Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 170569 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Faizal Dzaky Rahmadika
"Latar Belakang: Terbatasnya ketersediaan obat antidiabetes menjadi masalah dalam pengobatan diabetes di Indonesia. Indonesia yang memiliki berbagai tanaman yang berpotensi sebagai antidiabetes dapat dimanfaatkan untuk mengatasi masalah tersebut, salah satunya adalah Malus domestica yang berpotensi sebagai antidiabetes.
Tujuan: Mengetahui pengaruh ekstrak daun apel (Malus domestica) terhadap penurunan kadar gula darah dan perubahan histopatologi hati tikus Sprague Dawley yang diinduksi aloksan.
Metode: Penelitian ini menggunakan 24 ekor tikus putih Sprague Dawley yang dibagi menjadi 6 kelompok yaitu kelompok normal (tidak hiperglikemik), kelompok kontrol positif dengan Metformin, kelompok kontrol negatif dengan akuades, dan tiga kelompok perlakuan yang diberikan ekstrak daun Malus domestica pada dosis 200mg. /kgBB, 400mg/kgBB, dan 600mg/kgBB. Mencit disuntik aloksan dengan dosis 120mg/kgBB secara intraperitoneal. Kemudian tikus diperiksa gula darahnya setelah 4 hari sejak penyuntikan. Tikus dikategorikan hiperglikemik jika kadar gula darahnya mencapai >200 mg/dL dan diberi perlakuan dalam waktu 16 hari. Kadar gula darah tikus diperiksa pada hari ke 4, 8, 12, dan 16. Setelah 16 hari, tikus dibedah dan diambil hati untuk pemeriksaan histologis menggunakan pewarnaan hematoksilin dan eosin (HE). Data kadar gula darah yang diperoleh akan diuji dengan one way ANOVA.
Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan pengaruh ekstrak daun apel (Malus domestica) yang dapat menurunkan kadar gula darah dan mempengaruhi histopatologi hati tikus hiperglikemik. Dosis yang menunjukkan penurunan kadar gula darah paling baik adalah 200 mg/KgBB. Semua dosis ekstrak (200, 400, dan 600 mg/KgBB) menunjukkan perbaikan struktur histopatologi hati, sedangkan dosis 400 mg/KgBB dan 600 mg/KgBB menunjukkan efek protektif terhadap komplikasi kerusakan hati.
Kesimpulan: Ekstrak daun apel (Malus domestica) dapat menyebabkan penurunan kadar gula darah dan mempengaruhi struktur histologi hati tikus hiperglikemik.

Background: The limited availability of antidiabetic drugs is a problem in the treatment of diabetes in Indonesia. Indonesia which has various plants that have the potential as antidiabetic can be used to overcome this problem, one of which is Malus domestica which has the potential as antidiabetic.
Objective: To determine the effect of apple leaf extract (Malus domestica) on reducing blood sugar levels and histopathological changes in the liver of Sprague Dawley rats induced by alloxan.
Methods: This study used 24 white Sprague Dawley rats which were divided into 6 groups, namely a normal group (not hyperglycemic), a positive control group with Metformin, a negative control group with distilled water, and three treatment groups given Malus domestica leaf extract at a dose of 200 mg. /kgBW, 400mg/kgBW, and 600mg/kgBW. Mice were injected with alloxan at a dose of 120mg/kgBW intraperitoneally. Then the mice were checked for blood sugar after 4 days since the injection. Mice were categorized as hyperglycemic if their blood sugar levels reached >200 mg/dL and were given treatment within 16 days. Blood sugar levels of rats were examined on days 4, 8, 12, and 16. After 16 days, rats were dissected and livers were taken for histological examination using hematoxylin and eosin (HE) staining. The blood sugar level data obtained will be tested with one way ANOVA.
Results: The results of this study showed the effect of apple leaf extract (Malus domestica) which can reduce blood sugar levels and affect the histopathology of hyperglycemic rat liver. The dose that shows the best reduction in blood sugar levels is 200 mg/KgBW. All extract doses (200, 400, and 600 mg/KgBW) showed improvement in the histopathological structure of the liver, while doses of 400 mg/KgBW and 600 mg/KgBW showed a protective effect against complications of liver damage.
