Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 145809 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tarine Aru Ariadno
"Latar Belakang: Epidemi HIV/AIDS masih menjadi salah satu sorotan di
masalah kesehatan di dunia, khususnya Indonesia menduduki peringkat
5 sebagai negara paling berisiko HIV/AIDS di benua Asia. Level tinggi
Replikasi virus HIV secara terus menerus akan menurunkan jumlah limfosit T CD4 dalam tubuh, hingga suatu saat sistem kekebalan tubuh akan menurun drastis yang memudahkan terjadinya gejala infeksi oportunistik hingga berakhir dengan kematian. Memberikan akses terhadap pelayanan kesehatan gigi primer yang diperoleh melalui pengenalan Manifestasi oral tertentu menjadi tolak ukur dalam menegakkan diagnosis dini infeksi HIV yang nantinya akan menunjang kualitas hidup ODHA. Penguasaan pengetahuan serta sikap komprehensif yang dibutuhkan oleh dokter gigi dalam memberikan perawatan pada ODHA. Tujuan: Untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan siswa klinik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia (FKGUI) tentang HIV/AIDS. Metode: Penelitian statistik deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dengan mengambil data primer secara langsung pada keseluruhan responden siswa klinik FKGUI. Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang menilai tiga komponen HIV/AIDS, meliputi tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan perawatan gigi. Hasil Penelitian: Dari total 275 responden, mayoritas dalam populasi penelitian (84,4%)
adalah perempuan. Tingkat pengetahuan mahasiswa klinik FKGUI cukup baik (70,2% responden) dengan kecenderungan meningkat seiring bertambahnya usia serta meningkatkan tingkat studi di klinik dilihat dari angkatan masuk. Dari total tujuh indikator pada komponen pengetahuan, hanya indikator penularan dan cara penularan HIV/AIDS menunjukkan tingkat pengetahuan yang rendah, dengan jumlah lebih dari setengah dari responden. Berbeda dengan tingkat pengetahuan, sikap mahasiswa klinis FKGUI tentang HIV/AIDS cukup memadai dengan persentase 84% responden total ke dalam kategori sikap netral. Kemudian, sikap negatif hanya dimiliki oleh responden wanita dengan rentang usia 21-23 tahun yang memasuki tahun 2017- 2018. Tindakan responden terhadap HIV/AIDS tergolong positif (91,6%) dan tidak ada perbedaan yang terlalu signifikan, baik berdasarkan jenis kelamin, usia dan generasi dalam variabel tindakan. Kesimpulan: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa meskipun tingkat pengetahuan dan tindakan responden tentang HIV/AIDS baik, sikap responden masih tergolong netral terhadap ODHA.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anastasia Gabriela Liem
"Latar Belakang: Di Indonesia, kasus HIV mengalami peningkatan setiap tahunnya, hingga mencapai 48.300 kasus pada tahun 2017 dengan jumlah kumulatif 280.623 kasus(Kemenkes RI), sehingga meningkatkan kemungkinan dokter gigi untuk merawat ODHA. Untuk mengatasinya, pemberi pelayanan kesehatan, termasuk dokter gigi, dituntut untuk memiliki pengetahuan tinggi dan sikap profesional dalam menangani ODHA. Dengan demikian, peneliti ingin mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap mahasiswa preklinik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia mengenai HIV/AIDS.
Tujuan: Untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap mahasiswa preklinik FKG UI mengenai HIV/AIDS.
Metode: Penelitian deskriptif potong lintang pada 487 mahasiswa preklinik FKG UI dengan menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas dan realibilitasnya.
