Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 130623 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hedista Rani Pranata
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas konsep inklusif tentang lanskap pangan skala komunitas serta hubungannya dengan keruangan, dengan menjabarkan beberapa ruang yang perlu diciptakan dan dijaga dalam rangka mempertahankan lanskap pangan yang berkelanjutan. Diskursus tentang lanskap pangan dan ruang tidak dapat dipisahkan, karena lanskap pangan di lokasi tertentu memiliki keunikan dan berbeda dengan lokasi lainnya. Ruang-ruang tersebut dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu ruang ekologis dan ruang sosial, yang dimaknai dalam ruang fisik maupun nonfisik. Dusun Kalisusuh yang berlokasi di tepi Waduk Cacaban, menunjukkan dialog terus menerus antara komunitas dengan lingkungannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menelusuri mekanisme konteks spasial (ekologis dan sosial) yang mempengaruhi terbentuknya dan terjaganya lanskap pangan. Pendekatan fenomenologi dipilih pada penelitian ini untuk mengetahui struktur ruang pembentuk lanskap pangan dalam komunitas. Data diperoleh dengan observasi dan wawancara: observasi lapangan dilakukan pada tiap 2 musim yang berbeda, yaitu kemarau dan hujan; sedangkan wawancara dilakukan terhadap para aktor pangan yang terlibat dalam komunitas. Pada komunitas ini, konteks spasial yang paling kuat adalah ruang ekologis, ruang ekonomi dan ruang budaya-ruang sosial, ruang politik, dan ruang intelektual masih terbatas pengembangannya. Setiap ruang saling bergantung antara satu sama lain dan tidak mungkin berdiri sendiri dalam mempertahankan keberlanjutan lanskap pangan. Pemahaman konteks spasial tersebut dapat menjadi pengetahuan awal dalam menyiapkan strategi pengembangan untuk mencapai lanskap pangan yang berkelanjutan.

ABSTRACT
Food landscape has a strong spatial context-every food landscape in a particular geographical context is unique and may differ from the other. This study discussed an inclusive concept about community food landscape and its relationship with spatiality by exposing several spaces that needs to be generated and protected in order to accomplish sustainable food landscape. Those spaces were social spaces and ecological spaces, in which may not only be perceived as something physical. Kalisusuh Village was an interesting community located by the Cacaban Reservoir, showed a continuous dialogue between the community and their environment. Phenomenological approach was chosen in this study, to find out what is generally experienced by the community. Data obtained through field observation and interviews. The field surveys were conducted on two different seasons of the village, which were dry and rainy seasons. Open-ended interviews were also conducted with some food actors involved in the community in order to get a complete depiction of food landscape. In this community, the strongest spatial context were ecological spaces, economic spaces, and cultural spaces-where social, political, and intellectual spaces were underdeveloped. Every spaces mentioned were intertwined and interdependent to maintain the sustainability of the food landscape. This understanding could be a potent starting point to formulate further sustainable development strategies."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Syarif
"Alih fungsi lahan sawah telah terjadi di Kabupaten Pringsewu sebagai bentuk peningkatan kebutuhan akan lahan bagi perkembangan kemajuan Kabupaten Pringsewu. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi lahan sawah sebagai lahan pertanian pangan berkelanjutan (LPPB) serta model yang menggambarkan fenomena alih fungsi lahan tersebut. Metode yang digunakan yaitu analisis tumpang susun dan model Clue-s. Hasil analisis menunjukan bahwa Potensi lahan pertanian pangan berkelanjutan (LPPB) di Kabupaten Pringsewu 22,02% dari luas Kabupaten Pringsewu, LPPB tersebar di Kecamatan Pardasuka, Ambarawa, Pringsewu, Gadingrejo, Sukoharjo, Banyumas, Adiluwih dan Pagelaran bagian selatan dan LPCPPB hanya terdapat di Pagelaran dibagian utara.
