Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 148302 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Samantha Suryo
"Limbah cair yang mengandung senyawa 2-klorofenol dan 4-klorofenol cenderung mengalami bioakumulasi di lingkungan karena sulit didegradasi. Metode konvensional seperti klorinasi, adsorpsi, ekstraksi cair-cair, distilasi uap, fotokatalitik tidak efisien dan mahal. Teknologi plasma dengan reaktor plasma Dielectric Barrier Discharge (DBD) non-termal dapat mendegradasi senyawa klorofenol dengan efisien tanpa menghasilkan efek samping. Berbagai spesies aktif yang dihasilkan dalam reaktor DBD yaitu elektron dan senyawa radikal OH, O3, H2O2. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja degradasi dari reaktor plasma DBD, yaitu persentase degradasi, Chemical Oxygen Demand (COD), radikal OH yang terbentuk, konsentrasi degradasi senyawa 2klorofenol dan 4-klorofenol, dan konsentrasi ozon terlarut. Variasi yang dilakukan yaitu dengan tegangan plasmatron 15, 17, dan 19 kVolt, pH 4 dan 10, dan laju alir limbah yaitu 50, 65, 80 mL/menit. Nilai degradasi 2klorofenol dan 4-klorofenol dalam reaktor DBD mencapai 70,96% dan 23,42%, pada pH 4, secara berturut-turut. Namun pada pH 10, persentase degradasi 2-klorofenol dan 4-klorofenol mencapai 79,41% dan 53,54%, secara berturut-turut. Kondisi optimal proses degradasi didapatkan saat laju alir limbah 50 mL/menit, laju alir udara 2,5 L/menit, dan tegangan sekunder NST 19kV. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simangusong, Febri Monica Diristiani
"Kelompok senyawa diklorofenol (DCP) merupakan salah satu polutan yang terkandung pada limbah cair industri yang sulit terdegradasi di lingkungan sehingga dapat menimbulkan bahaya yang dampaknya dapat berlanjut bagi kesehatan manusia. Senyawa DCP terdapat dalam beberapa isomer berdasarkan letak atom klorin pada cincin aromatik yang harus disisihkan untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan. Teknologi yang digunakan untuk menyisihkan kadar konsentrasi DCP yaitu aplikasi Reaktor Plasma Dielectric Barrier Discharge (DBD) karena dinilai memiliki tingkat efisiensi energi tinggi. Reaktor ini menerapkan proses oksidasi lanjutan dengan mengandalkan spesi aktif kuat yaitu radikal ‧OH dan O3. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui efektivitas reaktor DBD dalam mendegradasi isomer DCP yaitu 2,4-DCP dan 2,5-DCP dalam kondisi asam (pH 4) dan basa (pH 10). Berdasarkan percobaan, dalam waktu proses 120 menit, reaktor DBD mampu mencapai persentase penyisihan DCP paling tinggi sebesar 89,05 % pada degradasi senyawa 2,5-DCP dengan kondisi pH 10; laju alir 50 mL/menit; laju alir udara 2,5 L/menit; tegangan plasmatron 19 kV. Sedangkan dengan kondisi operasi yang sama, 2,4-DCP terdegradasi sebesar 86,95%. Nilai lebih rendah ditunjukkan pada saat pH asam dari hasil pengolahan kedua isomer DCP tersebut. Penurunan kadar COD limbah mencapai 46,88% pada senyawa 2,5-DCP dan 46,14% pada 2,4-DCP.