Hasil Penelitian: Tingkat pengetahuan mahasiswa preklinik FKG UI secara keseluruhan tergolong cukup (77,6% responden). Tingkat pengetahuan responden meningkat seiring dengan peningkatan usia, dan tingkat pengetahuan responden laki-laki sedikit lebih tinggi daripada perempuan. Berdasarkan distribusi angkatan, terlihat bahwa responden yang sudah memperoleh mata kuliah Penyakit Mulut FKG UI mengenai HIV/AIDS memiliki tingkat pengetahuan mengenai HIV/AIDS yang lebih tinggi daripada yang belum. Selain itu, dari kelima indikator tingkat pengetahuan, indikator manifestasi oral serta pengetahuan dan pemeriksaan HIV menunjukkan tingkat pengetahuan yang rendah. Berbeda halnya dengan variabel tingkat pengetahuan, sikap mahasiswa preklinik FKG UI tergolong positif (63,5% responden) dengan tidak adanya perbedaan yang signifikan pada identitas responden yang berbeda (usia, jenis kelamin, dan angkatan).
Kesimpulan: Tingkat pengetahuan responden cukup dan sikap responden mengenai HIV/AIDS positif.

Background: In Indonesia, HIV's cases are increasing every year, with total 48.300 cases in 2017 and 280.633 cases in cumulative up to 2017 (Kemenkes RI). Thus, the chance of treating people living with HIV/AIDS (PLWHA) is also increasing. In order to resolve the problem, medical staff, including dentists, are required to have excellent knowledge and professional attitude to handle PLWHA. Therefore, researcher wants to assess the knowledge and attitude of preclinical dental students in Faculty of Dentistry, Universitas Indonesia about HIV/AIDS.
Objectives: To determine the knowledge and attitude of preclinical dental students in Faculty of Dentistry, Universitas Indonesia about HIV/AIDS.
Methods: Descriptive cross-sectional research method in 487 preclinical dental students of Faculty of Dentistry Universitas Indonesia with valid and reliable questionnaire.
Results:The knowledge of preclinical dental students Faculty of Dentistry Universitas Indonesia is moderate (77,6% respondent). The knowledge of the respondents increases with increasing of age, and male respondents have slightly higher knowledge than female respondents. Based on the grade, the higher grade respondents who have ever received the HIV/AIDS's lesson in Oral Medicine subject show higher knowledge about HIV/AIDS. Moreover, there are 5 indicators in knowledge section in the questionnaire, and two of them, which are oral manifestation and HIV testing and treatment, show low level knowledge of respondents. In contrary, the attitude of the pre-cilinal dental students Faculty of Dentistry Universitas Indonesia is positive with no difference among different identity of respondents (age, sex, and grade).
Conclusion: The knowledge level of the respondents is moderate and the attitude about HIV/AIDS is positive.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuli Fatzia Ossa
"Latar belakang: Jumlah penderita HIV/AIDS di Indonesia semakin meningkat setiap tahun. Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) dapat memiliki masalah kesehatan gigi dan mulut. Stigma negatif yang dialami oleh penderita HIV/AIDS menyebabkan kesulitan untuk mencari akses perawatan. Mahasiswa kedokteran gigi harus memiliki pengetahuan terkait penyakit HIV/AIDS sehingga dapat mendorong mahasiswa untuk untuk bersikap profesional. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara sikap, pengetahuan, persiapan dengan kesediaan mahasiswa kedokteran gigi untuk merawat pasien HIV/AIDS.  Metode: Penelitian dengan melakukan uji adaptasi lintas budaya kuesioner, dan penelitian potong lintang pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi di Indonesia dengan mengisi kuesioner.  Hasil: Penelitian dilakukan pada 1280 mahasiswa kedokteran gigi di Indonesia. 63,04% responden memiliki pengetahuan baik mengenai penyakit HIV/AIDS. 51,17% responden memiliki sikap positif terhadap pasien HIV/AIDS, 53,28% memiliki persiapan yang baik mengenai persiapan kontrol infeksi. 49,7% responden bersedia merawat pasien HIV/AIDS tanpa ada keraguan. Secara statistik tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dengan kesediaan merawat ODHA (p>0,05), tidak terdapat hubungan antara persiapan dengan kesediaan merawat ODHA (p>0,05). Secara statistik terdapat hubungan antara sikap terhadap ODHA dengan kesediaan merawat ODHA (p<0,05). Terdapat hubungan antara persiapan terkait kontrol infeksi dengan sikap mahasiswa terhadap ODHA (p<0,05), terdapat hubungan mengenai pengetahuan mengenai infeksi HIV/AIDS dengan persiapan kontrol infeksi (p<0,05). Kesimpulan: Pada penelitian ini pengetahuan responden sudah baik, tetapi kesediaan untuk merawat pasien HIV masih rendah. Pengetahuan mengenai HIV/AIDS berhubungan persiapan kontrol infeksi, persiapan mengenai kontrol infeksi berhubungan dengan sikap.

