Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 156873 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ratih Mandalawangi
"Artikel ini mengkaji eksistensi program televisi berbasis keagamaan di dalam masyarakat modern. Studi-studi sebelumnya memandang bahwa program televisi berbasis keagamaan eksis karena agama mampu mengintegrasikan diri ke dalam pasar melalui proses komodifikasi, juga karena program televisi dapat digunakan sebagai media kampanye ideologi agama. Namun, studi-studi tersebut belum menjelaskan soal mengapa minat konsumen terhadap program televisi berbasis keagamaan dapat tumbuh. Penulis berpendapat bahwa perkembangan minat terhadap program televisi berbasis keagamaan merupakan konsekuensi logis dari kontestasi fundamentalisme dan modernitas. Untuk menjelaskan hal tersebut, penulis mengangkat kasus program televisi Hafiz Indonesia. Pengamatan dilakukan pada saluran media sosial YouTube Hafiz Indonesia yang bersisi 1286 video. Semua postingan video diperiksa untuk mendapat informasi mengenai konten, informasi jumlah penonton, jumlah reaksi suka, jumlah reaksi tidak suka, dan jumlah komentar. Sementara itu, komentar dari 174 postingan video pada tahun 2019 diolah menggunakan teknik analisis konten untuk mengidentifikasi ekspresi relijiusitas penonton. Penulis menemukan bahwa satu program televisi dapat memuat multi-komodifikasi agama. Selain itu, kegiatan konsumsi juga melibatkan proses multi-refleksi relijiusitas individu. Artikel ini berkesimpulan bahwa komoditas berbasis keagamaan dapat berkembang karena mampu berfungsi sebagai alat kontrol individu terhadap risiko-risiko yang disebabkan oleh modernitas. 

This article examines the existence of religious-based television programs in modern society. Previous studies view that religious-based television programs exist because religion is able to integrate itself into the market through the process of commodification, also because television programs can be used as a media for promoting religious ideology. However, these studies have not explained why consumers' interest in faith-based television programs can grow. The author believes that the development of interest in religiously based television programs is a logical consequence of the contestation of fundamentalism and modernity. To explain this, the author raised the case of the Indonesian television program Hafiz. Observations were made on the social media channel YouTube Hafiz Indonesia which contained 1286 videos. All video posts are examined to get information about the content, information on the number of viewers, the number of likes, the number of dislikes and the number of comments. Meanwhile, comments from 174 video posts in 2019 were processed using content analysis techniques to identify the audience's religious expression. The author finds that a television program can contain multi-commodification of religion. In addition, consumption activities also involve a multi-reflection process of individual religiousity. This article concludes that religious-based commodities can develop because they are able to function as an individual control tool against the risks caused by modernity."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Devi Saufa Yardha
"Penelitian ini merupakan studi kasus terhadap program televisi anak bermuatan edukasi, yaitu program “Jalan Sesama”. Penelitian berfokus pada analisis dinamika yang dihadapi “Jalan Sesama” dalam proses produksi dengan sistem co-production dan distribusi program melalui industri penyiaran televisi. Proses penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif dan pengumpulan data berupa wawancara serta dokumentasi rekaman arsip. Hasil penelitian menemukan gambaran proses dinamika yang di dalamnya terdapat sejumlah permasalahan yang dihadapi oleh program “Jalan Sesama”. Permasalahan itu ditemukan dalam tahap praproduksi, produksi, pascaproduksi, dan distribusi program. Permasalahan dalam tahap praproduksi adalah kesulitan merumuskan konsep tentang nilai-nilai yang merepresentasikan Indonesia. Permasalahan dalam tahap produksi adalah tantangan untuk dapat merumuskan ide cerita bermuatan edukasi dengan tetap menjaga aspek yang menghibur dan menyenangkan bagi anak. Permasalahan dalam tahap pascaproduksi adalah memastikan bahwa program yang diproduksi memiliki dampak positif bagi anak serta memenuhi kriteria karya audiovisual yang berkualitas. Selanjutnya, penelitian ini menemukan permasalahan
utama yang cukup signifikan dalam tahap distribusi program. Permasalahan yang dihadapi adalah kondisi media penyiaran televisi di Indonesia yang masih sangat berorientasi komersial. Sementara “Jalan Sesama” adalah program edukasi yang bersifat non-profit oriented dan tidak menyetujui adanya penayangan iklan. Permasalahan lainnya timbul karena peran lembaga penyiaran publik yang tidak dapat diharapkan oleh adanya kebijakan tertentu
yang tidak wajar dalam biaya tayang program. Permasalahan yang ada semakin rumit ketika peran pihak regulator dan regulasi yang mengatur bidang penyiaran televisi di Indonesia saat ini, belum memadai untuk mendukung keberlanjutan program televisi anak bermuatan edukasi seperti “Jalan Sesama”.