.....The dichlorophenol compound group (DCP) is one of the pollutants contained in industrial wastewater that is difficult to be degraded in the environment which can lead to pose hazards, even more, the impact can continue to human health. DCP compounds are present in several isomers based on the location of the chlorine atoms in the aromatic ring, which, must be removed to reduce the impact. The technology used to eliminate DCP concentration levels in wastewater is the application of Dielectric Barrier Discharge (DBD) plasma reactor that has high efficiency. This reactor implements advanced oxidation processes (AOPs) by relying on strong active species namely ‧OH radical and O3 This study aims to determine the effectiveness of DBD reactor in degrading isomer DCP, namely 2,4-DCP and 2,5-DCP under acidic (pH 4) and alkaline (pH 10) conditions. Based on experiments, in the process of 120 minutes, the DBD reactor was able to achieve the highest percentage of DCP removal of 89.05% on the degradation of 2.5-DCP compounds with a pH of 10; flow rate of 50 mL/minute; airflow rate of 2.5 L / min; plasmatron voltage of 19 kV. Whereas with the same operating conditions, 2,4-DCP was degraded by 86.95%. Lower values are indicated when the pH is acidic on both DCP isomers. Reduction of COD content of waste reached 46.88% on 2,5-DCP compounds and 46.14% on 2,4-DCP."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Udin Asrorudin
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
T52052
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Tien Seratri
"Penelitian ini bertujuan untuk mendegradasi fenol dengan metode Contact Glow Discharge Electrolysis (CGDE) yang telah terbukti mampu mendegradasi beberapa macam polutan organik melalui mekanisme pembentukan radikal hidroksil. Radikal tersebut diperoleh melalui penguraian molekul H2O akibat adanya eksitasi elektron. Dari penelitian ini diperoleh kondisi optimum untuk degradasi fenol melalui pengujian pengaruh tegangan, konsentrasi Na2SO4, kedalaman anoda, dan penambahan Fe2+ terhadap persentase degradasi fenol dan konsumsi energi yang dihasilkan. Kondisi optimum tersebut diperoleh pada tegangan 700 Volt, Na2SO4 0,03 M, kedalaman anoda 5 mm, penambahan Fe2+ sebanyak 20 ppm selama 15 menit dengan persentase degradasi sebesar 92,57 % dan konsumsi energi sebesar 36,3 kJ/mmol.

This research aims to remove phenol contaminants using Contact Glow Discharge Electrolysis (CGDE) method which has been approved to remove some organic pollutants through hydroxyl radical formation mechanism. Those radicals were acquired from H2O moleculs decomposition that caused by electron excitation. Optimum conditions for phenol degradation were obtained by known the influence of applied voltage, Na2SO4 concentration, depth of the anode, and Fe2+ addition toward percentage of phenol degradation and energy consumption. Optimum result of phenol degradation was 92,57 % which gets from applied voltage 700 volt, Na2SO4 0,03 M, 5 mm anode depth, and additon of 20 ppm Fe2+ during 15 minutes process with energy consumption as 36,3 kJ/mmol."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46628
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ananta Rezky Fernando
"

Laboratorium Nano Device Universitas Indonesia telah mengembangkan OLED yang difabrikasi dengan teknik laminasi. Dalam teknik laminasi, lapisan anoda (TC-07S) ditumbuhkan pada permukaan substrat plastik laminasi dan lapisan emisif (PFO) ditumbuhkan pada permukaan katoda (Al). Setelah ditumbuhkan, lapisan anoda dan lapisan emisif direkatkan dan diberikan bahan dielektrik untuk mencegah terjadinya arus singkat. Selanjutnya, divais OLED dilaminasi dengan memberikan tekanan dan suhu tertentu. Pada skripsi ini, dilakukan analisa pengaruh penggunaan bahan dielektrik kapton dan lem laminasi terhadap performa divais OLED. Pengujian lebih lanjut dilakukan dengan variasi pemberian tekanan untuk mengetahui tekanan optimal yang diperlukan dalam proses laminasi divais OLED. Hasil pengujian menunjukkan bahwa OLED dengan bahan dielektrik kapton memiliki tegangan aktif yang lebih rendah dan kemampuan hantar arus yang lebih baik dibandingkan dengan OLED berbahan dielektrik lem laminasi. Berdasarkan hasil dari pengujian lanjut yang dilakukan, didapatkan bahwa divais yang diberi gaya tekanan sebesar 245 N memiliki lifetime yang paling lama dan kemampuan hantar arus yang terbaik.


