Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 131672 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Galuh Talitha Ayuthia
"Studi ini berfokus pada mencari tahu peran bangunan hijau yang mendukung perilaku Pengguna Bangunan Hijau dan Pembeli Hijau, dibandingkan Bangunan Konvensional yang tidak diberi label Bangunan Hijau. Studi ini meneliti apakah Bangunan Hijau mendukung penggunanya dalam membeli properti residensial, khususnya unit apartemen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pengguna bangunan hijau menjadikan ramah lingkungan sebagai aspek utama dalam memilih properti residensial. Studi sebelumnya telah menemukan bahwa Bangunan Hijau dapat menumbuhkan Pengguna Hijau, dan Pengguna Hijau lama-kelamaan akan menjadi Pembeli Hijau. Data yang diperoleh dari lapangan berupa kualitatif melalui observasi. Pendekatan kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah mencari tahu berapa banyak pengguna bangunan yang memiliki kepedulian yang lebih baik terhadap lingkungan menggunakan Skala CFC dan Parameter Perilaku Seseorang terhadap Lingkungan melalui kuesioner. Brosur Properti fiktif juga digunakan sebagai media penelitian dan wawancara tertulis dilakukan untuk menemukan faktor-faktor yang mendukung pengguna dalam memilih properti residensial hijau.

This study focuses on finding out the role of green buildings that support the behavior of Green Building Users and Green Buyers, compared to Conventional Buildings that are not labeled as Green Buildings. This study examines whether Green Buildings support its users in buying residential property, especially apartment units. This study aims to determine whether users of green buildings make environment friendly as the main aspect in choosing residential property. Previous studies have found that Green Buildings can grow Green Users, and Green Users will eventually become Green Buyers. Data obtained from the field in the form of qualitative through observation. The quantitative approach used in this study is to find out how many building users have a better concern for the environment using the CFC Scale and Parameters of Someone's Behavior towards the Environment through a questionnaire. The fictitious property brochure is also used as a research medium and written interviews are conducted to find factors that support the user in choosing green residential properties."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Davis, Sid
"With thousands of new eco-minded houses being built, and the real estate market becoming more attuned to home-buyers' interests, demand for ecologically efficient living spaces is still exceeding the supply. Yet few resources exist for those wanting to build, buy, or remodel their own home to use less energy and be environmentally sensitive. This practical, reader-friendly guide gives readers all the guidance they need to easily become ecologically responsible homeowners."
New York: American Management Association, 2008
e20448653
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Abram Stevano F.S.M.
"ABSTRAK
Pengembang proyek perumahan mendapatkan keuntungan dengan menjual unit-unit rumah yang terdapat dalam lingkungan perumahan tersebut. Selain rumah, pengembang juga membangun fasilitas-fasilitas pendukung di lingkungannya. Sudah menjadi kewajiban pengembang untuk menambahkan fasilitas ke dalam lingkungan perumahan mereka. Tetapi sebagian pengembang membangun fasilitas, seperti taman lingkungan, dengan hasil yang berkualitas. Sebagian pengembang tersebut tidak hanya melihat kehadiran fasilitas sebagai kewajiban, tetapi juga menggunakan fasilitas tersebut sebagai nilai jual untuk meningkatkan daya jual dari perumahan mereka. Taman lingkungan adalah salah satu fasilitas lingkungan perumahan yang bisa menjadi daya tarik untuk membuat masyarakat mau membeli rumah dari pengembang. Taman lingkungan memiliki manfaat yang baik tidak hanya untuk calon pembeli, tetapi juga untuk pengembang yang membangunnya. Karakteristik ini membuat taman lingkungan menjadi fasilitas yang layak dalam sebuah lingkungan perumahan.

