Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 133499 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mochammad Alfin Naufal Nur
"Material polikristal Ca0.9La0.05Bi0.05Mn1-xNixO3 x = 0, 0.025, 0.05, 0.075 disintesis menggunakan metode sol gel. Substitusi Ni memengaruhi impedansi dari material tersebut. Karakterisasi XRD menunjukkan bahwa material Ca0.9La0.05Bi0.05Mn1 xNixO3 memiliki struktur perovskite orthorhombic dan terlihat adanya perubahan parameter kisi dengan substitusi Ni. Karakteriasi SEM menunjukkan morfologi Ca0.9La0.05Bi0.05Mn1-xNixO3 mengalami perubahan dengan adanya substitusi Ni. Perbedaan morfologi ini berpengaruh kepada impedansi yang dimiliki oleh Ca0.9La0.05Bi0.05Mn1-xNixO3 setelah dikarakterisasi menggunakan RLC meter. Sementara itu, substitusi Ni tidak mengubah sifat magnetik material, yaitu paramagnetik. Pengukuran menggunakan VNA menunjukkan bahwa substitusi Ni dapat menggeser puncak reflection loss kearah frekuensi yang lebih tinggi dan juga menambah nilai reflection loss."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
T. Brenda Chandrawati M.
"Proses penyerapan CO2 dalam absorber dapat dibuat model matematikanya berdasar pada hukum kesetimbangan massa dan kesetimbangan energi. Hasil pemodelan menunjukkan persamaan dinamika proses ini merupakan sistem orde dua.
Proses penyerapan CO2 pada absorber merupakan proses multivariabel dengan dua masukan dan dua keluaran. Sehingga untuk mengurangi interaksi antara dua masukan dan dua keluaran diperlukan dekopler. Proses multivariabel dengan .dekopler ini memerlukan dua pengendali. Pengendali pertama digunakan untuk mengatur flow vapor dan pengendali kedua untuk mengatur fow lean bendfieid. Struktur pengendali yang digunakan adalah pengendali PID dengan parameter yang ditala secara heuristik. Hasil simulasi pengendalian menunjukkan respon proses mempunyai overshoot dan steady state error yang kecil serta dekopling berhasil dengan baik.

The mathematical model of CO2 absorption process based on the principle law of mass balance and energy balance, which yields a second order equation.
CO2 absorption process in absorber is a multivariable process, containing two input and two output. To decrease the interaction effect of the two input and two output system, it needs decoupling. Multivariable process using decoupler requires two controller, The first controller is used to control vapor flow and the second controller is to control lean bend field flow. PID controllers are used to control the process and its parameters acre tuned using heuristic method. The result of simulation showed that the process response is had overshoot and steady state error is small and the decoupler has been successful to eliminate interactions.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T14696
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Linda Samuel Tjiputra
"ABSTRAK
Penelitian mi bertujuan untuk mempelajari mekanisme adsorpsi ion Ni(II) amoniakal dan ion sulfat pada permukaan y-Al203 dan menentukan asumsi model adsorpsi yang sesuai. Percobaan adsorpsi dilakukan dengan metode pengguncangan. Metode pengguncangan ini dilakukan untuk mencari kondisi terbaik, isotenn adsorpsi dan pengaruh perubahan kuat ion. Pengaruh perubahan kuat ion pada proses adsorpsi dilakukan dengan penambahan elektrolit pendukung yaitu KNO3 dengan konsentrasi yang bervariasi antara 0,01 - I M.
Pada penelitian mi adsorpsi maksimum ion Ni(II) amoniakal diperoleh pada pH 11 dengan pengguncangan selama 45 menit. Sedangkan adsorpsi maksimum ion SO4 diperoleh pada pH 2 dengan pengguncangan selama I jam.