Background: The number of people living with HIV/AIDS in Indonesia continues to grow every year. Oral manifestation associated with HIV/AIDS leads to oral discomfort and pain. The negative stigma leads to barriers to finding access to care. Inadequate knowledge of HIV/AIDS among dental students influence their attitude toward PLHWA. Objective: To find out the relationship between attitudes, knowledge, preparation, and willingness of dental students to treat HIV/AIDS patients. Methods: Cross-cultural adaptation of a questionnaire and a cross-sectional survey of the dental student population in Indonesia. Results: Among 1280 respondents, 63.04% have good knowledge about HIV/AIDS, 51.17% of respondents have a positive attitude towards HIV/AIDS patients, 53.28% have good preparation regarding infection control preparation, and 49.7% of respondents are willing to treat PLWHA without any doubts. Statistically no significant association between knowledge and willingness (p>0.05), no significant association between preparation and willingness (p>0.05). The statistically significant association between attitudes towards PLWHA and willingness to treat PLWHA (p<0.05). The statically significant association between preparations related to infection control with student attitudes towards PLWHA (p<0.05), an association between knowledge about HIV / AIDS infection, and infection control preparation (p<0.05). Conclusion: Dental students’ knowledge was good, but the willingness to treat HIV patients still low. Knowledge was associated with infection control preparation and infection control preparation was associated with attitude."
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lila Fairuz Febriyanty
"Latar belakang: Saat ini Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) masih merasakan stigma
dan diskriminasi dari keluarga, masyarakat, dan tenaga kesehatan walaupun
perkembangan virus HIV dapat dikendalikan berkat kemajuan teknologi di bidang
kesehatan. Stigma pada pelayanan kesehatan dapat menghambat ODHA untuk
mengakses perawatan sehingga dapat mempengaruhi kualitas hidup. Peningkatan
pengetahuan dan paparan klinis pada mahasiswa kedokteran dapat meningkatkan sikap
positif pada ODHA. Belum pernah ada penelitian besar di Indonesia terkait stigma
mengenai ODHA pada tiga mahasiswa fakultas kesehatan.
Metode: Penelitian ini menggunakan deskriptif potong lintang pada 1400 mahasiswa
menggunakan kuesioner tentang stigma terhadap ODHA yang pernah dipakai
sebelumnya. Kuesioner ini telah diadaptasi lintas budaya ke dalam Bahasa Indonesia.
Hasil: Secara keseluruhan, mahasiswa mendapatkan skor yang tinggi pada skor
keyakinan pribadi/budaya tentang HIV (68,1%), skor pengetahuan mengenai HIV
(60,7%) dan skor interaksi klinis dengan pasien HIV-positif (80,9%). Terdapat perbedaan
bermakna antara usia, angkatan dan fakultas dengan masing-masing subskor. Terdapat
hubungan yang signifikan antara total subskor dengan keyakinan pribadi/budaya tentang
HIV, pengetahuan megenai HIV dan interaksi klinis dengan pasien HIV-positif.
Kesimpulan: Stigma mengenai ODHA pada mayoritas mahasiswa kesehatan di RIK UI
adalah rendah, namun masih ada sejumlah mahasiswa dengan stigma. Stigma mengenai
ODHA pada mahasiswa dalam penelitian ini dibedakan oleh usia, asal fakultas, dan tahun
masuk.