Laju alih fungsi lahan sawah pada periode Tahun 1997-2013 mencapai -1,47%/tahun terjadi disekitar sarana aksebilitas. Model spasial Clue-s perubahan LPPB di Kabupaten Pringsewu menggunakan 17 faktor pendorong dengan skenario bebas dan skenario RTRW menghasilkan tingkat akurasi model mencapai 78,63 % atau validitas tinggi, dimana prediksi luas lahan sawah tahun 2031 pada skenario bebas mencapai 10.412,28 ha sedangkan pada skenario RTRW mencapai 12.425,55 ha. Evaluasi penerapan kebijakan RTRW di Kabupaten Pringsewu pada prediksi skenario bebas tahun 2031 mencapai tingkat minimal yaitu 6861,6 Ha atau 47,79% sedangkan pada skenario RTRW mencapai tingkat moderat yaitu 10958.07 Ha atau 76,463%.

Wetland conversion has occurred in the District Pringsewu as a form of increased demand for land for development progress Pringsewu district. Therefore, this study aims to determine potential wetland as a agricultural sustainable food land (LPPB) and a model that describes the phenomenon of land conversion. The method used is overlay analysis and model of Clue-s. The results of the analysis showed that the potential of sustainable agricultural food land (LPPB) is 22.02% of the area in the District Pringsewu, LPPB spread in subdistrict Pardasuka, Ambarawa, Pringsewu, Gadingrejo, Sukoharjo, Banyumas, Adiluwih and southern Pagelaran and LPCPPB only found in the north Pagelaran.
The rate of conversion of wetland in the period 1997-2013 reached -1.47%/year occur around accessibility. Clue-s spatial model LPPB changes in District Pringsewu using 17 driving factors with free scenarios and scenario RTRW produce accuracy rate reaches 78,63% or higher validity, where extensive wetland predictions 2031 free scenario to reach 10.412,28 ha, while in scenario Spatial reach 12.425,55 ha. Evaluation of the implementation of RTRW policy in the District Pringsewu on 2031 predictions free scenario is that a minimum level of 6.861,6 hectares or 47,79% whereas in the RTRW scenarios that moderate levels of 10958.07 hectares or 76.463%.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
T41915
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Qorina Putri Tsani
"Kabupaten Sragen dan Karanganyar merupakan dua kabupaten penyangga pangan di Provinsi Jawa Tengah dengan produksi padi sawah yang cukup tinggi. Fluktuasi nilai produksi padi selama lima tahun terakhir membuat kondisi produksi tidak menentu dan sulit diprediksi. Pemantauan kondisi padi sawah dan metode untuk menghasilkan estimasi luas panen dalam waktu yang singkat sangat diperlukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas citra MODIS dengan indeks vegetasi TSAVI dalam mengestimasi luas panen dan produksi padi sawah. Citra MODIS temporal 16 harian dengan indeks vegetasi TSAVI diklasifikasi sesuai dengan bentuk pola dan nilai kehijauannya. MODIS TSAVI yang sudah diklasifikasi dilakukan analisis menggunakan regresi untuk mengetahui pola pertumbuhan tanaman padi sawah.
Hasil penelitian menunjukkan distribusi spasial dan pola masa tanam tanaman padi sawah di Kabupaten Sragen dan Karanganyar memiliki pergerakan waktu tanam mengikuti aliran irigasi. Estimasi luas panen padi dari citra MODIS TSAVI temporal menghasilkan area seluas 87.227 hektar, atau sebesar 61,42% dari luas total panen eksisting. Kesalahan sebesar 38,58% dalam estimasi luas panen ini disebabkan resolusi spasial citra MODIS yang hanya bisa mencakup 250m x 250m atau sekitar 6,25 hektar di setiap pikselnya. Sehingga sawah yang luasnya kurang dari 6,25 hektar tidak dapat terdeteksi. Selain itu, gap yang diakibatkan oleh mosaic antar scene citra MODIS juga memperbesar standar eror dalam penelitian ini.