Mekanisme yang teijadi pada adsorpsi ion Ni(ll) amoniakal tergantung pada spesies yang terbentuk dalam larutannya dan diasumsikan membentuk kompleks
'lengkung Iuar (outer-sphere) karena adsorpsinya relatif dipengaruhi oleh perubahan kuat ion. Sedangkan mekanisme yang terjadi path adsorpsi ion SO4 diperkirakan melalui pertukaran ion dan diasumsikan membentuk kompleks 'Iengkung dalam' (innersphere) karena adsorpsinya relatif tidak dipengaruhi oleh perubahan kuat ion. Isoterm adsorpsi kedua ion mi mengikuti isoterm adsorpsi Langmuir yaitu dengan membentuk lapisan monomolekuler pada pusat-pusat aktif permukaan adsorben."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1994
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Kusmaya Haryanti
"ABSTRAK
Zeolit adalah senyawa alumina silikat yang dapat digunakan sebagai penukar kation dan iuga sebagai pengadsorpsi molekul. Cetylethyldimetylamonium Bromida (CEDABr) merupakan garam amonium kuartener yang kationnya dapat dipertukarkan dengan kation yang berada dalam struktur zeolit.
Penelitian ini bertujuan untuk mengamati apakah ada perbedaan daya adsorpsi zeolit yang diimpregnasi dengan Cetylethyldimetylamonium Bromida dan zeolit tanpa impregnasi terhadap ion Krom (VI) dalam air.
Pengamatan adsorpsi dilakukan dengan metode statis (pengguncangan), dengan memvariasikan konsentrasi, pH dan waktu kontak. Dari hasil percobaan yang dilakukan, tennyata penyerapan Krom (VI) pada zeolit yang telah diimpregnasi dengan Cetyletyldimetylamonium Bromida mengalami peningkatan baik untuk zeolit alam maupun untuk zeolit sintetis.
Kondisi terbaik penyerapan Krom (VI) oleh komposit adsorben adalah pada konsentrasi 20 mg/L, pada larutan dengan suasana asam (pH 3), dan waktu pengguncangan selama 60 menit."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1995
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The use of foreign terms in the field of automotif absorbed into Indonesia can enrich Indonesian lexicons and positively affects the development of Indonesin..."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Wenny Susana
"ABSTRAK
Alumina, A1203 banyak digunakan dalam penanganan masalah limbah yaitu sebagai adsorben dan telah banyak dilakukan penelitian mengenai kegunaan A1203 untuk mengadsorpsi senyawa-senyawa kimia. A1203 biasanya diperoleh dari mineral bauksit. Bahan mineral lain yang juga mengandung senyawaan aluminium adalah kaolin. Kaolin merupakan bahan mineral lempung (clay), banyak digunakan di industri kertas, industri karet, industri keramik dan lain-lain. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh A1203 dari bahan baku kaolin dan kemudian digunakan untuk mengadsorpsi ion Cu2+ dalam larutan Cu amoniakal dan ion
H2F04.
Proses yang digunakan untuk memperoleh A1203 dan kaolin adalah proses asam dan asam yang digunakan adalah HC1. Kaolin direfluks selama 2 jam, filtratnya kemudian dipisahkan dari pengotor lalu dijenuhkan sampai terbentuk kristal PlC131 Kristal mi setelah direkristalisasi kemudian dikalsinasi pada suhu 600 0 C dan 900°C dan didapatkan A1203 dengan struktur kristal yang berbeda.