Background: Despite advances in treatment and development of health technologies
related to HIV, People Living With HIV/AIDS (PLWHA) still experience stigma and
discrimination from family, community and health professionals. The presence of stigma
from health professionals would restrain PLWHA to gain access to treatment and
influence their quality of life. Study showed that positive attitude towards PLWHA in
medical students could be gained by improving knowledge and increasing clinical
exposure. A study on stigma towards PLWHA in health sciences students in Indonesia is
lacking. This study aims to know the stigma towards PLWHA in students in Faculties of
Medicine, Dentistry and Nursing of Universitas Indonesia.
Methods: A descriptive cross-sectional study was conduct on 1400 healthcare students
using an adapted questionnaire that had been used in previous study.
Results: In general, students have high score in personal/culture beliefs on HIV (68.1%),
knowledge (60.7%), and clinical interaction with PLWHA (80.9%). Score of each domain
is significantly differed by students' age, year of university entry and faculty. The
differences in total score of the questionnaire are significantly differed by level of stigma
in personal/culture beliefs on HIV, knowledge, and clinical interaction with PLWHA.
Conclusion: This study shows that the majority students had low stigma towards
PLWHA, although there were still some students with stigma. The stigma towards
PLWHA differed by students' age, year of university entry and faculty.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lila Fairuz Febriyanty
"Latar belakang: Saat ini Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) masih merasakan stigma dan diskriminasi dari keluarga, masyarakat, dan tenaga kesehatan walaupun perkembangan virus HIV dapat dikendalikan berkat kemajuan teknologi di bidang kesehatan. Stigma pada pelayanan kesehatan dapat menghambat ODHA untuk mengakses perawatan sehingga dapat mempengaruhi kualitas hidup. Peningkatan
pengetahuan dan paparan klinis pada mahasiswa kedokteran dapat meningkatkan sikap positif pada ODHA. Belum pernah ada penelitian besar di Indonesia terkait stigma mengenai ODHA pada tiga mahasiswa fakultas kesehatan. Metode: Penelitian ini menggunakan deskriptif potong lintang pada 1400 mahasiswa menggunakan kuesioner tentang stigma terhadap ODHA yang pernah dipakai sebelumnya. Kuesioner ini telah diadaptasi lintas budaya ke dalam Bahasa Indonesia. Hasil: Secara keseluruhan, mahasiswa mendapatkan skor yang tinggi pada skor keyakinan pribadi/budaya tentang HIV (68,1%), skor pengetahuan mengenai HIV (60,7%) dan skor interaksi klinis dengan pasien HIV-positif (80,9%). Terdapat perbedaan bermakna antara usia, angkatan dan fakultas dengan masing-masing subskor. Terdapat hubungan yang signifikan antara total subskor dengan keyakinan pribadi/budaya tentang HIV, pengetahuan megenai HIV dan interaksi klinis dengan pasien HIV-positif. Kesimpulan: Stigma mengenai ODHA pada mayoritas mahasiswa kesehatan di RIK UI adalah rendah, namun masih ada sejumlah mahasiswa dengan stigma. Stigma mengenai ODHA pada mahasiswa dalam penelitian ini dibedakan oleh usia, asal fakultas, dan tahun masuk.