The University of Indonesia Nano Device Laboratory has developed OLEDs that are fabricated with lamination techniques. In the lamination technique, the anode layer (TC-07S) is grown on the surface of the laminated plastic substrate and the emissive layer (PFO) is grown on the cathode surface (Al). Once grown, the anode layer and the emissive layer are glued together and given a dielectric material to prevent a short circuit. Furthermore, the OLED device is laminated by giving a certain pressure and temperature. In this study, an analysis of the use of kapton and lamination glue on the performance of OLED devices was carried out. Further testing is carried out with variations in amount of pressure to determine the optimal pressure required in the process of laminating OLED devices. The test results showed OLED with kapton dielectric material has a lower active voltage and better current conductivity compared to OLED made with laminated dielectric glue. Based on the further results of the tests, a device with a pressure force of 245 N has the longest lifetime and greatest current conductivity.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irine Ayu Febiyanti
"Linear Alkylbenzene Sulfonate (LAS) merupakan senyawa organik yang terkandung dalam limbah deterjen. Contact Glow Discharge Electrolysis (CGDE) merupakan teknologi elektrokimia plasma yang menghasilkan radikal hidroksil (?OH) dalam jumlah besar dan dapat digunakan untuk mendegradasi LAS. Penelitian ini dilakukan untuk degradasi LAS menggunakan reaktor Multi-Anode Contact Glow Discharge Electrolysis (M-CGDE) sistem sirkulasi dan penambahan ion Fe2+ serta untuk mempelajari pengaruh jumlah anoda dan penambahan ion Fe2+ terhadap degradasi LAS. Penambahan jumlah anoda pada reaktor M-CGDE dapat meningkatkan degradasi LAS dengan hasil degradasi tertinggi sebesar 100 % dalam waktu 120 menit menggunakan 3 anoda. Penambahan ion Fe2+ dapat menekan rekombinasi ?OH menjadi H2O2 dan meningkatkan degradasi LAS dengan hasil degradasi LAS tertinggi sebesar 99,28 % selama 60 menit menggunakan 1 anoda dengan penambahan ion Fe2+ sebesar 20 mg/L. Nilai COD mengalami penurunan dari 290,02 mg/L menjadi 189,95 mg/L setelah proses CGDE menggunakan 1 anoda dengan penambahan ion Fe2+ sebesar 20 mg/L selama 120 menit. Selama proses degradasi LAS dihasilkan senyawa asam oksalat yang merupakan salah satu senyawa intermediet hasil degradasi LAS.

Linear Alkylbenzene Sulfonate (LAS) is an organic compound which is commonly found in the detergent waste. Contact Glow Discharge Electrolysis (CGDE) is a plasma electrochemical technology that produces hydroxyl radical (?OH) in large quantities and can be used for LAS degradation. This study has been conducted to degrade LAS using Multi-Anode Contact Glow Discharge Electrolysis (M-CGDE) circular system and the adding of Fe2+ ions, and to establish the influence of anode number and the adding of Fe2+ ion toward the degradation of LAS. Increasing the number of anode on M-CGDE reactor can increase LAS degradation with the greatest LAS degradation at a rate of 100% during 120 minutes using three anodes. The adding of Fe2+ ions can suppress ?OH recombination into H2O2 and increase LAS degradation with the greatest LAS degradation at a rate of 99,28% during 60 minutes using one anode with Fe2+ ion of 20 mg/L. COD value has decreased from 290,02 mg/L to 189,95 mg/L after CGDE process using one anode with Fe2+ ion of 20 mg/L during 120 minutes. It was confirmed that oxalic acid which is one of intermediate product was produced during LAS degradation process."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T45708
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ken Azzahra
"Air lindi merupakan air yang telah melalui tumpukan sampah sehingga berpotensi untuk merusak lingkungan dan menimbulkan penyakit. Lindi dapat diolah menggunakan teknik Advanced Oxidation Processes (AOPs) berbasis ozon yang digenerasikan dengan Sistem Reaktor Plasma Dielectric Barrier Discharge (DBD) Ozon Nanobubble dengan umpan gas oksigen. Ozon dan spesies reaktif lainnya berperan untuk mengoksidasi air lindi sehingga dapat menurunkan konsentrasi Chemical Oxygen Demand (COD), Biology Oxygen Demand (BOD), Total Suspended Solid (TSS), Total Dissolved Solid (TDS), dan nitrat (NO3-), serta menetralisir pH larutan yang akan menjadi parameter penelitian. Penelitian dilakukan dengan lindi yang diambil di TPST Bantar Gebang dan diberi pre-treatment koagulasi menggunakan tawas dan filtrasi menggunakan karbon aktif. Penelitian dilakukan selama 60 menit dengan variasi laju alir, tegangan listrik, dan durasi uji. Hasil terbaik yang didapat dari masing- masing parameter percobaan adalah pH dengan penurunan 21,8%, TSS dengan degradasi 100%, TDS dengan kenaikan 514,4%, COD dengan penurunan 91,7%, nitrat dengan penurunan 78,8%, dan BOD dengan penurunan 75,1%.

