Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 70795 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fatinisa Rizki Nabillah
"Metode Magnetotellurik (MT) adalah metode elektromagnetik pasif dengan Tujuannya adalah untuk menentukan nilai resistivitas bawah permukaan. resistensi yang lebih rendah Permukaan digambarkan melalui proses inversi data MT. Dalam penelitian ini menggunakan data sintetik dan data pengukuran menggunakan . metode MT. Tahapan dalam penelitian ini adalah membuat program inversi menggunakan Algoritma capung untuk meminimalkan kesalahan antara data resistivitas semu dari
perhitungan algoritma dengan data pengukuran di lapangan, validasi menggunakan data sintetik, dan validasi data pengukuran di lapangan. Hasil penelitian Ini adalah analisis parameter lapisan bawah permukaan, dan akurasi perhitungan Algoritma Dragonfy dengan kesalahan maksimum kurang dari 5.

The Magnetotelluric (MT) method is a passive electromagnetic method with the aim of determining the value of the subsurface resistivity. lower resistance The surface is depicted through the MT data inversion process. In this study using synthetic data and measurement data using . MT method. The stage in this research is to create an inversion program using the dragonfly algorithm to minimize errors between the apparent resistivity data from algorithm calculation with measurement data in the field, validation using synthetic data, and validation of measurement data in the field. The results of this study are the analysis of the parameters of the subsurface layer, and the accuracy of the Dragonfy Algorithm calculation with a maximum error of less than 5."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dzil Mulki Heditama
"Sekarang ini metode MT cukup berkembang dan seringkali digunakan sebagai metode geofisika yang mampu memetakan kondisi bawah permukaan dengan baik, khususnya sistem panasbumi. Namun di sisi lain, keberadaan software atau program yang dapat digunakan untuk melakukan pengolahan data MT masih terbatas dan harganya relatif mahal. Dengan demikian penulis berupaya untuk melakukan penelitian dalam pembuatan program pengolahan data MT tersebut, terutama yang dapat mengolah data mentah MT berupa time series sampai menjadi data resistivitas semu dan fase. Dalam penelitian ini, penulis memfokuskan pada pembuatan program menggunakan MATLAB yang dapat melakukan pengolahan data time series menjadi resistivitas semu dan fase. Ada beberapa tahapan penting yang perlu dilakukan dalam melakukan proses pengolahan data time series, yaitu proses transformasi Fourier dengan teknik Fast Fourier Transform (FFT) yang bertujuan untuk mentransformasi data dari domain waktu menjadi domain frekuensi. Selanjutnya dilakukan penentuan interval frekuensi yang nantinya akan diproses pada tahapan selanjutnya. Kemudian dilakukan teknik robust processing yang tujuannya adalah untuk membuat data menjadi lebih smooth. Setelah itu dapat dihitung nilai tensor impedansinya untuk perhitungan resistivitas semu dan fase. Adapun hasil pengolahan data MT dari program yang telah dibuat sangat baik, dimana terdapat adanya kesesuaian antara kurva resistivitas semu dan fase yang dihasilkan dari program yang dibuat dan yang dihasilkan dari software komersial (SSMT2000). Perbandingan dengan menggunakan hasil inversi 2-D dengan input berupa data resistivitas semu dan fase dari kedua program pun menunjukkan adanya kesesuaian.