A1203 pada pemanasan 600°C berbentuk amorf sedangkan A1203 pada pemanasan 900°C terdiri dari η-Al203 keduanya mampu mengadsorpsi ion Cu 2+ dalam larutan Cu amoniakal dan ion H 2PO 4 . dsorpsi maksimum Al203 600°C untuk ion Cu 2 terjadi pada pH 11 sebesar 68,94 7. dan 12O3 900 0 E pada pH 7 sebesar 76,47 7.. Sedangkan untuk ion H 2PO 4 , adsorpsi maksimum Al2O3 600°C berada pada pH 3 sebesar 99,2 7. dan 70,8 7. dengan Al 2 O 3 900°C.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1995
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adhila Kiasatina Larasati
"

Ekstrak herba pegagan (Centella asiatica L.) memiliki kandungan senyawa aktif berupa senyawa asiatikosida. Asiatikosida memiliki absorpsi dan penetrasi yang buruk karena sifatnya yang hidrofilik. Pada penelitian ini, ekstrak kental herba pegagan dimodifikasi ke dalam bentuk kompleks nanovesikel fitosom yang diformulasikan ke dalam sediaan krim untuk mengatasi permasalahan absorpsi dan penetrasi tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah memformulasikan sediaan krim fitosom dan krim ekstrak tanpa modifikasi, serta membandingkan penetrasi keduanya. Fitosom dibuat dengan konsentrasi fosfolipid dan ekstrak kental 1:1. Pembuatan fitosom dilakukan dengan metode hidrasi lapis tipis. Hasil pengujian efisiensi penjerapan terhadap fitosom sebesar 47,56 ± 1,68 %. Uji penetrasi metode sel difusi Franz dilakukan terhadap kedua jenis krim menggunakan membran abdomen tikus betina. Jumlah kumulatif asiatikosida terpenetrasi dari sediaan krim fitosom dan krim non fitosom berturut-turut sebesar 4,56 ± 0,32 µg/cm2 dan 1,86 ± 0,24 µg/cm2, dengan persentase berturut-turut sebesar 40,81 ± 2,83%, dan 16,66 ± 2,17%. Fluks dari sediaan krim fitosom dan krim non fitosom berturut-turut adalah sebesar 0,659 ± 0,035 µg.cm-2.jam-1 dan 0,465 ± 0,061 µg.cm-2.jam-1. Sediaan krim yang mengandung ekstrak herba pegagan dalam bentuk kompleks fitosom memiliki daya penetrasi yang lebih tinggi dibandingkan krim yang mengandung ekstrak herba pegagan konvensional. Keduanya menunjukkan stabilitas fisik yang baik melalui hasil pengamatan organoleptis, homogenitas, dan viskositas yang dilakukan selama dua bulan dalam berbagai variasi suhu.


Centella asiatica L. extract contains active content in form of asiaticoside. The absorption and penetration properties of that active ingredient are poor, due to its hydrophilic properties. In order to overcome those obstracles, in this research, a modification of Centella asiatica L. extract was made by formulating cream containing extract in the form of nanovesicle complex called phytosome. The aim of this research is to formulate two kinds of cream that contain phytosomal extract and normal extract without any modifications, then to compare both penetration profiles. The phytosome was made by mixing 1:1 phospholipid:extract with thin layer hydration method. Entrapment efficiency value of the phytosome suspension is 47,56 ± 1,68 %. Penetration test of both creams was run using Franz diffusion cell method. The cumulative amount of asiaticoside penetrated from phytosomal and non-phytosomal cream reaches 4,56 ± 0,32 µg/cm2 and 1,86 ± 0,24 µg/cm2, with the percentage of 40,81 ± 2,83%, and 16,66 ± 2,17%. Flux value from the phytosomal and non-phytosomal cream amounts 0,659 ± 0,035 µg.cm-2.hr-1 and 0,465 ± 0,061 µg.cm-2.hr-1. These results show that Centella asiatica L. extract in phytosomal cream gives better penetration profile compared to non-phytosomal cream. Both creams are showing good physical stability through organoleptic, homogenicity, and also viscosity observations done throughout two months at various temperatures and conditions.

