Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 192991 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sulistiani
"ABSTRAK
Masalah gizi ganda sudah menjadi masalah serius yang harus diperhatikan oleh semua pihak. Dampaknya tidak hanya dapat merugikan individu itu sendiri tapi juga secara ekonomi. Studi ini dilakukan untuk mempelajari keterkaitan variabel ekonomi, modal sosial dan demografi terhadap masalah gizi ganda di Indonesia. Analisis dilakukan di tingkat rumah tangga dengan menggunakan sampel studi IFLS5.
Merujuk kriteria UNHCR, hasil analisis status gizi rumah tangga menunjukkan bahwa masalah gizi ganda yang terjadi secara nasional sudah bisa dianggap dalam situasi kritis. Hasil analisis regresi logistik multinomial menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan antara partisipasi rumah tangga dalam kegiatan PKK (Pembinaan Kesejahteraan Keluarga), jumlah anggota rumah tangga dan umur kepala rumah tangga terhadap kecenderungan rumah tangga memiliki masalah gizi ganda. Selain ketiga variabel tersebut, pengeluaran rumah tangga, pendidikan kepala rumah tangga serta lokasi tinggal rumah tangga di wilayah perkotaan dan geografi di pulau Jawa memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kecenderungan masalah gizi lebih. Gambaran yang berbeda untuk masalah gizi kurang, dari keseluruhan variabel ekonomi, modal sosial dan demografi yang diujikan, hanya keikutsertaan rumah tangga dalam kegiatan PKK dan keberadaan perempuan kepala rumah tangga yang tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kejadian masalah gizi kurang.

ABSTRACT
Double burden of malnutrition has become a serious problem that must be considered by all stakeholders. The impacts of double burden of malnutrition are not only felt by people, but also from an economic standpoint. This study was conducted to determine the effect of economic, social capital and demographic variables on the double burden of malnutrition in Indonesia. Data used for the analysis is from the Indonesia Family Life Survey 5 (IFLS 5) 2014, with the household level as unit analysis.
According to UNHCR criteria, the analysis indicates that the double burden of malnutrition in Indonesia (at the household level) is considered in a critical situation. The results of the multinomial logistic regression analysis shows that participation of household in PKK (Family Welfare Movement) activities, household size and age of head of household have a significant effects to the double burden of malnutrition at the household level. Besides these three variables, household expenditures, education of head of household, location of household in urban area and in Java island have a significant effects to the problems of over-nutrition. Different pictures on the problems of under-nutrition, all of the economic, social capital and demographic variables have significantly effects on the problem of over-nutrition, except household pariticpation in PKK activity and female head of household."
Lengkap +
2017
T55370
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusrin Amalina
"Stunting merupakan salah satu permasalahan gizi buruk yang dialami oleh balita di seluruh dunia. Terdapat sebanyak 22,2% anak di dunia yang mengalami stunting, dimana 25,7% anak stunting berasal dari Asia Tenggara. Stunting merupakan hal yang perlu dikendalikan karena stunting mengindikasikan anak mengalami pertumbuhan otak yang tidak sempurna yang menyebabkan gangguan kognitif seerta mengganggu kesejahteraan anak di jangka pendek dan mengganggu perkembangan kualitas hidup manusia dan kemampuan berfungsi di jangka panjang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak keadaan status sosial dan ekonomi ibu terhadap kejadian stunting pada anak di Indonesia dengan menggunakan analisis regresi logistik. Hasil dari penelitian ini menunjukkan tidak ada hubungan bermakna antara pendidikan ibu pada stunting anak. Faktor genetika seperti tinggi badan ibu dan tinggi badan ayah memiliki pengaruh terhadap stunting. Status sosial ibu yang dicerminkan oleh pengeluaran konsumsi perkapita dan kondisi sanitasi memiliki pengaruh pada kejadian stunting anak.
