Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 138755 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ellen Resia
"ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk menganalisis perkembangan konsumsi energi terbarukan (RE) di Asia Pasifik sesuai dengan komitmen program Lingkungan PBB, yaitu ketahanan energi dan perannya sebagai pengganti energi fosil dalam 20 tahun ke depan. Data tahunan dari RE, GDP, konsumsi listrik berbasis fosil (FBEC), government index(GI), kepadatan penduduk (PD), pangsa industri (IVA), pendidikan tersier (TE) dan tingkat energy depletion(ED) pada 17 negara dari tahun 1990-2014 digunakan sebagai data penelitian ini. Analisis pertama dilakukan dengan kausalitas granger, di mana digunakan untuk mengamati hubungan kausalitas antara RE dan PDB. Selanjutnya, analisis data panel terhadap tiga model persamaan dihitung dan dimodifikasi untuk menentukan model terbaik. Secara statistik, hubungan kausal terdeteksi pada RE dan GDP. Hubungan kausal dua arah ditemukan pada Australia, Bangladesh, Cina, Indonesia, Kazakhstan, Selandia Baru dan Uzbekistan. Sementara hubungan satu arah GDP-RE ditemukan pada Filipina dan Thailand, sementara RE-GDP hanya ditemukan pada India. Analisis lebih lanjut, enam variabel kontrol dilibatkan untuk menganalisis pengaruh perkembangan RE. Sebagai hasilnya, di mana sejalan dengan konsep transisi RE, yaitu perlambatan GDP, pengurangan FBEC, perbaikan GI, PD yang sporadis, peningkatan IVA, peningkatan quantitas dan qualitas TE dan penipisan tingkat ED akan memacu peningkatan RE.

ABSTRACT
This research objective is to analyze the development of renewable energy consumption (RE) in Asia Pacific in accordance with a commitment of UN Environment's program i.e. energy security and the role of fossil energy will be supplanted by RE in the next 20 years. Using annual data from RE, GDP, fossil-based electricity consumption (FBEC), government index (GI), population density (PD), Industry Share (IVA), Tertiary Education (TE) and Level of Energy Depletion (ED) for 17 countries from 1990 to 2014. In the beginning, granger causality was used to observe the causality between RE and GDP. Furthermore, analysis panel data on three equation models has been calculated and modified to determine the best model. Statistically, causal granger indicated the relationship between RE to GDP. Two-way relationship was found in Australia, Bangladesh, China, Indonesia, Kazakhstan, New Zealand and Uzbekistan. While one-way relations of GDP-RE was found in the Philippines and Thailand, whilst RE-GDP was found only in India. Further analysis, six control variables are stated to predispose the growth of RE. As result, it is in line with the concept of RE transition, where sluggish GDP, decrementing FBEC, improvement of GI, discourage PD, board up IVA, improving TE and increased of DE will encourage the escalation of RE."
2018
T55371
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Azmi Karimah
"Dilatarbelakangi oleh aktivitas sektor industrial yang menjadi tonggak pertumbuhan ekonomi sekaligus konsumen utama energi dalam menjalankan aktivitasnya, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak implementasi energi terbarukan dan pertumbuhan hijau terhadap investasi riil sektor industrial. Selain itu, penelitian ini juga mencari tahu bagaimana efek moderasi sektor keuangan Islam dalam hubungan antara mendorong implementasi energi terbarukan dan pertumbuhan hijau terhadap investasi riil. Penelitian ini menemukan bahwa implementasi energi terbarukan dan pertumbuhan hijau mempengaruhi keputusan investasi riil sektor industri, khsusunya terkait produksi listrik terbarukan yang berpengaruh secara positif. Sementara implementasi konsumsi energi terbarukan tidak berpengaruh dan pertumbuhan hijau berpengaruh negatif terhadap investasi. Sektor keuangan Islam juga memoderasi hubungan diantara produksi listrik terbarukan dan pertumbuhan hijau terhadap investasi perusahaan.