"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wisnu Ari Adi
"Beberapa dekade terakhir ini peredam gelombang elektromagnetik (microwave absorber) dari bahan magnetik telah banyak digunakan untuk aplikasi di bidang pertahanan militer, elektronik dan telekomunikasi. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa bahan absorber gelombang elektromagnetik adalah sebuah bahan yang dapat melemahkan energi gelombang elektromagnetik. Bahan-bahan yang memiliki kriteria sebagai bahan absorber gelombang elektromagnetik adalah bahan harus memiliki karakteristik permeabilitas (magnetic loss properties) dan permitivitas (dielectric loss properties). Kandidat potensial sebagai bahan absorber gelombang elektromagnetik adalah bahan magnetik sistem ABO3 perovskite lanthanum manganite. Dengan rekayasa struktur sistem lanthanum manganite ini diharapkan dapat menjadi bahan unggul untuk aplikasi microwave absorber. Pengembangan bahan magnetik yang dilakukan dalam penelitian ini mencakup sistem La(1-y)BayFexMn½(1-x)Ti½(1-x)O3 (x = 0 - 1,0 dan y = 0 - 1,0) telah diperoleh komposisi yang paling baik yaitu komposisi senyawa La0.8Ba0.2Fe0.3Mn0.35Ti0.35O3. Sintesis nanopartikel senyawa La0.8Ba0.2Fe0.3Mn0.35Ti0.35O3 fase tunggal telah berhasil diperoleh melalui metode pemaduan mekanik dilanjutkan dengan tahapan sintering pada suhu 1000 °C selama 10 jam. Sintered materials kemudian dihaluskan kembali selama 20 jam. Hasil refinement pola difraksi sinar-x menunjukkan bahwa senyawa La0.8Ba0.2Fe0.3Mn0.35Ti0.35O3 memiliki struktur monoklinik dengan parameter kisi a = 5,5182(8) Å, b = 5,5442(8) Å, c = 7,822(1) Å, dan  = 89,63(1)o. Ukuran rata-rata kristalit partikel senyawa La0.8Ba0.2Fe0.3Mn0.35Ti0.35O3 adalah 42 nm. Sedangkan ukuran rata-rata partikelnya berdasarkan pengujian dengan Particle Size Analyser adalah 72 nm. Material bersifat ferromagnetik memiliki karakteristik nilai permeabilitas dan permitivitas yang baik. Hasil pengujian serapan gelombang elektromagnetik pada rentang frekuensi 9 - 15 GHz menunjukkan bahwa terdapat tiga frekuensi puncak serapan pada frekuensi 9,9 GHz, 12,0 GHz, dan 14,1 GHz dengan nilai reflection loss berturut-turut sebesar ~ 9 dB, ~ 13 dB, dan ~ 25 dB. Disimpulkan bahwa bahan sistem La(1-y)BayFexMn½(1-x)Ti½(1-x)O3 (dengan x = 0 - 1,0 dan y = 0 - 1,0) menjadi kandidat yang potensial untuk digunakan sebagai bahan unggul absorber gelombang elektromagnetik.

Recently electromagnetic wave absorber materials haves been used for military, electronic, and telecommunication devices. In a very simple definition, electromagnetic wave absorber material is a material that can weaken the electromagnetic wave energy. Basic properties which are required of electromagnetic wave absorber materials were that the materials must have high permeability (magnetic loss properties) and high permittivity (dielectric loss properties) values. One of potential candidates for absorbing materials is ABO3 perovskite lanthanum manganite-based system. Structurals modification of the basic lanthanum manganite was applied in order to find the best the microwave absorber characteristics of the modified materials system. Current research activities were covering La(1-y)BayFexMn½(1-x)Ti½(1-x)O3 (x = 0 - 1.0 and y = 0 - 1.0) compositions. It was found that the best composition with an improve microwave absorption characteristic is La0.8Ba0.2Fe0.3Mn0.35Ti0.35O3. Single phase of La0.8Ba0.2Fe0.3Mn0.35Ti0.35O3 nanoparticles were successfully synthesized by mechanical alloying method. The mixture of all precursors were first mechanically milled for 10 hrs and then sintered at a temperature of 1000 °C for 10 hrs in which a fully crystalline material is ensured. The sintered material was then re-milled for 20 hrs to obtain powder-based nanoparticles. The refinement of x-ray diffraction trace for re-milled materials confirmed a single phase material with a monoclinic structure of lattice parameters: a = 5.5182(8) Å, b = 5.5442(8) Å, c = 7.822(1) Å, and  = 89.63(1)o. The mechanically alloyed and sintered materials in the whole mechanical milling resulted in powders with mean crystallite size 42 nm. The mean particle size as refering to the particle size analyzer was 72 nm in the second mechanically milled powders. Thus, results of mean crystallite size and crystallite size evaluations for the powder materials showed that the mean crystallite zise is almost similar to the mean particle size. In addition, the hysteresis curve evaluation showed that the sample material is ferromagnetic. Results of VNA evaluation indicated that there were three of absorption peaks with reflection loss values ~ -9.0 dB, ~ -11.5 dB, and ~ -25.0 dB at frequency 9.9 GHz, 12.0 GHz, and 14.1 GHz respectively. The study concluded that the magnetic materials of La(1-y)BayFexMn½(1-x)Ti½(1-x)O3 compositions (x = 0 - 1,0 and y = 0 - 1) have a good potential to be a candidate of electromagnetc wave absorbing materials."
