Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 183699 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ammar Haraki
"Maraknya pembangunan di Indonesia menjadi semakin banyak pula pekerjaan bidang konstruksi melaksanakan proyek konstruksi. Disatu sisi pekerjaan konstruksi merupakan pekerjaan yang memiliki potensi bahaya kecelakaan kerja yang tinggi hingga hal tersebut menyumbang kasus kecelakaan kerja tertinggi dibanding kecelakaan kerja bidang lainnya. Pemerintah melalui Kementrian Ketenagakerjaan RI menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang diawasi oleh Pengawas Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) bidang konstruksi dalam upaya pencegahan kecelakaan kerja pada setiap perusahaan bidang konstruksi yang sedang melaksanakan pekerjaan konstruksi. Tujuan Penelitian ini adalah untuk menganalisis penerapan fungsi pengawas Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja bidang konstruksi dalam mencegah kecelakaan kerja di Indonesia di periode 2018-2019. Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan studi litelatur untuk menunjang data-data yang sudah didapatkan. Dalam penelitian ini memberikan hasil mengenai bagaimana manfaat serta hambatan dari penerapan pengawas ahli K3 bidang konstruksi dalam pencegahan kecelakaan kerja bisa terjadi. Banyaknya hambatan dalam penerapan fungsi pengawas Ahli K3 bidang konstruksi menimbulkan masih banyaknya kecelakaan kerja yang terjadi pada pekerjaan bidang konstruksi di Indonesia.

The rise of development in Indonesia has also increased the number of construction works carrying out construction projects. On one side of the construction work is a job that has a high potential for occupational hazards so that it contributes to the highest work accident cases compared to other work accidents. The Government through the Indonesian Ministry of Manpower applies the Occupational Safety and Health Management System (SMK3) which is supervised by the Occupational Safety and Health Expert Supervisor (K3) in the field of construction in an effort to prevent work accidents at every construction company that is carrying out construction work. The purpose of this study is to analyze the function of the supervisor of Occupational Safety and Health in the field of construction in the prevention of workplace accidents in Indonesia. This research method uses qualitative methods and literature studies to support the data that has been obtained. In this study provides results on how the benefits and obstacles of the application of K3 expert supervisors in the field of construction in preventing work accidents can occur. The many obstacles in the implementation of the OHS supervisory function in the construction sector cause many work accidents that occur in construction work in Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional , 2000
331.25 SAT
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Bunga Ade Oktavia
"Penelitian ini membahas mengenai analisis dan implementasi sistem perlindungan pada pekerja yang bekerja di ketinggian sebagai upaya pencegahan kecelakaan kerja di PT. X. Dengan tujuan untuk menjelaskan gambaran implementasi engineering control; administrative controls dan PPE. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif dengan metode pendekatan secara kuantitatif dan kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh total persentase tingkat implementasi sistem perlindungan pada pekerja yang bekerja di ketinggian di PT. X yaitu terpenuhi sebesar 88,8%; terpenuhi sebagian sebesar 4,81% dan tidak terpenuhi sebesar 6,39%. Dari hasil yang didapatkan untuk implementasi terpenuhi sebagian yaitu karena guardrail tidak menggunakan toe boards tetapi menggunakan blue net; scaffold belum dilengkapi dengan tujuan penggunaan, beban kerja yang aman dan tanggal inspeksi. Sedangkan untuk implementasi tidak terpenuhi yaitu guardrail yang digunakan ditemukan tidak memiliki bagian yang lengkap setelah pemasangan eskalator. Selain itu, scaffold yang digunakan juga tidak memiliki bagian lengkap karena pekerja merupakan pekerja baru dan belum memiliki pengalaman bekerja di proyek, serta pekerja turun dari scaffold tidak menggunakan tangga yang sudah tersedia. Dengan begitu, tingkat implementasi dari ketiga aspek yaitu engineering controls; administrative controls dan PPE yang ada hingga saat ini dianggap sudah terimplementasi dengan baik. Sehingga diharapkan untuk mampu mencegah kecelakaan kerja bagi pekerja yang bekerja di ketinggian.

