Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 192154 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adam Satria Butiano
"Skripsi ini menganalisis upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk menjaga kedaulatan negara. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan data primer dan sekunder. Berdasarkan analisis peneliti dengan menggunakan teori simbiosis kedaulatan dan keamanan Makinda, penelitian ini menunjukkan bahwa ancaman yang datang di Laut Natuna Utara membuat pemerintah melakukan upaya pencegahan berupa diplomasi, pembuatan peta baru, dan pembangunan pertahanan di daerah perbatasan negara. Upaya pencegahan ancaman ini juga merupakan usaha untuk meningkatkan kedaulatan negara. Hal ini dilakukan untuk mendukung Visi Poros Maritim Dunia yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo yang merupakan arah dari geopolitik Indonesia.

This thesis analyzes the efforts made by the government to maintain state sovereignty. This study uses qualitative methods with primary and secondary data. Based on the analysis of researchers using the theory of symbiosis of sovereignty and security of Makinda, this study shows that the threats that came in the North Natuna Sea made the government make prevention efforts in the form of diplomacy, making new maps, and building defense in the border areas of the country. Efforts to prevent this threat are also efforts to increase the country's sovereignty. This is done to support the World Maritime Axis Vision launched by President Joko Widodo which is the direction of Indonesia's geopolitics."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siagian, Siar Anggretta
"Arab Saudi adalah negara yang memiliki keunggulan geografis. Letak strategis dan sumber daya alam minyak merupakan aspek yang memberikan pengaruh terhadap politik luar negeri Arab Saudi. Untuk itu, sebagai negara bangsa sudah seharusnya Arab Saudi memahami faktor geopolitik yang dimilikinya untuk mewujudkan city-vita dan tujuan nasional serta mempertahankan kehidupan dan eksistensinya. Fokus perhatian dari geopolitik adalah hubungan dan peranan aspek kebumian dengan politik luar negeri yang dijalankan oleh suatu negara.
Untuk menganalisis geopolitik Arab Saudi, digunakan teori geopolitik yang dikemukakan oleh Mackinder, yaitu teori Heartland (wilayah jantung). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adanya pengaruh geopolitik Arab Saudi dalam mengakhiri konflik Arab-Israel dan langkah-langkah yang ditempuh dalam proses perdamaian tersebut. Metodologi yang digunakan dalam penyusunan tesis ini adalah paradigms kualitatif dengan pendekatan studi kasus.
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini, bahwa Arab Saudi yang secara geopolitik memiliki kemampuan dan kekuatan yang signifikan, berupaya melakukan penyelesaian konfhk Arab-Israel yang masih berlangsung sampai penelitian Mi dilakukan. Arab Saudi secara geopolitik memiliki kemampuan yang cukup baik dalam penyelesaian konflik yang terjadi antara Arab-Israel. Beberapa upaya yang dilakukan adalah dengan embargo minyak dan pengajuan proposal damai.

Saudi Arabia is a country who has geography excellent. The strategic location and oil of natural resources are aspects that influence to Saudi's foreign policy, therefore, as a nation-state, Saudi Arabia have to understand about his geopolitics aspect to create ambition and the national goal to hold the life and its existences. Attention focus of geopolitics is relationship and role earth aspects towards foreign policy of a state.
For analyzing the geopolitics of Saudi Arabia used Mackinder's Heartland concept. The purpose of research for knowing the influence of geopolitics of Saudi Arabia in reconciliation in the middle east by knowing the action of Saudi Arabia in ending the Arab-Israel conflict and the taken strides for processing the mentioned reconciliation. Methodology that used in this research is qualitative paradigm with case study approach.