Conclusion: Apple leaf extract (Malus domestica) can cause a decrease in blood sugar levels and affect the histological structure of the liver of hyperglycemic rats.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nina Bonita Hasanah
"Latar Belakang: Pengobatan diabetes mellitus yang terbatas menjadi salah satu alasan penggunaan terapi komplementer dengan memanfaatkan tanaman obat yang ada di Indonesia, seperti daun Vernonia amygdalina sebagai terapi alternatif diabetes.
Tujuan: Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efek ekstrak daun Vernonia amygdalina dalam menurunkan kadar glukosa darah dan pengaruhnya terhadap histopatologi ginjal.
Metode: Penelitian dilakukan pada 24 tikus Sprague dawley dengan berat 200 – 300 gram. Efek antidiabetes diuji dengan mengamati penurunan kadar glukosa darah pada tikus sprague dawley yang sudah diinduksi dengan aloksan dan dibagi menjadi 6 kelompok yang terdiri dari kelompok normal, kelompok kontrol positif, kelompok kontrol negatif, kelompok dosis ekstrak 200 mg/KgBB, kelompok dosis ekstrak 400 mg/KgBB, dan kelompok dosis ekstrak 600 mg/KgBB. Kadar glukosa darah diamati selama 16 hari dan diperiksa di hari ke-4, 8, 12, dan 16. Data hasil penurunan glukosa darah selanjutnya dianalisis menggunakan uji one way ANOVA dengan program SPSS 23. Pembacaan histologi ginjal tikus menggunakan pewarna Hematoksilin Eosin untuk melihat perubahan pada jaringan.
Hasil: Ekstrak daun Vernonia amygdalina menunjukkan efek dalam menurunkan kadar glukosa darah pada tikus diabetes dengan dosis efektif 200 mg/KgBB. Gambaran histopatologi ginjal menunjukkan terjadi nekrosis tubulus proksimalis pada seluruh kelompok perlakuan, kecuali kelompok normal.
Kesimpulan: Pemberian ekstrak daun Vernonia amygdalina dapat menurunkan kadar glukosa darah dan tidak memberi efek perbaikan pada struktur histopatologi ginjal
Background: The limitation of diabetes mellitus medication in Indonesia has become one of the reason to use complementary therapy from plant extract that available in Indonesia, such as Vernonia amygdalina leaves extract as an antidiabetes therapy. Objective: This research was done to investigate the effect of Vernonia amygdalina leaves extract in reducing blood glucose level and its effect on renal histopathology.
Methods: This study was conducted on 24 Sprague dawley rat weighing 200 – 300 grams. The antidiabetic effect was tested by observing blood glucose level in Sprague dawley rats that had been induced with alloxan and divided into 6 groups consist of normal group, positive control group, negative control group, 200 mg/KgBB dose of leaves extract group, 400 mg/KgBB dose of leaves extract group, and 600 mg/KgBB dose of leaves extract gtroup. Blood glucose levels were observed for 16 days and examined on day 4, 8, 12, and 16. The result data were analyzed by using the one-way ANOVA test by SPSS 23 program. The rat’s renal histology readings were using Hematoxylin Eosin to see any tissue’s changes.
Results: Vernonia amygdalina leaf extract showed an effect in reducing blood glucose levels in diabetic rats with an effective dose of 200 mg/KgBB. Kidney histopatology result showed necrosis on proximal tubules in all treatment except the normal group. Conclusion: The administration of Vernonia amygdalina leaf extract can reduce blood sugar levels and did not show any improvement effect in histopathological structure of the kidney.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
RA. Mitsalina Inggita
"berkembang semakin masif setiap tahunnya dengan risiko komplikasi, di antaranya berupa kardiomiopati. Pengobatan tradisional berupa daun delima (Punica granatum) dapat menjadi alternatif bagi pengobatan konvensional diabetes mellitus. Tujuan: Mengetahui potensi ekstrak daun delima sebagai agen antihiperglikemik dan kardioprotektif.
