Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 140448 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Ichsan Syahputra
"Melalui iklan biasanya wacana sosial beredar di masyarakat. Dalam memperingati hari ibu dan ayah, perusahaan EDEKA mengunggah iklan berbentuk video yang diunggah di Youtube. Akan tetapi, iklan tersebut menuai pro dan kontra karena penggambaran karakter ayah dinilai diskriminatif terkait kesetaraan gender. Hal ini menjadi latar belakang penulisan penelitian ini yang akan mengungkap seperti apa bentuk diskriminatif tersebut. Tujuan penelitian terdahulu untuk menjelaskan dan mengungkap bentuk diskriminatif kesetaraan gender pada kedua iklan Wir sagen Danke. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif dan kajian pustaka disertai teori oleh Roland Barthes mengenai semiotika. Teori pendukung lainnya yaitu hegemoni maskulinitas dan maskulinitas complicit. Hasil dari penelitian ini adalah kedua iklan bersifat diskriminatif dan melakukan sarkasme terhadap peran ayah di dalam pengasuhan anak. Bahwasanya, melalui kedua iklan ini masyarakat masih menganggap wacana mengurus anak adalah pekerjaan utama dari peran ibu.

It is generally thought how social discourses distributed among individuals and societies, is through advertisement. The company EDEKA uploaded advertisement on Youtube to commemorate both mother's and father`s day. However, this advertisement had brought up some pros and cons along the way, which is seen on the portrayal of the father figure quiet discriminative, looking from the perspective of gender equality. Thus, the aim of this thesis is to determine the forms of discrimination portrayed within the advertisement. This thesis also reffered to previous researches and thesis in order to mapped out the inequalities in the ad Wir sagen Danke. Semiotic theory from Roland barthes will be used to analyse the advertisement  Wir sagen Danke, another supporting theory on hegemonic masculinity and complicit masculinity would be used to support this research. Through observation on both ads  Wir sagen danke, societies in general still believe in the conservative roles of parents, whom the figure believed to be responsible in taking care and nurturing the child, is a female, thus the mother. Whereas the father does not fit the requirement, as loving and caring figure.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Filza Biankarisia
"Skripsi ini membahas representasi maskulinitas yang ditampilkan dalam iklan-iklan produk perawatan wajah dan tubuh pria. Produk kosmetik tidak hanya dikonstruksikan dalam konsep feminin, melainkan juga dalam konsep maskulin. Perubahan konsep pria maskulin dalam iklan yang terjadi ketika pria direpresentasikan sebagai objek yang dilihat para pria maupun wanita. Hal ini terlihat pada pria masa kini yang menjadi lebih memerhatikan penampilan fisik baik bentuk tubuh maupun wajah yang direpresentasikan melalui iklan-iklan produk kosmetik khusus pria. Ketiga iklan yang telah dipilih sebagai korpus data akan dianalisis bagaimana representasi maskulinitas baru dalam iklan produk perawatan wajah dan tubuh pria. Pergeseran konstruksi maskulinitas tersebut akan menghasilkan identitas budaya metroseksual.

This study is about the changing of the idea of masculinity in Germany, which is represented by the advertisements of men rsquo s facial and body treatment products. Grooming products had been constructed into femininity, this construction is already changed now. There is a new idea of how masculinity is now defined, men are the objects being represented. They tend to be much more attentive to their physical facial appearances. By analyzing structures of each advertisement, this study tries to analyze how the three advertisements of men rsquo s facial and body treatment products represent the idea of the new and modern masculinity to society. The change of masculinity constructionism will produce cultural identity for metrosexual.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S68985
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika Utami Putri
"Beberapa masalah serius di Jepang diantaranya terjadi karena para ayah menerapkan konsep maskulinitas dominan secara berlebihan dengan sibuk bekerja sepanjang waktu. Oleh karena itu pemerintah Jepang mengadakan kampanye Ikumen Project agar para ayah dapat menjalankan pekerjaan dan mengurus keluarga dengan kesan maskulin. Kampanye Ikumen Project tersebut menampilkan pernyataan-pernyataan para ayah yang bekerja dan berpartisipasi dalam pekerjaan rumah tangga dan pengasuhan anak. Penelitian bertujuan untuk mengetahui konsep maskulinitas para ayah dalam Ikumen Project dengan menggunakan metode studi dokumen dan analisis kualitatif. Analisis masalah penelitian menggunakan konsep teoritis maskulinitas hegemoni dan konsep teoritis maskulinitas complicit Raewyn Connell . Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep maskulinitas, yang diterapkan ayah partisipan Ikumen Project dalam kegiatan kesehariannya, bertentangan dengan konsep maskulinitas dominan yang masih berlaku pada mayoritas ayah di Jepang.