Background: Currently people living with HIV/AIDS (PLWHA) still feel stigma and discrimination from their families, communities, and health workers even though the development of the HIV virus can be controlled thanks to technological advances in the health sector. Stigma in health services can prevent people living with HIV from accessing care so that it can affect their quality of life. Enhancement
knowledge and clinical exposure to medical students can increase positive attitudes towards PLWHA. There has never been a major study in Indonesia related to the stigma regarding PLWHA in three health faculty students. Methods: This study used a cross-sectional descriptive study on 1400 students using a questionnaire about stigma against PLWHA that had been used before. This questionnaire has been adapted cross-culturally into Indonesian. Results: Overall, students scored highly on personal/cultural beliefs about HIV (68.1%), knowledge about HIV (60.7%) and clinical interaction scores with HIV-positive patients (80.9%) . There is a significant difference between age, class and faculty with each subscore. There is a significant relationship between the total subscore and personal/cultural beliefs about HIV, knowledge about HIV and clinical interactions with HIV-positive patients. Conclusion: Stigma regarding PLWHA in the majority of health students at RIK UI is low, but there are still a number of students with stigma. Stigma regarding PLWHA in students in this study was distinguished by age, faculty origin, and year of admission."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vita Fatimah
"Human Immunodeficiency Virus merupakan salah satu masalah kesehatan global yang menyerang kekebalan tubuh. Sedangkan gay merupakan salah satu faktor resiko utama yang dapat menyebabkan seseorang terserang HIV/ AIDS. Gay dan HIV/ AIDS, umumnya mendapatkan sikap negatif dari lingkungan masyarakat termasuk tenaga kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran tingkat pengetahuan dan sikap calon tenaga keperawatan terhadap klien gay dan HIV/ AIDS. Penelitian dilakukan dengan menggunakan desain deskriptif dengan sampel berjumlah 266 mahasiswa. Sampel dipilih dengan menggunakan metode stratified random sampling.
Hasil penelitian diperoleh hasil bahwa 60,5% mahasiswa memiliki tingkat pengetahuan baik terhadap HIV, 55,3% memiliki sikap negatif terhadap HIV, 65,8% memiliki tingkat pengetahuan baik terhadap gay, dan 53,8% memiliki sikap positif terhadap gay. Hasil penelitian ini merekomendasikan perlu adanya peningkatan kegiatan seperti pelatihan kepada mahasiswa keperawatan untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap terhadap klien gay dan HIV/ AIDS.

Human Immunodeficiency Virus is one of global health problem that attact body immun. While gay is one of the main risk factors of HIV/ AIDS. Gay and HIV/ AIDS received negative attitudes from community, including from health providers. This study aims to see the description of knowledge and attitude of nursing students toward gay and HIV/ AIDS client. The research was conducted by using descriptive design. The sample of this study was 266 students selected using stratified random sampling.
The result showed that 60,5%  of students had good knowledge about HIV, 55.3% students had negative attitude toward HIV, 65,8% students had good knowledge toward gay, and 53,8% students had positive attitude toward gay.The result of this study recommended to increase some training activity among nursing students to improve their knowledge and attitude toward gay and HIV/ AIDS client.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Handayani
"Transmisi seksual adalah faktor utama pertumbuhan epidemi HIV/AIDS di dunia. Kasus HIV/AIDS paling banyak adalah pada pria dan kelompok umur 20-39 tahun. Upaya untuk menekan pertumbuhan epidemi tercepat adalah menurunkan insiden HIV dengan mengubah perilaku berisiko menjadi aman dan mengurangi stigma/diskriminasi terhadap ODHA. Penelitian terdahulu menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan HIV/AIDS dengan sikap dan perilaku berisiko HIV. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh tingkat pengetahuan HIV/AIDS terhadap sikap positif dan perilaku aman HIV/AIDS. Desain studi cross-sectional menggunakan data SDKI 2012. Hasil penelitian menunjukkan pria kawin dan pria belum kawin dengan tingkat pengetahuan tinggi berpeluang lebih besar untuk memiliki sikap positif dan perilaku aman HIV/AIDS dibanding pria dengan tingkat pengetahuan rendah.