Recently, Magnetotelluric (MT) Method has been developed and often used as geophysical method which has good ability for subsurface mapping, especially geothermal system. However, software and program that could be used to carry out MT data processing is limited and expensive. Accordingly, the author attempted to do research in developing MT data processing program, especially time series data processing to be apparent resistivity and phase data. In this research, the author focuses on developing the computer program using MATLAB to proces the time series data transformation to be apparent resistivity and phase. There are several important steps to do in time series data processing, firstly Fourier transformation using Fast Fourier Transform (FFT) technique to transform the data from time domain to frequency domain. The next step is determination of frequency interval to be used for the next step. After that, a robust processing technique is performed to make the data smoother. Then, further step is calculation of tensor impedance for calculating apparent resistivity and phase. The MT data processing result produced from the computer program is excellent, where there is similarity between the apparent resistivity and phase curve produced from the computer program and those produced from the commersial software (SSMT2000). Comparison using 2-D inversion by inputting the apparent resistivity and phase data produced from both computer programs shows good agreement."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S1204
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
M.R. Annas Qahhar
"Daerah Lawu terletak di Kabupaten Karanganyar - Jawa Tengah dan Kabupaten Magetan - Jawa Timur. Dari data geologi, daerah gunung Lawu terdiri dari lava yang terjadi secara berkala dimana umur lava tersebut termasuk dalam umur batuan kuarter (Plistosen). Lawu merupakan zona vulkanik. Daerah Lawu merupakan daerah prospek Geothermal yang ditandai oleh adanya manifestasi permukaan seperti fumarole dan mata air panas dan telah dilakukan survey untuk memastikan itu. Survey yang dilakukan adalah survey Geofisika dengan metode Magnetotellurik untuk memastikan permukaan di dalam tanah.
Dalam metode Magnetotellurik ini ada tahapan-tahapannya seperti : akuisisi, processing dan interpretasi. Dalam tahap processing nantinya akan ada tahap pre-processing, yaitu mengubah domain waktu ke frekuensi, parameter robust dan seleksi cross power, tahap koreksi statik, dan tahap inversi. Setelah mendapatkan hasil inversi, maka akan dilakukan korelasi antara data geologi dan data geokimia untuk tahapan interpretasi.
Hasil dari keseluruhannya tersebut akan dibentuk dalam satu model sehingga akan terlihat gambaran di bawah permukaan tanah tersebut. Dari hasil didapatkan bahwa top reservoar terdapat pada elevasi 500-1000 m. Sedangkan dari data geokimia, untuk pendugaan temperatur sekitar 250 oC dengan menggunakan termometer gas CO2. Jadi, sistem geothermal yang ada di daerah lawu merupakan sistem geothermal tipe moderate.

The area of Lawu is located in Karayanyar Regency – East Java and Magenta Regency - Central Java. From geological data, the Lawu mountain area consist of lava that happens regularly where the lava are included in the old of quarter (Pleistocene). The Lawu is a volcanic zone. The area of Lawu is geothermal prospect areas are characterized by the presence of surface manifestations such as fumaroles and hot springs and have conducted a survey to ascertain that. Survey is a conducted by the Geophysical magnetotelluric method to ensure the soil surface.
In the magnetotelluric method there its phases such as: acquisition, processing and interpretation. In a later phase of processing will be pre-processing phase, which convert the time domain to the frequency, and the selection of robust parameter cross power, static correction phase, and phase inversion. After getting the results of the inversion, there will be a correlation between the data for geological and geochemical data interpretation phases.
The results of the whole will be formed into a single model that will look the picture below the soil surface. From the results it was found that there is a top reservoir at an elevation of 500-1000 m. while from geochemical data, to estimate the temperature around 250oC by CO2 thermometer. So, geothermal systems in areas of the Lawu are moderate type of geothermal system.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S46237
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fachriza Fathan
"Analisis seismik untuk mempelajari proses tektonik, kejadian gempa dan interaksi gempa membutuhkan pengetahuan yang akurat terhadap lokasi hiposenter gempa. Akurasi lokasi hiposenter dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah pemahaman terhadap struktur lapisan. Pengaruh dari kekeliruan terhadap struktur kecepatan lapisan dapat dengan efektif diminimalisasi menggunakan metode relokasi double-difference. Metode tersebut bekerja dengan meminimasi nilai residu antara selisih waktu tempuh terukur dan terhitung antara dua gempa yang diasumsikan memiliki lintasan rambat gelombang yang sama dari sumber menuju suatu stasiun.
Pada penelitian ini, penulis menggunakan data sintetik yang dibuat dengan variasi model kecepatan dan data riil di suatu daerah dekat struktur patahan. Data tersebut diolah menggunakan program HYPO71 yang mengaplikasikan metode Geiger untuk mendapatkan lokasi awal hiposenter, kemudian direlokasi dengan menggunakan program buatan berbasis MATLAB (Delta-Hypo) dan program HypoDD yang mengaplikasikan metode double-difference.