Several critical problem happens in Japan since fathers practice dominant masculinity excessively by devoting long hours to their workplace. Consequently, the government launched the Ikumen Project Campaign so fathers could do both work and take care of their families in a masculine sense. The Ikumen Project shows statements of fathers who not only work but also participate in housework and child care. This research aims to know the masculinity concept of fathers in Ikumen Project by using literature review and qualitative analysis methods. The research problem analyzed by using theoretical concept of hegemonic masculinity and theoretical concept of complicit masculinity Raewyn Connell . The result of the research shows that masculinity concept, which is practiced by fathers of Ikumen Project in their everday lives, contradicts the dominant masculinity concept that is still being practiced by majority of fathers in Japan.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Friska Adelia Savira
"Dalam beberapa tahun terakhir AXE, produk perlengkapan mandi untuk pria, telah diminta dari media untuk pergantian strategi mereka yang tiba-tiba yang merupakan citra diri AXE tentang 'garis perawatan halus yang dirancang untuk meningkatkan kepercayaan diri pria dengan membantu mereka melihat dan merasakan gaya hidup mereka. terbaik” yang berarti reputasi mereka sebagai produk yang akan selalu membantu pria mendapatkan wanita dengan lebih mudah dengan kampanye yang tidak jauh dari hasrat, kesuksesan, rayuan, maskulinitas, dan daya tarik seksual. Perubahan tersebut cukup signifikan dari reputasi dan strategi mereka sebelumnya tentang maskulinitas, maskulinitas hegemonik yang ternyata merugikan, yang banyak mendapat perhatian tidak hanya dari media tetapi juga dari audiensi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan stereotip maskulinitas dalam iklan produk AXE. Analisis Wacana Multimodal akan digunakan untuk menjelaskan hubungan antara stereotip gender, bahasa, dan identitas. Kajian kualitatif ini mengkaji perkembangan iklan AXE dengan menggunakan empat versi iklan AXE sebagai contoh, yaitu dari tahun 2002, 2007, 2012, dan 2017 dalam kaitannya dengan maskulinitas dan stereotip gender. Hasilnya menunjukkan bahwa AXE membangun konsep maskulinitas mereka dalam iklan mereka pada maskulinitas hegemonik, tetapi untuk mempertahankan relevansi merek mereka, mereka mengubahnya menjadi kampanye maskulinitas anti-toksik, terlepas dari reputasi awal mereka.

In recent years AXE, a toiletries product for men, has been asked from the media for the sudden switch of their strategy which was AXE’s own self defined image of ‘a refined grooming line designed to boost guys’ confidence by helping them look and feel their finest” means their reputation has always been that of a product that would help men to get women more effortlessly with campaigns not far from desire, success, seduction, masculinity and sex-appeal. The change is quite significant from their prior reputation and strategy about masculinity, which was hegemonic masculinity that turned out to be harmful, that has gained a lot of attention not only from the media but also from the audience. The aim of the study is to explain the stereotypes of masculinity in advertisements for AXE products. Multimodal Discourse Analysis will be used to explain the relation between stereotype gender, language, and identity. This qualitative study examines the development of AXE advertisements using four versions of AXE advertisements as examples, which are from 2002, 2007, 2012, and 2017 in relation to masculinity and stereotype gender. The results demonstrate that AXE constructed their concept of masculinity in their commercial on hegemonic masculinity, but in order to maintain their brand relevant, they converted it into an anti-toxic masculinity campaign, despite their initial reputation."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Adlia Nazila
"Skripsi ini membahas mengenai bagaimana döner kebab dapat membentuk wacana politik di Jerman dalam iklan kampanye Angela Merkel dan membentuk wacana gaya hidup di Jerman dalam iklan Dönerbox dan iklan Beauty Döner Kebap. Ketiga Iklan tersebut menampilkan döner kebab dan dipublikasi di Jerman. Penelitian ini menggunakan metode kepustakaan dan menggunakan teori wacana dari Michel Foucault.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tiga iklan yang menampilkan döner kebab membentuk wacana-wacana di dalam relasi kekuasaan, sehingga dapat membentuk wacana-wacana lain seperti wacana politik dan wacana gaya hidup.