Conclusion of this thesis is Saudi Arabia in geopolitics owns capabilities and significant strength, try to make settlement of Arab-Israeli conflict which is going on this thesis doing. Saudi Arabia in geopolitics has a good enough capability in settling the conflict between Arab-Israeli. Some expedients has been done is oil embargo and proposing peace initiative."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2007
T20796
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akbar Taufik Ramadhan Hasibuan
"Penelitian ini menganalisis bagaimana Rusia memanfaatkan Chechnnya yang merupakan bagian dari Federalismenya sebagai alat dari strategi geopolitik Rusia pada operasi militer ke Ukraina. Pada konflik di Ukraina yang secara geografis tidak jauh dari Chechnya, Rusia menggunakan militer Chechnya sebagai kekuatan tambahan dan psywar pada Operasi Militer ke Ukraina. Penelitian ini menggunakan metode penelitian studi kepustakaan dan deskriptif analitis dengan teori pendukung dari Nicholas J. Spykman mengenai geopolitik. Hipotesis penelitian ini menunjukkan bahwa Rusia memanfaatkan Chechnya sebagai sebuah alat geopolitik dari kekuatan militer dan etnisitasnya guna mengamankan letak secara geografis pada operasi militer ke Ukraina di tahun 2022.

This research analyzes how Russia utilizes Chechnya which is part of its Federalism as a tool of Russia's geopolitical strategy in military operations to Ukraine. In the conflict in Ukraine which is geographically not far from Chechnya, Russia uses the Chechen military as an additional force and psywar in Military Operations to Ukraine. This study uses the research method of literature study and analytical descriptive with supporting theory from Nicholas J. Spykman regarding geopolitics. The hypothesis of this research shows that Russia is using Chechnya as a geopolitical tool from its military strength and ethnicity to secure its geographical position in a military operation against Ukraine in 2022."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
London: Routledge, 1998
320.12 RET
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Paradigma Cipta Yastigama, 2001
320.092 GEO
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Anindita Nur Apsari
"Tugas karya akhir ini membahas geopolitik kebijakan pertahanan Brasil di Atlantik Selatan pada masa pemerintahan Dilma Rousseff tahun 2011-2015. Kerangka berpikir dalam menganalisis kebijakan pertahanan Brasil di Atlantik Selatan didasari pada teori geopolitik. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif, dengan studi kepustakaan dan dokumen sebagai sumber data penulisan. Hasil dari penilitian ini menunjukan bahwa pertimbangan-pertimbangan kebijakan pertahanan Brasil terhadap Atlantik Selatan pada pemerintahan Rousseff mengacu pada tujuan utama Brasil untuk menjadi lebih kuat secara global. Hal ini diawali dengan penemuan sumber daya alam di Atlantik Selatan, namun juga didukung oleh pemerintah yang turut mempromosikan pentingnya kekuatan laut. Kondisi-kondisi ini, bersama dengan kondisi geografis Brasil telah menciptakan situasi yang optimal untuk dapat mencapai sea power.
This final project paper discusses the geopolitics of Brazil rsquo;s Defense Policy in South Atlantic during Dilma rsquo;s Presidency in 2011 to 2015. In this research, I used qualitative descriptive method, with literature study and document as the source of writing. The result of this research shows that the considerations for Brazil rsquo;s defense policy in South Atlantic is based on Brazil rsquo;s aim to reach a stronger power in the global scale. This was triggered by the discoveries of resources in South Atlantic, and also supported by the government that promoted the importance of sea power in protecting Brazil rsquo;s national interest in the South Atlantic. These conditions, along with Brazil rsquo;s geographic condition have provided a great situation to achieve sea power. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ghifari Athallah Ramadhan
"Studi ilmu hubungan internasional sangat berkutat kepada unsur-unsur abstrak seperti isu perekonomian, isu transnasional, dan juga studi mengenai perang ketika terdapat unsur lain yaitu unsur fisik. Di antara ketiga konsentrasi yang diajarkan di departemen ilmu hubungan internasional Universitas Indonesia Pengkajian Strategis, Ekonomi Politik Internasional, dan Masyarakat Transnasional , hanya pengkajian strategis yang memberikan konsiderasi kepada unsur fisik dalam studi hubungan internasional. Apa yang penulis maksud dengan unsur fisik adalah unsur di mana ilmu hubungan internasional terjadi: di ruang, dan lebih spesifik, di teritori. Aktor utama dalam studi hubungan internasional, negara, mendiami suatu wilayah geografis yang disebut dengan teritori. Dikarenakan hal tersebut, teritori kemudian menjadi suatu hal yang bersifat tidak netral dan suatu teritori memiliki perbedaan dengan teritori lain berdasarkan kondisi dari negara yang mendiami teritori tersebut.