Hasil pengolahan data sintetik memberikan peningkatan akurasi episentral hingga 48% dan kedalaman hingga 42%. Hal ini menunjukkan bahwa metode double-difference berhasil merelokasi hiposenter sehingga diperoleh parameter dengan akurasi yang lebih baik, sekalipun terdapat penyederhanaan pada model kecepatan yang digunakan. Hasil pengolahan data riil menunjukkan adanya kesesuaian lokasi hiposenter dengan struktur geologi dan patahan yang ada di lapangan.

Seismicity analysis for the study of tectonic processes, earthquake recurrence, and earthquake interaction requires precise knowledge of earthquake hypocenter locations. The accuracy of absolute hypocenter locations is controlled by several factors, one of which is knowledge of the crustal structure. The effects of errors in structure can be effectively minimized by using double-difference relocation methods. This method works by minimizing residual between observed and calculated differential travel time between two events which assumed had a similar ray path between the source region and a common station.
In this research, the author uses synthetic data which varies in velocity model and real data from a certain region near fault structure. These data were processed using HYPO71 program that applies Geiger method to obtain initial hypocenter locations, and then relocated using artificial MATLAB based program (Delta-Hypo) and HypoDD program that applies double-difference method.
The synthetic data processing results gives epicentral accuracy improvement up to 48% and focal-depth up to 42%, which shows that double-difference method can successfully relocate hypocenters so that parameters with better accuration are obtained, although there are simplification in velocity model used. The real data processing results shows that the hypocenter locations is appropriate with existing geological and fault structure in the field.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S-57247
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jonathan Erick Avrianto
"ABSTRAK
Masalah yang sering dihadapi dalam pengolahan data Magnetotelluric (MT) biasanya berada dalam penentuan trend kurva rho dan phase dari data yang terinduksi oleh noise yang tinggi. Noise dan real data, terekam oleh alat pada saat yang bersamaan, namun noise dan data memiliki karakter yang berbeda. Sebagian besar noise yang terekam adalah random noise yang bergantung pada waktu, sedangkan real data tidak bergantung pada waktu. Noise dapat digambarkan dengan nilai error atau simpangan nilai dari nilai data terbaik. Untuk itu dilakukan upaya pemilihan waktu yang memiliki faktor noise yang rendah, sebagai upaya mengurangi nilai error rho dan phase pada suatu periode tertentu. Kasus yang dipakai dalam penelitian ini merupakan data yang terinduksi noise yang tinggi pada frekuensi kurang dari 1 Hz. Dengan pemilihan waktu yang tepat, maka kita dapat mengurangi nilai error akibat noise pada hasil pengolahan datanya.

ABSTRACT
Problems in data processing Magnetotelluric (MT) data is usually located in the determination of the trend curve rho and phase of the data that is induced by high noise. Noise and real data recorded by instruments at the same time, but the noise and the data has a different character. Most of the recorded noise is random noise that is independent of time, while the real data does not depend on time. Noise can be described by the value of the error or deviation of the value of the value of the data best. For that, the timing that have low noise factor, as an effort to reduce the error value of rho and phase in a given period. The case study is by the data that induced high noise at frequencies less than 1 Hz. With the right timing, then we can reduce the error rate due to noise on the results of data processing."