2014
D1959
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bathara Bhisma Arbianto
"Material Ca0.9La0.05Bi0.05Mn1-xCuxO3(x = 0, 0.025, 0.05, 0.075, 0.1) disintesis menggunakan metode sol-gel. Karakterisasi menggunakan X-ray Diffractometer(XRD) menunjukkan bahwa material Ca0.05La0.05Bi0.05Mn1-XCuXO3memiliki struktur kristal perovskite orthorombik dan akibat dari subtitusi Cu ditemukan distorsi struktur pada material yang diindikasi dengan perubahan parameter kisi. Sedangkan hasil dari Scanning Electron Microscope(SEM) menunjukkan adanya perubahan ukuran grainyang meningkat dengan meningkatnya jumlah konsentrasi Cu pada material. Fenomena distorsi struktur memiliki pengaruh terhadap sifat kelistrikan dan kemagnetan dari material. Dari sifat kelistrikan, dengan menggunakan pengujian RLC meter pada rentang 1 – 100,000 Hz diperoleh bahwa pada temperatur ruang dengan meningkatnya subtitusi Cu, menghasilkan impedansi listrik material yang meningkat dari sekitar 266.4 (x = 0)menjadi sekitar 589465.3 (x = 0.1). Dengan meningkatnya impedansi bisa dianggap meningkatnya juga sifat resistansi. Sifat resistansi material menghasilkan resistansi yang meningkat dari sekitar 252 (x = 0) menjadi sekitar 589463 (x = 0.1). Hal ini disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi subtitusi Cu mengakibatkan kurangnya hoppingelektron dikarenakan hilangnya ion Mn3+(Brajendra Singh, 2015) dan hasil Retvield Refinementyang menunjukkan bahwa transfer elektron yang lebih sulit yang disebabkan oleh berkurangnya sudut ikatan Mn-O-Mn dan bertambahnya panjang ikatan Mn-O (Rahman, 2019). Namun pada suhu 773 K, sifat resistansi material menurun dibandingkan dengan sifat resistansi pada temperatur ruang dari sekitar 143 (x = 0) hingga sekitar 100 (x = 0.1) pada masing-masing konsentrasi subtitusi Cu. Pada analisa magnetik, material Ca0.9La0.05Bi0.05Mn1-XCuXO3memiliki fasa paramagnetik. Dengan meningkatnya konsentrasi subtitusi Cu pada material, mengakibatkan nilai magnetisasi pada medan magnet sebesar 2 T yang cenderung menurun dari 1.1 emu/gr (x = 0) menjadi 0.9 emu/gr (x = 0.1). Hal ini dikarenakan oleh subtitusi Cu yang menghasilkan interaksi super-exchangeyang dimana meningkatnya ion Cu2+menyebabkan bertambahnya ion Mn4+dan berkurangnya ion Mn3+(K. Sakthipandi, 2019).