Sragen and Karanganyar are the two districts in Central Java that produce a high volume of paddy. The production of paddy in the last five years has been fluctuating, it makes the production of paddy inconsistent and difficult to predict. Monitoring the condition of paddy fields and and find a method to estimate the width of paddy production and harvested area in a short period of time is needed. This research aims to determine the effectiveness of MODIS imagery with TSAVI vegetation index in estimating harvest area and production of paddy. MODIS temporal imagery with TSAVI are classified by temporal pattern and greenness value. The classified MODIS TSAVI analyzed using multiple linear regression to determine the growth pattern of paddies.
The results of this research shows the spatial distribution and planting pattern of the rice paddy in Sragen and Karanganyar are following the movement of irrigation flow. The width of harvest from MODIS TSAVI temporal imagery is estimated to produce about 87.227 hectares, or 61.42% from the existing harvest. A fault of 38,58% in estimating the width of harvest is due to the spatial resolution of MODIS imagery that could only covers 250m x 250m or about 6.25 hectares in each pixel. As the result, the rice paddies fields which have area less than 6.25 hectares can‟t be detected. Moreover, the gap caused by inter-scene mosaic MODIS imagery also increases an error in this research.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S65660
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurus Firdaus
"Kegiatan penambangan emas di Pongkor sejak Tahun 1990 berdampak terhadap degradasi lingkungan dan sosial. Pengelolaan lanskap menjadi kunci dalam menghadapi tantangan tersebut. Adanya kebijakan pengembangan Kemiri Sunan reutealis trisperma Blanco Airy Shaw sebagai tanaman energi dapat menjadi solusi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis spasial lanskap berkelanjutan bagi tanaman tersebut di wilayah ini dan sekitarnya. Metode yang digunakan adalah analisis multi kriteria untuk menentukan kecocokan lahan, pemodelan spasial dinamis menggunakan Markov chain-Celullar automata untuk mengetahui ketersediaan lahan dimasa depan, dan wawancara langsung pada masyarakat untuk mengetahui pemanfaatan dan proyeksi lahan.
Hasil penelitian menunjukkan kesesuaian lahan terutama dipengaruhi topografi dan jenis tanah, sedangkan ketersediaan lahan tidak begitu luas pada lahan terbuka namun meningkat jika dikembangkan pada lahan pertanian. Hasil wawancara menunjukkan adanya kesediaan masyarakat untuk pengembangan tanaman. Lanskap berkelanjutan untuk kemiri sunan di wilayah kerja pertambangan pongkor berada di lokasi pasca tambang dan sekitar pembuangan tailing. Lahan terbuka dan lahan pertanian milik pribadi dapat dialihfungsikan apabila ada mitra usaha atau dukungan pemerintah untuk kepastian pemasaran hasil produksi.

Gold mining activities in Pongkor, Indonesia since 1990 have effect on environmental and social degradation. Landscape management is key to addressing these challenges. Policy of Kemiri Sunan reutealis trisperma Blanco Airy Shaw development as energy crop can be a solution. This study aims to sustainable landscapes spatial analyze for this crop in this area and its surrounding. Method used is multi criteria analysis to determine land suitability, spatial dynamic modeling using Markov chain Cellular automata to identify future land availability, and direct interviews to know land utilization and projection by local people.