Motivated by the industrial sector activities, which serves as a pillar of economic growth and the primary of energy consumer in carrying out their operations, this study aims to determine impact of renewable energy implementation and green growth on industrial real investment. Additionally, this research also explore the moderating effect of the Islamic financial sector on the relationship between renewable energy implementation and green growth towards real investment. This study was conducted in Organization of Islamic Cooperation (OIC) countries that have issued the most of green sukuk, namely Indonesia, Malaysia, Saudi Arabia, and United Arab Emirates for the 2008-2019 period. This study found that the implementation of renewable energy and green growth influences the decisions of industrial real investment, especially concerning the renewable electricity production, which has a positive effect. While the implementation of renewable energy consumption hs no effect and green growth has a negative effect on investment. The Islamic finance sector also moderates the relationship between renewable electricity production and green growth on industrial real investment."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aji Said Muhammad Iqbal Fajri
"

Di akhir abad ke-20, Uni Eropa mulai menyusun kerangka kerja sama energi terbarukan guna menjawab masalah kolektif terkait suplai energi dan perubahan iklim. Berbagai literatur kemudian muncul beriringan dengan perkembangan kerja sama energi terbarukan di Uni Eropa tersebut. Tulisan ini bertujuan untuk meninjau perkembangan literatur kerja sama energi terbarukan di Uni Eropa dengan menggunakan 83 literatur yang terakreditasi secara internasional. Dengan menggunakan metode taksonomi, literatur-literatur tersebut dibagi ke dalam empat tema umum, yakni (1) konseptualisasi kerja sama energi terbarukan di Uni Eropa, (2) ragam kepentingan kerja sama energi terbarukan di Uni Eropa, (3) aktor berpengaruh dalam kerja sama energi terbarukan di Uni Eropa, dan (4) persepsi aktor eksternal terkait kerja sama energi terbarukan di Uni Eropa. Tinjauan pustaka ini berupaya untuk menganalisis konsensus, perdebatan, dan kesenjangan literatur dari literatur-literatur yang dibahas. Tulisan ini menyingkap fakta bahwa kerja sama energi terbarukan di Uni Eropa menggambarkan kuatnya preskripsi intergovernmentalism dalam proses integrasi Eropa karena masih sentralnya peran negara dalam membentuk dan melaksanakan kerja sama energi terbarukan. Oleh sebab itu, kerja sama energi terbarukan akan memberikan tantangan bagi integrasi Eropa untuk dapat menyeimbangkan kepentingan negara anggota Uni Eropa dan solusi teknokratik terkait masalah suplai energi dan perubahan iklim.


At the end of the 20th century, the European Union has begun to develop frameworks for renewable energy cooperation to address collective problems related to energy supply and climate change. Various literatures then emerged along with the development of renewable energy cooperation in the European Union. This paper aims to review literature development regarding the renewable energy cooperation in the European Union by using 83 international accredited literatures. Using taxonomy method, the literatures are divided into four general themes, which are (1) conceptualization of renewable energy cooperation in the European Union, (2) variety of interests of renewable energy cooperation in the European Union, (3) influential actors within renewable energy cooperation in the European Union, and (4) the perception of external actors regarding renewable energy cooperation in the European Union. This literature review seeks to analyze the consensus, debates, and literature gap from the literatures that are being reviewed. This paper found that renewable energy cooperation in the European Union illustrates the strength of intergovernmental prescriptions in the European integration process because of state’s centrality in creating and implementing renewable energy cooperation. Accordingly, renewable energy cooperation will present a challenge for European integration in order to balance the interests of European Union’s member states and technocratic solutions related to the problem of energy supply and climate change.

"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia , 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Putu Dewi Partini
"Penelitian ini menganalisis dampak dinamis dari pertumbuhan ekonomi, penggunaan energi terbarukan dan tingkat pendidikan terhadap jejak ekologis di Negara G20. Jejak ekologis digunakan sebagai ukuran yang lebih komperhensif yang dapat melihat tekanan terhadap lingkungan yang berasal dari aktifitas manusia. Dengan menggunakan metode analisis PMG-ARDL untuk melihat hubungan dinamis antar variabel dan memungkinkan untuk melihat hubungan kointegrasi atau hubungan jangka Panjang. Hasil estimasi menunjukkan bahwa dalam jangka panjang peningkatan pendapatan perkapita akan mengikuti hipotesis EKC. Akan tetapi, tingkat pendidikan dari peningkatan rata-rata lama sekolah dari negara G-20 tidak mengikuti hipotesis EKC dan belum dapat menurunkan jejak ekologis secara langsung.

