Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 130221 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adimas Yosia Prasetiyo
"Threshold space merupakan kunci dari transisi dan hubungan antara 2 wilayah yang memiliki kekuasaan berbeda. Hal ini menjadikan threshold space sebagai kondisi yang menarik untuk melihat hubungan antara ruang interior dengan eksterior. Penelitian ini akan berfokus pada threshold space yang terbentuk diantara bangunan komersial dan jalan pejalan kaki di Jalan Suryo, Kebayoran Baru. Penelitian ini akan menganalisis bagaimana threshold space menghilangkan perbedaan atmosfer yang tajam antara ruang interior bangunan komersial dengan ruang eksterior (jalan pejalan kaki) yang bertujuan untuk menghadirkan pengalaman spasial yang kontinu. Penelitian ini akan menggunakan metode Boettger dan enam elemennya dalam menganalisis threshold space. Penelitian ini menemukan bahwa kelengkapan dan pengaturan elemen fisik yang berbeda pada threshold space akan menghadirkan atmosfer dan pola spasial yang berbeda dan akan mempengaruhi pengalaman manusia didalamnya.

Threshold space provides the key to the transition and connection between areas with divergent territorial claims. This makes the threshold space an interesting condition to see the correlation between interior and exterior spaces. This study will focus on the threshold space formed between commercial buildings and pedestrian paths in Suryo street, Kebayoran Baru. We will analyse how threshold space eliminating the sharp division between interior of commercial buildings and exterior spaces (pedestrian paths) in order to present continuous spatial experience between two different spaces. This research will be conducted using Boettger's method and its six elements to analyse threshold space. This research found that a different arrangement and completeness of elements in threshold space will produce different atmospheres and spatial patterns which will affects human experience in threshold space."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Ratnaningtyas
"Seiring dengan berkembang pesatnya perekonomian global, Merger menjadi hal yang sangat umum dilakukan dalam kegiatan bisnis. Transaksi Merger menjadi sangat populer bagi para pelaku usaha yang ingin berlomba mengembangkan usahanya serta berupaya memenangkan persaingan. Agar dalam transaksi Merger ini tidak menimbulkan ketentuan-ketentuan yang dilarang dalam Undang-Undang Persaingan Usaha, maka diatur mengenai ketentuan pemberitahuan Merger dan Batasan Nilai Merger sebagai kriteria suatu transaksi Merger harus diberitahu kepada Komisi. Dalam membahas mengenai kontrol Merger khususnya mengenai sistem notifikasi Merger terdapat perbedaan pengaturan di Indonesia dan jurisdiksi lain seperti di Singapura, Amerika Serikat dan Uni Eropa. Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah yuridis normatif dan dapat disimpulkan bahwa Indonesia sampai saat ini menggunakan sistem notifikasi post-Merger sedangkan pada jurisdiksi lain umumnya sudah menerapkan sistem notifikasi pre-Merger yang dianggap lebih efektif dalam hal pencegahan pelanggaran Undang-Undang Persaingan Usaha. Serta ketentuan Batasan Nilai (threshold) di Indonesia yang didasarkan atas nilai aset atau nilai penjualan serta belum memisahkan ketentuan bagi Merger lokal dan Merger asing.

Along with the global economic growth, Merger has become a very common thing to do in business activities. Merger transaction becomes very popular for a company who want to compete to develop their business and try to win the competition. In order for the merger transaction does not infringe the prohibited rules in the Competition Act, there are rules for a Merger parties to notified their transaction that has reach the jurisdition threshold to the Commission. In discussing the merger control in particular regarding the merger notification system there are different regulations in Indonesia and other jurisdiction such as in Singapore, the United States and the European Union. In this study, the main issues are answered through the normative analysis method, and it can be concluded that Indonesia currently use the post-merger notification system, while other jurisdiction generally has implemented a pre-merger notification system that are considered more effective in preventing infringement of the Competition Act. And also about the threshold regulations in Indonesia that based on the value of the asset or the value of sales (turnover) and not separate the threshold merger regulation for local Merger and foreign Merger.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2017
S66573
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rininta Triaswinanti
"ABSTRAK
Tesis ini telah memaparkan suatu pengembangan terhadap penelitian sebelumnya tentang penentuan threshold kapasitas yang pada penelitian ini dilakukan terhadap utilisasi power resource Node-B. Terjadinya kegagalan aksesibilitas pada jaringan 3G terhadap utilisasi power resource yang telah digunakan saat ini tidak menjamin pencapaian customer experience dalam kualitas secara maksimal. Adapun keputusan yang dilakukan dalam hal ini adalah melalui ekspansi Node-B yang secara ekonomi akan menambah biaya investasi. Penelitian dimulai dengan melakukan identifikasi latar belakang keputusan ekspansi berdasarkan kinerja jaringan melalui pemilihan threshold dari utilisasi power resource. Metode Analisis Probabilitas Risiko Uji Non-Parametrik digunakan dalam pengujian terhadap empat alternatif yang dihitung dengan tujuan mengetahui alternatif mana yang memiliki risiko bisnis investasi minimum. Hasil dari penelitian ini berupa waktu yang tepat dalam keputusan melakukan ekspansi yaitu pada agregasi utilisasi mean dengan threshold sebesar 90%.