Results show that land suitability is mainly influenced by topography and soil types, while land availability is not so wide on bare land but increases if developed on agricultural land. Interview results indicate community 39 s willingness to develop. Sustainable landscape for kemiri sunan at pongkor mine site is located in post mining location and around tailings disposal. Private bare land and agricultural land can be converted if there is a business partner or government support for production marketing certainty.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
T48176
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Safiera Nadya Utama
"Isu food desert (kesulitan akses makanan sehat dengan harga terjangkau) merupakan fenomena yang sudah lama melanda sejumlah wilayah di Amerika Serikat. Uniknya, isu ini memiliki keterkaitan erat dengan rasisme karena mayoritas penduduk yang tinggal di wilayah food desert merupakan penduduk kulit hitam, seperti di wilayah selatan kota Memphis yang pada tahun 2019, dijuluki The Hunger Capital of America.  Artikel ini bertujuan untuk untuk memahami perancangan dan penerapan solusi terhadap isu food desert di wilayah selatan kota Memphis menggunakan lensa konsep local food network dan just sustainability. Penelitian ini juga bertujuan untuk menganalisis bagaimana kesadaran ras dan kelas diintegrasikan dalam solusi yang dirumuskan komunitas lokal, mengingat mayoritas penduduk yang tinggal di wilayah food desert adalah penduduk kulit hitam dalam golongan kelas menengah ke bawah. Terkait dengan aspek berkelanjutan dari konsep just sustainability, penelitian ini juga akan mengevaluasi bagaimana program seperti farmers market dan dapur komunitas yang berupa praktik non-komersial, dapat menjadi solusi isu food desert yang efektif dan dapat dipertahankan dalam jangka panjang.

The issue of food desert (difficulty in accessing healthy food at affordable prices) is a phenomenon that has long plagued a number of regions in the United States. Uniquely, this issue has a close relationship with racism because the majority of the population living in food desert areas are its black population, such as the area of South Memphis, which in 2019, was nicknamed “The Hunger Capital of America”. This article aims to understand the design and implementation of solutions to the food desert issue in South Memphis using the lens of local food network and just sustainability concept. This study also aims to analyze how racial and class awareness are integrated into solutions formulated by local communities, considering that the majority of the population living in the food desert area are black and in the lower middle-class group. Related to the sustainable aspect of the just sustainability concept, this study will also evaluate how initiatives such as farmer's market and community kitchens in the form of non-commercial practices, can be an effective and sustainable solution to the food desert issue in the long term.  "
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Didiet Widiowati
"KIP-MKT III yang dilaksanakan di Kelurahan Karanganyar, Sawah Besar, Jakarta Pusat merupakan salah satu pilot project program perbaikan kampung yang berpusat pada masyarakat, yang mendudukan masyarakat tidak hanya sebagai obyek tetapi juga sebagai subyek (pelaku) pembanganan yang terlibat aktif di dalam proses pembangunan. Untuk itu, melalui pelaksanaan peranan Community Development Coordinator (CDC), pemerintah (Suku Dinas Perumahan DKI Jaya) bekerjasama dengan LSM (YIS) menerapkan model intervensi pengembangan masyarakat sebagai upaya untuk memberdayakan masyarakat agar dapat meningkatkan inisiatif (prakarsa) dan kemampuan (swadaya) masyarakat, sehingga mampu terlibat di dalam proyek tersebut. Oleh karena itu, ruang lingkup permasalahan tesis ini meliputi bagaimanakah pelaksanaan proses pengembangan masyarakat, hasil yang dicapai dan faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan proses tersebut di dalam KIP-MHT III, khususnya pada tahap perencanaan dan pengorganisasian masyarakat.
Untuk mengetahui hal tersebut, dilakukan penelitian yang bersifat deskriptif terhadap pelaksanaan kegiatan KIP MHT III Pengumpulan data dilakukan melalui observasi tidak berstruktur terhadap pelaksanaan kegiatan serta wawancara tidak berstruktur terhadap pihak-pihak yang terlibat di dalam pelaksanaan kegiatan tersebut. Data yang diperoleh, kemudian dianalisa secara kualitatif.