The major factor of HIV spreading is sexual transmission. Most cases happened on men and people in 20-39 years old range. One of HIV-growth suppressing effort is to reduce HIV incidence. It can be done by switching the risk behaviour into safe behaviour and decreasing the stigma towards PLWHA. The earlier studies showed that there are association between knowledge of HIV/AIDS attitudes and risk behavior related to HIV/AIDS. The objective of study is to investigate the effects of HIV/AIDS knowledge toward attitudes and HIV/AIDS risk behavior on men. This cross-sectional study using DHS Indonesian Year 2012 and inform us that either married men and unmarriedmen who have highly knowledge have more chance to gain possitive attitude and HIV/AIDS safe behavior rather than low HIV/AIDS knowledge men.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55330
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahajeng Dewantari
"Ketaatan minum obat dalam penanganan HIV/AIDS dengan pengobatan ARV merupakan faktor yang penting dalam menentukan keberhasilan terapi. Di Indonesia belum ada data yang menyebutkan angka pasti ketaatan minum obat ARV pada ODHA. Ketaatan minum obat ARV dipengaruhi oleh adanya faktorfaktor psikologis (stigma diri dan fungsi kognitif) dan non psikologis yang terdiri dari faktor demografi (umur, waktu tempuh tempat tinggal ke rumah sakit, akses berobat, tingkat pendidikan, pekerjaan, tinggal sendiri atau bersama orang lain, pembiayaan berobat, penggunaan NAPZA) dan faktor obat dan penyakit (kompleksitas regimen obat, adanya infeksi oportunistik, sumber transmisi HIV).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa prevalensi ketaatan minum obat ARV pada ODHA yang berobat di UPT HIV RSUPN Cipto Mangunkusumo adalah 67,7%, stigma diri memiliki hubungan yang bermakna dengan ketaatan minum obat ARV, sedangkan faktor non psikologis yang diteliti dan fungsi kognitif tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan ketaatan minum obat ARV.

Adherence to ARV is an important factor in determining the success of HIV/AIDS treatment. There has been no data about adherence to ARV in plwh in indonesia. Adherence to ARV is influenced by psychological factors (self-stigma and cognitive function) and non-psychological factors consisting of demographic (age, travel time between living place and hospital, access to treatment, level of education, occupation, living alone or with others, treatment payment, illicit drugs use), disease and treatment factor (treatment regimen complexity, opportunistic infections, source of HIV transmission).
The result of this study showed that prevalence of adherence to ARV in plwh coming to HIV integrated service unit Cipto Mangunkusumo hospital is 67,7%, that self-stigma had significant relation with adherence to ARV, while psychological factors and cognitive function had no significant relation with adherence to ARV.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Suciati
"Meningkatnya jumlah kasus HIV/AIDS telah masuk ke dalam lingkup keluarga, dimana salah satu penyebabnya akibat kurangnya pengetahuan dan melemahnya ketahanan keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan, sikap, dan ketahanan keluarga pada ibu rumah tangga dalam mencegah HIV/AIDS di Pekanbaru. Disain penelitian adalah kuasi eksperimen rancangan one group pretest posttest. Penelitian dilakukan di Pekanbaru bulan Maret-Mei 2013 dengan menyebar angket pada 139 ibu rumah tangga. Hasil penelitian menunjukkan ada peningkatan 39,2% yang bermakna pada pengetahuan sesudah penyuluhan (p value 0,001), peningkatan 10,9% yang bermakna pada sikap sesudah penyuluhan (p value 0,001), serta peningkatan 1,25% yang bermakna pada ketahanan keluarga sesudah penyuluhan (p value 0,002).

The growing number of cases of HIV/AIDS has entered into the scope of family, where one of the cause is due to a lack of knowledge and the weakening of family resilience. This study aims to know how far the influence of education on knowledge, attitudes, and family resilience in housewives in preventing HIV/AIDS in Pekanbaru. The research design is quasi experiment one group pretest posttest. Research was conducted in Pekanbaru March-May 2013 with spread questionnaires on 139 housewives. The results showed there was increase significant 39.2% in knowledge after education (p value 0.001), increase significant 10.9% in attitude after education (p value 0.001), and increase significant 1.25% in family resilience after education (p value 0.002)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S53313
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zubairi Djoerban
Jakarta: UI-Press, 2003
PGB 0207
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>