ABSTRACT
This thesis has described a development of the previous studies of determining the threshold capacity in this study conducted on a power resource utilization Node-B. Accessibility failure on the 3G network to power resource utilization that have been used at this time does not guarantee the achievement of customer experience in maximum quality. The decisions made in this terms is through the expansion of Node-B that will add cost of the investment in economy side. The study began by identifying a background of expansion decisions based on network performance through the election threshold of power resource utilization. Risk Probability Analysis Method of Non-Parametric Test used in four-alternative test calculation in order to know which alternative that has the minimum investment business risk. Results of this research is the right time in the decision of Node-B expansion that is in mean power utilization with threshold of 90%."
Lengkap +
2015
T43820
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Niken Rahadiani Maheswari
"ABSTRACT
Ruang transit yang ditujukan untuk mengakomodasi banyak orang seringkali dimaknai hanya sebatas fungsi tanpa memikirkan pengalaman ruang dan dampak psikologis terhadap penghuninya, sehingga individu tidak memiliki relasi/memori tertentu terhadap ruang transit tersebut. Padahal, elemen-elemen pembentuk ruang tersebut saling terkoneksi dan membentuk dialog ruang yang berperan menyukseskan penyampaian pesan ruang kepada individu tidak hanya sebagai perantara namun juga pembentuk atmosfer ruang. Sehingga proses transit menjadi humanis. Ruang transit penting sebagai ruang interaksi yang mengakomodasi beragam aktivitas. Untuk memungkinkan hal ini terjadi, masyarakat sebagai subjek aktivitas ini menjadi sakral untuk diperhatikan. Hal ini tidak lain adalah untuk membangun koneksi antara ruang transit dan pengguna ruang transit dengan menciptakan pengalaman menunggu yang akan melekat pada memori mereka. Di dalam lingkup ruang transit, terdapat elemen-elemen transisi yang berperan sebagai pemisah ruang yang menegaskan batas-batas antara ruang yang dialami oleh pejalan kaki dalam konteks jalan dan kota streetscape, dengan interior ruang transit yang melingkupi segala aktivitas di dalamnya. Namun di sisi lain, elemen-elemen transisi ini juga berperan sebagai penguat relasi antara inside dan outside dari ruang transit itu sendiri. Salah satu dari elemen-elemen tersebut, adalah Threshold. Pada fasilitas transit, threshold menjadi elemen utama yang mendukung fungsinya sebagai ruang transisi dan mengkoreografi pegalaman ruang. Namun demikian, ia juga memiliki potensi sebagai pembentuk relasi dengan ruang di sekitarnya, misalnya antara interior-eksterior dan juga dengan ruang kota. Sehingga, pada hubungannya dengan ruang kota, threshold memiliki peran penting sebagai elemen yang menjalin konektivitas antara fasilitas transit dengan konteks kota di sekitarnya yang dapat pembentuk pengalaman manusia dan memicu hadirnya aktivitas publik yang beragam. Riset ini bertujuan untuk menelaah ruang threshold pada konteks ruang transit, melihat sistem hubungan, potensi serta kemungkinan yang tercipta dari relasi antara ruang transit dan ruang kota. Skripsi ini memberikan interpretasi baru pada threshold sebagai ruang antara yang kerap kali tidak terbahas potensinya dalam wacana ruang publik. Penelitian kualitatif dengan menggunakan metode kajian literatur, studi preseden dan observasi lapangan.