This study discusses the analysis and implementation of protection systems for workers who work at heights as an effort to prevent work accidents at PT. X. With the aim of explaining an overview of the implementation of engineering control; administrative controls and PPE. This study used a descriptive research design with a quantitative and qualitative approach. Based on the research results, the total percentage of the implementation level of the protection system for workers working at heights at PT. X which is fulfilled by 88.8%; partially fulfilled by 4.81% and not fulfilled by 6.39%. The results obtained for the implementation are partially fulfilled, namely because guardrail does not use toe boards but uses a blue net; scaffold has not been provided with intended use, safe workload and inspection date. Whereas the implementation was not fulfilled, namely the guardrail used was found to have no complete parts after installing the escalator. In addition, the scaffold used also does not have complete parts because the workers are new workers and do not have experience working on projects, and workers don't use the stairs that are already available. Thus, the level of implementation of the three aspects, namely engineering controls; administrative controls and PPE that have existed so far are considered to have been properly implemented. So it is expected to be able to prevent work accidents for workers who work at height."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nainggolan, Hugo
"Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 50 Tahun 2012 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja(SMK3) telah berjalan selama lebih dari 10 tahun dan menjadi suatu pedoman atau acuan yang bersifat wajib untuk dilaksanakan bagi perusahaan yang memiliki potensi bahaya besar atau mempekerjakan paling sedikit 100 orang pekerja. Penerapan SMK3 merupakan salah satu upaya preventif yang harus dilakukan akibat meningkatnya risiko kecelakaan kerja. SMK3 adalah penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang akan dapat meminimalkan risiko kerugian moral dan moneter, kehilangan jam kerja, serta keselamatan orang dan lingkungan. Penelitian ini adalah penelitian gabungan (mixed method). Dalam penelitian ini, teknik pengolahan data secara kuantitatif dilakukan untuk mengukur hasil penerapan SMK3 di industri galangan kapal kecil PT. X, PT. Y, dan PT. Z menggunakan instrumen audit tingkat awal (64 kriteria SMK3) sesuai PP No. 50 Tahun 2012. Penelitian ini dilakukan pada Bulan September 2023 - Oktober 2023 yang dengan pengambilan data observasi pada industri galangan kapal kecil PT X., PT. Y, dan PT. Z digunakan untuk mengukur tingkat pencapaian penerapan SMK3 di 3 industri galangan kapal kecil PT. X, PT. Y, dan PT. Z berdasarkan instrumen audit SMK3 PP No. 50 Tahun 2012 tingkat awal (64 kriteria) Manajer HSE dari setiap perusahaan di PT. X, PT. Y, dan PT. Z merupakan responden yang memberikan dokumen dan keterangan. Hasil penelitian didapatkan fakta bahwa Tingkat kesesuaian penerapan SMK3 PT. X : 21,88%, PT. Y : 3,13%, PT. Z : 21,88%. Tingkat ketidaksesuaian penerapan SMK3 PT. X sebesar 78,12 % dengan temuan mayor sebesar 51 %, temuan minor sebesar 45 %, dan temuan kritikal sebesar 4 %. Tingkat ketidaksesuaian penerapan SMK3 PT. Y sebesar 98,44% dengan temuan mayor sebesar 49,21%, temuan minor sebesar 49,21%, dan temuan kritikal sebesar 1,58%. Tingkat ketidaksesuaian penerapan SMK3 PT. Z sebesar 78,12% dengan temuan mayor sebesar 52% dan temuan minor sebesar 48%.

