Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 108238 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mishael Stefan Haholongan
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan keterkaitan antara arsitektur dan mode pakaian tentang bagaimana hal itu dipengaruhi oleh indera persepsi yang mengambil peran sebagai objek yang diinginkan yang melekat pada kehidupan manusia dalam menciptakan dan mewujudkan norma-norma yang diterapkan pada waktu tertentu. mengenai rasa kesepakatan bersama, mengusulkan ideologi untuk menyatukan atau menentang masyarakat pada intinya berdasarkan periode waktu di mana ia berada dan menentukan identitas komunitas budaya tertentu mengenai nilai kebiasaan dan tradisinya. Esensi-esensi ini diwakili dalam nilai estetika yang terhubung dengan indera persepsi individu dan oleh citra perwujudan fisik arsitektur dan mode pakaian mengenai hubungan konseptual. Konsep yang menembus nilai itu sendiri berbicara kepada manusia melalui representasi visual.

The objectives of this study are to find then interrelationship between architecture and fashion on how it is influenced by the sense of perceptions that take a role as a desirable object that attached to human lives in creating and embodying the applied norms of a certain time-being regarding the sense of collective agreement, proposing ideology to unify or defy the society in its essence based on the period of time where it belonged and determining the identities of a certain cultural communities regarding the value of its habit and tradition. These essences are represented in the value of aesthetics which connects to an individual's sense of perception and by the image of the physical embodiment of architecture and fashion regarding the conceptual relation. The concept that penetrates the value itself speaks to humans through visual representation.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firman Rasyadi Faza
"Pengembangan kawasan TOD di daerah Glodok sangat erat kaitannya dengan keberlangsungan perekonomian kecil-menengah yang berada di eksisting kawasan.Terlebih saat festival tahunan Cap Gomeh sedang berlangsung, daya tarik dari sektor makanan, fashion, kesenian dan kerajinan budaya khas chinese seakan menjadi primadona pilihan masayarakat. Dengan berfokus pada sektor fashion, usulan perancangan Neo Glodok Fashion Center yang mengangkat konsep hierarki, layering pada fashion, dan rekondisi pengalaman ruang dari gang serta persimpangan Glodok, diharapkan dapat menciptakan ruang komunal baru yang dapat meningkatkan nilai ekonomi untuk seluruh lapisan brand fashion,, memberikan edukasi fashion pada masyarakat sekitar, hingga dapat menjadi ikon baru pada kawasan TOD Neo Glodok yang representatif dan menarik dari segi arsitektural.

The development of the TOD area in the Glodok area is closely related to the sustainability of the small-medium economy in the existing area. Especially when the annual Cap Gomeh festival is taking place, the attractiveness of the food, fashion, arts and crafts sectors of typical Chinese culture seems to be the prima donna of the people's choice. By focusing on the fashion sector, the proposed Neo Glodok Fashion Center design which elevates the concept of hierarchy, layering of fashion, and reconditioning the spatial experience of alleys and Glodok intersections, is expected to create a new communal spaces that can increase economic value for all layers of the fashion brand, provide fashion education to the local community, so that it can become a new icon in the TOD Neo Glodok area which is representative and attractibe from an architectural point of view."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Ayu Wulandari
"ABSTRAK
Berkembangnya budaya konsumsi serta persaingan brand fesyen dalam
menarik konsumen menjadikan adanya kebutuhan akan ruang yang representatif
untuk memperkenalkan produknya. Tak jarang saat ini seorang perancang busana
bekerjasama dengan seorang arsitek khususnya dalam merancang sebuah event
space, yaitu ruang yang dirancang atau direncanakan sesuai tujuan yang ingin
dicapai dengan menghadirkan pengalaman-pengalaman diluar kebiasaan/rutinitas
yang biasa terjadi sehari-hari sehingga dianggap menjadi hal yang spesial atau
istimewa. Dalam penulisan skripsi ini saya ingin menelaah lebih lanjut bagaimana
sebuah event space yang dirancang oleh arsitek dapat menjadi media
penyampaian ide karya fesyen serta menghubungkan antara perancang busana
dengan konsumennya. Dengan kajian teori terkait fesyen dan arsitektur serta studi
kasus dua pagelaran busana kerjasama perancang busana dan arsitek, dapat
disimpulkan bahwa event space dapat menjadi media penyampaian ide karya
fesyen dengan menghadirkan pengalaman ruang terkait konsep karya fesyen
melalui indra, narasi, serta persepsi yang dapat disampaikan secara
eksplisit/harafiah maupun hanya sebagai trigger awal desain event space.