This study analyses the dynamic impact of economic growth, renewable energy, and education on the G20's ecological footprint. The ecological footprint is used as a more comprehensive measure that can see the pressure on environment comes from human activities. By applying PMG-ARDL analysis, cointegration or long-term relationships can be seen. The estimation results show that in the long run an increase in per capita income will follow the EKC hypothesis. However, the educational attainment of the increase in the average length of schooling of the G-20 countries does not follow the EKC hypothesis and cannot directly reduce the ecological footprint"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Lintang Amurwaizzani
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai tiga pokok permasalahan yaitu prosedural pengelolaan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) sejauh yang telah ada di Indonesia, dampak yang ditimbulkan bagi lingkungan dan manusia dan urgensi akan regulasi tentang Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) dilihat dari kasus pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Sumurbatu, Bantar Gebang. Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini bersifat yuridis normatif.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa belum ada prosedural yang maksimal dalam pengoperasian PLTSa di Indonesia dan apabila tidak dioperasikan dengan maksimal, PLTSa memiliki risiko pencemaran udara yang akan bedampak besar bagi lingkungan dan manusia. Kasus pembangunan PLTSa Sumurbatu dapat dijadikan salah satu alasan kuat timbulnya urgensi pembuatan regulasi khusus tentang PLTSa. Karena itu terdapat urgensi pembentukan regulasi khusus tentang PLTSa dan beberapa alternatif yang harus dilakukan untuk memastikan perlindungan lingkungan dari risiko pencemaran lingkungan oleh pengoperasian PLTSa.

ABSTRACT
This thesis discusses three main issues, namely the procedural management of Waste-to-Energy Plant as far as it has been in Indonesia, the impact on the environment and humans and the urgency of regulation concerning Waste-to- Energy Plant seen from the case of the construction of Sumurbatu Waste-to-Energy Plant, Bantar Gebang. The research method used in writing this thesis is normative juridical.
The results of this study indicate that there is no maximum procedure in Waste-to-Energy Plant operation in Indonesia and if Waste-to-Energy Plant is not operated optimally, Waste-to-Energy Plant has great risk of air pollution which will have a large impact on the environment and humans. The case of Sumurbatu Waste- to-Energy Plant can be used as one of the strong reasons for the emergence of the urgency of making special regulations concerning Waste-to-Energy Plant. Therefore, there is an urgency to establish a special regulation on Waste-to-Energy Plant and several alternatives that must be done to ensure environmental protection from the risk of environmental pollution by the operation of Waste-to-Energy Plant."
2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Radhi Prasetiya
"Dalam beberapa tahun terakhir, keberlangsungan lingkungan sudah menjadi sebuah isu yang sering diperbincangkan. Isu mengenai keberlangsungan lingkungan menjadi perhatian penting bagi banyak perusahaan akhir-akhir ini, terutama bagi perusahaan yang memiliki efek pencemaran lingkungan yang tinggi. Oleh karena itu, untuk mempercepat transformasi dan peningkatan nilai yang dimiliki perusahaan dengan pencemaran tinggi, dapat dilakukannya aksi korporasi dalam bentuk green merger dan akuisisi (GMA). Pada penelitian ini dilakukan pengujian mengenai pengaruh green merger dan akuisisi terhadap kinerja perusahaan (Return on Asset) dan pengujian apakah efek green memiliki peran yang signifikan terhadap perubahan ROA setelah green merger dan akuisisi (GMA). Pengujian sampel merger dan akuisisi dilakukan dengan metode regresi OLS dan uji komparatif t-statistik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor green memiliki dampak yang positif dan signifikan secara statistik dalam perubahan ROA setelah tiga tahun merger dan akuisisi. Pada kedua sub-sampel green dan nongreen, rata-rata ROA menunjukkan nilai minus dalam kurun waktu tiga tahun setelah merger dan akuisisi. Namun, pada hasil penelitian, sampel hijau memiliki nilai rata-rata ROA yang lebih baik yang mendekati nol dibandingkan rata-rata ROA non-green sampel dan memiliki tren yang meningkat pada rata-rata ROA sampel green pasca merger dan akuisisi. Hasil ini menunjukkan bahwa kesepakatan hijau diharapkan dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan bidder di masa yang akan datang, meskipun green merger dan akuisisi dalam praktiknya membutuhkan biaya yang tinggi (green premium). Selain itu, tujuan dilakukannya penelitian ini untuk melihat peluang yang besar bagi perusahaan dalam memulai transisi menuju ekonomi hijau yang ramah lingkungan dengan meningkatkan efisiensi energi dan penggunaan energi terbarukan.