Stunting is one of the malnutrition problems experienced by children around the world. There are 22.2% of children in the world who are stunted, where 25.7% of stunted children come from Southeast Asia. Stunting is something that needs to be controlled because stunting indicates that a child is experiencing imperfect brain growth which causes cognitive impairment and disrupts children's well-being in the short term and disrupts the development of the quality of human life and the ability to function in the long term. This study aims to determine the impact of the mother's social and economic status on the incidence of stunting in children in Indonesia by using logistic regression analysis. The results of this study indicate that there is no relationship between maternal education and child stunting. Genetic factors such as mother's height and father's height have an influence on stunting. The mother's social status as reflected by the consumption per capita consumption and sanitation has an influence on the incidence of child stunting."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widyadhari Deianeira Sungkono
"Malnutrisi adalah salah satu penyebab utama kematian anak-anak di seluruh dunia. Salah satu penyebab gizi buruk yang sering diabaikan adalah kenaikan harga makanan yang dikenal dengan inflasi makanan. Penelitian ini menggunakan Indonesian Family Life Survey (IFLS) gelombang 3 dan 4, dengan mengeksplorasi dampak inflasi makanan terhadap gizi anak dalam pengukuran antropometri z-scores yaitu stunting, wasting, dan underweight pada anak usia 0-35 bulan. Dengan menggunakan regresi OLS, hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan inflasi makanan sebesar 1% menurunkan z-scores height-for-age yang meningkatkan risiko stunting. Di sisi lain, z-scores weight-for-height dan weight-for-age yang menentukan wasting dan underweight ditemukan tidak sensitif terhadap inflasi makanan.

Malnutrition is one of the primary causes of death of children around the world. One of the overlooked causes of malnutrition is an increase in food prices, known as food inflation. This study utilizes the Indonesian Family Life Survey (IFLS) waves 3 and 4, by exploring the impacts of food inflation on the nutritional outcomes of children in the anthropometrics measurement of z-scores, namely stunting, wasting, and being underweight among children aged 0-35 months old. With OLS regression, the result reveals that an increase of 1% in food inflation decreases the height-for-age z-scores, which increases the risk of stunting. On the other hand, weight-for-height and weight-for-age z-scores that determine wasting and underweight were found to be insensitive to food inflation."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deka Nata Kustanto
"Meningkatnya prevalensi stunting anak balita mengindikasikan bahwa stunting menjadi masalah serius yang dihadapi oleh Indonesia karena berpotensi menurunkan kualitas SDM dan produktifitasnya di masa mendatang. Dengan menggunakan data IFLS tahun 2007 dan 2014, studi ini akan menelusuri status nutrisi anak-anak pada usia balita dan kemampuan kognitif mereka saat memasuki usia sekolah di tahun 2014. Diestimasi dengan menggunakan metode Ordinary Least Square OLS , hasil studi menemukan bahwa kemampuan kognitif anak-anak yang mengalami stunting pada usia di bawah lima tahun cenderung lebih rendah dibandingkan dengan kemampuan kognitif anak-anak lainnya. Kondisi ini akan semakin memburuk jika mereka tetap berstatus stunting ketika memasuki usia sekolah. Tetapi, kondisi ini berbeda jika status nutrisi mereka membaik, maka kemampuan kognitif mereka juga cenderung akan meningkat. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa stunting adalah musuh besar bagi suatu negara karena akan menurunkan kualitas sumber daya manusia dan dalam jangka panjang dapat menurunkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini mengimplikan bahwa untuk membangun sumber daya manusia tidak hanya diperlukan perbaikan dari aspek pendidikan saja, tetapi juga status nutrisi sejak di dalam kandungan, karena stunting merupakan konsekuensi dari kondisi kehamilan ibu yang mengalami kekurangan nutrisi.
The increasing of stunting prevalence of preschool age children indicate that Indonesia facing serious problem because these condition could decreasing the quality of human capital and productivity in the future. Using longitudinal Indonesia Family Life Survey IFLS data 2007 and 2014, this study tracking nutritional status children at early age and cognitive ability when they reach school age in 2014. Estimate with ordinary least square, this study find out that the children who has stunting status in the early age or under five years old tend to get lower value in cognitive test than others. These condition getting worse if they still has stunting at school age. But, this could be different if the nutritional status getting better, the cognitive test tend to be increase too. These result conclude that stunting is a great enemy for the country, which is could to decrease the quality of human capital and for the long term, that also could decrease economy welfare. This imply that developing human capital not only need improvement in education aspect, but also nutritional status from the early age maternal pregnancy, because stunting are the consequences from the undernutrition maternal pregnancy."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diny Tri Winarni
"Berdasarkan Social Accounting Matrix Indonesia 2015 dan metode micro-simulation, penelitian ini menunjukkan bagaimana pertumbuhan sektoral mempengaruhi ketimpangan pendapatan dan kemiskinan di Indonesia, serta peran Usaha Kecil Menengah (UKM) sektor manufaktur terhadap penurunan ketimpangan pendapatan. Dari 24 sektor, hanya pertumbuhan di 10 sektor saja akan menurunkan ketimpangan pendapatan, dengan penurunan terbesar di sektor pertanian tanaman lainnya. UKM tidak memiliki peran khusus terhadap penurunan ketimpangan pendapatan di Indonesia, yang berpengaruh adalah sektor dari UKM tersebut. Diketahui juga bahwa semua pertumbuhan sektor ekonomi akan menurunkan kemiskinan dengan kontribusi yang berbeda-beda. Pertumbuhan di sektor pertanian tanaman lainnya memiliki kontribusi terbesar dalam pengentasan kemiskinan di Indonesia.