Metode: Penelitian dilakukan terhadap 20 tikus Sprague dawley diabetes yang sebelumnya telah diinduksi menggunakan aloksan, dan 4 tikus normal. Tikus tersebut dikelompokkan dalam 6 kelompok, yaitu kelompok normal, kontrol positif, kontrol negatif, dan 3 kelompok perlakuan yang masing-masing diberikan ekstrak dosis 200
mg/kg berat badan (BB), 400 mg/kgBB, dan 600 mg/kgBB. Pengukuran gula darah puasa (GDP) dilakukan sebelum perlakuan dan setiap 4 hari selama perlakuan berlangsung, selama 16 hari. Setelah perlakuan, dilakukan uji histopatologi teknik pewarnaan hematoksilin-eosin terhadap jantung tikus. Hasil: Kelompok perlakuan dengan pemberian dosis ekstrak 400 mg/kgBB dan 600 mg/kgBB menunjukkan penurunan GDP tikus yang signifikan jika dibandingkan dengan kontrol negatif. Dosis 600 mg/kgBB merupakan dosis yang dinilai paling efektif. Uji
histopatologi menunjukkan kardiomiopati pada kelompok kontrol negatif dan kelompok perlakuan dengan dosis 200 mg/kgBB dan 400 mg/kgBB, sementara kelompok normal, kontrol positif, dan perlakuan dengan dosis 600 mg/kgBB tidak menunjukkan kelainan
spesifik. Kesimpulan: Ekstrak daun delima menunjukkan efek antihiperglikemik dan kardioprotektif melalui uji In Vivo. Dosis efektif esktrak daun delima adalah 600 mg/kgBB.
Background: Diabetes mellitus is a global health problem that is developing massively every year with risks of complications, one of which is cardiomyopathy. Traditional remedies such as pomegranate (Punica granatum) leaf can be an alternative to conventional treatment of diabetes mellitus. Objective: To study the potential of pomegranate leaf extract as antihyperglycemic and cardioprotective agent.
Methods: This research was done to 20 alloxan-induced diabetic rats and 4 normal rats. Those rats are grouped into 6 groups, which includes normal group, positive control group, negative control group, and 3 groups treated with the exctract by the dose of 200
mg/kg body weight (BW), 400 mg/kgBW, and 600 mg/kgBW. Measurements of fasting blood sugar (FBS) were done before the treatment, and every 4 days during the 16 days the research was conducted. After the treatments were given, histopathology test of
hematoxylin-eosin staining was done to the hearts of the rats.
Results: The groups treated with the 400 mg/kgBW and 600 mg/kgBW dose extract showed significant decreases in FBS compared to the negative control group. The 600 mg/kgBW dose is considered as the most effective dose. Histopathology evaluation showed cardiomyopathy in the negative control group and the groups treated with 200 mg/kgBW and 400 mg/kgBW extract, while the normal group, positive control group, and the group treated with 600 mg/kgBW extract showed no specific disorder. Conclusion: The pomegranate leaf extract showed antihyperglycemic and cardioprotective effect through In Vivo experiment. The effective dose of pomegranate leaf extract is 600 mg/kgBW."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shania Octaviani Salim
"Latar Belakang: Keterbatasan obat antidiabetes menjadi salah satu rintangan dalam upaya mengatasi masalah diabetes di Indonesia. Kekayaan tumbuhan medikasi Indonesia dapat menjadi solusi dalam mengatasi masalah tersebut, termasuk pengembangan Tithonia diversifoliasebagai antidiabetes.
Tujuan: Mengetahui efek ekstrak daun Paitan Tithonia diversifolia terhadap kadar glukosa darah dan perubahan histologis pankreas pada tikus Sprague dawleyyang diinduksi aloksan.
Metode: Sebanyak 24 tikus Sprague dawley, yang bergula darah normal, dibagi menjadi 6 kelompok, yaitu kelompok normal tanpa perlakuan, kelompok kontrol positif yang diberikan Metformin, kelompok kontrol negatif yang diberikan aquades, serta tiga kelompok perlakuan lainnya yang diberikan ekstrak daun Paitan Tithonia diversifolia dengan dosis 200mg/kgBB, 400mg/kgBB, 600mg/kgBB. Aloksan dengan dosis 120mg/kgBB disuntikan secara intraperitoneal kepada semua tikus kecuali kelompok normal. Setelah 4 hari, kadar gula darah puasa GDP tikus diperiksa. Tikus dengan kadar GDP >200mg/dL akan diberikan perlakuan sesuai dengan kelompoknya selama 16 hari. Pemeriksaan kadar GDP dilaksanakan pada hari ke 4, 8, 12, dan 16. Selanjutnya, pankreas tikus akan diambil untuk pemeriksaan histologi secara kualitatif dengan pewarnaan Hematoksilin Eosin. Data kadar GDP yang diperoleh dianalisis dengan one way ANOVA.