This research is a case study about children educational content television program which is “Jalan Sesama” program. This research focused on the analysis of the dynamic in the production process by co-production system and the program distribution through the television broadcasting industry. This research conduct by qualitative approach and collecting data method by the depth interview and archives documentation recording. This research find a picture of dynamic process in “Jalan Sesama” production which contain several problems. The problems are include the pra-production, production, postproduction, and distribution process. The problem in preproduction program is the difficulties to formulate the concept about any values that representing Indonesia. The problem in production process is how to formulating the educational story idea with constantly keep the fun and pleasure aspect for children. The problem in postproduction process is to ensure that the program which has been produced give positive impact for children and fill the criteria of qualified audiovisual creation. The another problem that more significant find in the process of program distribution. The problem is the condition of television broadcasting industry landscape that commercial oriented. While “Jalan Sesama” is the educational program that has non-profit oriented and do not agree with the commercial advertising. The role of public television station also cannot be hoped, because there is a certain policy that not proper for the airing program cost. The challenge become more complex when the role of regulator and regulation who is regulate the television broadcasting sector do not have serious action to support the continuity of children educational television program as “Jalan Sesama"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S66885
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sunu Bagaskara
"ABSTRAK
Studi ini meneliti hubungan antara model fundamentalisme intratekstual (Hood, Hill, Williamson, 2005) dengan konsep-konsep disposisional dari c/csed-mindedness, yaitu intolerance of uncertainty (IO) dan need for cognitive closure (NFC). Selain itu,. juga diteliti bagaimana peran trait kepribadian dan lingkungan sosial sebagai moderator hubuugan tersebut. Sebanyak 195 mahasiswa yang berasal dari universitas agama dan universitas umum bexpartisipasi dalam penelitian ini dengan mengisi satu set kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fundamentalisme agama berasosiasi secara positif dengan religiusitas, tetapi tidak dengan UI dan NFC. Selain itu, interaksi yang signifikan antara religiusitas dan trail kepribadian menunjukkan bahwa asosiasi positif antara fundamentalisme dan religiusitas lebih tinggi pada partisipan yang juga tinggi pada trait agreeableness. Sedangkan, peran moderasi lingkungan soslal tidak ditemukan. Hasil ini menegaskan perrnyataan Hood dkk. (2005} bahwa para fundamentalis bukanlah orang-orang yang closed-minded seperti yang se!ama ini menjadi streotip mereka. Sclain itu, juga mengindikasikan bahwa fundamentalisme agama, seperti yang ditekankan oleh Marty (1988) dan Hood dkk. {2005), dapat dijelaskan dengan lebih baik jika berfokus pada nilai-nilai keagamaan yang dianut daripada disposisi personal. Penelitian-penelitian selanjutnya disarankan untuk memberi perhatian besar pada pengembangan dan pengujian empiris model fundamentalisme agama intratekstual terutama dalam isu atribut-atribut psikometris pada alat hukumya.