Based on extended Indonesia’s Social Accounting Matrix (SAM) 2015 and using micro-simulation method, this study shows how sectoral growth affects income inequality and poverty in Indonesia, also the contribution of Small and Medium Enterprises (SMEs) manufacturing sector in reducing income inequality. Of the 24 sectors in Indonesia, only growth in 10 sectors can reduce income inequality, with the largest reduction is growth in other corp agricultural sector. SMEs have no special effect in reducing income inequality. The impact depends on which sector the SME is in. This study also shows that growth in all economic sectors have an impact on poverty alleviation in different contributions. Growth in other crop agriculture sector had the largest contribution to poverty alleviation in Indonesia."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Mhd. Idris Evrisal
"Penelitian ini ingin menganalisis dampak transfer ke daerah dan dana desa terhadap kemiskinan di Indonesia. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif dan ekonometrika dengan data panel, dimana model yang diestimasi yaitu model kuadratik. Obyek penelitian ini adalah 32 daerah provinsi di Indonesia kecuali DKI Jakarta dan Kalimantan Utara, periode 2012-2019. Hasil estimasi menunjukkan bahwa dana transfer berpengaruh signifikan terhadap jumlah orang miskin. Apabila total transfer riil yang diterima provinsi i pada periode t naik maka pada awalnya jumlah orang miskinnya akan bertambah sebelum akhirnya kemudian berkurang ketika sampai pada titik baliknya yaitu sebesar Rp.14,6 triliun. Sedangkan berdasarkan hasil analisis terhadap jenis-jenis dana transfer secara terpisah terhadap kemiskinan provinsi-provinsi sampel dapat disimpulkan bahwa alokasi DAK dan DID merupakan alokasi yang paling signifikan mengurangi jumlah orang miskin. Sedangkan DAU dan DBH tidak efektif mengurangi jumlah orang miskin, karena justru menambah orang miskin

This study aims to analyze the impact of transfers to regions and village funds on poverty in Indonesia. The method used is quantitative and econometric descriptive analysis with panel data, where the estimated model is a quadratic model. The object of this research is 32 provinces in Indonesia, except DKI Jakarta and North Kalimantan, the period 2012-2019. The estimation results show that transfer funds have a significant effect on the number of poor people. If the total real transfers received by province i in period t increase, initially the number of poor people will increase before finally decreasing when it reaches the turning point of Rp. 14.6 trillion. Meanwhile, based on the analysis of the types of transfer funds separately on poverty in the sample provinces, it can be concluded that the DAK and DID allocations are the allocations that most significantly reduce the number of poor people. Meanwhile, the DAU and DBH are not effective in reducing the number of poor people, because they increase the number of poor people"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Margaretha
"Untuk menunjang pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan industri di Indonesia, Pemerintah menetapkan kebijakan fasilitas pengurangan tarif pajak bagi industri yang menanamkan modal baru dengan nilai tertentu yang diresmikan melalui Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 dan turunannya terkait penanaman modal. Namun fasilitas tersebut belum bisa mencapai target utama investasi dalam sektor industri meskipun telah dilakukan perluasan klasifikasi usaha industri pionir dan juga pengurangan nilai minimal penanaman modal. Kami menganalisa responsivitas sektor industri terhadap pajak dengan mempelajari firms behavior dan menggunakan regresi dengan data Cross Section Industri Besar Sedang di Indonesia periode tahun 2008-2014 dan 2017-2019.