Hasil: Penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak daun paitan Tithonia diversifolia dapat menurunkan kadar GDP dari tikus yang diabetes. Dosis yang paling efektif dalam menurunkan kadar GDP tikus adalah 200mg/kgBB. Sedangkan, ekstrak daun paitan Tithonia diversifolia dengan dosis 600mg/kgBB mampu memperbaiki struktur histologi pankreas dari tikus.
Kesimpulan: Ekstrak daun paitan Tithonia diversifolia mampu menurunkan kadar GDP tikus dan memperbaiki struktur histologi pankreas pada tikus.

Background: The limitation of antidiabetic medication is one of the obstacles to overcome diabetes problem in Indonesia. The wealth of Indonesian medical plants can be a solution to solve that problem, including the development of Tithonia diversifolia as an antidiabetic agent.
Objective: Determining the effect of Paitan Tithonia diversifolia leaf extract on blood glucose levels and histological changes in alloxan induced Sprague dawley rats pancreas.
Methods: There were 24 Sprague dawley rats, with normal blood glucose levels, divided into 6 groups, namely normal group without any intervention, positive control group was treated with Metformin, negative control group was treated with aquades, and other three groups were treated with Paitan extract at dose of 200mg/kgBB, 400mg/kgBB, 600mg/kgBB. Alloxan with a dose 120mg/kgBB injected via intraperiotenal to all rats, except the normal group. After 4 days, the rats blood glucose level were checked. Rats with fasting blood glucose FBG level>200mg/dL treated according to their groups for 16 days. FBG checked on day 4, 8, 12, and 16. Then, pancreas of the rats will be taken for qualitative histological examination with Hematoxilin Eosin staining. The FBG level were analyzed with one way ANOVA test.
Results: This research showed Paitan Tithonia diversifolia leaf extract could decrease FBG level of diabetic rats. The most effective dose to reduce rats FBG level was 200mg/kgBB. Extract of paitan (ithonia diversifolia leaf at 600mg/kgBB was able to improve histological structure of rats pancreas.
Conclusion: Extract of paitan Tithonia diversifolia leaf was able to decrease diabetic rats FBG level and improve the histological structure of rats pancreas.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Nabillah
"Latar belakang: Diabetes mellitus merupakan penyakit metabolik kronik yang terus meningkat secara global. Pengobatan yang panjang, mahal, dan memiliki efek samping membuat penelitian tentang pengobatan herbal diabetes terus dikembangkan. Sejumlah senyawa biokimia ekstrak etanol daun tin berpotensi sebagai antidiabetes, tetapi penelitian mengenai efek protektifnya terhadap hati tikus diabetes belum banyak dilakukan.
Metode: Penelitian eksperimental ini menggunakan 30 ekor tikus wistar yang terbagi dalam 6 kelompok. Streptozotocin 40 mg/kgBB diberikan secara intraperitoneal dan diberi perlakuan sesuai kelompok. Gula darah puasa diukur setiap 2 kali seminggu. Hati tikus diambil dan diamati di bawah mikroskop pada perbesaran 100x dan 400x. Persentase perubahan sel hepatosit dihitung, meliputi sel normal, degenerasi hidropik, degenerasi melemak, dan nekrosis.
Hasil: Data dianalisis menggunakan uji Kruskal-Wallis dan dilanjutkan uji Mann-Whitney. Hasil uji Kruskal-Wallis, pemberian ekstrak etanol daun tin pada tikus diabetes yang diinduksi streptozotocin berpengaruh nyata terhadap kadar gula darah puasa (p<0,05). Terjadi perubahan gambaran histopatologi hati, meliputi perubahan sel hepatosit normal, degenerasi hidropik, dan degenerasi melemak. Terdapat perbaikan gambaran histopatologi hati pada kelompok perlakuan ekstrak etanol daun tin dosis 200 mg/kgBB, 400 mg/kgBB, dan 800 mg/kgBB terhadap kontrol negatif.