ABSTRACT
The present study examinedd the relations between intratextual fundamentalism model (Hood, Hill, & Williamson, 2005) and dispositional concepts of closed-mindedness (i.e., intolerance of uncertainty [IU] and need for cognitive closed-e [NFC]), and also to investigate to what extend the relations were moderated by personality traits and social environmental factors. One hundred and ninety-five university students from religious and public universities completed measures of religiosity, lU Scale, NFC Scale. Big Five Inventory, and fundamentalism. Fundamentalism was positively associated with religiosity but was not associated with lU and NFC. A significant interaction between religiosity and agreeableness revealed that the positive association betoveen religiosity and fundamentalism was higher among participants who were also high in agreeableness. The results of present study confirm what Hood et al. (2005) suggested that fundamentalists are not closed-minded as they are usually stereotyped with. Furthermore. the results also suggest that religious fundamentalism, like Marty (1988) and Hood et aL (2005) noted, would be better explained by focusing on the religious values rather than personal disposition factors. Future research should take a great attention to the development and empirical examination of intratextual fundamentalism model, especially in the psychometrical issues of the measurement."
2009
T33724
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Sukmawati
"Rating dan share masih menjadi tujuan utama stasiun televisi di Indonesia saat ini. Hal tersebut membuat persaingan antar stasiun televisi semakin ketat. Oleh karena itu, stasiun televisi menggunakan berbagai strategi yang tepat untuk menaikkan rating dan share. Net merupakan televisi baru yang mengedepankan kualitas konten, dengan segmentasi penonton yang sempit, namun dengan rating dan share yang rendah. Dengan menggunakan konsep strategi, segmentasi penonton, dan rating share, tulisan ini akan membahas tentang strategi apa saja yang harus dilakukan Net untuk meningkatkan rating dan share dari segi segmentasi penonton Net berdasarkan demografi dan konten tayangan program televisi.

Rating and share still the main purpose of television station in Indonesia today. This makes the competition among television stations increasingly stringent. Therefore, the television station using a variety of strategies to raise the rating and share. Netmedia is a new television with a good quality of the content, with a narrow audience segmentation, but with a rating lower share. By using the concept of strategy, audience segmentation, and rating share, this paper will discuss about Net strategy to increase the rating and share in terms of audience segmentation based on demographics and content of television programs.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Febbiyanti Satyabudhi
"Program televisi berkontribusi dalam memberikan penggambaran terkait segala aspek realitas mengenai suatu ruang. Pada program Indonesia Bagus Episode Kehidupan di Atas Rawa, semua penggambaran terkait kehidupan pada Rawa Paminggir didasarkan pada persepsi pembuat dan masyarakat dalam mempersepsikan Rawa Paminggir sebagai suatu entitas ruang menggunakan metode hermeneutika. Fokus dalam penelitian ini menggunakan konsep representational of space yang mana ruang dinyatakan sebagai sesuatu yang ‘dibayangkan’ hasil ciptaan kelompok dominan. Melalui konsep representational of space, sebuah media dalam bentuk program televisi dianggap mampu menciptakan suatu citra ruang yang terbentuk oleh persepsi atau bayangan dan imajinasi si pembuatnya.. Konteks besar penelitian ini adalah mata pencaharian masyarakat.
Hasil intepretasi dalam Program Indonesia Bagus Episode Kehidupan di Atas Rawa menghasilkan 6 nilai lanskap yang tersebar di tujuh tempat pada Desa Bararawa dan Desa Sapala. 6 nilai lanskap tersebut diantaranya nilai kebudayaan, nilai rekreasi, nilai sosial, nilai subsisten, nilai ekonomi, dan nilai lingkungan. Nilai kebudayaan tersebar di seluruh elemen intangible dan tangible. Nilai rekreasi dan nilai sosial muncul di elemen intangible seperti pacuan kerbau, dan sebagian elemen tangible yakni kalang & tempat penumbuk purun. Nilai subsisten tersebar di seluruh elemen vernakular. Nilai ekonomi muncul sebagian besar pada elemen vernakular seperti sungai & rawa, padang purun, dan hutan dan sebagian pada elemen tangible yakni kalang. Nilai lingkungan muncul pada sebagian elemen vernakular yakni padang purun, sungai & rawa serta hutan. Identitas Rawa Paminggir dalam konteks nilai lanskap dimaknai sebagai suatu tempat menyambung hidup yang sarat tradisi, unik dan menarik, memiliki sumber daya yang makmur, namun secara bersamaan juga terbatas karena sifatnya yang rentan.

