Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 167548 dokumen yang sesuai dengan query
cover
R. Muhammad Mulyadi
"ABSTRAK
Disertasi ini mengenai Ke-Indonesia-an dalam grup band Koes Plus. Suatu
grup band paling popular di Indonesia pada kurun waktu 1970-an. Grup band ini
banyak dikenal juga karena lagu-lagunya yang berjudul "Nusantara". Terdiri dari dari
delapan lagu yang berjudul nusantara, serta beberapa lagu lainnya yang temanya
berkaitan dengan nusantara. Nusantara adalah gambaran grup band ini menyangkut
wilayah dan masyarakat Indonesia. Disertasi ini melihat suatu gambaran nasionalisme
dalam grup band. Selain itu disertasi ini juga ingin melihat motif grup band Koes Plus
membuat lagu-lagu yang bertemakan nusantara. Disertasi ini merupakan penelitian
kualitatif dengan menggunakan metode sejarah dan pendekatan strukturis. Hasil
penelitian ini menyimpulkan bahwa motif Koes Plus menciptakan lagu-lagu bertema
nusantara tidak terlepas dari interaksi antara Koes Plus sebagai aktor sejarah struktur
sosial politik pada masa Orde Baru. Pemerintahan Orde Baru mendorong Koes Plus
untuk menciptakan lagu-lagu bertema nusantara. Nusantara dengan kekayaan alam
dan keindahannya pada kurun 1970-an adalah juga tema-tema Orde Baru. Kesamaan
motif inilah yang merupakan munculnya tema-tema ke-Indonesia-an dalam Koes
Plus.

ABSTRACT
This dissertation on Indonesian-ness in the band Koes Plus. One of the most popular
band in Indonesia during the period of the 1970s. The band is also known for his
songs titled "Nusantara". Consisting of eight songs titled Nusantara, as well as several
other songs related to the theme of the nusantara Nusantara is the reflection of the
band concerning the teiritoiy and people of Indonesia This dissertation saw a picture
nationalism of die band. This dissertation also examines Koes Plus motives in making
the theme songs of the Nusantara This dissertation is a qualitative study using
historical methods and structuris ^proaches. This study concluded that the Koes Plus
motivation in create the theme songs of nusantara can not be separated from the
structure of the New Order era. New Order government encourages Koes Plus to
create the theme songs of the Nusantara Nusantara with natural resources during the
period of the 1970s was also the themes of the new order. The similarity of this
motive explains the emergence of the nationalist themes of Indonesian-ness in Koes
Plus."
2014
D2023
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ignatius Aditya Adhiatmaka
"Perubahan makna mengenai warisan budaya di era fragamentasi budaya yang membentuk pemahaman dan artikulasi baru pada musik populer sebagai sebuah warisan budaya. Antara tahun 2009 dan 2016 telah bermunculan setidaknya empat kelompok inisiatif pengarsipan musik populer Indonesia yang bekerja secara kolektif untuk mengumpulkan, mengarsipkan, dan melestarikan rekaman dan segala hal yang berhubungan dengan musik populer Indonesia. Walaupun kelompok-kelompok pengarsipan musik populer Indonesia memiliki kesamaan misi dalam menyadarkan masyarakat indonesia mengenai pentingnya kesejarahan musik populer Indonesia, arsip yang dihasilkan mereka berbeda satu dengan yang lain. Dengan berdasar pada wawancara etnografis semi-terstruktur, tesis ini membahas bagaimana kelompok-kelompok pengarsipan mendefinisikan, mengidentifikasi, mendokumentasikan, melestarikan, dan merekonstruksi kesejarahan musik populer Indonesia melalui kegiatan pengarsipan.