Universitas Indonesia, 2014
S57224
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A. Rizki Putra Utama
"Untuk menentukan zona prospek diperlukan beberapa kriteria yaitu struktur yang berasosiasi dengan permeabilitas tinggi, temperatur tinggi dan zona upflow. Berdasarkan peta lineament density serta metode FFD menunjukkan zona yang memiliki densitas tinggi berasosiasi dengan zona depresi yang merupakan struktur utama pada lapangan panasbumi ldquo;Q rdquo; dan munculnya beberapa manifestasi berupa fumarol, dan mata air panas APWO, APWK, APLM dan APBK. Dari diagram ternary Cl - SO4 - HCO3 menunjukkan APWO memiliki tipe steam heated water, APWK memiliki tipe bicarbonate water sedangkan APBK dan APLM memiliki tipe chloride water. Berdasarkan tipe fluida tersebut maka dapat diklasifikasikan bahwa lapangan panasbumi ldquo;Q rdquo; merupakan sistem hidrotermal. Penentuan estimasi temperatur reservoir menggunakan geothermometer silika dan geothermometer gas yang masing - masing berkisar antara 141 C - 212 C dan 250 C. Sehingga manifestasi APWO, FWO-1 dan FWO-2 menunjukkan berada pada zona upflow dan APWK, APBK, APLM berada pada zona outflow.
Hasil dari inversi 3D MT memperlihatkan sebaran resistivitas rendah < 10 ohm-m memiliki ketebalan 1000 m sampai 1500 m yang diduga sebagai clay cap, sebaran zona resistivitas tinggi > 100 ohm-m terlihat berbentuk updome pada kedalaman -500 sampai -4000 m yang diduga sebagai heat source. Dari hasil proses upward continuation dan reduce to pole, nilai magnetik yang berkisar -250 nT sampai -350 nT berada di bawah manifestasi FWO-01, FWO-02, APWO dan daerah dimana alterasi tersingkap. Sehingga dapat disimpulkan bahwa area yang memiliki densitas tinggi berkorelasi dengan sebaran resistivitas yang bernilai 10 ohm-m dan daerah yang memiliki nilai anomali magnetik rendah -250 nT sampai -200 nT dimana mengindikasikan zona reservoir berasosiasi dengan batas bawah clay cap atau BOC.

To determine the prospek area in geothermal field, must have the structure associated with high permeability, high temperature and upflow zone. Based on the map of lineament density and the FFD method shows a high density zone associated with the depression zone which is the main structure of the filed Q and the emergence of several manifestations of fumaroles and hot springs APWO, APWK, APLM and APBK. From the ternary diagram Cl SO4 HCO3 shows that APWO has steam heated water type, APWK has bicarbonate water type while APBK and APLM are chloride water type. Based on the obtained geochemical manifestations the geothermal system is a hydrothermal system. Prediction of reservoir temperature using silica geothermometer and gas geothermometer each ranging between 141 C 212 C and 250 C. So the manifestations of APWO, FWO 1 and FWO 2 indicate that they are in the upflow zone and APWK, APBK, APLM are in outflow zone.
The result of 3D MT inversion shows low resistivity 100 ohm m appears to be an updome at depths of 500 to 4000 m suspected as heat source. From the upward continuation and reduce to pole results, magnetic values ranging from 250 nT to 350 nT are under the manifestations of FWO 01, FWO 02, APWO and the areas where alteration is exposed. It can be concluded that areas with high densities are correlated with 10 ohm m resistivity distributions and regions having low magnetic anomaly values 250 nT to 200 nT which indicate the reservoir zone associated with the lower limit of clay cap or BOC.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
T49100
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Luthfan Togar
"ABSTRAK
Tahap eksplorasi masih memegang tantangan terbesar dan memiliki risiko tinggi di industri panas bumi. Karena itu, membutuhkan pemahaman yang baik tentang kondisi bawah permukaan dengan mengintegrasikan data geoscientific berkualitas tinggi. Tujuan utama eksplorasi adalah penentuan target pengeboran. Target pengeboran bawah permukaan sebenarnya diarahkan ke suhu tinggi dan zona permeabilitas tinggi. Distribusi suhu bawah permukaan dapat diperkirakan berdasarkan nilai resistivitas yang diperoleh dari data MT, sedangkan zona dengan permeabilitas tinggi dikaitkan dengan struktur geologi. Pemetaan geologis hanya bisa mengetahui geologi struktur ditunjukkan di permukaan. Namun, kelanjutan dari struktur geologi ke bawah permukaan sulit dideteksi. Penelitian ini difokuskan pada identifikasi bawah permukaan struktur geologis menggunakan data Magnetotelluric (MT). Analisis pola pemisahan atau splitting curve dari kurva MT, elongasi orientasi diagram polar, serta penggambaran struktur bawah permukaan dilakukan dengan mengacu pada hasil inversi 3 dimensi yang diperoleh dari MT, yang merupakan metode yang digunakan dalam penelitian ini serta daerah reservoir diketahui dari batas Base of Conductor. Data geologis dimasukkan sebagai data pendukung untuk membuat analisis keberadaan