Television program can contribute to create an image of the space. In Indonesia Bagus Program Episode Kehidupan di Atas Rawa. All the image of the space related Rawa Paminggir’s livelihood are formed through author’s perception and people’s perceptions in interpreting Rawa Paminggir as a spatial entity. This research examines how place identity produced through those perceptions use representation of space concept used hermeneutics methods. This research always based on context, which the big context is about livelihoods. Intepretation of the narrations on Indonesia Bagus produced 6 landscape values that spread on 7 segment places in Desa Bararawa and Desa Sapala. There are 6 landscape values, it consists cultural value, recreation value, social value, economic value, subsistent value, and cultural value. Cultural value is spread all over intangible and tangible elements. Recreation value and social value are appearing on intangible element such as kerbau rawa races, and tangible elements such as kalang dan tempat penumbuk purun. Subsistent value is spread on vernacular elements. Economic value appears on tangible element such as kalang and vernacular elements such as padang purun, forest, river, and swamp. Cultural value appears on vernacular element such as padang purun, river, swamp, and forst. The identity of Rawa Paminggir produced based on those values are place to live in, full of tradition, unique, interested, prosperous but at the same time limited because the susceptibility to environments.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Togi Prakoso
"ABSTRAK
Program televisi yang saat ini populer di masyarakat diantaranya adalah program pencarian bakat, yang
umumnya adalah pencarian bakat seni. Program-program tersebut seringkali memiliki rating yang sangat tinggi
dan juga mempengaruhi perilaku khalayak penikmat dan penonton televisi. Jurnal ini kemudian akan membahas
mengenai program-program pencarian bakat tersebut dan hubungannya dengan kepuasan yang dicapai para
pesertanya. Seringkali kepuasan yang diusahakan dan dicapai oleh para pesertanya bersifat semu. Hal tersebut
juga terjadi pada para penonton program tersebut. Mereka kemudian memiliki pandangan mainstream mengenai
aliran seni tertentu yang dianggap populer dan bisa menguntungkan secara ekonomis.Teori dan konsep yang
digunakan diantaranya adalah jouissance, komodifikasi, dan mainstreaming. Jurnal ini diharapkan dapat
memperkaya wawasan dan mampu membuka kesadaran pembaca mengenai program pencarian bakat di televisi.
Program-program tersebut cukuplah dijadikan sebagai ajang hiburan dan tanpa mempengaruhi esensi seni itu
sendiri sebagai sarana ekspresi diri dan bukan merupakan sebuah komoditas. Dengan begitu maka masyarakat
akan lebih dapat mengapresiasi berbagai jenis seni dan menghargai proses penciptaan karya seni tanpa
jouissance.

ABSTRACT
Popular television program nowadays are talent search programs. Those programs are sometimes the highest
rated program among others in the television station. This journal will examines about the programs and the
connection with the satisfactory achieved by the contestant. Mostly, the satisfaction achieved are pseudo and
apparent. This is also reflected in the audience of the program. They then have the mainstream view of the
particular art form that is considered popular and can be advantageous economically. Theories and concepts
used include jouissance, commodification, and mainstreaming. This journal is expected to enrich the knowledge
and being able to open the reader's awareness of the talent search program on television. Such programs serve
as entertainment only and without affecting the essence of art itself as a means of self-expression and not a
commodity. By doing so, the community will be able to appreciate different kinds of art and appreciate the
process of creating a work of art without jouissance."