ABSTRACT
Transit spaces which are intended to accommodate many people, are often interpreted only as functional without considering the experience of space and its psychological impact on the inhabitants, so that individuals do not have a certain relation memory of the transit space. In fact, the spatial elements that are connected to one another and to its environment of the transit space can form a dialogue of space that plays a major role in the successful delivery of message and meaning to individuals. Hence these element serve not only as an intermediary but also in the creation of the atmosphere within. This is when the transit process becomes humane. The importance of the transit space is to accommodates interaction for the community it surrounds, a place that accommodates diverse activities. To allow this to happen, society as the subject of this activity becomes sacred to be noticed. This is done to establish a connection between that transit space and its users by creating a meaningful waiting experience that will be attached to their memory. Within the sphere of transit space, there are transitional elements that act as space dividers that define the boundaries between the space experienced by pedestrians mdash in the context of the road and the city streetscape mdash and with the interior of the transit spaces encompassing all the activities within them. But on the other hand, these transitional elements also act as a reinforcing relation between the inside and outside of the transit space itself. One of these elements, is Threshold. Threshold is a choreographer of spatial experience, as an element that embodies the transition, because it separates and connects boundaries, and regulates space sequences. Threshold can also be interpreted as the in between condition of interior and exterior and has the characteristics of both, so that there can be ambiguity on the quality of space.in the other hands, it also has the potential to create relation to its surrounding. For example, relation between interior exterior and the urban environment. For that reason, threshold has a key role to create connectivity between transit facilities and urban environment and generate individuals spatial experience and activities. This research aims to examine threshold spaces in the context of transit space, to see the relationship of its system, its potential and possibilities created from the relationship between transit space and cityscape. This study provides a new interpretation of the threshold as the space in between which its potential often not discussed in public space discourse. Qualitative research is conducted through literature review, precedent study and field observation. "
Lengkap +
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"kompensasi karbon untuk proyek proyek kehutanan secara luas dianggap sebagai solusi ideal untuk tiga tantangan pada abad ke-21, yakni: perubahan iklim, konservasi keanekaragaman hayati dan pembangunan sosial ekonomi. namu pada saat yang sama, ada keraguan tentang proposal Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degredasi Hutan (REDD), terutama kekhawatiran terhadap tata kelola yang lemah dan kapasitas kelembagaan di bayak negara berkembang, yang bisa merugikan di tingkat lokal. salah satu masalah utama adalah bahwa kebanyakan orang tahu sedikit tentang penyebab dan konsekuensi dari perubahan iklim, sebagian karena informasi tersebut umumnya tersebar di jurnal ilmiah, dan komplikasi berbagai jargon dan model matematika canggih. akibatnya, REDD+ berada di luar jangkauan banyak orang yang akan terkena dampaknya. tulisan ini membahas upaya pemerintah daerah dan pelaku pembangunan lainnya dalam menjelaskan isu-isu terkait REDD+ dan dampaknya pada masyarakat lokal, terutama komunitas masyarakat adat. penelitian menunjukkan bahwa kurangnya komunikasi kebijakan dan promosi"
Lengkap +
Jakarta: Ministry of forestry forestry research and development agency ,
580 JFR
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Windi Huliana
"ABSTRAK
Generasi Y atau yang lebih sering dikenal sebagai millennials, memasuki tingkatan usia adulthood sejak awal abad ke-21. Mereka adalah golongan masyarakat yang saat ini kehadirannya sangat signifikan di dunia kerja. Globalisasi dan berkembangnya industri 4.0 menjadi pengaruh utama dalam pembentukan karakter generasi tersebut. Keduanya telah mengubah bagaimana mereka bermasyarakat. Karakter ini pun tercerminkan pada kehidupan kerja mereka dalam bentuk collaboration dan cooperation. Hal inilah yang kemudian menyebabkan coworking space hadir menjadi sebuah tren global. Coworking space mulai muncul sebagai manifestasi dari adaptasi generasi milenial dalam dunia kerja. Berjalan dengan prinsip shared knowledge, keberadaan coworking space membutuhkan kedekatan (proximity) dengan satu sama lain. Hal ini berdampak pada organisasi spasial coworking space di kota yang memiliki kecenderungan untuk berkonsentrasi pada suatu wilayah tertentu, terutama pada wilayah klaster industri eksisting. Fenomena ini disebut juga aglomerasi ekonomi atau spatial clustering.
Di Indonesia, kemunculan coworking space pada klaster industri masih menjadi hal yang baru. Jika dibandingkan dengan klaster industri maju seperti Silicon Valley atau Boston Innovation District, Indonesia masih berada pada tahap awal perkembangannya. Dengan berefleksi pada kedua klaster tersebut dan dengan teori pendukung seperti teori aglomerasi, proximity, dan klaster dan innovation district penelitian ini akan membahas bagaimana klaster yang terdiri dari coworking space tersebar di Jakarta, posibilitasnya untuk berkembang menjadi sebuah innovation district dan pengaruh keduanya terhadap struktur ruang kota.