Kesimpulan: Pemberian ekstrak etanol daun tin berpengaruh dalam menurunkan kadar gula darah puasa tikus diabetes, dengan dosis 800 mg/kgBB menunjukkan rata-rata persentase penurunan terbesar (53,61 ± 13,84%) dibandingkan kelompok lainnya. Pemberian ekstrak etanol daun tin juga berpengaruh pada perubahan gambaran histopatologi hati tikus diabetes

Introduction: Diabetes mellitus is a chronic metabolic disease that continues to increase globally. Long and expensive treatment with its side effects influence the studies on diabetes herbal medicine continue to be developed. A number of biochemical compounds from ethanol extract of fig leaves have potential as antidiabetics, but studies on their protective effects on the liver of diabetic rats have not been carried out.
Method: This experimental study used 30 wistar rats divided into 6 groups. Streptozotocin 40 mg/kgBW was administered intraperitoneally. Fasting blood glucose levels were measured twice a week. The rat liver was taken and observed under a microscope at 100x and 400x magnification. Hepatocyte cell change percentages were observed, including normal cells, hydropic degeneration, fatty degeneration, and necrosis. Data were analyzed using the Kruskal-Wallis test and continued with the Mann-Whitney test.
Result: The results of the Kruskal-Wallis test, administration of ethanol extract of fig leaves to diabetic rats induced by streptozotocin had a significant effect on fasting blood glucose levels (p<0.05). Changes in the histopathological features of the liver, including changes in normal hepatocyte cells, hydropic degeneration, and fatty degeneration. There was an improvement in the histopathological feature of the liver in the treatment group of tin leaf ethanol extract at doses of 200 mg/kgBW, 400 mg/kgBW, and 800 mg/kgBW against negative control group.
Conclusion: Administration of fig leaf ethanol extract had an effect on reducing fasting blood glucose levels in diabetic Wistar rats, with a dose of 800 mg/kgBW showing the largest average percentage decrease (53,61 ± 13,84%) compared to other groups. Administration of tin leaf ethanol extract also affected changes in the histopathological features of diabetic rats liver
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Valdi Ven Japranata
"ABSTRACT
Pendahuluan: Penuaan adalah penurunan integritas struktur dan fungsi organisme yang bersifat progresif dan tidak dapat kembali. Pada manusia, hal ini berdampak pada penurunan kognisi dan kekuatan otot, serta peningkatan kerentanan terhadap penyakit degeneratif. Kecepatan penuaan individu berkaitan dengan derajat stres oksidatif yang ditentukan oleh keseimbangan antara radikal bebas dan antioksidan. Ekstrak etanol Centella asiatica (CA) diketahui berefek antioksidan dan antiinflamasi sehingga berpotensi sebagai agen antipenuaan untuk individu tua. Metode: Tikus Sprague-Dawley (SD) tua dibagi ke dalam tiga kelompok, yaitu kontrol negatif (n = 6), kontrol positif (vitamin E 6 IU, n = 7), dan perlakuan (ekstrak etanol CA 300 mg/kg berat badan, n = 8). Sebagai pembanding, terdapat satu kelompok tambahan yang terdiri atas tikus SD muda (n = 6). Kognisi tikus SD sebelum perlakuan ditentukan menggunakan labirin Y. Perlakuan kemudian diberikan selama 28 hari dan kognisi tikus dinilai setiap minggunya. Pada hari ke-29, kekuatan otot tikus diukur dengan uji genggaman dan tikus diterminasi untuk diukur kadar interleukin-6 (IL-6) darah dengan enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA). Hasil: Peningkatan kekuatan otot (p = 0,014) dan penurunan kadar IL-6 darah (p = 0,001) yang signifikan ditemukan pada kelompok perlakuan dengan CA dibandingkan kontrol negatif, namun tidak ditemukan perbedaan signifikan secara statistik pada kognisi baik antarkelompok setiap minggu maupun antarminggu setiap kelompok (p > 0,05). Kesimpulan: Pemberian ekstrak etanol CA menurunkan kadar IL-6 darah dan meningkatkan kekuatan otot pada tikus SD tua, namun tidak berefek terhadap kognisi. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mempelajari efek CA sebagai agen antipenuaan.