[, ], 2014
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Andrine Prima Afneta
"Tesis ini membahas kebertubuhan perempuan dalam wacana erotika serta pornografi pada tayangan televisi Mata Lelaki dan Sexophone. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan paradigma kritis. Melalui analisis framing Gamson dan Modigliani, hasil penelitian menunjukan bahwa kebertubuhan perempuan dalam tayangan televisi dianggap sebagai instrumen dalam mengakumulasi modal. Kemampuan media untuk menampilkan sosok perempuan sebagai objek, menyebabkan eksploitasi fisik perempuan sebagai daya tarik tayangan. Kemenarikan fisik perempuan serta penggunaan wacana tubuh mereka dimanfaatkan oleh tayangan Mata Lelaki dan Sexophone untuk membawa imajinasi khalayak ke tema yang menjadi segmentasi program. Objektifikasi perempuan selalu disajikan dalam rancangan program, menjadi salah satu manifestasi eksploitasi perempuan. Perempuan diidentifikasi hanya sebatas kemenarikan fisik dan keterampilan yang lemah. Dari sini, perempuan di representasikan hanya untuk mendapatkan keuntungan yang besar dan cepat melalui kekuatan rating.

The focus of this study is women’s body and their embodiment in erotica and pornography discourse on Mata Lelaki and Sexophone program. This is qualitative research and using critical paradigm. Through Gamson and Modigliani's framing, the result shows that woman body and their embodiment in the television becomes instrument to accumulate the capital. The ability of the media to show women as an objects, led to the exploitation of women's physical attractiveness impressions. Physical attractiveness and bodies discourse of women exploited by Mata Lelaki and Sexophone to bring audiences imagination to the theme of the program segmentation. Objectification are always presented in the program design, become one of woman exploitation manifestation. Woman described in the physical beauty and weak ability. Woman is represented by television program to get large advantage rapidly through the power of rating.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fina Andriani
"Bidang paranormal memiliki register tertentu yang digunakan oleh orang-orang yang terlibat dalam bidang tersebut. Register paranormal tidak hanya dipergunakan oleh orang dewasa, melainkan juga oleh anak-anak yang memiliki bakat paranormal. Hal ini ditemui pada salah satu program televisi Belanda, yaitu Paranormale Kinderen, sebuah program televisi yang menyoroti anak-anak yang memiliki bakat paranormal. Anak-anak yang memiliki bakat paranormal dalam program tersebut menggunakan register paranormal ketika berinteraksi dengan berbagai kalangan. Artikel ini bertujuan mendeskripsikan mengenai definisi paranormal, register paranormal yang digunakan ketika berinteraksi, dan proses pembentukan register itu sendiri. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan register yang digunakan dalam bidang paranormal banyak menyangkut sensitifitas panca indera anak-anak yang memiliki bakat paranormal, terutama indera penglihatan, yang melebihi sensitifitas indera orang normal pada umumnya. Kosa kata dalam register yang digunakan dalam bidang paranormal dibentuk oleh proses perubahan makna, perluasan dan penyempitan makna dasar kata yang digunakan. Jenis kata yang paling banyak mengalami perubahan makna adalah kata kerja dan kata benda. Adapun register tersebut paling banyak terbentuk dengan proses perluasan makna.