ABSTRACT
The consumerism and fashion brand competition in attracting consumers
call up the need of representative space to introduce their products. Not
infrequently, fashion designers work with architects, especially in designing an
event space, a temporal space that is designed or planned according objectives to
be achieved by presenting experiences that are different with common experiences
in everyday life, so considered to be a special case. By writing this essay I want to
examine how an event space designed by architect serves as a medium in
delivering fashion ideas, connecting fashion designer with their consumers. With
studies related to fashion and architectural theory and case studies of two fashion
runway designed by fashion designers and architects, it can be concluded that
event space can be a medium for delivering of fashion ideas by presenting spatial
experience related to the concept of fashion through the senses, narration, and
perceptions that can be delivered explicitly/literal or simply as initial trigger of
event space design."
2015
S60615
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mardyana Ulva
"ABSTRAK
Tren terbaru dalam fashion tidak begitu saja diikuti para konsumennya. Di berbagai latar kehidupan sehari-hari, tren berbusana yang sedang berlangsung akhirnya ditampilkan pemakainya dalam berbagai adaptasi. Dalam street style, misalnya, para pelakunya melakukan penyesuaian-penyesuaian agar tren berbusana dapat dikenakan dalam latar kehidupan sehari-hari. Untuk melihat hal tersebut, penulis melakukan wawancara mendalam dan pengamatan terhadap empat laki-laki anggota komuniti Lookbook Jakarta. Padu-padan pakaian tertentu dipilih untuk penampilan mereka, sebab pakaian dianggap mengomunikasikan diri pemakainya kepada individu-individu lain yang mereka hadapi. Proses transformasi dan self-indication berperan penting ketika mereka berupaya menampilkan diri visual mereka lewat pakaian

ABSTRACT
The recent trend in fashion is not so readily followed by the consumers. In sort of daily-life settings, current fashion trends are presented in various adaptations. In street style, for example, the actors adjust their dresses to conform to their situations. To describe the way people adjust trends for themselves in daily-life settings, I conduct in-depth interviews and observations of four male members of Lookbook Jakarta. They choose certain outfits for their looks because dress is considered a “visual tongue” to communicate their selves to individuals they interact with. Transformation and self-indication play significant roles in this visual-self presentation"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S75571
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Pratama
"Sebagai salah satu industri terbesar di dunia, pemasaran fashion pada platform ecommerce menarik jutaan pengguna setiap harinya. Salah satu fitur yang penting untuk dimiliki platform ecommerce adalah kemampuan mencari produk fashion menggunakan foto pengguna sebagai query. Hasil pencarian yang akurat akan memberikan manfaat bagi pengguna dan bagi pelaku bisnis. Persoalan ini sangat menantang karena adanya perbedaan domain antara citra query yang diunggah pengguna dengan citra galeri produk yang menjadi target pencarian. Perolehan citra lintas domain dapat diselesaikan dengan metode konvensional seperti pemelajaran metrik menggunakan dataset berlabel. Namun metode ini tidaklah feasible dalam jangka panjang mengingat selalu bertambahnya inovasi di bidang fashion sehingga dibutuhkan anotasi terhadap citra yang berkesinambungan agar model tetap relevan. Pada penelitian ini diusulkan penggunaan self-supervised learning untuk meningkatkan kebermanfaatan data tanpa label dan mengurangi ketergantungan terhadap data berlabel. Pelatihan dengan metode ini menghasilkan sebuah encoder CNN dengan arsitektur ResNet-50, yang dilatih dengan sekumpulan citra tidak berlabel, agar mampu menghasilkan fitur umum dari citra. Model ini kemudian di-finetune dengan data berlabel agar mampu melakukan downstream task, yaitu perolehan citra lintas domain. Untuk meningkatkan hasil perolehan, dilakukan structural matching menggunakan Wasserstein distance (optimal transport) terhadap fitur spasial luaran encoder CNN pada saat inference dan finetuning. Selain itu, structural matching juga dapat menjelaskan bagian mana dari citra yang berkontribusi atas keseluruhan kesamaan atau jarak. Hasil menunjukkan bahwa kinerja encoder yang dilatih dengan self-supervised learning secara kuantitatif masih belum melampaui kinerja encoder baseline ImageNet, dengan perbedaan 1-2% dari sisi akurasi dan mAP menggunakan Triplet Loss, dan 6-10% dengan InfoNCE. Structural matching secara umum dapat meningkatkan hasil perolehan pada encoder yang dilatih dengan self-supervised learning. Hasil kualitatif menunjukkan bahwa semua varian model mampu mencari citra yang mirip dengan query, baik dari sisi kategori, warna, bentuk, dan motif.