Melalui Tugas Karya Akhir Ini, penulis ingin memetakan bagaimana kepustakaan yang dilakukan mengenai teritori dalam studi ilmu hubungan internasional. Tugas karya akhir ini menemukan lima sub tema besar konsep teritori yaitu awal mula teritori, awal mula geopolitik, kritik terhadap konsep geopolitik dan teritori, respon terhadap kritik konsep geopolitik dan teritori, serta kemugkinan politik alternatif. Temuan yang penulis lihat adalah repetisi dari konsep teritori dalam berbagai macam kajian dan juga bagaimana teritori akan tetap relevan hingga kedepannya. Konsep dari teritori juga sangat perlu untuk diperluas untuk melihat bagaimana negara dan warga negara akan bertindak sesuai dengan teritorinya yang dimiliki. Penulis melihat tiga ragam perluasan teritori yang mungkin terjadi yaitu 1 ruang siber, 2 ruang pemikiran, dan juga 3 ruang yang sebelumnya tidak dikuasai oleh entitas politik manapun. Sebagai penutup, penulis menyarankan agar studi mengenai teritori diperluas karena di era kontemporer teritori tidak hanya dikuasai oleh negara, namun juga oleh aktor non-negara. Selain itu, studi non-Barat mengenai konsep teritori perlu juga diperdalam. Dengan begitu, dapat terlihat bagaimana sifat dari studi mengenai konsep teritori. Berdasarkan Tugas Karya Akhir ini, dapat terlihat bagaimana konsep teritori dalam ilmu hubungan internasional dan dapat dikaji lebih lanjut dari sudut pandang empiris dan juga akademis mengenai konsep yang jarang dibahas dalam studi hubungan internasional ini.

The study of international relations is too focused on abstract level such as international economy, transnational studies, and security studies, while there is another level that is physical level. Within the three academic sub majors that is offered within international relations University of Indonesia Security Studies, International Political Economic, Transnational Studies, only security studies gives consideration regarding the physical level in international relations. What I mean by physical level is the level where international relations takes place: space, and specifically, territory. The major actor of international relations, states, also mentioned as countries are located in specific territorial boundaries, which differs from state to state. These differences means that territory is not something neutral and is subjected to the condition of the respective states.
With this literature review, I hope to map the various literature regarding territory based on respective sub themes. The sub themes that are mapped in this literature review is the beginning of territory, the beginning of geopolitics, critics on the concept of territory and geopolitics, respons to the critics on the concept of territory and geopolitics, and the possibility of alternative political unit. This literature review then concludes that the concept of territory should be broadened. This is needed because in contemporary era, non-state actor could also occupy territory. The broadening of concept encompasses three ways 1 cyber space, 2 mind space, and 3 space that is previously not controlled by any political entities. Lastly, the study of territory from non-western view should also be studied more. By mapping the respective sub themes, I hope the various sub themes could show the main themes and issues in the concept of territory. Lastly, I hope to show the current discussion of territory in international relations study, and what could be discussed more in this rarely talked concept in international relations.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tati Herlia
"Sistem pertahanan negara Indonesia bersifat semesta. Penyelenggaraannya didasarkan pada kekuatan sendiri dengan melibatkan potensi wilayah dan sumber daya nasional lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam merumuskan Strategi Pertahanan Negara untuk 25 tahun ke depan. Perspektif yang digunakan adalah geopolitik. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode campuran, di mana analisis data dilakukan dengan analisis SWOT. Hasil analisis menunjukkan bahwa penyusunan rumusan strategi pertahanan negara untuk 25 tahun ke depan dapat dilakukan di antaranya melalui peningkatan SDM yang mengawaki bidang pertahanan, kerja sama bilateral/multilateral, implementasi kebijakan industri pertahanan, serta peningkatan pemanfaatan berkelanjutan sumber daya alam yang mendukung pertahanan negara, khususnya di bidang kemaritiman. Untuk melaksanakan rumusan strategi tersebut, perlu ada kebijakan sistem pertahanan negara yang bersifat terpadu (Comprehensive and Integrated Defense)."
Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kementrian Pertahanan RI, 2022
355 JIPHAN 8:1 (2022)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Karin Aramitha Iswari
"ABSTRAK
Tesis ini membahas tentang kebijakan pertahanan Indonesia dalam
menghadapi destabilisasi kawasan di sekitar Natuna. Tesis ini adalah tesis
kualitatif yaitu menjelaskan mengapa fenomena itu terjadi. Hasil dari tesis ini
akan menyimpulkan bahwa selain Indonesia mempersiapkan diri dari ancaman di
sekitar kawasan, Indonesia juga menganggap bahwa Natuna adalah salah satu titik
strategis yang dapat mengamankan wilayah kedaulatan Indonesia. Indonesia
meningkatkan pertahanannya untuk menggapai impiannya yaitu sebagai negara
maritim serta untuk mencapai kerjasama yang dapat menguntungkan Indonesia.
Teori yang digunakan dalam tesis ini adalah teori decision making dengan model
rasionalitas Graham T. Allison. Hal ini dikarenakan hanya negara yang dapat
membuat kebijakan pertahanan dan keamanan negara. Tesis ini juga
mempertimbangkan faktor geopolitik wilayah Natuna dan Laut China Selatan;
bentuk maritime security yang ingin dicapai oleh Indonesia; serta hubungan
Indonesia dengan negara tetangga, Tiongkok, Amerika Serikat terkait
permasalahan Laut China Selatan.

ABSTRACT
This thesis explains about Indonesia?s defence policy in managing the
destabilization area around Natuna. This thesis is a qualitative study that explains
why the phenomenon happens. The thesis concludes that besides preparing itself
from threats that comes from around the region, Indonesia enhances its military
forces is also because Indonesia considers Natuna as one of the strategic points
that could guard the safety of Indonesia?s sovereign territory. Indonesia enhances
its military forces to reach its goal as a maritime country also to gain cooperations
that give benefits to Indonesia. The theory that is used in this thesis is the rational
model of decision making theory by Graham T. Allison. This model is used
because only state has the right to create the state?s defense and security policy.
This thesis also considers the geopolitical factors in Natuna region and South
China Sea; the characteristics of maritime security that Indonesia wants to gain;
also the relationship between Indonesia and its neighbouring countries, China,
United States of America that relates to the South China Sea Conflict.;"
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amaliana Nur Fajrina
"Perebutan kekuasaan di wilayah Laut Cina Selatan telah menjadi isu penting untukdidiksuikan oleh khalayak umum. Beberapa negara di ASEAN seperti Indonesia, sertapengaruh kekuatan Amerikadan China saling berebut di wilayah yang strategis bagi jalur perdagangan laut dan potensi sumber daya yang melimpah. Studi ini bertujuan untuk menganalisisfenomena geopolitik di wilayah Laut Cina Selatan dari perspektif masyarakat berdasarkan data dan analisis sosial mediaserta posisi Indonesia dalam konflik tersebut. Data dan analisis sosial media(twitter) diperoleh melalui Drone Emprit pada periode 7-25juni 2020. Hasilnya adalah diskusi dan perbincangan tentang isu Laut China Selatan dengan Social Network Analysis India, Hongkong, Australia dan Taiwan merupakan Negara yang paling terlibat dalam isu ini. Sedangkan, posisi Indonesia pada isu Laut China Selatan tetap berpegang pada politik bebas aktif dan menjunjung tinggi asas hukum yang berlaku (UNCLOS 1982)dibuktikan dengan beberapa cuitan seperti menolak negoisasi dengan Beijing; menutup ruang negosiasi; dan menolak 9 garis putus-putus yang diklaim oleh China.Isu konflik Laut Cina Selatan ini lebih banyak dibicarakan dari kalangan Babyboomers dan hanyas sedikit dari gen X-Y. Implikasi studi menjelaskanbahwa Indonesia sangat menekankan upaya diplomatis dalam isu geopolitik yang tengah memanas di Laut China Selatan. "
Jakarta: Biro humas settama lemhanas RI, 2020
321 JKLHN 43 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>