Leachate is water that has gone through a pile of garbage so it has the potential to damage the environment and cause disease. Leachate can be processed using the Advanced Oxidation Processes (AOPs) technique with the basis of ozonation generated by the Ozon Nanobubble Dielectric Barrier Discharge (DBD) Plasma Reaktor System with oxygen gas feed. Ozon and other reactive species play a role in oxidizing leachate so that it can reduce the concentrations of Chemical Oxygen Demand (COD), Biological Oxygen Demand (BOD), Total Suspended Solid (TSS), Total Dissolved Solid (TDS), and nitrate (NO3-), as well as neutralize the pH of the solution which will be the research parameter. This research was carried out with leachate taken at the Bantar Gebang TPST and pre-treated with coagulation using alum and filtration using activated carbon. The research was conducted for 60 minutes with variations in flow rate, voltage, and test duration. The best results obtained from each experimental parameter were pH with 21,8% decrease, TSS with 100% degradation, TDS with 514,4% increase, COD with 91,7% decrease, nitrate with 78,8% decrease, and BOD with a decrease of 75.1%."
Depok: 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurmilah
"Telah dilakukan sintesis dan karakterisasi dielektrik amorf terhadap bahan berbasis barium titanat dengan penambahan unsur Pb. Dalam penelitian ini cuplikan Ba(1_,¢Pb,Ti0, diperoleh melalui metalurgi serbuk dengan bahan dasar BaCO3, PbCO,, dan TiO2 yang merupakan grade reagen dari E-Merck dengan perbandingan stoikidmetri nominal masing-masing 0,1 : 0,9 : 1. Analisis tennal menunjukkan bahwa bahan memiliki titik leleh pada 1350°C dimana temperatur tersebut lebih rendah dari BaTiO, Fasa gelas diperoleh melaiui pemanasan bahan hingga meleleh pada temperatur 1350°C diikuti oleh pendinginan oepat dalam medium nitrogen cair hingga membentuk cairan super dingin_ Difraktogram sinar-X dengan cacah step dan panjang gelombang. A (Cu Ka.)=1,5405 A yang diperoleh pada temperatur kamar, menunjukkan hilangnya seluruh puncak Bragg dan terjadi penggeiembungan cacah latar pada bahan. Kurva distribusi radial hasil pengamatan tanpa melakukan reduksi data diperoieh dengan menggunakan paket program kristallografi GSAS, secara kualitatif menunjukkan keminpan dengan fungsi distribusi radial yang ditunjukkan oleh zat cair sederhana. Pengukuran terhadap besaran konstanta dielelctrik relatif menunjukkan kenaikan yang tinggi pada 12O°C hingga 360°C dan temperatur curie dicapai pada 140°C dimana nilai konstanta dielektdk relatifnya adalah 4,13x10°.' Jangkauan temperatur yang Iebar dengan konstanta dieiektrik tinggi yang diperoleh menunjukkan bahwa sampel cocnk untuk temperatur tinggi dan berfluktuasi pada daerah jangkauan tersebut.