The Paranormal field has a certain register that is used by people involved. The register is not only spoken by adults, but also by children who are gifted as paranormals. This paper tends to identify the registers and especially its vocabulary employed in one of the Dutch television program, Paranormale Kinderen. It is a television program about problems among the paranormal children suited for all ages. The children use certain vocabulary when they interact with other people of various groups. The method which is used in this paper is the qualitative method. The study has found that the paranormal register involves generally many words that illustrate the sensitivity of sight sense which is beyond the sensitivity of people in common. The vocabulary - mostly verbs and nouns - has undergone semantic changes, namely the narrowing or widening changes. The widening changes appear to occure much more frequent than the narrowing changes.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Rumintjap, Merdy Ervina
"Berbagai tayangan program acara televisi untuk perempuan ditayangkan. Namun, perempuan masih ditampilkan dalam perspektif yang sama, yaitu tetap berkutat pada stereotip yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan proses tayangan program televisi yang berperspektif perempuan. Studi kasus yang diambil pada tayangan "Perempuan dan Peristiwa" di ANTV. Penelitian ini juga dilakukan untuk mengungkapkan berbagai permasalahan yang dialami tim pembuat program "Perempuan dan Peristiwa" di ANTV. Selain itu, penelitian ini melihat bagaimana kemampuan dan ideologi dari pencetus acara untuk menampilkan program yang memberdayakan perempuan. Pendekatan kualitatif berperspektif perempuan dipilih dalam penelitian ini, dengan menggunakan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, dan observasi langsung. Dalam penelitian ini ditemukan banyak hal yang mempengaruhi perspektif dari pembuat acara yang dikhususkan untuk memberdayakan perempuan. Sebaliknya, masih banyak tim dari sebuah program televisi yang dikhususkan memberdayakan perempuan, justru masih terpaku terhadap stereotip yang ada. Perempuan masih dijadikan objek, selalu ingin menampilkan sisi fisik yang cantik dan menarik tentang perempuan. Sedangkan tayangan yang diharapkan berbeda, dan menjadi bahan masukan buat penonton perempuan hampir tidak ada .

Various kinds of TV programs on women had been showed but women still presented with same perspective that is remain stuck in common stereotype. This research aimed to describe process TV program show on women perspectives. Case study on "Women and Event" taken from ANTV program. Aside above aim, this research to be conducted in order to make known various problems which met by its TV program crews. Other things, this research wants to see the ability and ideology of producer for women empowerment. The writer comes with "qualitative approach" as research approach base by using data collection method through deep interview and direct observation. This research had discovery many things that influenced the perspective of producer that particularly aimed to women empowerment. In contrary, many TV crew members being trapped by common stereotype, in fact their program aimed to empower women. The women remain to be used as object, often the show only to perform the beauty of physical and interesting related. Meanwhile other TV programs which expected to give positive input for women viewers almost none."
2006
T 17924
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Baedowi
"Sikap, pemikiran dan tradisi pesantren merupakan tradisi yang terbuka, toleran, sopan dan moderat. Tradisi ini dibuktikan pesantren melalui perjalanan sejarah dan kontribusinya terhadap kehidupan bangsa dan negara. Pendekatan dalam penelitian yang digunakan adalah memberikan gambaran yang komprehensif dan mendalam tentang peran pesantren Bahrul Ulum Tambak Beras Jombang dalam mencegah radikalisme dan fundamentalisme. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui serta memberikan bukti bahwa pesantren Bahrul Ulum Tambak Beras Jombang dengan sikap dan tradisi keagamaan dapat berperan dalam pencegahan paham radikalisme dan fundamentalisme, sehinga masyarakat tidak memberikan stigma bahwa pesantren adalah tempat pembibitan kaum radikal teroris Islam. Pesantren Bahrul Ulum Tambak Beras Jombang adalah salah satu pesantren yang mengajarkan keluhuran akhlakul karimah dan juga mengajarkan pemahaman ajaran islam yang damai, moderat dan toleran sehingga mampu mencegah pemahaman yang fundamen dan radikal.

Attitude, thought and tradition of pesantren are an open, tolerant, polite and moderate tradition. This tradition is showed by pesantren through its history and contribution to the nation life. The approach used in the study is to provide a comprehensive and in-depth description about the role of pesantren Bahrul Ulum Tambak Beras Jombang in preventing radicalism and fundamentalism. The purpose of this study is to investigate and to provide evidence that the pesantren Bahrul Ulum Tambak Beras Jombang with attitude and religious traditions can play a role in preventing radicalism and fundamentalism, so that public will not leave a stigma that pesantren is the nurseries of the radical Islamic terrorists. Pesantren Bahrul Ulum Tambak Beras Jombang is one of the pesantren that teaches good nobleness manner and also teaches understanding of the peaceful, moderate and tolerant Islamic thought so that it can prevent the understanding of fundamental and radical."
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>