This thesis discusses how döner kebab could forms the political discourse in Germany in Angela Merkel?s campaign advertising and forms the lifestyle discourses in Dönerbox advertising and Beauty Döner Kebap advertising. Those three advertises displayed döner kebab and were published in German. The literature based methodology was applied in this research, together with discourse analysis theory from Michel Foucault.
Results confirm that three advertises, which displayed döner kebab, form discourses on power relations, then they could form the other discourses such as political and lifestyle discourses.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S1877
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Alya Nur Rasyidah
"Penelitian ini mengkaji mengenai semiotika dalam dua iklan yoghurt di Belanda yang diunggah pada masa pandemi Covid-19 di You Tube, yaitu ALMHOF hoekje aardbei en hoekje choco balls dan FAGE Totaal: Natuurlijk en Buitengewoon. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan membandingkan representasi iklan ALMHOF hoekje aardbei en hoekje choco balls dan FAGE Total: Natuurlijk en Buitengewoon. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Fokus penelitian terletak pada analisa tanda ikon, indeks, dan simbol menurut Charles Sanders Pierce. Penelitian ini mengkaji mengenai ikon, indeks, dan simbol pada dua iklan yoghurt di Belanda yang diunggah selama masa pandemi Covid-19. Hasil penelitian menunjukkan bahwa iklan FAGE Totaal: Natuurlijk en Buitengewoon memiliki jumlah penonton yang lebih banyak dibandingkan dengan iklan ALMHOF hoekje aardbei en hoekje choco balls. Hal ini dikarenakan konsep iklan FAGE merupakan gambaran kehidupan masa kini dan mengangkat isu yang masih hangat, sehingga dinilai relevan dengan kehidupan penontonnya, sedangkan iklan ALMHOF hoekje aardbei en hoekje choco balls merupakan gambaran kehidupan gadis di Pegunungan Alpen, yang dinilai tidak relevan dengan kehidupan masa kini.

This paper explains the semiotic in two yogurt advertisements in the Netherlands that were uploaded during the Covid-19 pandemic on You Tube, namely ALMHOF hoekje aardbei en hoekje choco balls and FAGE Totaal: Natuurlijk en Buitengewoon. This paper aims to describe and compare the advertising representation of ALMHOF hoekje aardbei en hoekje choco balls and FAGE Total: Natuurlijk en Buitengewoon. The method used is a qualitative method. The focus of this paper lies in the analysis of icon signs, indices, and symbols according to Charles Sanders Pierce. This paper examines the icons, indexes, and symbols on two yogurt advertisements in the Netherlands that were uploaded during the Covid-19 pandemic. The results showed that the FAGE Total: Natuurlijk en Buitengewoon advertisement had more viewers than the ALMHOF hoekje aardbei en hoekje choco balls advertisement. This is because the FAGE advertising concept is a picture of today's life and raises issues that are still hot, so it is considered relevant to the lives of the audience, while the ALMHOF hoekje aardbei en hoekje choco balls advertisement is a picture of the lives of girls in the Alps, which is considered irrelevant to today's life."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Chairani
"Skripsi ini membahas struktur wacana iklan advertorial pembalut wanita dalam majalah wanita remaja dari segi suprastruktur, kohesi, dan makrostruktur. Data yang digunakan sebagai bahan penelitian ini adalah iklan advertorial berjudul "Grab Your Moment Anywhere" yang diambil dari agenda bonus majalah bulanan wanita remaja Gogirl! edisi Januari 2011. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suprastruktur iklan advertorial tersebut terdiri atas judul atau kepala iklan, subjudul, badan iklan, elemen visual, foto produk, dan baseline. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia nonformal dan bahasa Inggris. Di samping itu, ditemukan alat-alat kohesi, yaitu referensi, substitusi, elipsis, konjungsi, repetisi, sinonimi, hiponimi atau hiperonimi, antonimi, dan kolokasi. Hasil penelitian makrostruktur menunjukkan bahwa wacana iklan ini tidak padu karena antara bagian eksplanasi iklan dan bagian persuasi iklan terbukti tidak berkorelasi sehingga bagian persuasi iklan terkesan sebagai "wacana tempelan".