ABSTRACT
Introduction: Aging is progressive and irreversible declines in structural integrity and function of organisms. In human, it leads to cognition and muscle strength impairment, also increased vulnerability to degenerative disorders. Individual aging rate is influenced by degree of oxidative stress, determined by equilibrium between free radicals and antioxidants. Centella asiatica (CA) ethanolic extract has antioxidant and anti-inflammatory effects so it potentially acts as antiaging agent for aged individuals. Methods: Aged Sprague-Dawley (SD) rats were divided into three groups: negative control (n = 6), positive control (vitamin E 6 IU, n = 7), and treatment (CA ethanolic extract 300 mg/kg body weight, n = 8). There is an additional group of young SD rats for comparison (n = 6). Their cognition was measured with Y-maze prior treatment. The treatment was given for 28 days and the cognition level was measured each week. At day 29, their muscle strength was measured with grip test and the rats were terminated to determine their blood interleukin-6 (IL-6) level with enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA). Results: Significant muscle strength improvement (p = 0,014) and blood IL-6 level reduction (p = 0,001) were found in group receiving CA treatment compared with negative control, but differences in cognition were not significant, both among groups each week and among weeks each group (p > 0,05). Conclusions: CA ethanolic extract treatment reduces blood IL-6 level and improves muscle strength in aged SD rats, but exerts no effect to cognition. Further studies are required to investigate CA effect as antiaging agent."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vera Citra Setiawan Hoei
"Pada era modern ini, terdapat perubahan drastic dalam pola makan sehari-hari. Kebanyakan orang cenderung mengkonsumsi lebih banyak makanan siap saji dan minuman dengan pemanis rasa karena kepraktisan dan harga yang relatif murah dengan rasa yang cukup memuaskan. Makanan dan minuman tersebut mengandung banyak gula dan minyak yang kemungkinan dapat menyebabkan berbagai kelainan dalam tubuh terutama di hati. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji akibat dari konsumsi gula dan minyak yang berlebihan terhadap kadar glukosa dan kolesterol dalam darah serta perubahan yang terjadi pada hati. Penelitian dilakukan dengan metoda eksperimental dengan menggunakan dua puluh tikus jenis Sprague Dawley dibagi menjadi 4 grup; 2 kontrol dan 2 terapi. Subjek kemudian dicekok dengan 5 ml gula atau minyak secara bergantian setiap 2 hari. Data yang dikumpulkan termasuk kadar glukosa dan kolesterol darah yg diambil 3 hari sekali serta persentase lemak dalam hati dan penebalan dinding pembuluh darah. Setelah 1 bulan intervensi, grup terapi 1 menunjukkan penaikkan yang signifikan pada kadar glukosa, kolesterol, persentase deposisi lemak dan jumlah penebalan pembuluh darah (p<0.05). Hasil yang serupa juga didapatkan untuk kadar glukosa dan kolesterol pada grup terapi 2. Namun, pada grup ini, hasil persentase deposisi lemak dan jumlah penebalan pembuluh darah tidak signifikan (p>0.05). Walaupun terdapat peningkatan pada kadar glukosa dan kolesterol, peningkatan tersebut masih dalam batas normal. Peningkatan yang signifikan pada kadar lemak hati dan penebalan pembuluh darah dapat menyebabkan perlemakan hati dan atherosklerosis.

Global modernization has induced remarkable changes in eating pattern. People nowadays tend to consume more fast food and sweetened beverages as they are convenience and widely available, less time and money consuming with satisfactory tastes. These foods as well as beverages usually contain high amount sugar and fat that have effects on the body including liver. This study was conducted to explore the effects of extensive intake of sugar and fat on blood glucose and cholesterol level as well as changes in liver. Research was conducted with experimental method using twenty Sprague Dawley rats which were divided into 4 groups; 2 controls and 2 treatments. Rats were given 5 ml sugar or lard alternatively every 2 consecutive days for 1-month and 2-month respectively. Data retrieved include blood glucose and cholesterol level taken every 3 days as well as fatty liver percentage and blood vessel thickening after intervention through HE staining. After 1-month intervention, treatment group1 has significant increase in blood glucose, blood cholesterol level, percentage of fatty liver and number of thickened blood vessels (p<0.05). Likewise, 2-month intervention group also reported increase in blood glucose level and blood cholesterol level (p<0.05). However, there were no significant differences in fatty liver percentages and blood vessels thickening in the 2-month group (p>0.05). Although there were increases in blood glucose and cholesterol level, these increases were still within normal limits. Fat deposition and amount of thickened blood vessels were significantly increased after intervention that may progress to hepatic steatosis and atherosclerosis. "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yasser Jayawinata
"Penggunaan senyawa antioksidan akhir-akhir ini semakin berkembang dengan bertambahnya paparan terhadap radikal bebas. Bahan alami yang banyak ditemukan di Indonesia dan diduga memiliki manfaat antioksidan adalah jengkol (Archidendron pauciflorum). Jengkol mengandung asam jengkolat (djenkolic acid, C7H14N2O4S2) yang memiliki struktur hampir serupa dengan asam amino sistin yang dapat berperan sebagai antioksidan. Kandungan lain yang dapat berperan sebagai antioksidan adalah vitamin C dan flavonoid. Namun, sampai saat ini masih belum ada penelitian yang membuktikan efektivitas biji jengkol sebagai antioksidan.