Dari hasil penelitian diperoleh gambaran bahwa kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan pada tahap perencanaan dan pengorganisasian masyarakat meliputi tahap unfreezing, pemantapan relasi perubahan dan freezing. Pada KIP-MHT IlII kegiatan tersebut terdiri dari kegiatan sosialisasi program, persiapan sosial dan pengorganisasian masyarakat, yang di dalam pelaksanannnya dijabarkan ke dalam beberapa kegiatan dengan menggunakan strategi dan teknik tertentu. Adapun strategi dan teknik yang digunakan meliputi strategi therapy pendidikan (education therapy strategy) dan perubahan tingkah laku (behavioral changes strategy), sedangkan teknik yang digunakan meliputi teknik-teknik partisipatif. Dari pelaksanaan kegiatan di atas diperoleh gambaran yang menunjukkan adanya perubahan perubahan pada pandangan, sikap dan perilaku masyarakat terutama menyangkut perubahan kemampuan masyarakat; jangkauan kepentingan; teknologi sosial; teknologi fisik serta organisasi sosial. Hal ini diperoleh dengan cara membandingkan kondisi awal dan kondisi sekarang dari masyarakat lokasi proyek. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan proses pengembangan masyarakat, antara lain menyangkut: kebijakan; kualifikasi CDC; dan kondisi/karakteristik masyarakat Pada umumnya, baik kegiatan-kegiatan yang dilakukan maupun strategi dan teknik yang digunakan di dalam model intervensi community development yang diterapkan pada KIP-MHT III mencerminkan upaya untuk menumbuhkan prakarsa, swadaya, partisipasi dan kerjasama masyarakat Namun demikian, ada kegiatan-kegiatan tertentu yang perlu mendapatkan penekanan serta strategi dan teknik tertentu yang perlu mendapatkan perhatian dan modifikasi sesuai dengan obyek-obyek yang dekat dengan masyarakat.
Keberhasilan pelaksanaan proses pengembangan masyarakat tidak bisa terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhinya, baik menyangkut kualifikasi CDC sebagai pendamping pelaksana program, kondisi/karakteristik masyarakat serta yang paling penting adalah kebijakan pemerintah yang memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk meningkatkan prakarsa, swadaya dan partisipasi masyarakat, sehingga dapat turut serta berperan secara aktif di dalam proses pembangunan.
Apabila pemerintah beritikad melaksanakan arahan alternatif pembangunan yang berpusat pada masyarakat secara konsekwen, maka harus ada kesamaan persepsi antara pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan program pembangunan tentang konsep dan makna dari konsep pembangunan tersebut. Selain itu diperlukan kesiapan sosial dari berbagai pihak yang terlibat terutama menyangkut kebijakan karena perubahan pendekatan strategi pembangunan ini akan menuntut adanya perubahan terhadap kebijakan dan peranan/perilaku pemerintah/birokrat. Oleh karena itu diperlukan aturan-aturan dan mekanisme yang mengatur pelaksanaan program pengembangan masyarakat tersebut."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teguh Adisantoso
"ABSTRAK
Dengan diundangkannya Undang-undang Ko,5 tahun 1960-
tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria, maka diakhirilah dualisme hukum tanah di Indonesia. Setelah tanggal berlakunya UU tersebut yaitu tanggal 24 September I960, maka Hak-hak atas tanah yang ada kemudian hanya terbatas hak-hak atas yang diatur menurut UUPA. Undang-undang Pokok Agraria, didasarkan pada Hukum Adat yakni Hukum aslinya golongan pribumi dalam bentuk tidak tertulis dan mengandung unsur-unsur
niasional yaitu bersifat kekeluargaan, berazaskan keseimbangan dan diliputi oleh suasana keagamaan. Oleh karenanya maka tidaklah mustahil sampai saat ini dalam masyarakat(terutama di pedesaan)masih menggunakan Hukum Adat dalam mengatur status hukum & perbuatan-perbuatan hukum atas tanah mereka,disamping mereka yang telah menggunakan Hukum Agraria Nasional (UXTPA & Peraturan Pelaksanaannya). Desa-Karanganyar merupakan desa yang menjadi Objek penelitian, terletak di Kabupaten Kebumen Jateng, Walaupun beberapa Program Pemerintah di bidang Hukum Agraria(misalnya Pendaftaran Tanah & Prona) belum dilaksariakan oleh aparatnya di deaa setempat, namun masyarakat desa Karanganyar sudah cukup banyak yang menyadari pentingnya serta kemudian melaksanakan Hukum Agraria Nasinal. Hal ini antara lain terbukti di dalam masalah kepastian hukum mengenai Hak-hak atas tanah,di