The changing definitions of heritage in an era of cultural fragmentation give rise to new under standings and articulations of popular music as a cultural heritage. The period between 2009 and 2016 Indonesia saw the emergence of at least four initiatives which respectively are working collectively to collect, archive, and preserve recordings and anything else that relates to Indonesian popular music. In spite of their more or less similar mission, namely to make the Indonesian public aware of the importance of the history of popular music in Indonesia, the activities and outputs of those individual initiatives differ. On the basis of semi structured ethnographic interviews and narrative analysis, this thesis discusses how the initiatives defining, identifying, documenting, preserving and reconstructing Indonesian popular music and its histories through archival process.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
T50242
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irfan Setiawan
"Tujuan dari studi ini adalah untuk meneliti hubungan antar keterlibatan situasional dan berkelanjutan dengan budaya pop Korea, imej kognitif, imej afektif, imej keseluruhan, dan intensi kunjungan terhadap destinasi Korea turis Indonesia. Terlebih penelitian ini ditujukan untuk meneliti pengaruh dari keterlibatan situasional dan berkelanjutan dengan budaya pop Korea terhadap imej destinasi Korea yang terbagi ke dalam : kognitif, afektif, dan keseluruhan yang akan mempengaruhi intensi kunjungan terhadap destinasi Korea. Penelitian ini menggunakan structurral equation modelling (SEM) yang akan diproses menggunakan program Lisrel 8.80. Penelitian ini menggunakan budaya pop Korea sebagai topik utama karena budaya pop Korea dewasa ini sangat terkenal di Indonesia, bahkan dunia. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa keterlibatan situasional yang menuju ke keterlibatan berkelanjutan dapat mempengaruhi imej kognitif lalu imej afektif destinasi Korea yang membuat individu memiliki intensi untuk mengunjungi destinasi Korea untuk berlibur. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi bagi pihak-pihak yang terlibat dalam industri wisata Korea seperti pemerintahan Korea, pemerintahan Indonesia, dan penyedia jasa wisata di Indonesia dalam merencanakan kegiatan pemasaran wisata Korea di Indonesia.

The purpose of this research is to recognize the relationships between situational involvement, enduring involvement, cognitive images, affective images, overall images, and visit intention in context of Korean pop culture and Korea destinations in Indonesia. Moreover this research is to recognize the impacts of Korean pop culture situational and enduring involvement to cognitive, affective and overall image of Korea as tourism destinations which impacts the visit intention to Korea destinations. Convenience sampling was used for this research and the samples were from Indonesia used for this research. The hypotheses are tested using structural equation modelling (SEM) using Lisrel 8.80. This research use Korean pop culture as its topic because Korean pop culture currently is one of the most popular pop culture in Indonesia and continuing to spread around the world. The results show that involvement with Korean pop culture indeed influence cognitive images then affective images of Korea destinations then influence the visit intention of potential touritst in Indonesia to visit Korea destinations. The findings in this research are useful for further research resolving simillar topic and also will give insights to parties that involved in tourism industry which are Korea government, Indonesia government, and Indonesian travel agents as references in formulating a right marketing tools for Korea tourism."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S61841
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Meilisa Arismaya Wanti
"Kehidupan sosial dan budaya pada masa orde baru menyimpan banyak ketidakberesan sosial yang terekam dalam ingatan sejarah politik Indonesia. Sedangkan upaya ekspresi pada masa itu tidak berjalan dengan baik akibat adanya represi pemerintah di berbagai aspek. Proses ekspresi ini dilakukan oleh Koes Plus dalm lirik lagu Tul Jaenak melalui bahasa Jawa dan nilai budaya yang terdapat di dalamnya. Untuk meninjau hal tersebut, penelitian ini menyoroti sejumlah rumusan meliputi :1) Bagaimana teori kritik Habermas menjelaskan proses emansipasi dan pencerahan yang dilakukan Koes Plus melalui  lagu “Tul Jaenak”? (2) Bagaimana resistensi dilakukan melalui lagu “Tul Jaenak” sebagai bentuk emansipasi dan pencerahan? Untuk menjawab rumusan penelitian tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi proses emansipasi dan pencerahan yang dilakukan Koes Plus melalui lagu “Tul Jaenak”, menggunakan teori kritisHabermas dan Resistensi Stuart Hall untuk melengkapi jawaban atas proses analisis yang searah. Sehingga penelitian ini dapat menghasilkan suatu jawaban mengenai sikap Koes Plus terhadap berupa isu ekonomi krisis beras, dan respon Koes Plus dalam realitas sosial melalui satuan lirik lagu “Tul Jaenak.