Government Regulation (GR) Number 50 of 2012 concerning the Occupational Safety and Health Management System (OSHMS) has been running for more than 10 years and has become a mandatory guideline or reference to be implemented for companies that have the potential for major hazards or employ at least 100 workers. The implementation of OSHMS is one of the preventive efforts that must be carried out due to the increased risk of work accidents. OSHMS is the implementation of an occupational safety and health management system that will be able to minimize the risk of moral and monetary losses, loss of working hours, as well as the safety of people and the environment. This research is a mixed method. In this study, quantitative data processing techniques were carried out to measure the results of the application of OSHMS in the small shipyard industry of PT. X, PT. Y, and PT. Z uses an initial level audit instrument (64 OSHMS criteria) according to PP No. 50 of 2012. This research was conducted in September 2023 - October 2023 with observational data taken on the small shipyard industry of PT X, PT. Y, and PT. Z. Used to measure the level of achievement of the application of SMK3 in 3 small shipyard industries of PT. X, PT. Y, and PT. Z based on the audit instrument OSHMS PP No. 50 Year 2012 entry level (64 criteria) HSE Manager from each company at PT. X, PT. Y, and PT. Z is a respondent who provides documents and information. The results of the study found that the level of suitability of the application of OSHMS PT. X : 21.88 %, PT. Y : 3,13 %, PT. Z : 21,88 %. The level of non-conformity in the application of OSHMS PT. X is 78.12% with major findings of 51%, minor findings of 45%, and critical findings of 4%. The level of non-conformity in the application of OSHMS PT. Y is 98,44% with major findings of 49,21%, minor findings of 49,21%, and critical findings of 1,58%. The level of non-conformity in the application of OSHMS PT. Z is 78,12% with major findings of 52 % and minor findings of 48%."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Mediati Firdausya
"Kecelakaan di tempat kerja dapat memengaruhi efisiensi dan produktivitas kerja. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat melindungi dan menghindarkan pekerja dari kecelakaan kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerjanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi warning sign sebagai upaya penerapan K3, menganalisis hambatan dan pengendalian terhadap bahaya yang berpotensi terjadi di KFTD Tangerang. Pengamatan dan pengumpulan data dengan observasi maupun wawancara kepada petugas gudang dan petugas kantor, lalu dilakukan analisis data dengan metode HIRARC. Warning sign K3 di lokasi KFTD Tangerang belum tersedia sama sekali. Hal ini dikarenakan belum adanya sarana dan prasarana dalam pengadaan rambu, kurangnya pemantauan terhadap kebutuhan rambu peringatan, tidak adanya penanggung jawab atas rambu-rambu sehingga personil merasa bukan tanggung jawabnya. Sedangkan potensi bahaya yang dapat terjadi akibat rambu K3 yang terbatas yaitu kecelakaan saat terdapat tumpukan kartonan pada lorong, kecelakaan saat pengangkutan barang dengan handlift, serta kelalaian petugas saat AC Ceiling bocor. Potensi bahaya tersebut dapat diatasi dengan cara sosialisasi penerapan K3, penyediaan sarana K3 yang belum tersedia, pembentukan divisi khusus yang bertanggung jawab dalam pengawasan penerapan K3 di lingkungan kerja.

Accidents at work can affect work efficiency and productivity. Occupational Health and Safety (OHS) is an effort to create a workplace that is safe, healthy and exempt from environmental contamination, so as to protect and prevent workers from work accidents which in turn can increase efficiency and productivity. This study aims to identify warning signs as an effort to implement OHS, analyze obstacle and control hazards at KFTD Tangerang. Data collected by observation and interviews with warehouse staff and office staff, then data analysis was carried out using HIRARC method. The OHS warning sign at the KFTD Tangerang was not available at all. This is due to the absence of facilities and infrastructure in procuring signs, lack of monitoring the needs for warning signs, lack of a person in charge so staff do not feel it is their responsibilities. While the potential hazards that can occur due to limited OHS signs are accidents when there are piles of cartons in the hallway, accidents when transporting goods by handlift, and negligence by staff when the AC Ceiling leaks. These potential hazards can be overcome by socializing the application of OHS, providing OHS facilities that are not yet available, establishing a special division that is responsible for supervising the application of OHS in the work environment."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Purwanto Maengga
"Kecelakaan kerja konstruksi di Indonesia masih tinggi. Pencegahan kecelakaan kerja masih lebih berorientasi downstream, yaitu terfokus pada tahap konstruksi. Berbagai penelitian mengungkapkan bahwa tahap perencanaan memegang peranan besar dalam mempengaruhi kinerja keselamatan kerja konstruksi. Pola pikir upstream haruslah dikembangkan, salah satunya dengan menerapkan konsep Safety in Design. Ada berbagai faktor yang berpengaruh terhadap konsep tersebut. Pada penelitian ini faktor-faktor tersebut ditinjau dari aspek manusia/arsitek, manajemen, teknologi dan material. Hasil analisa statistik menunjukkan bahwa kompetensi safety dari arsitek merupakan faktor utama yang paling berpengaruh. Produk akhir penelitian ini adalah 8 rekomendasi untuk meningkatkan kinerja keselamatan kerja konstruksi melalui Safety in Design.

