05. Jenis keganasan terbanyak dengan kadar silika positif adalah adenokarsinoma sebanyak 44%. Terdapat hubungan bermakna antara status pajanan dengan kadar silika (p 0.001), jenis pekerjaan dengan kadar silika (p 0.000), masa kerja dengan kadar silika (p 0.014), lama kerja dengan kadar silika (p 0.031), penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) dengan kadar silika (p 0.005)
Kesimpulan : Didapatkan kadar silika yang positif pada pasien kanker paru dengan riwayat pajanan silika dari pekerjaan dan rokok, terdapat hubungan antara status pajanan, jenis pekerjaan, masa kerja, lama kerja dan riwayat penggunaan APD dengan kadar silika kurasan bronkoalveolar pada pasien kanker paru.

Background: Lung cancer is one leading cause of death in the world. Carcinogenic exposure is one of the risk factors for lung cancer, both in cigarettes and environment. Carcinogenic substances at work that can cause lung cancer are silica, asbestos and radon. Silica is one of the carcinogenic substances in IARC group 1. The purpose of this study was to determine the silica levels of bronchoalveolar lavage lung cancer patients and their exposure history of silica.
Method: This is cross sectional study based on prodiagnostic lung tumor patients measures both from outpatient and inpatient installations at Persahabatan Hospital. Sampling was done by consecutive sampling in the period April 2019 until June 2019.
Results: Sample of this study match with inclusion criteria are 42 patients with confirmed lung cancer. The prevalence of lung cancer with history of silica exposure was 71.4%, the most from occupational exposure was 38.1%. The highest amount of bronchoalveolar lavage silica was positive as much as 54.8% with the highest average of occupational and cigarette exposure (2.85 ± 2.9). This result is statistically significant with p value <0.05. The most common type of malignancy with positive silica levels was adenocarcinoma 44%. There is significant relationship between exposure status with silica levels (p 0.001), types of occupation with silica levels (p 0.000), years of service with silica levels (p 0.014), length of work with silica levels (p 0.031), use of Personal Protective Equipment with silica levels (p 0.005)
Conclusion: Positive silica levels from bronchoalveolar lavage in lung cancer patients with exposure silica history was found, the most from occupational and cigarettes exposure, there is relationship between exposure status, occupational type, length of service, length of work and history of using personal protective equipment with bronchoalveolar lavage silica levels in lung cancer patients.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>