To support economic growth and increase industry in Indonesia, the Government formalized a tax rate reduction policy for industries that invest new capital with a specific value through the Law of the Republic of Indonesia Number 25 of Year 2007 and its derivatives related to investment. However, the facility has yet to achieve the main target of investment in the industrial sector despite expanding the business classification of pioneer industries and reducing the minimum investment value. We analyze the responsiveness of the industrial sector to tax by studying firms' behavior and using regression with cross-section data of medium and large-scale companies in Indonesia for the period 2008-2014 and 2017-2019."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Odit Mukti Pratomo
"Angka kemiskinan dalam kurun lima tahun terakhir semakin menunju ke arah yang positif, di mana tercatat hanya menyisakan 27,77 juta jiwa pada tahun 2017, atau kurang dari 11% dari total penduduk secara keseluruhan. Namun demikian, penurunan terjadi cenderung lambat, yakni kurang dari 1%  rata-rata per tahunnya, dibandingkan dengan periode 2006 hingga 2012 yang hampir mencapai angka 18%. Hal ini tentunya sangat disayangkan mengingat anggaran yang telah terealisasi untuk berbagai program penanggulangan kemiskinan cukup tinggi, yakni mencapai angka 228,2 triliun per tahun 2017. Dari angka tersebut, terdapat 68% dan 21% yang dialokasikan untuk bantuan nontunai dan tunai, sedangkan bantuan lainnya sebesar 11%. Perdebatan seputar proporsi realisasi anggaran pun bukannya tanpa masalah, beberapa studi mengklaim bahwa tidak terpenuhinya target penanggulangan kemiskinan disebabkan oleh kurang baiknya dalam proses mekanisme penyaluran. Hal demikian diperkuat dengan kecenderungan penurunan konsumsi penduduk miskin dalam kurun tahun 2010 hingga 2017, yang menurun dari 18,05% hingga ke angka 17,02% dari total pengeluaran penduduk. Merujuk pada berbagai fakta yang tersaji, tidak mengherankan apabila diskusi seputar efektivitas bantuan sosial terhadap penanggulangan kemiskinan semakin mengemuka di ranah publik. Menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS) dan Probit, studi ini menemukan adanya hubungan negatif signifikan antara bantuan tunai dengan angka kemiskinan, di mana di saat yang bersamaan bantuan nontunai memiliki hubungan yang positif. Temuan tersebut tentunya bertolak belakangan dengan kebijakan yang diterapkan pemerintah saat ini dengan mengedepankan bantuan nontunai sebagai instrumen utamanya. Oleh karenanya, studi ini memberikan berbagai rekomendasi guna lebih memperkuat mekanisme penyaluran bantuan tunai guna mendapatkan hasil yang lebih maksimal dalam upaya penanggulangan kemiskinan di Indonesia.

Indonesia has made encouraging poverty rate progress in the past five-year, which was leaving only 27.77 million in 2017, or less than 11% of the total population. However, it runs relatively slow, less than 1% per year on average, compared to the period of 2006 to 2012 that almost reached 18%. In fact, it comes very unfortunate looking into high public spending on various poverty reduction programs, up to 228,2 trillion. In kind and cash transfer were 68% and 21% respectively, while other assistance programs was 11%. Debating about budget spending in poverty programs is not without problems. Some studies reveals the programs did not succeed yet to reach theirs targets due to mechanisms matter. Undoubtedly, it can be proved by poor-household consumption rate within last seven-year, which came down from 18,05% to 17,02% of total consumption. In looking at the facts, it comes as no surprise that effectiveness of social assistance program towards poverty reduction issues upcoming hot topic in such discussions. Using the Ordinary Least Square (OLS) and Probit methods, this study found a significant negative impact between cash transfer program and poverty rates, while in kind transfer had a positive. The finding certainly refuse current policy, which more prioritize in kind transfer as its main instrument. Therefore, this study provides several recommendations strengthen cash transfer in many ways in order to get optimum impact in poverty reduction in Indonesia."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T51769
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Yusticia Tri Dharmastuti