Construction work accident in Indonesia is still high. Prevention of occupational accidents is still more oriented downstream, which is focused on the construction phase. Various studies have revealed that planning stages play a major role in influencing the performance of construction safety. Upstream mindset must be developed, one of them by applying the concept of Safety in Design. There are various factors that influence the concept. In this study these factors in terms of aspects of human/architects, management, technology and materials. Statistical analysis showed that the safety competence of the architect are the main factors that most influence. The final product of this study is 8 recommendations to improve the safety performance of construction work through the Safety in Design.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T44721
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rossy Armyn Machfudiyanto
"Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK) adalah sistem perlindungan bagi pekerja dan jasa konstruksi yang meminimalkan dan menghindari kerugian moral dan material, kehilangan waktu kerja dan keselamatan orang dan lingkungan, yang kemudian dapat didukung secara lebih efektif dan efisien. Petunjuk pengenalan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi di Indonesia diatur dengan nomor urut Peraturan Menteri PUPR No. 10 Tahun 2021. Penelitian ini memberikan sasaran dan program keselamatan konstruksi terkhusus pada pekerjaan struktur atas pembangunan gedung science techno park di Universitas Indonesia. Analisis data dilakukan dengan menyusun dan mendiskusikan hasil wawancara dengan para pakar keselamatan konstruksi. Kemudian, dilakukan kajian hasil observasi di lokasi proyek atau observasi langsung dan hasil evaluasi Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi. Data dan studi literatur yang tersedia sebagai bahan pendukung. Berdasarkan penelitian ini, disimpulkan bahwa sasaran dan program keselamatan konstruksi perlu dilakukan dan dirancang sejak masa pra konstruksi agar dapat mengidentfikasi bahaya dan risiko untuk setiap aktivitas pekerjaan. Pelaksanaan sasaran dan program keselamatan konstruksi telah memberikan dampak positif yang berkelanjutan berdasarkan penelitian terdahulu, sehingga diperlukan adanya sasaran dan program keselamatan konstruksi yang diterapkan pada pembangunan gedung science techno park di Universitas Indonesia. Integrasi dengan Building Information Modeling (BIM) antara Identifikasi Bahaya, Potensi Risiko, Penentuan Pengendalian Risiko, dan Peluang (IBPRP) dan schedule dengan layout proyek merupakan langkah digitalisasi dalam merencanakan keselamatan konstruksi agar penerapannya lebih efisien dan terintegrasi dengan baik. Hal ini juga membantu proses monitoring keselamatan konstruksi, karena proses Building Information Modeling (BIM) terjadi secara real time.

The Occupational Health and Safety Management System (OHSMS) is a protection system for construction workers and services that minimizes and avoids moral and material losses, lost work time, and the safety of people and the environment, which can then be supported more effectively and efficiently. Instructions for introducing Occupational Health and Safety Management System in Indonesia are regulated by the serial number of PUPR Ministerial Regulation Number 10 of 2021. This research provides targets and construction safety programs specifically for installing superstructures on the construction of science techno park building at University of Indonesia. Data analysis was carried out by compiling and discussing the results of interviews with Occupational Health and Safety experts. Then, the results of observations at the project site or direct observation. Furthermore, Occupational Health and Safety Management System evaluation results data and literature studies are available as supporting materials. Based on this research, it was concluded that construction safety goals and programs need to be carried out and designed from pre-construction to identify hazards and risks for each work activity. The implementation of construction safety goals and programs has had a sustainable positive impact based on previous research, so it is necessary to have construction safety goals and programs implemented in the construction of science techno park building at University of Indonesia. The integration of Building Information Modeling, Hazard Identification Risk Assessment and Determine Control, and work schedule with project layout are one of digitalization method to make efficiency in site. Also, this technology make an easy method to control and monitor healty and safety, because by using Building Information Modeling, all the platform is real time."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
M. Mushanif Mukti
"Sejak bergulimya isu globalisasi pada awal 1990-an, tantangan yang dihadapi oleh perusahaan nasional adalah adanya kondisi persaingan yang semakin ketat, selain antara perusahaan nasional yang ada, juga dengan perusahaan asing, apalagi bila akan melakukan usaha di negara lain. Maka standar intemasional juga menjadi tema sentral, yang harus menjadi acuan dan aturan main di antara berbagai perusahaan, balk tingkat nasional, regional maupun global.