ABSTRACT
Y generations, or better known as the millennials, reach their adulthood in the early 21st century. They are currently the most significant addition in work place. Globalization and industry 4.0 development are the biggest external factors that shaped their character. Both of them has changed the way millennials live as a part of the society. This characters are reflected in work place in a form of collaboration and cooperation. It is further become the main reason why coworking spaces are now a global trend. Coworking spaces exist as a manifestation of millenials adaptation in work force. With its shared-knowledge based system as the main concept, coworking spaces need a certain proximity with one another. It is have an impact on coworking spaces spatial organization that has the tendency to concentrated in a certain area, particularly in existing industrial cluster. This phenomenon is often called economic agglomeration or spatial clustering. The emergence of coworking spaces and the phenomenon of agglomeration economies are most likely occured simultaneously in urban environment. It is also occurred in Indonesia. However, it is still in its early development compared to Silicon Valley or Boston Innovation District. Reflecting on those two successful clusters and based on current development studies on agglomeration economies, proximity, and cluster, this paper will further discuss about coworking space and existing industrial cluster spatial relation and its impact on city spatial structure."
Lengkap +
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shofiyah Fawziyah
"Skripsi ini membahas mengenai penelusuran tentang bagaimana polaritas spasial sebagai dua kondisi yang bertolak belakang terjadi pada domestic threshold space. Ruang balkon, sebagai salah satu domestic threshold space, kembali menjadi perhatian atas kualitas ambigu dan in-between yang dimilikinya, yang menjadi solusi atas rasa terperangkap yang dirasakan masyarakat saat lockdown. Melalui studi literatur, ditemukan bahwa polaritas spasial seperti luar-dalam, public-private, dan juga buka-tutup selalu dibutuhkan dalam konteks domestik, terutama saat pandemi COVID-19. Sehingga, skripsi ini menggunakan balkon sebagai studi kasus untuk mengkaji polaritas spasial pada domestic threshold space sebagai sesuatu yang inhabitable serta mampu mempertemukan polaritas spasial tersebut. Tiga balkon domestik ditelusuri melalui kunjungan lapangan dan wawancara. Data yang dianalisis sesuai enam paramater analisis polaritas yang diajukan Boettger menunjukkan pengaturan pada balkon membuatnya mampu memberikan pengalaman transisional, ruang transaksi antara luar-dalam, serta menjembatani polaritas spasial pada konteks domestik sebagai domestic threshold space.

This study aims to explore how spatial polarities as pairs of opposites exist in domestic threshold space. Balconies as domestic threshold space have become noticed again for their ambiguity and in-betweenness as solution for the feelings of entrapment during lockdown. Studies on literature shows that spatial polarities such as inside-outside, public-private, and open-closed are required in domestic settings, especially during the COVID-19 pandemic. Hence, this study employs the balcony as a case study to investigate spatial polarities in domestic threshold space as something that is inhabitable and able to reconcile the polarities. Three domestical balconies are analysed by site visits and interviews. The data analysed by Boettger’s six parameters on polarities shows that arrangements and regulations in balconies make them able to offer transitional experience, transactions between inside-outside, and reconcile spatial polarities in domestic setting as domestic threshold space.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Filika Chrestella Lisjanto
"Berbagai karakter dan fungsi dari threshold memberikan kemungkinan kepada user untuk beraktivitas dan mengokupansi ruang. Okupansi dalam threshold bergantung pada interaksi antara user dengan elemen interioritas dan eksterioritas ruang, yakni elemen spasial berupa boundaries dan atmosfer sehingga menentukan habitation dan waktu sebagai elemen pembentuk okupansi.
Skripsi ini akan membahas mengenai potensi elemen interioritas dalam threshold di ruang publik dan pengaruh elemen interioritas terhadap okupansi manusia di dalamnya. Melalui studi literatur terhadap threshold, interioritas, serta bagaimana hal ini mempengaruhi okupansi di dalamnya, dan juga pengamatan dan analisis studi kasus pada Eco Skywalk Neo SOHO-Central Park Mall, skripsi ini menemukan bahwa okupansi pada threshold di ruang publik dipengaruhi oleh elemen interioritas seperti boundaries, atmosfer, habitation dan waktu.