mana dari 1076 bidang tanah yemg ada diseluruh desa itu yang sudah didaftarkan & memperoleh Sertipikat hak tanahnya dari Kantor Agraria Kabupaten Kebumen adalah sejurnlah 678(H.Milik 12l(H.Guna Bangunan) dan 27(H.Pakai), Disamping itu terdapat hak-hak atas tanah menurut hukum adat yang sifatnya sementa-mata,misalnya Hak Usaha Bagi Hasil; Hak Menumpang atas tanah. Dalam perbuatan-perbuatan hukum atas tanah(misalnya jualbeli
hibah dll) sudah dilaksaiiakan menurut prosedur & ketentuan yang berlaku yaitu setelah dipenuhi syarat-syaratnya,kemudian pelaksanaannya dilakukan dihadapan PPAT untuk dibuat Akta riya, selanjutnya didaftarkan pada Kantor Agraria setempat. Perwakafan Hak Milik atas tanah. banyak dilakukan warga setempat, namun disayangkan semua perwakilan yang pernah dilaksanakan belum sesuai dengan Peraturan yang berlaku yaitu PP.No
28/1977 dan Peraturan Menteri Agama No.1/1978 tentang Perwakafan Taxiah Milik, Perwakafem yang ada hanya secara lisan,tdak dibuat dihadapan PPAIW untuk dibuatkan Akta Ikrar Wakaf,serta tidak didaftarkan pada Instansi Pendaftaran Tanah
Pelaksanaan Lanareform di desa Karanganyar boleh dikatakan tidak berjalan secara baik, yang antara lain disebabkan sangat sedikitnya tanah-tanah yang terkena program Landreform serta tidak dilakukan, penelitian secara teliti dan intensif oleh fihak yang berwenang. Peristiwa hukum atas tanah(misalnya pewarisan) sepandang mengenai pembagian bagian warisan dilaksana
kcin menurut kebiasaan/adat setempat, sedangkan mengenai peralihannya hak atas tanah itu kepada ahli waris setelah dibuaat surat-surat keterangan kematian dan Iain-lain yang dikuat-kaji. Oleh Kepala desa & Camat setempat, kemudian didaftarkan pada Kantor Agraria Kabupaten Kebumen.
Untuk lebih meningkatkan minat masyarakat desa Karanganyar di dalam segi Kepastian hukum mengenai Hak-hak/pebuatan-perbuatn hukum atas tanah yakni melalui Pendaftarannya di Kantor Agraria seksi Pendaftaran Tanah, maka perlu diadakan penyuluhan & bimbingan oleh aparat-aparat Agraria tentang pentingnya memperoleh jaminan Kepastian Hukum Pertanahan dalam masa pembangunan saat ini."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1984
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Fitri Ekarini
"Interaksi negatif dengan manusia muncul sebagai salah satu ancaman utama populasi harimau sumatera. Pendekatan berbasis masyarakat dalam penanggulangan interaksi negatif manusia-harimau sumatera (IMH) dapat menjadi solusi berbasis lokal yang berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan rekomendasi konsep penanggulangan IMH berkelanjutan berbasis masyarakat dengan elaborasi: hotspot IMH; pengetahuan, sikap, perilaku masyarakat; upaya kolektif masyarakat, dan; peran pemangku kepentingan di wilayah penyangga lanskap Bukit Balai Rejang Selatan (BBRS), Bengkulu. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan analisis statistika, spasial, SWOT, dan deskriptif. Zona hotspot IMH tersebar di luar perbatasan lanskap BBRS dengan probabilitas IMH tinggi pada perkebunan atau pertanian di daerah penyangga hutan. Pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap harimau sumatera dan IMH cukup baik, namun perilaku masyarakat cenderung belum mengarah pada perilaku dengan inisiatif positif. Upaya kolektif masyarakat dalam penanggulangan IMH pada kelompok desa dampingan sudah terorganisasi dengan baik. Peran pemangku kepentingan terkait upaya penanggulangan IMH di tingkat desa belum terintegrasi dan memadai. Konsep penanggulangan IMH berkelanjutan berbasis masyarakat dapat tercapai dengan elaborasi aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi dengan dukungan pemangku kepentingan terkait.