Pada tingkat regional dan global, kini Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), telah menjadi suatu isu penting untuk mengukur kinerja korporasi secara keseluruhan. Dan isu penting yang sekarang bergulir dalam manajemen K3 adalah pengembangan budaya K3 yang positif, sebagaimana Biggs, et al (2005), menyatakan bahwa pendekatan manajemen K3 di sektor industri konstruksi di Australia, yang menekankan identifikasi dan reduksi bahaya telah gaga] untuk memenuhi motivasi pekerja untuk berperilaku selamat, dan perlunya membina budaya K3 terhadap pekerja musiman. Demikian juga Konferensi Buruh lnternasional yang diselenggarakan pada 2003 telah merekomendasikan pentingnya membangun budaya K3 secara nasional.
Penelitian tesis ini bertolak dart dasar pemikiran bahwa budaya K3 pempunyai peran penting dalam memperbaiki dan meningkatkan kinerja K3, di mana kinerja K3 kini sudah menjadi salah sate [criteria bagi perusahaan yang akan bersaing di tingkat global. Sehingga penelitian ini dilakukan dengan mengambil studi kasus PT X sebagai suatu perusahaan konstruksi terkemuka, suatu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang akan memasuki persaingan di tingkat global.
Namun karena aspek dan dimensi budaya sangat luas, dan memerlukan waktu penelitian relatif lebih lama, maka penelitian dibatasi pada iklim K3, yaitu suatu tahapan kesadaran dalam budaya K3 yang dipersepsikan oleh anggota organisasi. Sehingga yang diharapkan diperoleh dalam penelitian ini adalah tentang bagaimana profit iklim K3 PT X, dengan mengambil sampel di tiga tempat kerja, yaitu Kantor Pusat dan Divisi terkait, Pabrik Fabrikasi Baja Konstruksi dan Proyek Gedung Kampus Prasetya Mulya.
Peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif, melalui penyebaran angket (kuesioner) guns mendapatkan jawaban dad responden dari ketiga tempat kerja tersebut, sebagai cars untuk mengases iklim K3, sesuai dengan hasil jawaban responden tersebut. Jumlah populasi Kantor Pusat dart Divisi terkait w 254 dengan jumlah responden 49; jumlah populasi Pabrik Fabrikasi Baja adalah 354 dengan responden 66; dan jumlah populasi Proyek Gedung Prasetya Mulya adalah 132, dengan jumlah responden 35.
Karena ada keterkaitan dengan budaya perusahaan, maka peneliti juga melakukan pengumpulan data dan dokumentasi tentang budaya perusahaan, sehingga dapat memberi gambaran tentang dinamika proses pengembangan budaya K3 yang positif di PT X.
Hasil penelitian menunjukkan bawls dari ketiga tempat kerja tersebut diperoleh gambaran secara umum, bahwa bahwa berdasarkan persepsi responden masing-masing, Ikiim K3 di Kantor Pusat dan Divisi terkait tergolong kuat, Iklim K3 Pabrik Fabrikasi Baja DME tergolong paling kuat, dan Proyek Gedung Prasetya Mulya, tergolong relatif sedikit lebih kuat dari pada Kantor Pusat dan Divisi.
Kesimpulannya, iklim K3 PT X secara keseluruhan tergolong pada kategori agak kuat, dengan nilai rata-rata variabel personil tergolong pada kategori kuat, sedangkan variabel organisasi dan pekerjaan tergolong pada kategori agak kuat.