struktur geologi bawah permukaan menjadi lebih komprehensif. Tahap akhir dari penelitian ini adalah untuk menyediakan peta struktural terbaru yang dikonfirmasi oleh MT. Hasil analisis geokimia digunakan untuk menentukan perkiraan temperatur reservoir, sehingga dapat membantu dalam pembuatan model konseptual dan deliniasi daerah prospekTahap eksplorasi masih memegang tantangan terbesar dan memiliki risiko tinggi di industri panas bumi. Karena itu, membutuhkan pemahaman yang baik tentang kondisi bawah permukaan dengan mengintegrasikan data geoscientific berkualitas tinggi. Tujuan utama eksplorasi adalah penentuan target pengeboran. Target pengeboran bawah permukaan sebenarnya diarahkan ke suhu tinggi dan zona permeabilitas tinggi. Distribusi suhu bawah permukaan dapat diperkirakan berdasarkan nilai resistivitas yang diperoleh dari data MT, sedangkan zona dengan permeabilitas tinggi dikaitkan dengan struktur geologi. Pemetaan geologis hanya bisa mengetahui geologi struktur ditunjukkan di permukaan. Namun, kelanjutan dari struktur geologi ke bawah permukaan sulit dideteksi. Penelitian ini difokuskan pada identifikasi bawah permukaan struktur geologis menggunakan data Magnetotelluric (MT). Analisis pola pemisahan atau splitting curve dari kurva MT, elongasi orientasi diagram polar, serta penggambaran struktur bawah permukaan dilakukan dengan mengacu pada hasil inversi 3 dimensi yang diperoleh dari MT, yang merupakan metode yang digunakan dalam penelitian ini serta daerah reservoir diketahui dari batas Base of Conductor. Data geologis dimasukkan sebagai data pendukung untuk membuat analisis keberadaan struktur geologi bawah permukaan menjadi lebih komprehensif. Tahap akhir dari penelitian ini adalah untuk menyediakan peta struktural terbaru yang dikonfirmasi oleh MT. Hasil analisis geokimia digunakan untuk menentukan perkiraan temperatur reservoir, sehingga dapat membantu dalam pembuatan model konseptual dan deliniasi daerah prospek

ABSTRACT
The exploration phase still holds the biggest challenge and has a high risk in the geotermal industry. Therefore, it requires a good understanding of subsurface conditions by integrating high-quality geoscientific data. The main objective of exploration is determining drilling targets. The subsurface drilling target is actually directed to high temperature and high permeability zones. The subsurface temperature distribution can be estimated based on resistivity values ​​obtained from MT data, while zones with high permeability are associated with geological structures. Geological mapping can only know the geology of the structure shown on the surface. However, the continuation of the geological structure below the surface is difficult to detect. This study focused on the identification of subsurface geological structures using Magnetotelluric (MT) data. Analysis of splitting curve patterns from the MT curve, elongation of polar diagram orientation, and the description of subsurface structures is done by referring to the results of 3-dimensional inversion obtained from MT, which is the method used in this study and the reservoir area is known from the Base of Conductor boundary. Geological data is included as supporting data to make an analysis of the existence of subsurface geological structures more comprehensive. The final stage of this research is to provide the latest structural maps confirmed by MT. The results of the geochemical analysis are used to determine the reservoir temperature forecast, so that it can assist in making conceptual models and delineation of prospect areas.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nugraheni Utaminingsih
"Data hasil pengukuran metode magnetotelluri k (MT) sering mengalami pergeseran statik. Pergeseran statik bisa terjadi karena be berapa hal antara lain heterogenitas di dekat permukaan, kontak vertikal atau kondisi batas pada struktur, dan juga karena adanya efek topografi. Ketika terjadi Pergeseran statik pada data MT, maka akan terj adi kesalahan (misleading) dalam menginterpreta sikan nilai resistivitas dan kedalaman. Oleh karena itu, perlu dilakukan koreksi untuk menghilangkan efek -efek statik tersebut. Koreksi dapat dilakukan menggunakan metode TDEM. Namun demikan, metode ini memerlukan pengukuran di lapangan untuk memperoleh da ta medan magnet sekunder akibat induksi medan magnet primer. Oleh karena itu, dilakukan penelitian untuk memperoleh metode baru yang dapat mengkoreksi pergeseran statik tersebut. Penelitian dilakukan menggunakan Geostatistik CoKriging pada program MATLAB. Koreksi menggunakan program ini, diuji pada data sintetik dan data riil. Hasil koreksinya cukup baik dan dapat diperhitungkan. Model dan kurva yang telah mengalami koreksi menghasilkan model dan kurva yang lebih baik daripada sebelum koreksi. Program ini dapat menjadi alternatif tools untuk mengkoreksi pergeseran statik.