This thesis discusses about the discourse structure of woman napkin advertorial advertisement on woman?s teen magazine from its superstructure, cohesion, and macrostructure. The data that is used in this research is an advertorial advertisement titled "Grab Your Moment Anywhere" which was taken from monthly woman?s teen magazine Gogirl! printed on January 2011. The summary of this research shows that the superstructure of this advertisement consists of headline, subheadline, bodycopy, visual elements, product shot, and baseline. This advertisement uses nonformal Indonesian and English language. Moreover, the summary also shows several cohesions in this advertisement: reference, substitution, elipsis, conjunction, repetition, synonym, hyponym or hyperonym, antonym, and collocation. Furthermore, macrostructure anylise shows that this advertisement discourse is not compact because there is no correlation between the explanation part and the persuation part so that the persuation part looks as "the patch discourse"."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S42047
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anugrah Putri Dewayanthi
"Penelitian ini membahas representasi parisienne dalam iklan cetak dari 24 Sèvres. Pada umumnya, iklan produk pakaian perempuan menampilkan sosok perempuan yang menarik dengan pakaian yang dijual ataupun logo di dalamnya, tetapi dalam iklan ini ditampilkan secara eksplisit stereotip mengenai suatu kelompok tertentu, yaitu parisienne. Dengan menggunakan teori semiotika dari Roland Barthes, penelitian ini bertujuan untuk melihat citra parisienne masa kini yang ditampilkan melalui tanda dalam iklan, lalu dikaitkan dengan konsep parisienne dari Banville. Dari tanda tersebut, ditemukan perbedaan makna dalam tulisan dan gambar. Melalui gambar, 24 Sèvres menunjukkan bentuk kritik terhadap stereotip yang diberikan kepada parisienne. Dari kritik ini, terlihat usaha 24 Sèvres untuk menampilkan representasi parisienne masa kini yaitu yang berbeda dari stereotip yang ada sebelumnya. Citra parisienne yang ditemukan dalam iklan berkaitan dengan status sosial, kecantikan serta karakter parisienne. Dalam iklan ini, status sosial parisienne yang diperlihatkan tidak berubah sejak awal sebutan parisienne muncul yaitu dari status sosial atas. Berbeda dengan status sosial yang masih sama, dalam iklan terlihat adanya perluasan kriteria kecantikan dan penambahan karakter parisienne yang ditunjukkan melalui gambar. Perluasan dan penambahan yang ada ini menunjukkan bahwa konsep parisienne memiliki keterbukaan dan modern karena sosok parisienne terus berkembang dan beradaptasi seiring berjalannya waktu.

This research discusses the representation of parisienne on the print advertisement of 24 Sèvres. Generally, women’ clothing product advertisement shows an attractive woman figure with clothes to sell or the product’ logo on it, but in this advertisement stereotypes are shown explicitly about a certain group, namely parisienne. By using a semiotic method of Roland Barthes, this research aims to show the image of today’ parisienne in the advertisement, then connected to the concept of parisienne from Banville. From these signs, the differences of meaning between the text and the picture are found. 24 Sèvres shows a form of criticism for the stereotypes given towards parisienne through the pictures. This critique displays the attempt of 24 Sèvres to show the representation of today’s parisienne that is different from the existing stereotypes. The image of parisienne found is related to the social status, beauty and character of parisienne. In this advertisement, shown that parisienne’ social status hasn’t changed since the beginning of it’s appelation, which is from the upper social status. In contrast to the social status, there is an expansion of the criteria for beauty and the addition of the character of parisienne shown through the images. These expansion and additions show that the concept of parisienne is open and modern because she continues to evolve and adapt over time."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Puti Prameswari
"Skripsi ini menganalisis representasi kecantikan perempuan yang ditampilkan oleh tiga iklan produk pencokelat kulit Nivea di Jerman. Dalam skripsi ini juga akan dibahas mengenai pergeseran mitos kecantikan, khususnya mengenai warna kulit. Penelitian ini bertujuan untuk menjabarkan representasi kecantikan perempuan dan identitas masyarakat yang terdapat dalam iklan produk pencokelat kulit Nivea. Teori mitos kecantikan dan sirkuit budaya-yang memuat hubungan antara representasi, identitas dan konsumsi-digunakan untuk menganalisis iklan yang menjadi korpus data. Melalui beragam iklan, tercipta suatu penilaian baru terhadap kulit cokelat yang dikaitkan dengan gaya hidup masyarakat.
Masyarakat sebagai konsumen, khususnya perempuan, diarahkan untuk meyakini bahwa kulit cokelat lebih bergengsi dibanding kulit putih, maka hanya dengan konsumsi produk kosmetik seolah dapat mengubah identitas seorang konsumen menjadi bagian dari masyarakat kelas atas. Konsumsi bukan hanya terbatas penggunaan produk, namun menjadi konsumsi budaya untuk mempertahankan identitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa identitas budaya bagi masyarakat konsumen, khususnya perempuan, dikonstruksi secara hegemoni melalui media iklan. Segala representasi kecantikan perempuan dalam iklan adalah hal yang dikonstruksi oleh pihak dominan (patriarki).