Desain penelitian yang digunakan adalah studi eksperimental dengan sampel berjumlah 32 tikus Sprague Dawley yang dibagi menjadi 4 perlakuan, yaitu tikus kontrol, tikus yang diberikan ekstrak biji jengkol, tikus yang diberikan CCl4, dan tikus yang diberikan ekstrak biji jengkol dan CCl4. Parameter yang digunakan untuk melihat keadaan stres oksidatif adalah MDA plasma.
Uji statistik menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna antar kelompok percobaan (p=0,902). Namun, terjadi penurunan kadar MDA plasma pada tikus yang diberikan jengkol dan CCl4 (1,0328 nm/mL) terhadap tikus yang hanya diberikan CCl4 saja (1,1722 nm/mL). Oleh sebab itu, belum dapat disimpulkan bahwa ekstrak biji jengkol memiliki sifat antioksidan.

Antioxidants have mainly used nowadays due to the increase exposure of free radicals. One of Indonesian traditional food that estimated has antioxidants effect is jengkol (Archidendron pauciflorum). Jengkol consists of djenkolic acid (C7H14N2O4S2), which has the similarity structure with cystine, that can act as antioxidants. The other compounds that can act as antioxidants are vitamin C and flavonoid. However, there is still no researches that prove effectivity of jengkol as antioxidants.
The design of this research was experimental with 32 samples of Sprague Dawley rats. There were 4 treatment groups, the control group, jengkol group, CCl4 group and jengkol along with CCl4 group. The parameter measured to see the oxidative stress condition in this research was MDA level of plasma.
The statistical test showed that there was no significantly difference between groups (p=0,902). However, the plasma level of MDA decreased in rats given jengkol and CCL4 (1,0328 nm/mL) than the rats only given CCl4 (1,1722 nm/mL). Therefore, we still cannot conclude that the extract of jengkol bean can act as antioxidants.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stephanie Amabella Prayogo
"Penyakit kardiovaskular masih menempati peringkat pertama penyakit penyebab kematian terbanyak di dunia, yaitu 31% dari seluruh kematian. Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), 85% dari 17,9 juta orang yang meninggal akibat penyakit kardiovaskular mengalami serangan jantung dan stroke. Moringa oleifera yang banyak ditemukan dan telah digunakan di Indonesia, memiliki bahan-bahan yang berperan sebagai antiinflamasi, seperti quercetin, kaempferol, dan flavonoid. Belum ada penelitian yang mengkaji efek ekstrak air daun kelor (Moringa oleifera) terhadap infark miokard tikus. Penelitian ini dilakukan menggunakan bahan biologi tersimpan jaringan jantung dari tikus yang telah menerima 3 perlakuan berbeda (kontrol negatif: tanpa perlakuan; ISO: pemberian isoproterenol 85 mg/kgBB; serta ISO+MO: pemberian isoproterenol 85 mg/kgBB dan ekstrak air daun kelor 200 mg/kgBB). Kadar nitrit diukur menggunakan Nitrite Assay Kit (Griess Reagent). Hasil uji kadar nitrit signifikan antara ketiga kelompok dengan nilai p=0,009. Uji Post-Hoc menunjukkan nilai signifikan antara kelompok kontrol negatif dengan ISO (p=0,290) dan ISO dengan ISO+MO (p=0,013). Dengan demikian, ekstrak air daun kelor (Moringa oleifera) dapat menurunkan kadar nitrit (NO2-) secara signifikan (p=0,013) pada tikus yang mengalami infark miokard akibat induksi isoproterenol.