The social and cultural life of the New Order era contained many social irregularities that were neatly stored in the memory of Indonesian political history. Meanwhile, expression efforts at that time did not go well due to government repression in various aspects. Koes Plus carries out this expression process in the lyrics of the song Tul Jaenak through the Javanese language, and the cultural values ​​contained therein. The research question of this study include 1) How does Habermas' critical theory explain the process of emancipation and enlightenment carried out by Koes Plus through the song "Tul Jaenak"? (2) How is resistance carried out through the song "Tul Jaenak" as a form of emancipation and enlightenment? This study aims to identify the process of emancipation and enlightenment carried out by Koes Plus through the song "Tul Jaenak". This study uses Habermas' critical theory and Stuart Hall's resistance to complete the answer to a unidirectional analysis process. So that this research can produce an answer regarding Koes Plus' attitude towards the economic issue of the rice crisis and Koes Plus's response to social reality through the lyrical unit of the song "Tul Jaenak"."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fiske, John
Yogyakarta: Jalasutra, 2011
306.4 FIS ut
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Dinar Nabila Andani
"ABSTRAK
Produce 101 Season 2 merupakan salah satu acara audisi bakat yang berhasil meraih kesuksesan besar di Korea Selatan. Kemunculannya juga membawa perubahan besar dalam konsep fandom idola K-Pop. Fandom idola K-Pop kini tidak hanya menjadi konsumen namun juga produser (prosumer) dari grup idola K-Pop favorit mereka. Fandom Produce 101 Season 2 dapat dijadikan salah satu subjek untuk meneliti perilaku prosumer dari fandom idola K-Pop, karena mereka bertindak sebagai konsumen sekaligus produser dari acara tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa peran fandom Produce 101 Season 2 sebagai prosumer dalam perkembangan budaya populer Korea, khususnya K-Pop. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa akibat perilaku prosumer fandom Produce 101 Season 2, fandom idola K-Pop lebih berani untuk tampil di hadapan publik, tidak lagi pasif dan sudah menjadi fandom yang berpartisipasi serta mengarahkan idolanya untuk sukses.

ABSTRACT
Produce 101 Season 2 is one of the talent auditions that hit a big success in South Korea. This program also brought a big change in the concept of K-Pop idol fandom. Now K-Pop idol fandom is not only a consumer but also a producer (prosumer) of their favorite K-Pop idol group. Produce 101 Season 2 fandom can be used as a case to examine prosumer behavior of K-Pop idol fandom, because they acted as a consumer as well as a producer of this program. This study uses qualitative method. The purpose of this study is to analyze the role of Produce 101 Season 2 fandom as a prosumer in the development of Korean popular culture, especially K-Pop. The results of this study show that due to the behavior of Produce 101 Season 2 fandom as a prosumer, K-Pop idol fandom is more confident to appear in public, no longer passive and has become a participative fandom who direct their idols to success."
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Binar Candra Auni
"ABSTRAK
Tulisan ini membahas K-pop sebagai budaya populer Korea Selatan. K-pop telah menjadi salah satu produk budaya populer yang dinikmati banyak orang di seluruh dunia. Munculnya K-pop sebagai musik populer perlu dikaji dari perkembangan budaya yang dipengaruhi oleh perubahan sosial, politik, dan ekonomi di Korea Selatan. Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis K-pop dikaitkan dengan perjalanan perkembangan budaya di Korea Selatan. Penulis menggunakan metode kualitatif deskriptif dan pendekatan diakronis dalam penelitian. Dari hasil analisis, ditemukan bahwa munculnya K-pop dipengaruhi oleh budaya asing, yaitu budaya populer Amerika yang masuk pada tahun 1950-an. Budaya populer Amerika tersebar di Korea Selatan melalui konser pop di markas militer Amerika Serikat 8th Army, hiburan di klub, dan saluran komunikasi American Forces Korean Network. Perkembangan ekonomi dan teknologi, kebijakan terkait budaya, dan globalisasi pun menjadi faktor penting yang membentuk K-pop saat ini. Hingga kini, pengaruh budaya populer Amerika pada K-pop dapat dilihat melalui judul maupun lirik lagu yang mengandung unsur Bahasa Inggris.

ABSTRACT
This paper study about K-pop as popular culture in South Korea. K-pop has become a product of popular culture consumed by people around the world. The emerge of K-pop as popular music need to be investigated from the perspective of social, political, and economic changes in South Korea. This paper means to analyze K-pop in correlation with the cultural development in South Korea. Researcher uses the descriptive qualitative method and diachronic approach in the analysis process. The finding shows that K-pop is influenced by foreign culture, which is American popular culture that gain entrée in 1950s. The American popular culture disseminated in South Korea through pop concerts in the US 8th Army military base, performances in US nightclubs, and a US radio station, American Forces Korean Network. The technology and economy, cultural policy, and globalization become the important factors that shaped K-pop today. Until this day, the influence of American popular culture in K-pop reflected through the use of English in song titles and lyrics."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Baiq Clara Dita Chairunnisa
"ABSTRAK
Satu dekade ini, pemakaian henna kembali menjadi tren fashion di Indonesia. Kesenian
henna, dalam Bahasa India dikenal dengan sebutan mehendi, yaitu seni melukis tangan dan kaki dengan menggunakan tumbuhan daun henna, telah dikenal sejak berabad-abad lamanya di masyarakat Asia dan Afrika. Di Indonesia, kesenian henna yang dibawa oleh kebudayaan India dan Arab juga telah mengakar di banyak kebudayaan daerah. Penggunaan henna berkaitan dengan upacara adat, terutama perkawinan. Namun, seiring dengan modernisasi yang berkiblat ke Barat, kesenian henna semakin ditinggalkan dan dianggap lama (tradisional). Namun, pada saat ini, pemakaian henna kembali terangkat dan menjadi tren fashion baru. Penelitian ini tertarik untuk melakukan analisis terhadap kemunculan kembali tradisi melukis henna. Dengan melakukan studi lapangan (field research), yaitu dengan observasi dan wawancara, baik terhadap seniman maupun pengguna jasa henna, penelitian ini bertujuan untuk memaparkan transformasi kesenian henna, dari yang bersifat tradisional menjadi kebudayaan populer. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsep tradisi, modernitas, dan kebudayaan populer. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa kebudayaan populer dapat diangkat dari kebudayaan tradisional dengan mengesampingkan nilai-nilai yang awalnya terkandung di dalamnya. Dengan mengesampingkan latar belakang mengapa henna digunakan, mengingat henna merupakan tradisi pernikahan ataupun sunnah
Nabi, henna kini digunakan seluruh masyarakat sebagai aksesoris ataupun sebatas mengikuti tren fashion.