In recent years, environmental sustainability has become an issue that is widely discussed. Environmental sustainability has become an essential concern for many companies these days, especially heavy pollution companies. Therefore, to accelerate the transformation and improvement of pollution companies' value, many companies have taken corporate actions in the form of green mergers and acquisitions (GMA). This study examines the impact on the company's performance (Return on Asset) and whether the green effect has a significant role on change in ROA post-green merger and acquisitions (GMA). Sample of mergers and acquisitions firms are tested using OLS Regression and a comparative test with tstatistics. The green factor had a statistically positive and significant with ROA changes after three years of mergers and acquisitions. In both green and non-green sub-samples, the average ROA has a minus value in three years after mergers and acquisitions, respectively. However, the green sample has an average ROA value that is better close to zero and has an increasing trend in average ROA post-mergers and acquisitions. These results indicate that green deals, albeit the higher cost of green mergers and acquisitions (green premium), are expected to improve bidder companies' financial performance in the future. This research investigated the opportunities for an environmentally friendly transition to a green economy by increasing energy efficiency and renewable energy."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adit Hinantho
"ABSTRAK
Pembangkit Listrik Tenaga Uap Babelan dengan luas lahan 54 hektar area.Total 18,02 hektar lahan rencana pengembangan penambahan pembangkit di masa depan didalam area PLTU memiliki potensi sebagai pembangkit listrik energi bersih dan terbarukan. Penelitian ini bertujuan untuk mencari analisis akan kelayakan investasi dengan metode Capital Budgeting. Opsi pembangkit yang dipilih berdasarkan pertimbangan mempunyai porsi energi bersih dan terbaruka, meminimlaisir modifikasi infrastruktur dan penanganan bahan bakar. Didapatkan opsi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) bahan bakar campuran batubara dan Palm Kernel Shell (PKS) dan Pembangkit Listrik Biomassa (PLTBm) Palm Kernel Shell (PKS) dengan biaya investasi.PLTS sebesar US$ 2.680.920,96/MW dengan payback period ditahun ke 1, BCR 0,14, NPV US$ -624193,36, IRR -0,21, PI 0,98 Biaya investasi. PLTU bahan bakar campuran batubara dan palm kernel shell (PKS )sebesar US$ 940.419,74/MW dengan payback period di tahun ke 7, BCR 1,88, NPV US$ 96.820.090,27, IRR 8%, PI 1,74, discounted payback period ditahun ke 5,55. Biaya investasi PLTBm palm kernel shell (PKS) US$ 1.565.751,02/MW dengan payback period ditahun ke 11, BCR 0,21, NPV US$ -230.902.577,68, IRR -1%, PI -0,05, discounted payback period ditahun ke 9,94.