Negative interactions with humans emerge as one of the main threats to Sumatran tiger population. Community-based approach in managing human-tiger interaction (HTI) can be a sustainable local-based solution. This study aims to provide recommendation of sustainable community-based HTI management concept by elaborating: HTI hotspot; community’s knowledge, attitude, practice; community’s collective efforts, and; role of stakeholders in the Bukit Balai Rejang Selatan (BBRS) landscape buffer area, Bengkulu. The approach used is quantitative approach with statistical, spatial, SWOT, and descriptive analysis methods. The HTI hotspot zone are spread outside the border of the BBRS landscape with a high probability of HTI on plantations or agricultures in forest buffer areas. Community’s knowledge and attitude towards the Sumatran tiger and HTI is quite good, but community’s behavior tends not to lead to behavior positive initiatives. Community’s collective efforts in managing HTI in assisted village groups have been well organized. The role of stakeholders in efforts to manage HTI at the village level is still not integrated and sufficient. Sustainable community-based HTI concept can be achieved by elaborating environmental, social, and economic aspects with the support of relevant stakeholders."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Casmito
"Skripsi ini membahas variasi keruangan industri manufaktur di Kabupaten Tegal yang bertujuan untuk menjelaskan pola persebaran industri berdasarkan persamaan dan perbedaan industri dalam ruang. Persamaan dan perbedaan industri tersebut dilihat dari potensi dan kinerjanya sedangkan untuk menjelaskan keruangannya digunakan tingkat aksesibilitas dan tingkat aglomerasi industri. Untuk melihat potensi dan kinerja industri digunakan metode location quotient dan shift share. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan keruangan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditinjau dari potensinya, jenis industri di Kabupaten Tegal yang berorientasi pada bahan baku, sebagian besar basis di wilayah yang mempunyai tingkat aksesibilitas dan tingkat aglomerasi yang relatif rendah. Sedangkan jenis industri yang berorientasi pasar, sebagian besar basis di wilayah yang mempunyai tingkat aksesibilitas dan tingkat aglomerasi yang relatif tinggi. Ditinjau dari kinerjanya, sebagian besar jenis industri yang berdaya saing penuh berada di wilayah yang mempunyai tingkat aksesibilitas dan tingkat aglomerasi yang relatif rendah.

The focus of this study is to explain the spatial variation of manufacturing industry in Tegal Regency. The purpose of it is to explain the manufacturing industry distribution pattern based on the sameness and difference (variation) in space. For explaining the variation is used the manufacturing industry potention and performance. The accessibility and agglomeration rate is used to explain the manufacturing industry space aspect. Location quotient and shift share analysis for measuring the manufacturing industry potention and performance. This research is descriptive and use spatial approach.
The result of this research is showing that based on the manufacturing industry potention, most of resources-based industry is base and located in the region with low accessibility and agglomeration rate relatively while the market-based industry is base and located in the region with high accessibility and agglomeration rate relatively. Based on the manufacturing industry performance, most of industry which have full competitiveness is located in the region with low accessibility and agglomeration rate relatively."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S34132
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>