ABSTRACT
This decade, the use of henna has again become a fashion trend in Indonesia. Henna art, in Indian language known as mehendi, which is the art of painting hands and feet using henna leaves, has been known for centuries in Asian and African communities. In Indonesia, henna art carried by Indian and Arabic cultures has also taken root in many regional cultures. The use of henna is related to traditional ceremonies, especially marriage. However, along with modernization that is oriented towards the West, henna art is increasingly abandoned and considered old (traditional). However, at this time, the use of henna was again elevated and became a new fashion trend. This study was interested in analyzing the reappearance of the tradition of painting henna. By conducting field studies, namely by observing and interviewing both artists and users of henna services, this study aims to explain the transformation of henna art, from traditional to popular culture. The theory used in this study is the concept of tradition, modernity, and popular culture. The results of the study show that popular culture can be lifted from traditional culture to the exclusion of the values originally contained in it. Putting aside the background of why henna is used, considering henna is a tradition of marriage or the sunnah of the Prophet, henna is now used throughout the community as an accessory or limited to following fashion trends."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Zhafran Afdhal
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas perkembangan pemakaian yang terjadi pada kelas kata interjeksi bahasa Indonesia secara diakronis pada data interjeksi di dalam 4 novel populer, yaitu 2 novel populer pada periode Melayu Baru dan 2 novel pada periode bahasa Indonesia. Penelitian ini menjawab pertanyaan bagaimana bentuk dan fungsi interjeksi yang terdapat dalam 4 novel populer pada dua periode tersebut. Untuk menjawab pertanyaan penelitian, digunakan teori-teori interjeksi yang dikemukakan oleh para ahli, yakni Harimurti Kridalaksana 1998 , Hasan Alwi 2000 , dan Abdul Chaer 2008 . Selain itu, dalam bentuk interjeksi dan fungsi digunakan teori morfologi dan semantik oleh Abdul Chaer 1995, 2008 , J.S. Badudu 1985 , dan Harimurti Kridalaksana 1992 . Metode deskriptif digunakan dalam penelitian ini untuk menggambarkan bagaimana pemakaian kelas kata interjeksi dalam 2 novel populer pada masa Melayu Baru dan 2 novel populer pada masa bahasa Indonesia. Di samping itu, digunakan pula pendekatan proses Chaer, 2008 untuk menjawab permasalahan bentuk interjeksi. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengayaan yang terjadi terhadap bentuk dan fungsi interjeksi dalam 4 novel populer pada periode Melayu Baru hingga bahasa Indonesia.

ABSTRACT
This Research discusses the development of the usage that occurs in Indonesian language interjections word class diachronically in four populat novels, which is two popular novels from New Malay language period and two popular novels from Indonesia language period. This research answers the question about the interjections form and function that contained in four popular novels in two periods. To answers the research questions, the interjection theories were put forward by experts, namely Harimurti Kridalaksana 1998 , Hasan Alwi 2000 ,and Abdul Chaer 2008 . In addition, in the form of interjections and functions morphological and semantic theory is used by Abdul Chaer 1995, 2008 , J.S. Badudu 1985 , and Harimurti Kridalaksana 1992 . Descriptive method was used in this study to describe how to use the word intercourse class in 2 popular novels during the New Malay period and 2 popular novels during the Indonesian language. In addition, a process approach is also used Chaer, 2008 to answer the problem of forms of interjection. The results of this study indicate that there is an enrichment that occurs in the form and function of interjection in 4 popular novels in the New Malay period to Indonesian."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>