Ca0.9La0.05Bi0.05Mn1-xCuxO3(x = 0, 0.025, 0.05, 0.075, 0.1) materials has been synthesized using sol-gel method. Characterization using the X-ray Diffractometer (XRD) showed that Ca0.9La0.05Bi0.05Mn1-xCuxO3has perovskite crystal structure of an orthorhombic and because of Cu substitution that been found a structure distortion on the materials which indicated with the changes of lattice parameters. Results form Scanning Electron Microscope (SEM) showed that there is an increasing of grain size with the increasing Cu substitution on the materials. Structure distortion phenomenon has some influence to the electrical and magnetic properties from the materials. From the electrical properties, using LRC meter testing with frequency range 1 – 100,000 Hz resulting that in the room temperature with the increasing Cu substitution, the electrical impedance of the materials become increased from around 266.4 (x = 0) become around 589465.3 (x = 0.1).With the increasing of the electrical impedance can be assumed that resistance of the materials is increasing as well. The resistance of the materials resulting in the increasing resistance from around 252 (x = 0) become around 589463 (x = 0.1). the increasing resistance caused by increasing Cu substitution which result in lack of hopping electron caused by absence of Mn3+(Brajendra Singh, 2015) and Retveild Refinement showed that decresing bond angle Mn-O-Mn and increasing bond length Mn-O wich made the electron transport become more difficult (Rahman, 2019) . But on the 773K, the materials resistance is decreasing compare with each Cu subtitution the resistance on room temperature from around 143 (x = 0) to around 100 (x = 0.1) in each Cu substitution sampels. On magnetic properties, Ca0.9La0.05Bi0.05Mn1-xCuxO3materials has paramagnetic phase. With the increasing Cu substitution on the materials, causing the decreased magnetization value on the 2T magnetic field from 1.1 emu/gr (x = 0) become 0.9 emu/gr (x = 0.1). This caused by Cu substitution which produced super-exhange interaction where the increasing Cu2+causing increased Mn4+and decreasing of Mn4+(K. Sakthipandi, 2019)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raisha Irwinna
"Limpasan air hujan di perkotaan memiliki kandungan polutan dan logam berat yang tinggi sehingga perlu dilakukan pemurnian agar sesuai baku mutu sebagai alternatif penyediaan air bersih. Bioretensi merupakan solusi yang dapat dilakukan dengan menggunakan media filter dan tanaman air yang efektif untuk meyisihkan polutan dan logam berat dengan salah satu contohnya yaitu tanaman Canna Indica. Pada penelitian ini dilakukan pengujian untuk menganalisis penyerapan nitrogen dan logam berat pada setiap bagian tanaman dan penyisihan nitrogen dan logam beratnya. Penelitian ini menggunakan objek studi Kota Bekasi dengan menggunakan kondisi tanaman yang berbeda yaitu dengan menanam bagian akar, bagian akar dan batang, dan tanaman utuh yang terdiri dari akar, batang, dan tanaman untuk menguji parameter logam besi, kadmium, dan nitrogen. Hasil yang didapat dari penelitian ini yaitu untuk efisiensi penyisihan besi dapat mencapai hingga 98,59%, kadmium mencapai 89,59%, dan nitrogen mencapai 65,53%. Penyerapan besi paling tinggi pada tanaman yaitu pada bagian akar, untuk kadmium pada bagian batang, dan nitrogen pada bagian daun. Kombinasi antara media filter dan Canna Indica mampu menyisihkan dan menyerap logam besi, kadmium, dan nitrogen.

Rainwater runoff in urban areas has a high content of pollutants and heavy metals, so it is necessary to carry out purification to conform to quality standards as an alternative to providing clean water. Bioretention is a solution that can be done using filter media and water plants that are effective for removing pollutants and heavy metals with one example being the Canna Indica plant. This study aims to analyze the uptake of nitrogen and heavy metals in each part of the plant and the removal of nitrogen and heavy metals. The sampling is in Bekasi City by using different plant conditions by planting only the roots, roots and stems, and whole plants consisting of roots, stems, and plants to test iron, kadmium, and nitrogen. The results indicated that the bioretention efficiently removed 98.59% of iron (Fe), 89.59% kadmium (Cd), and 65.53% nitrogen (N). The highest absorption of Fe in plants is in the roots, for Cd in the stems, and N in the leaves. The combination of filter media and Canna Indica is able to remove and absorb Fe, Cd, N."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>