Static shift often occur in data magneto telluric (MT) measurement method. Static shift can be by several things such as near surface inhomogeneity, vertical contact or the boundary condition in structure, or the effect of topography. Static shift in MT data will lead to Wrong (misleading) interpretation in resistivity and depth. Therefore, We need to correct the data to remove the static shift. Static shift correction can be done by using TDEM data. Hovvever, the method needs field measurement to get secondary magnetic field data caused by induction of primer magnetic field. Accordingly, We did a research to get new method for correcting the static shift. We did it using Geo statistic Co-Kriging method in MATLAB program. Correction with this program was conducted using sintetic and riil data. The results vvere good and success. Model and data curve after static shift correction can yield better model and data than be fore correction. This program can be used for alternative tools for static shift correction."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S29505
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sandy Akbar
"Pengolahan data transient elektromagnetik bertujuan mendapatkan sifat fisis batuan berdasarkan resistivitas terhadap kedalaman, yang nantinya akan dianalisa untuk mengetahui daerah prospek hidrokarbon. Tahpan dalam pengolahan data untuk mendapatkan nilai resistivitas terlebih dulu mendapatkan nilai resistivitas semu. Nilai resistivitas semu pada metode Transient Electromagnetic (TEM) dapat ditentukan dengan menggunakan beberapa formula yang dikembangkan oleh Kaufman & keller, Zonge, Fitterman & Stewart, dan Cristensen. Dalam proses pemilihan formula TEM yang digunakan analisa dengan mencari perbedaan relative dengan bantuan dari data sintetik, fonnula Fitterman & Stewart memiliki nilai perbedaan relatifitas 0,37%. Korelasi nilai resistivitas dilakukan dengan membandingkan nilai resistivitas yang didapat hasil perhitungan berdasarkan formula TEM dengan nilai resistivitas semu yang diperoleh dari hasil pemodelan l dimensi dengan software LOTEM maupun dengan software IX1D. Proses automatisasi dibuat bertujuan untuk melakukan efisiensi dalam proses perhitungan nilai resistivitas semu dengan software Matlab inenggunakan aplikasi GUIDE Pemodelan 1 dimensi yang di gabungkan dari bebarapa titik sounding bertujuan mendapatkan profil resistivitas yang nantinya akan memberikan informasi bawah permukaan. Dari profil resistivitas semu terhadap kedalaman terlihat adanya struktur yang berupa antiklin pada daerah 500-3000m dengan kedalaman 1000an meter. Pada daerah struktur antiklin terlihat nilai resistivitas yang tinggi mengindikasikan kemungkinan adanya hidrokarbon.