ABSTRACT
Babelan Coal-fired Power Plant with an area of ​​54 hectares of area. A total of 18.02 hectares of land planned for the future development inside the area of ​​the PLTU has the potential for clean and renewable energy power plant. This study aims to find an analysis of the analysis of investment with the Capital Budgeting method. The power plant options selected are considered to have a portion of clean and renewable energy, minimizing infrastructure modification and fuel handling. Options are Solar Power Generation (PLTS), Co-firing coal and biomass palm kernel shell (PKS) Power Plant (PLTU) and Palm Kernel Shell (PKS) Biomass Power Plants (PLTBm) with an investment cost for PLTS US $ 2.680.920,96/MW with a payback period in the first year, BCR 0.14, NPV US $ -624193.36, IRR -0.21, PI 0.98 Investment costs for co-firing coal and biomass palm kernel shell (PKS) US $ 940,419.74/MW with a payback period in year 7, BCR 1.88, NPV US $ 96,820,090.27, IRR 8%, PI 1.74 , discounted payback period in the year 5.55. Investment costs for PLTBm palm kernel shell (PKS) US $ 1,565,751.02/MW with a payback period in the 11th year, BCR 0.21, NPV US $ -230,902,577.68, IRR -1%, PI -0.05 , discounted payback period in the year 9.94."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Juan Khosashi
"Energi terbarukan merupakan sumber energi alternatif yang dapat membantu mengurangi ketergantungan kebutuhan energi terhadap bahan bakar fosil seperti batubara, minyak bumi, dan gas. Namun, teknologi yang dibutuhkan untuk mengelola energi terbarukan itu mahal. Sehingga diperlukan analisis ekonomi untuk menentukan apakah suatu investasi energi terbarukan dapat menguntungkan atau tidak. Mengetahui potensi dan dorongan untuk mengurangi emisi karbon, banyak negara termasuk Indonesia telah menetapkan beberapa tujuan untuk meningkatkan pengembangan energi terbarukan di Indonesia seperti, menerapkan 23% bauran energi terbarukan pada tahun 2025. Untuk mencapai target tersebut dengan cara yang paling efisien, perlu dilakukan kajian untuk menentukan jenis pembangkit listrik energi terbarukan yang terbaik untuk diinvestasikan. Data Envelopment Analysis (DEA) merupakan metode non-parametrik yang digunakan untuk mengukur efisiensi Unit Pengambilan Keputusan (DMU). Oleh karena itu, DEA merupakan suatu metode yang mampu mengukur efisiensi seorang pengambil keputusan dengan menganalisis data input dan outputnya. DEA juga dapat digunakan untuk mengukur efisiensi investasi energi terbarukan di Indonesia. Dengan mengetahui data input dan output masing-masing pembangkit listrik, kita dapat menghitung efisiensi teknis setiap pembangkit listrik dan mengurutkan pembangkit listrik yang paling efisien hingga pembangkit listrik yang paling tidak efisien untuk diinvestasikan menggunakan DEA dengan berbagai sub-model. Seluruh hasil akan dianalisis menggunakan SPSS IBM dengan metode One-way ANOVA, didapatkan metode BCC-I sebagai metode paling baik dengan significance value sebesar 0.02 (p<0.05). Hasil analisis menunjukkan wind menghasilkan efisiensi terbaik, dilanjutkan dengan biomassa dan tenaga air.