Sub-variabel yang tergolong sangat kuat yaitu: Komitmen Pribadi tehadap K3. Beberapa sub-variabel yang tegolong relatif kuat adalah: Kesadaran terhadap Risiko; Sires Akibat Kerja dan Pengetahuan K3; Komitmen terhadap Organisasi; Teamwork; Sifat (tidak) Menyalahkan; Komitmen Manajemen; Tidak-lanjut Manajemen; Kedudukan Pejabat K3; dan Kesiap-siagaan terhadap Keadaan Darurat.
Dan beberapa sub-variabel yang relatif kurang kuat, yaitu: Keterlibatan pekerja dalam Pengambilan Keputusan; Komunikasi K3; Tempat dan Lingkungan Kerja; Alokasi Sumber-daya; dan Kepuasan Kerja.

Since the rolling-on globalization issues by the early 90s, challenges faced by national corporations are the tighter conditions of business competition among, thus from the national to the multinational companies likewise, especially to the exertions planned in another country. Thus, the international standard too, has become central topic which has to be referenced and denoted as `rule of the game' among various companies, in their each different levels; the national, the regional and the global levels.
The Occupational Health and Safety (OHS) has become another significant issue to measure the overall corporate performances both in regional and global level, nowadays. The current important issue rolling in OHS management is its positive cultural development, as it 's cited from Biggs, et al (2005), that the occupational health and safety management approaches in Australia's construction industry which emphasize the identification and reduction on working hazard, has failed to fulfill workers' motivation to commit safety behavior, and it is important to develop and maintain OHS culture toward seasonal workers. The International Labor-Organization's Conference held by 2003 also recommended the importance of developing OHS Culture, nationally.
The thesis research initially begins from a premise that explains the significant OHS cultural role in improving and fixing OHS performance, wherein the OHS performance nowadays has become another criteria for the global level corporations. The research is endeavored by applying studies over Company X's case which soon is to enter global level competition (company X is signified as a well-known state-owned construction company).
However, due to the vast cultural dimension and its aspects, along with relatively long time research requirement, the research is then confined to the OHS climate, which is an awareness phase in an OHS culture perceived by organization member. Thus the results intended to be obtained in this research is all about the profile of Company X's OHS climate, by taking samples in three different working places, which are; Central Office and It's Related Divisions; The Fabrication Factory of Construction Steel; and, Prasetya Mulya Campus Building Project.
The researcher applies the quantitative researching method, by distributing questionnaires in order to obtain responses of respondents from these three different working places, as a method of accessing OHS climate, according to the respondents answers. The total population of The Central Office and Its Related Divisions = 254 with 49 respondents; the total population from The Fabrication Factory of Construction Steel = 354 with 66 respondents; and, the sum of Prasetya Mulya Campus Building Project 's population is 132 with 35 respondents.
Due to the relation of OHS culture towards the company's culture, researcher endeavors gathering of documentation and data findings about corporate culture, thus the researcher be able to represent the image of the positive OHS cultural development dynamic process in Company X.
The research outcome, points-up the common views obtained from those three different working places, that based on the each respondents' perception, The Central Office and Its Related Divisions has a moderately strong OHS climate, The Fabrication Factory has the strongest climate, and the Prasetya Mulya Campus Building Project has little stronger OHS climate rather than the Central Office has.
We finally come into the conclusion that the Company X's overall OHS climate goes in strong category, with strong rate on average variable persons, while the job and organizational variable remain moderately strong.
The strongest categorized sub-variables, is Personal Commitment toward OHS. The relatively moderate categorized sub-variables are: Perceived Risk; Job Induced Stress; Safety Knowledge; Commitment to Organization; Teamwork; Attribution to Blame; Management Commitments; Management Actions; Status of Safety Personnel; and, Emergency Preparedness.
While, sort of relatively less strong sub-variables, consist of Involvement in Decision Making; OHS Communications; Working Environment; Allocation of Resources; and Job Satisfaction.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T20082
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Dewanti Alawiyah
"Berdasarkan Undang-Undang No 14 Tahun 2005 dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, dosen, serta tenaga pendidikan berhak memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan. Pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat, organisasi profesi, dan/atau satuan pendidikan wajib memberikan perlindungan terhadap dosen dalam pelaksanaan tugas. Perlindungan tersebut diantaranya adalah perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja yang mencakup perlindungan terhadap risiko gangguan keamanan kerja, kecelakaan kerja, kebakaran pada waktu kerja, bencana alam, kesehatan lingkungan kerja, dan/atau risiko lain.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Lingkungan (K3L) di Universitas Indonesia dan National University of Singapore berdasarkan ISO 45001:2018. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan metode studi komparatif semi kuantitatif dengan pendekatan cross sectional.