Being one of the largest industries in the world, fashion marketing on ecommerce platforms attracts millions of users every day. One of the essential features for an ecommerce platform is the ability to retrieve fashion items using user photos as queries. Good search results will yield benefits for users and for businesses. This problem is challenging due to the domain differences of the query images uploaded by the users and of product gallery images as retrieval targets. Cross-domain image retrieval can be accomplished by conventional methods such as metric learning using labeled datasets. However, this method is not feasible in the long term since innovations in this sector are fast such that continuous image annotations are required for the model to stay relevant. In this study, we propose to use self-supervised learning to increase usefulness of unlabeled data and to reduce dependency on labeled data. Training with this method produces a CNN encoder with ResNet-50 architecture, trained on a collection of unlabeled images, to infer generic features of images. The model is then finetuned with labeled data so that it can perform the downstream task, which is cross-domain image retrieval. To improve retrieval results, we performed structural matching by calculating Wasserstein distance (optimal transport) using spatial features inferred from CNN encoder during inference and finetuning. In addition, structural matching can also explain which parts of two images contribute to overall similarity or distance. Results show that an encoder trained with self-supervision quantitatively has not yet outperformed off-the-shelf ImageNet encoder baseline, with a difference in terms of accuracy and mAP of 1-2% for Triplet Loss, and 6-10% for InfoNCE. Generally, structural matching can improve retrieval results for self-supervised encoders. Qualitative results show that all model variants are able to retrieve images similar to the query, in terms of categories, colors, shapes, and patterns."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sibarani, Ruth Olivia Laima Natalia Boru
"Fashion telah menjadi sebuah fenomena dimana masyarakat terkalsifikasi berdasarkan selera. Setiap kelas dalm masyarakat memiliki seleranya masing – masing yang dibentuk oleh kompetensi kultural. Perbedaan kompetensi kultural menciptakan perbedaan selera yang hierarkis antara kelas dominan dan kelas terdominasi. Kelas dominan memiliki akses yang lebih baik terhadap fashion dan mampu melegitimasi selera mereka dan menjadi panutan bagi kelas sosial lainnya. Namun, era New Media telah membawa masyarakat memasuki era dengan akses lebih luas terhadap informasi terkait fashion yang mambuat masyarakat dapat memiliki kompetensi kultural untuk dapat memproduksi selera mereka sendiri. Penelitian ini mencoba untuk menemukan bagaimana produksi selera dilakukan di dalam era New Media melalui penggunaan Instagram oleh generasi muda perempuan sebagai kelompok usia yang menjadi agen perubahan di dalam produksi selera melalui fashion.

Fashion has been a phenomena where society have been classified by their taste. Each classes of the society has their own taste that shaped by their cultural competence. Different cultural competence hence creating different hierarchy of tastes between The Dominant Class and The Dominated Class. However the Dominant Class has better access to fashion and legitimate their taste and becomes the role model for other social classes. However the age of New Media has brought society to the era of greater access to the information related to fashion which makes society has better cultural competence to produce their own tase. This research is trying to find out how the production of taste occurred in the age of New Media through the use of Instagram by female Youth as group of people who are the game-changer  of the taste  production through fashion.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jessica Salsabilla Cavalera Priatna
"Artikel ini berfokus pada studi tentang filsafat fashion dan kaitannya pada penandaan estetis. Persoalan fashion yang terkait dengan penyebaran, kebaruan dan selera memunculkan tandatanda yang saling berelasi di dalamnya. Dari setiap tanda-tanda tersebut ternyata ditemukan satu kata yang menjadi pusat dari semua itu, yakni “keren”. Dalam tulisan ini, saya menunjukkan bahwa kata keren tidaklah muncul dengan sendirinya, keren dalam fashion adalah keren sebagai penandaan estetis. Hal inilah yang kemudian membuat fashion penting bagi filsafat, sebab fashion memunculkan keren sebagai salah satu faktor realisasi diri. Sehingga untuk membuktikan hal tersebut, saya menggunakan pendekatan semiosphere dari Yuri Lotman untuk membaca teori fashion menurut Lars Svendsen. Analisis fashion dengan menggunakan relasi-relasi yang terkait di segala bidang seperti bahasa, seni, tubuh dan konsumsi telah mengungkapkan bahwa keren ternyata telah melampaui maknanya dari hanya sekedar menjadi bahasa.