Barium titanate based with amorphous dielectric materials with Pb as a substituent atom have been synthesized and characterized. ln this study, Ba(,_,,Pb,,TiO3 were synthesized by using powder metallurgy trom BaCO3, PbCO3 and Ti02, which were reagents from E-Merck with nominal stoichiometric ratio of 0.1 : 0.9 : 1 respectively. Themwal analysis showed that the sample melting point is of 1350°C which is lower than that of BaTiO3. The glassy states was obtained by heating at the melting point temperature of 1350°C followed by quenching in liquid nitrogen media rapidly when the supercooled conditions achieved. The X-ray diffractograms were obtained with step scan and 2. (Cu Ka) =1,5405 A at room temperature showed the Bragg peaks dissapeared completely and the fluctuation of background prohle was occurred. The observed radial distribution function without data reduction were obtained by using of GSAS crystallographic software package which qualitatively showed that the function resembles the radial distribution function belongs to simple fluids. The relative dielectric constant that was measured from room temperature showed that there is a signiticant increasing value starting at 120°C up to 36O°C and the Curie temperature was occurred at 140°C while the value of corresponding relative dielectric constant is of 4,13x105. Broad range of temperature in which high dielectric constant was obtained indicates that the sample is suitables for high and tluctuating temperature in the range."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudha Pratama Putra
"Barium Titanate merupakan material feroelektrik dengan konstanta dielektrik yang tinggi, sehingga berpotensi untuk diterapkan menjadi berbagai jenis alat. Namun, Barium Titanate masih mempunyai kelemahan, yaitu terjadinya dielectric loss yang akan menurunkan efisiensi kinerjanya. Pada penelitian ini, dilakukan sintesis Barium Titanate berbentuk film menggunakan metode spin coating. Preparasi dilakukan untuk menghasilkan larutan 0,2 molar, 0,3 molar dan 0,4 molar. Pelapisan dilakukan menggunakan spin coating dengan kecepatan 4000 RPM selama 40 detik untuk membuat lapisan sebanyak 2, 4 dan 6 lapis. Dari penelitian ini diketahui, jika semakin besar konsentrasi dan jumlah lapisan, maka akan semakin besar kapasitansinya, namun akan semakin cenderung terjadi crack.

Barium Titanate is ferroelectric materials with high dielectric constant, so that potential to be applied into many devices. However, Barium Titanate still has weakness, i.e. dielectric loss that will lowering the work's efficiency. In this study, Barium Titanate was synthesized onto film by spin coating method. The preparations were done to produce 0,2 molar, 0,3 molar and 0,4 molar solutions. The coatings were done by spin coating with 4000 RPM speed for 40 seconds to produce 2, 4 and 6 layers. This study found that increasing in concentration and number of layer resulting in increasing of capacitance, yet also increasing the tendency to be cracked.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S60029
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Eka Mulyono
"Isu tentang Energy Harvesting  saat ini sedang marak dikembangkan oleh banyak peneliti. Salah satu device Energy Harvesting  yang saat ini sedang berkembang adalah device Hygroelectric Generator  (HEG). HEG adalah device yang bisa mengkonversi energi potensial molekul air yang berbentuk uap yang terkandung dalam kelembaban menjadi energi listrik. Pengembangan HEG juga mendorong perlunya pemodelan device HEG. Ketika HEG masuk fase komersil nantinya, maka model matematika device HEG sangat diperlukan. Pada penelitian ini sudah dilakukan rancang bangun sistem akuisisi data device HEG yang bisa mengukur tegangan keluaran device HEG di mana tegangan tersebut dipengaruhi oleh kondisi suhu dan RH lingkungannya. Data hasil akuisisi tersebut juga sudah digunakan lebih lanjut untuk mencari model matematika device HEG dengan metode identifikasi sistem menggunakan model struktur nonlinier ARX di mana metode estimasi parameternya menggunakan Levenberg-Marquardt. Hasil model terbaik yang dapat dicari dengan parameter λ terbaik yaitu 0.1 adalah model nonlinier ARX dengan satu network sigmoid dan menghasilkan MSE 0.055159 , AIC -18093.74221 serta parameter sebanyak 63. 

The issue of Energy Harvesting  is currently being widely developed by many researchers. One of the Energy Harvesting  devices that is currently being developed is the Hygroelectric Generator  (HEG). HEG is a device that can convert the potential energy of water molecules in the form of vapor contained in humidity into electrical energy. The development of HEG also necessitates the modeling of HEG device. When HEG enters the commercial phase in the future, a mathematical model of the HEG device will be highly necessary. In this research, the design and construction of an HEG device data acquisition system has been carried out which can measure the output voltage of HEG devices where the voltage is affected by the temperature and RH conditions of the environment. The measurement data obtained has also been further used to find a mathematical model of the HEG device using the system identification method with a nonlinear ARX structure model, and the parameter estimation method using Levenberg-Marquardt. The best model obtained with the optimal parameter λ of 0.1 is a nonlinear ARX model with one sigmoid network, resulting in an MSE of 0.055159, AIC of -18093.74221, and a total of 63 parameters."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>