Renewable energy is an alternative energy source that can help reduce dependence on fossil fuels such as coal, oil and gas for energy needs. However, the technology needed to manage renewable energy is expensive. So an economic analysis is needed to determine whether a renewable energy investment can be profitable or not. Knowing the potential and impetus for reducing carbon emissions, many countries including Indonesia have set several goals to increase the development of renewable energy in Indonesia, such as implementing a 23% renewable energy mix by 2025. To achieve this target in the most efficient way, it is necessary to conduct a study to determine the best type of renewable energy power plant to invest in. Data Envelopment Analysis (DEA) is a non-parametric method used to measure the efficiency of a Decision-Making Unit (DMU). Therefore, DEA is a method that is able to measure the efficiency of a decision maker by analyzing the input and output data. DEA can also be used to measure the efficiency of renewable energy investments in Indonesia. By knowing the input and output data of each power plant, we can calculate the technical efficiency of each power plant and rank the most efficient power plant to the least efficient power plant to invest using DEA with various sub-models. All results will be analyzed using SPSS IBM with the One-way ANOVA method, the BCC-I method is the best method with a significance value of 0.02 (p<0.05). The results of the analysis show that wind produces the best efficiency, followed by biomass and hydropower.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Association of Academies of Sciences in Asia
"This series of books are the output of the research project called "Sustainable Development in Asia (SDA)", which was initiated by the Association of Academies of Sciences in Asia (AASA). Four thematic reports on natural resources, energy, the environment and climate change, and culture from particular perspectives of agriculture.
They aim to : 1) investigate common sustainability issues faced by all Asian countries, including population increase, poverty alleviation, pollution control, ecological restoration, as well as regional problems, such as water shortage in West and Central Asia, energy security in Northeast Asia, development model & transformation in East Asia, 2) analyze and summarize of best practices towards sustainable development in Asia; 3) bring forward suggestions and policy options for promoting green transition, system innovation and sustainable development of Asia.
"
Beijing : Science Press, 2011
e20405779
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Tiurma Melissa Rakhel
"Negara-negara membutuhkan sejumlah besar energi untuk pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Seperti disebutkan oleh Administrasi Informasi Energi AS, total konsumsi energi dunia diperkirakan akan meningkat dari 575 kuadriliun Btu pada 2015 menjadi 736 kuadriliun Btu pada 2040, atau meningkat 28% (IEO 2017).Namun, terbatasnya sumber daya energi tak terbarukan, dan konsumsi dengan jenis energi tersebut menyebabkan permasalahan lingkungan yang paling utama di dunia. Untuk menyeimbangkan antara kebutuhan energi dengan masalah lingkungan, menggunakan energi terbarukan adalah salah satu pilihan terbaik bagi banyak negara. Oleh karena itu, penelitian ini akan membahas hubungan jangka panjang konsumsi energi terbarukan dengan output, emisi polutan dan perdagangan internasional. Studi ini menggunakan teknik kointegrasi panel dengan metode PMG-ARDL, untuk membandingkan sekelompok negara berkembang dengan sekelompok negara maju.
Studi ini menunjukkan bahwa konsumsi energi terbarukan berhubungan positif dengan PDB riil per kapita dan perdagangan internasional pada negara-negara berkembang dan negara-negara maju, sementara itu berhubungan negatif dengan CO2 per kapita dengan skala besar. Hasil ini menunjukkan bahwa perdagangan internasional dan pertumbuhan ekonomi akan mendorong konsumsi energi terbarukan dalam jangka panjang. Namun, apakah peningkatan dalam persentase energi terbarukan yang dikonsumsi akan menyelesaikan masalah lingkungan sangat tergantung pada lintasan emisi CO2 dimasa mendatang seiring dengan perkembangan ekonomi.
Secara keseluruhan, analisis empiris dalam penelitian ini menunjukkan bahwa perdagangan internasional mengarah pada promosi konsumsi energi terbarukan sebagai hubungan jangka panjang. Ini berarti bahwa, di masa depan, pembangunan ekonomi bersama dengan perdagangan internasional dan kemajuan teknologi lingkungan diharapkan dapat memudahkan dan mendorong konsumsi energi terbarukan di setiap negara. Oleh karena itu, pemerintah harus mengeluarkan kebijakan untuk mendukung pertumbuhan yang signifikan dan pengembangan energi terbarukan selaras dengan pertumbuhan ekonomi negara dengan cara yang konsisten sesuai dengan tingkat pembangunan negara tersebut.

Countries require large amounts of energy for continuous economic growth. As mentioned by the US Energy Information Administration, total world energy consumption is expected to increase from 575 quadrillion Btu in 2015 to 736 quadrillion Btu in 2040, or an increase of 28% (IEO 2017). However, resources of non-renewable energy are limited, and energy consumption is known to worsen major environmental problems in the world. To reach a balance between energy needs and environmental problems, using renewable energy is one of the best options for many countries. Given this state of affairs, this study addresses the long-term relationship of renewable energy consumption with respect to output, pollutant emissions and international trade. It uses a panel cointegration technique, along with the Pooled-Mean Group Auto Regressive Distributed Lag (PMG-ARDL) method, to compare a group of emerging countries with a group of developed countries.
The study shows that the consumption of renewable energy is positively related to real GDP per capita and international trade for both emerging countries and developed countries, while it is negatively associated with CO2 per capita with a large magnitude. This result suggests that international trade and economic growth will promote the consumption of renewable energy in the long-run future. However, whether an increase in the percentage of renewable energy consumed solves the environmental problems depends a great deal on the future trajectory of CO2 emissions along with economic development.
Overall, the empirical analysis in the present study demonstrates that international trade leads to the promotion of the consumption of renewable energy as a long-run relationship. It means that, in the future, economic development along with international trade and advances in environmental technology are expected to further facilitate and promote the consumption of renewable energy in every country. However, governments should issue policies to support significant growth and development of renewable energy along with the economic growth of the country in a manner consistent with the countrys level of development.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T55125
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>