"Secara teori, kebijakan moneter yang tercermin dari suku bunga kebijakan dapat berjalan mempengaruhi pertumbuhan kredit. Dengan menggunakan pendekatan suku bunga acuan antar bank (JIBOR) terbukti berkorelasi negatif terhadap pertumbuhan kredit. Demikian pula dengan peran tingkat kompetisi bank (HHI) terhadap transmisi kebijakan moneter melalui jalur kredit, yang berkorelasi negatif dan signifikan secara statistik. Dalam rangka melihat pengaruh kedua elemen tersebut, maka dilakukan kalibrasi secara masing-masing maupun interaksi kedua elemen tersebut. Terbukti bahwa pengaruh interaksi kedua elemen tersebut lebih kecil dalam mempengaruhi pertumbuhan kredit. Sesudah parameter masing-masing diperoleh, dilakukan simulasi untuk melihat pengaruh tingkat kompetisi bank terhadap efektivitas kebijakan moneter melalui jalur kredit. Terbukti bahwa semakin tinggi tingkat konsentrasi atau semakin rendah tingkat kompetisi bank justru melemahkan pertumbuhan kredit dalam transmisi kebijakan moneter, ceteris paribus. Selanjutnya, apabila ukuran bank dikelompokkan berdasarkan modal inti terbukti bahwa Bank BUKU 3&4 (modal inti diatas Rp 5 triliun) lebih berperan dalam meningkatkan pertumbuhan kredit dibandingkan bank BUKU 1&2 (modal inti kurang dari Rp 5 triliun).

According to the monetary policy interest rate policy can affect the credit growth. The Jakarta Interbank Offered Rate (JIBOR) as a one of monetary policy indicator was proven to give a negatif correlation with credit growth. Meanwhile, the role of bank competition (HHI) for transmission of monetary policy through bank lending channel gave a significant with negatif correlation. In order to examine the effect of both variable (JIBOR & HHI), the calibration of each variable and the interaction of both variables have been exercised. However, the effect of interaction of both variables on the bank credit growth is small. Meanwhile, after all parameters have been computed the role of bank competition for the transmission of monetary policy through bank lending channel was calculated. The result from the Hirschman Herfindahl Index (HHI) prove that a decrease in the level of banking competition, weakened the monetary policy transmission through bank lending channel, ceteris paribus. Furthermore, when the bank is classified based on its bank core capital, those who has the higher core capital (BUKU 3&4) has a greater role to increase the bank credit growth compared to those who has lower core capital (BUKU 1&2). "
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Ekaningtyas
"Penelitian ini bertujuan menganalisis dampak penurunan tarif impor pada investasi teknologi perusahaan manufaktur di Indonesia. Sample penelitian ini adalah seluruh sektor industri manufaktur menengah besar (IBS) tahun 2003-2014. Pengujian hipotesis menggunakan pendekataan ekonometri dengan metode regresi tobit. Konsep teoritis menunjukkan bahwa perbedaan tingkat efisiensi (gap teknologi) perusahaan menyebabkan respon perusahaan terhadap liberalisasi tarif berbeda-beda. Indonesia merupakan negara berkembang dengan rata-rata tingkat efisiensi kecil. Hal ini mengindikasikan besarnya gap teknologi perusahaan manufaktur di Indonesia dibandingkan frontier-nya. Hasil regresi menunjukkan semakin besar penurunan tarif semakin tinggi investasi teknologi yang dilakukan. Selain itu, terbukti bahwa perusahaan dengan gap teknologi kecil memiliki investasi teknologi yang lebih besar dibandingkan perusahaan dengan gap teknologi besar. Perusahaan dengan gap teknologi besar melakukan investasi teknologi hanya untuk bertahan.

The purpose of this study is to analyze the reduction of import tariff impact on technological investment in Indonesian manufacturing companies. In this research, we are using samples from large medium manufacturing industry from IBS database during 2003-2014 with Tobit Regression Method as econometrical hypothesis testing. In theory, differences in the level of efficiency (gap technology) between companies causing diverge firm’s response to the tariff liberalization. Indonesia is a developing country where the average efficiency level is small. Therefore, it is expected that manufacturing technological gap in Indonesia compared to its large frontier. Based on the regression result, we have known that greater the tariff reduction lead higher technological investment. In addition, we found an evidence that firm with small technological gaps have greater technological investments than firms with large technological gaps. Technological investment of firms with large technological gaps are done for survive.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T51876
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>