Cardiovascular diseases remain as the most common cause of death worldwide, accounted for 31% of all deaths. According to World Health Organization (WHO), 85% out of 17,9 million of people died due to cardiovascular disease, had heart attack and stroke. Moringa oleifera, which is found abundantly in Indonesia, is rich of anti-inflammation properties, such as quercetin, kaempferol, and flavonoids. Up to now, there is no research done to evaluate the effect of Moringa oleifera aqueous extract in myocardial infarction Sprague Dawley rats. This study was conducted using cardiac tissues from 3 groups of rats with different treatments: negative control group (no intervention), ISO group (85 mg/kg body weight of isoproterenol), and ISO+MO group (85 mg/kg body weight of isoproterenol and 200 mg/kg body weight of Moringa oleifera aqueous extract). Nitrite Assay kit (Griess Reagent) was used to evaluate nitrite concentration. Nitrite concentration was found to be significant between three groups (p- value = 0.009). Post-Hoc analysis revealed a significance difference between the negative control and ISO group (p=0.029) as well as the ISO and ISO+MO group (p=0.013). Hence, Moringa oleifera aqueous extract significantly reduced nitrite concentration in rats with myocardial infarction (p=0.013)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afifa Radhina
"Penyakit hati merupakan penyakit yang dapat disebabkan oleh beberapa hal, salah satunya radikal bebas. Radikal bebas dapat menyerang membran sel hati (hepatosit), menyebabkan terjadinya peroksidasi lipid dan berujung pada kerusakan pada hepatosit. Kerusakan hati dapat dilihat dari meningkatnya kadar enzim alkali fosfatase pada serum. Pemberian infusa daun bertujuan untuk mengobati kerusakan hati, karena daun sukun memiliki kandungan flavonoid yang diduga berperan sebagai antioksidan. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk melihat potensi kuratif infusa daun sukun untuk mengobati kerusakan hati. Hewan uji yang digunakan adalah tikus jantan galur Sprague Dawley yang dibagi dalam 5 kelompok perlakuan yakni KK1, KK2, KP1, KP2, dan KP3. Tikus diinduksi dengan karbon tetraklorida (CCl4) dosis 280 mg/kg BB, kemudian diberikan infusa daun sukun untuk KP1, KP2, dan KP3 secara berturut-turut dengan dosis 2,7; 5,4; dan 10,8 g/kg BB sebanyak 4 kali dengan selang waktu 12 jam. Berdasarkan hasil penelitian, terjadi penurunan kadar ALP serum pada tikus KP1, KP2, dan KP3 secara berturut-turut sebesar 20,66%, 26,45%, dan 33,89% jika dibandingkan dengan kadar ALP serum tikus yang diinduksi CCl4 (KK2). Dosis 10,8 g/kg BB merupakan dosis yang memberikan penurunan kadar ALP yang paling mendekati kadar normal.

Liver disease is one disease that can be caused by several things, one of which is free radicals. Free radicals can attack the cell membrane of the hepatocytes, causing lipid peroxidation and result in damage to the hepatocytes. Liver damage can be seen from the elevated alkaline phosphatase levels in serum. Administration of breadfruit leaves infusion aims to treat liver damage, as breadfruit leaf contains flavonoids which allegedly acted as an antioxidant. Research carried out is to look at the ability of breadfruit leaves infusion to treat liver damage. Tested animals were Sprague Dawley strain male rats divided into five groups namely KK1, KK2, KP1, KP2 and KP3. Rats induced by carbon tetrachloride (CCl4) dose of 280 mg/kg, then given the breadfruit leaves infusion for KP1, KP2 and KP3 respectively at a dose of 2.7; 5.4; and 10.8 g kg 4 times with an interval of 12 hours. Based on the results of the study, decreased of serum ALP levels in KP1, KP2 and KP3 rats amounted to 20.66%, 26.45%, and 33.89% when compared to CCl4 induced rats (KK2). Dose of 10.8 g/kg is the dose that gives the most reduction in ALP levels approaching normal levels.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>