Processing of transient electromagnetic data to obtain physical properties of rocks based on the resistivity with depth, which will be analyzed to determine areas of hydrocarbon prospects. Stages in data processing to obtain resistivity values first obtaining apparent resistivity value. Value of apparent resistivity on the method of Transient Electromagnetic (TEM can be determined by using some formula that was developed by Kaufman & Keller, Zonge, Fitterman & Stewart, and Cristensen. In the process of choice formula used TEM analysis by looking for relative dwerences with the heha of synthetic data, Fitterman & Stewartls formula has the value 0.3 7% dwerence relativity. Correlation of resistivity values is done by comparing the obtained resistivity values calculated based on the formula TEM apparent resistivity value obtained from the one-dimensional modeling software or with software IXID LOTEM. Automatic process is made aimed at improving efficiency in the process of calculating the value of apparent resistivity with Matlab software using GUIDE aplication. Modeling one- dimensional in combination of Many diagnostic point to obtain a profile of resistivity sounding which will provide subsurface information. From the profile of apparent resistivity with depth seen in the form of the anticline structure in the 3,000 m with a depth of 500-meter 1000an. At the regional anticline structure visible high resistivity values indicate the possibility of hydrocarbons."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S29468
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
M. Zaki Palembani
"Seperti hal nya lapangan geotermal yang sudah diekstraksi lebih dari 25 tahun, Salak juga mengalami penurunan produksi akibat cooling atau penurunan suhu pada reservoir. Analisis 3G, yaitu Geofisika, Geokimia, dan Geologi yang dilakukan seringkali tidak sesuai dengan data sumur, karena kesalahan mendasar dari interpretasi zona resistivitas rendah, barrier sesar atau marjin reservoir terutama pada reservoir di bawah sumur produksi dan injeksi lapangan Salak. Semua data yang dianalisis adalah data yang diperoleh pada waktu sumur awal diproduksi. Analisis penyebaran zona resisitivitas dengan metode seleksi dan re-prosessing yang tepat menjadi hal dasar dari penentuan batas area prospek dan zona uplow dan outflow. Sebaran dan kedalaman zona konduktif mendeskripsikan penyebaran mineral alterasi, kontak litologi, barrier patahan, batas TOR dan BOC (updome shape), perubahan suhu karena perbedaan kontras dari jalur permeabilitas dan arah aliran fluida. Pola ketebalan resistivitas yang relatif sama di atas reservoir atau batas low resistivity anomaly mungkin menghasilkan kesalahan interpretasi dari noise yang perlu dikoreksi. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi model konseptual yang lebih konsisten, representatif dan terintegrasi serta menunjukkan kesesuaian dengan data pendukung lainnya, sehingga dapat mengidentifikasi masalah yang dihadapi, dan selanjutnya memberikan hipotesis untuk menjaga keberlangsungan performa reservoir.

Like most geothermal field which has been extracted for more than 25 years, Salak has been also experienced the production decline, which is quite likely caused by change of well pressure and cooling in reservoir. The existing 3G analysis was frequently contradicted with well data, especially caused by misinterpretation of noisy and low deep resistivity. Furthermore, all corrected 3D inversion MT data is compared with well data, geology , and geochemical data, to produce updated and integrated conceptual model, which can be expexted to re-evaluate analysis of changes in the distribution of resistive zones at initial reservoir conditions that give indication of distribution of alteration minerals, TOR and BOC (updome shape) boundary, lithology contacts, variation of pressure and temperature, and give identification of permeability zone contrasting and fluid pathway, fault orientation corresponds to good aggrement of interpetation of low resistivity zone and well data. The powerfull and developed 3D MT Inversion and observation of anomalous resistivity feature interpreted as clay alteration, fault barrier, upflow and or the expansion of neutral spring water in ouflow zone near Awi 20 and 15. This anomaly is strongly correlated to the temperature changes in hydrothermal mineral. This variation shows the deep and shallow up-dome shaped of geothermal system below Awi 9, 10 and 14, confirmed by Parabakti and Cibeureum fumarol analysis, thin clay cap, fault intersection map and especially high temperature in well data. To test this hypothesis, writer recast all supporting data with revised resistivity model. This research is expected to provide information on a representative conceptual model and accurate analysis to the current problems respectively, hence improved approachs can be taken to implement further recommendation on how to hypothesize a strategic solution to maintain reservoir performance. "
Jakarta: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>