This thesis analyzes the representation of women's beauty from three advertisements of Nivea's skin tanning products. The thesis also discuss about the shifting idea of the myth of beauty, especially in terms of skin color. It highlights the representation of women's beauty and the identity of the consumers behind Nivea's advertisements. The myth of beauty and the circuit of culture-which explain the relationship between representation, identity and consumption are used to analyze the advertisements. The construction that goes behind various advertisements creates society's new values toward brown skin that is linked with people's lifestyles.
People as consumers, especially women, are directed to believe that brown skin is more prestigious than white skin. Therefore, the consumption of cosmetic products seems to be able to change the identity of a person, to be a part of upper class society. The consumption is not just about the usage of the product, but it also becomes a cultural consumption to defend people's identity. The result of this thesis shows that cultural identity of people in particular women-has been constructed through media's hegemony. The representation of women's beauty behind three Nivea's advertisements of skin tanning products is entirely constructed by male dominance (patriarchy).
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S1885
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabila Fitriana Putri
"CoolBlue adalah salah satu perusahaan e-commerce terbesar di Belanda. Sebagai perusahaan dengan banyak pesaing, Coolblue harus membuat perusahaannya lebih menarik bagi pelanggan dibandingkan perusahaan sejenis yang lain. Oleh karena itu Coolblue menjadikan iklan sebagai teknik marketing-nya. Karya ilmiah ini membahas mengenai ikon, indeks, dan simbol dalam tiga iklan Coolblue. Selain itu karya ilmiah ini juga memaparkan makna kontekstual dalam ketiga iklan Nederlandse Coolblue yang diunggah di Youtube. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan menggunakan metode penelitian deskriptif. Teori semiotika milik Charles Sanders Peirce digunakan untuk mengkaji ikon, indeks dan simbol dalam iklan Coolblue. Selanjutnya dipaparkan makna kontekstual yang terkandung dalam video-video iklan itu. Hasil analisis menunjukkan bahwa, indeks, ikon, simbol dan makna kontekstual dihadirkan pada ketiga iklan Coolblue untuk memperkenalkan perusahaan Coolblue kepada pelanggan, memberikan informasi produk yang dijual, dan informasi layanan Coolblue yang lain. Analisis makna kontekstual juga menemukan bahwa Coolblue menayangkan iklan dalam konteks humor sebagai identitas dan ciri khasnya untuk menarik pelanggan.

CoolBlue is one of the largest e-commerce companies in the Netherlands. As a company with many competitors, Coolblue must make its company more attractive to customers than other similar companies. Therefore Coolblue makes advertising as its marketing technique. This paper discusses the icons, indexes, and symbols in three Coolblue advertisements. In addition, this scientific work also describes the contextual meaning in the three Nederlandse Coolblue advertisements uploaded on Youtube. This research is a qualitative research, using descriptive research methods. Charles Sanders Peirce's semiotic theory is used to study icons, indexes and symbols in Coolblue advertisements. Furthermore, the contextual meaning contained in the advertising videos is explained. The results of the analysis show that indexes, icons, symbols and contextual meanings are presented in the three Coolblue advertisements to introduce the Coolblue company to customers, provide information on products sold, and other Coolblue service information. The contextual meaning analysis also found that Coolblue served advertisements in the context of humor as its identity and characteristics to attract customers."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>