Hasil penelitian menunjukan adanya perbandingan antara Universitas Indonesia dan National University of Singapore. Universitas Indonesia dan National University of Singapore telah memenuhi persyaratan ISO 45001, terdapat 3 elemen yang memiliki perolehan skor tidak terpenuhi, sedangkan elemen lainnya memperoleh skor penilaian terpenuhi dan melebihi ekspektasi.

Based on Law Number 14 of 2015, while implementing professional responsibility, lecturer and teacher have rights to obtain security and safety. Government, local government, community, professional organization, and/or educational institution have to give safety to lecturer while on duty. The security is occupational health and safety security. The security of occupational health and safety includes the security of occupational safety disruption, working incident, working hours fire hazard, natural disaster, occupational health and environment, and/or the other risk.
The aim of this research is analysis of occupational health and safety implementation in Universitas Indonesia and National University of Singapore against ISO 45001. This study is a descriptive research with semi quantitative and qualitative method. The approach of the study is cross sectional.
The result of this research is a comparative implementation on occupational safety, health and the environment based on ISO 45001 in University of Indonesia, and National University of Singapore. Universitas Indonesia and National University of Singapore have met ISO 45001:2018 requirements and there are 3 elements that have assessment scores review, while other elemets that have meet and exceed.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T54441
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Zuliana
"Dalam rangka mencegah segala potensi risiko, dibutuhkan iklim keselamatan yang baik di tempat kerja. Iklim keselamatan digunakan untuk melihat aspek psikologis pekerja mengenai nilai, sikap, dan persepsi mereka terkait keselamatan di tempat kerja yang dapat berdampak terhadap perilaku. Oleh karena itu untuk mengatasi hal tersebut, penerapan iklim keselamatan yang baik menjadi kunci utama dalam membentuk persepsi pekerja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran iklim keselamatan di Proyek Pembangunan Kereta Cepat Jakarta Bandung Halim tahun 2022. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain cross sectional. Pengambilan data dilakukan secara daring dan turun langsung ke lapangan dengan menggunakan kuesioner. Sebanyak 70 responden pekerja PT Wijaya Karya Bangunan Gedung berpartisipasi dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata skor dimensi iklim keselamatan secara keseluruhan sudah cukup baik. Dimensi iklim keselamatan tersebut yaitu komitmen manajemen (5,52), komunikasi keselamatan (5,27), pelatihan (5,22), akuntabilitas pribadi (4,98), peraturan dan prosedur (5,14), dan lingkungan yang mendukung (5,16). Hasil penelitian secara keseluruhan menyarankan, untuk merubah persepsi pekerja dapat ditingkatkan melalui penegasan komitmen manajemen, peraturan dan prosedur dengan komunikasi dan pelatihan yang memadai dan ditopang oleh tanggung jawab yang baik serta lingkungan yang mendukung.

To prevent all potential risks, a good safety climate is needed in the workplace. Safety climate is used to look at the psychological aspects of workers regarding their values, attitudes, and perceptions about safety in the workplace which can have an impact on behavior. Therefore, to overcome this, the application of a good safety climate is the main key in shaping workers' perceptions. The purpose of this study was to determine the description of the safety climate in the Jakarta Bandung Halim High Speed ​​Rail Development Project in 2022. This study used a quantitative method with a cross sectional design. Data collection was done online and offline using a questionnaire. A total of 70 respondents workers PT Wijaya Karya Bangunan Gedung participated in this research. The results showed that the average score of the overall safety climate dimension was quite good. The dimensions of the safety climate are management commitment (5.52), communication (5.27), training (5.22), personal accountability (4.98), rules and procedures (5.14), and a supportive environment (5,16). Overall research results suggest that changing employee perceptions can be improved through affirmation of management commitment, regulations and procedures with adequate communication and training also supported by good personal accountability and a supportive environment.

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>