This article focuses on the study of the philosophy of fashion and its relation to aesthetic marking. Fashion issues related to the spread, novelty and taste bring out the signs that are interrelated in it. From each of these signs, one word was found that became the center of it all, namely "cool". In this paper, I show that the word cool does not appear by itself, cool in fashion is cool as an aesthetic signifier. This is what makes fashion important for philosophy because fashion creates coolness as a factor in self-realization. To prove this point, I use Yuri Lotman's semiosphere approach to read Lars Svendsen's fashion theory. Fashion analysis using related relationships in all fields such as language, art, body, and consumption has revealed that cool has actually gone beyond its meaning from just being a language."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Michelle Brachet
"ABSTRAK
Like no other visual medium, all aspects of fashion now command unprecedented coverage throughout all forms of the media. Before the rise of the fashion designer, clothes were created by unknown seamstresses and dressmakers; now the creators of new clothing styles and trends often hold celebrity status in todays consumer society."
Ruckus Books, 2014
R 687 MIC a
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Atika Nusya Puteri
"Analisis Situasi: Masyarakat Indonesia menjadi lebih sadar akan pentingnya mengekspresikan kepribadian masing-masing lewat apa yang mereka kenakan. Hal ini memicu pasar fashion di Indonesia untuk terus berkembang baik dalam lingkup lokal maupun dunia. Namun sayangnya kemunculan ini tidak didukung penuh oleh media fashion di Indonesia. Sehingga masyarakat pun terbiasa memanfaatkan media sosial untuk mendapatkan informasi mengenai trend fashion lokal. Maka dari itu, situs The Local Front berusaha menjawab kebutuhan tersebut. Selain memberikan informasi dan berita yang dibutuhkan konsumen hal ini juga dapat membangun fashion scene di Indonesia. Manfaat dan Tujuan Pengembangan Prototipe.
Manfaat bagi khalayak: Sebagai wadah informasi mengenai trend fashion lokal di Indonesia dan dikemas dengan pembahasan yang mendalamManfaat bagi pengelola: Sebagai sarana dalam menyampaikan informasi yang mengedukasi target sasaran mengenai fashion dan trend mode lokal di Indonesia.
Tujuan: Menjadi situs yang memberikan informasi, wawasan dan hasil analisis trend yang dapat digunakan target sasaran untuk memperluas pemahaman mengenai trend fashion lokal.
Prototipe yang Dikembangkan: Situs The Local Front akan menyajikan hasil pengamatan mengenai trend fashion lokal di Indonesia. Target khalayak adalah pengguna internet yang aktif mengikuti perkembangan trend,berusia 19-25 tahundengan SES A dan B.
Evaluasi: Media pre-test dilakukan menyebar kuisioner online kepada 30 responden setelah membaca konten prototipe. Evalusi input akan dilaksanakan dalam Rapat Redaksi dengan menganalisa hasil laporan tiap divisi dan jumlah pengiklan Evaluasi output akan dilakukan pemantauan khusus akan dilakukan pada situs ini melalui web statistic, yakni traffic, page view, share, subscribe dan jumlah comment untuk melihat trend dan minat pengunjung situs. Evaluasi outcome dilakukan dengan menyebarkan kuesioner yang meninjau pada evaluasi kehadiran situs sesuai dengan tujuan awalnya. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fogg, Marnie
"This book is the ultimate guide to who's who in the world of fashion design. Fully illustrated, it presents 125 of the key design practitioners from the beginning of the 20th century to the present day, the people and companies who have shaped the world of fashion and those who define the modern perception of style. It features established designers such as Valentino, charts the evolution of long-standing couture houses such as Chanel, and signals the success of rising stars including Christopher Kane and Rodarte."
London: Thames & Hudson, 2011
746.92 FOG f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>