Various character and function of a threshold space create possibility for user actively occupy the space. Occupancy on threshold depends on the relationship and interaction between people, element of interiority and element of exteriority, which consists of spatial element, such as boundaries and atmosphere, and element that forms occupancy, which are habitation and time.
This thesis discusses about how interiority on threshold in public space affecrs occupancy of the user. Through literature study on threshold, interiority and it 39 s affect on occupancy, and observation and analysis on case study of Eco Skywalk Neo SOHO Central Park Mall, this thesis finds how occupancy on threshold in public space area subject to it 39 s element of interiority such as boundaries, atmosphere, habitation and time.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Larashintya Galia Zhara
"Skripsi ini bertujuan untuk melihat peran threshold space dalam prepared environment Sekolah Montessori. Threshold space, yang keberadaanya cenderung dianggap tidak penting dalam desain arsitektur, memiliki peran dalam pemisahan ruang, memberikan fungsi dan kualitas yang baru pada ruang transisi, mewadahi ragam aktivitas dan menghasilkan ragam movement. Peran tersebut terbentuk melalui organisasi elemen geometry, materiality, dan furnishing yang menyusunnya. Peran threshold space dalam ruang arsitektur tersebut, dianggap penting untuk menjadi bagian prepared environment dalam ruang belajar Sekolah Montessori.
Dalam studi kasus, keterkaitan antara peran threshold space terhadap ruang proses belajar Sekolah Montessori, dikaji dalam tiga kualitas penting yang menyusun prepared environment Sekolah Montessori, yaitu integrated, flexible dan variated. Ketiga kualitas tersebut, dipercaya akan memaksimalkan peran threshold space dalam ruang belajar Sekolah Montessori. Melalui kualitas tersebut, threshold space yang terbentuk dapat mewadahi kebutuhan berbagai kualitas ruang, yang dapat menyesuaikan kebutuhan aktivitas belajar anak. Sehingga akan tercipta spontaneous activity (ragam movement), yang mendukung keberhasilan dari tujuan metode belajar Montessori.

This study aims to examine the role of threshold space in the prepared environment of Montessori School. Threshold space, whose existence tends to be unimportant in architectural design, has a role for the separation of space. It provides a new function and quality in a transitional space, accommodates a wide variety of activities, and produces movement. These roles are achived by the organization of geometry, materiality, and furnishing element. The role of threshold space is considered important to be part of the prepared environment in the learning space of Montessori School.
In the case study, the relationship between ther rules of threshold space and learning environment of Montessori School is explored through three important qualities that compose the prepared environment, which are integrated, flexible and variated. Those qualities are believed to maximize the role of threshold space in the Montessori School environment. Through these qualities, the formed threshold space can accommodate the needs of various spatial quality, which can suit the needs of children's learning activities. This will create a spontaneous activity (diversity of movement) which will support the goal of Montessori learning method.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S65656
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marchelita Dewi
"Preferensi kontribusi penting dalam memperkirakan nilai suatu barang, terutama public goods, yaitu barang yang jika dikonsumsi oleh seseorang tidak akan mengurangi konsumsi orang lain akan barang tersebut dan siapapun dapat mengkonsumsinya. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh dari tingkat sosioekonomi dan pemberian threshold terhadap preferensi kontribusi seseorang untuk lahan hijau. Penelitian ini dilakukan kepada 64 orang penduduk Provinsi DKI Jakarta dengan desain kuasi-eksperimental randomized 2 (tingkat sosioekonomi: rendah vs. tinggi, between subjects) x 2 (pemberian threshold dalam: non-target vs. target pada public goods game, within subjects). Pengukuran dilakukan dengan mengadaptasi public goods game dan dijalankan secara tatap muka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat sosioekonomi tidak memengaruhi preferensi kontribusi individu, tetapi pemberian threshold secara signifikan meningkatkan kontribusi individu untuk lahan hijau.

Priority contribution is important in estimating the value of an item, especially public goods, that is, goods which if consumed by one person will not reduce the consumption of others for these goods and anyone can consume them. This study aims to examine the effect of socioeconomic level and threshold granting on preference for one's contribution to green land. This research was conducted on 64 residents of DKI Jakarta Province by design quasi-experimental randomized 2 (socioeconomic level: low vs. high, between subjects) x 2 (threshold in: non-target vs. target in the public goods game, within subjects). Measurements are made by adapting public goods games and run face to face. The results showed that the socioeconomic level did not affect the preferences of individual contributions, but the provision of a threshold significantly increased individual contributions to green land."
Lengkap +
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>