ABSTRACT
Residential developer make their profit from selling houses on their residential property. Residential developer do not only build houses, but also build amenities to support the neighborhood. It is their obligation to include such amenities into their residential development. But some developers make such a good amenities, like a neighborhood park. They rather see the amenities as a potential tool for marketing their properties instead of a duty to be followed. Neighborhood park is one of the amenities which can attract a lot of customers to buy house from the developer. Neighborhood park has some benefits and positive impacts to both the customers and the developers. These characteristics make it worth for neighborhood park to be built as an amenities in a residential environment."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deyda Aminda Putri
"Keadaan lingkungan saat ini sudah semakin memburuk, salah satu penyumbang kerusakan lingkungan terbesar adalah bidang pembangunan. Green building merupakan salah satu jawaban atas kerusakan lingkungan yang mengancam kehidupan kita saat ini. Green building merupakan bangunan yang menimbulkan dampak negatif minimum pada lingkungan. Salah satu aspek green building yang memiliki pengaruh terhadap lingkungan dan penggunanya adalah kulit bangunan. Kulit bangunan dapat berperan sebagai penyaring dan akses elemen dari lingkungan luar serta berpengaruh terhadap kenyamanan visual, termal, dan auditori pada ruang dalam. Gedung South Quarter dipilih menjadi studi kasus untuk menilai kulit bangunan pada green building sesuai dengan sistem penilaian GREENSHIP yang dikeluarkan oleh Green Building Council Indonesia GBCI. Total penilaian GREENSHIP untuk kulit bangunan South Quarter cukup rendah; kenyamanan ruang pada gedung ini masih harus ditopang oleh sistem mekanik yang menggunakan energi listrik. Konsumsi energi untuk kenyamanan ruang dalam dapat dibantu dengan pemanfaatan energi terbarukan pada tapak.

One of the leading forces behind the deterioration of environment is irresponsible construction. Green building is one of the solutions devised to handle this life threatening situation. One of the aspects of green building which affects both environment and users is building skin. Building skin acts as filter and access to external elements building skin also significantly affects visual, thermal, and auditorial comfort inside the building. South Quarter building is inspected as case study to evaluate building skin on green building based on GREENSHIP rating system as stated by Green Building Council Indonesia GBCI. The total score of GREENSHIP of South Quarter building skin is deemed low room comfort within this building is maintained using mechanical system which wastes electrical energy. A decrease in energy consumption for room comfort is possible should cutting edge energy processing be implemented on site.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karamina Idzni Rani
"ABSTRACT
Skripsi ini membahas mengenai prinsip-prinsip yang harus diterapkan pada suatu bangunan agar dapat dikatakan green building. Green building sangat identik dengan prinsipnya untuk menggunakan energi secara efisien baik selama proses kontruksi maupun saat bangunan digunakan. Tidak hanya itu, green building sangat memerhatikan pemanfaatan sumber daya material sehingga bangunan serta proses kontruksinya tidak merusak kelestarian lingkungan. Salah satu material yang menunjang green building adalah bambu. Bambu merupakan material alami yang dapat dibudidayakan dan dapat diperharui dengan cepat. Sehingga pemanfaatannya sebagai material bangunan tidak berdampak buruk bagi lingkungan. Dengan begitu, sebuah bangunan yang menggunakan bambu sebagai material utamanya memilki kualitas green building yang terpenuhi dan berkontribusi dalam menjaga kelestarian lingkungan.

ABSTRACT
This thesis discusses the principles that must be applied to a building so that it can be called as a green building. Green building is very related with the principle of using energy efficiently both during the construction and when the building is used. Not only that, green building is very concerned about the use of material resources so that the building and construction does not damage the sustainability of the environment. One of the materials that supports green building is bamboo. Bamboo is a natural material that can be cultivated and can be renewed quickly. So that its use as a building material does not have a negative impact on the environment. That way, buildings that use bamboo as their main material have fulfilled the quality of green building and contributes to conserving the environment."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vito Lay
"Kinerja residential estate di Indonesia sangat terdampak oleh pandemi Covid-19 selama 2 tahun terkahir ini. Walaupun demikian pembagunan residential estate di Indonesia terus berjalan dengan pesat. Menurut Bank Indonesia Penerapan teknologi informasi di keuangan atau yang biasa dikenal dengan financial technology sangat membantu gaya hidup sosial yang dulu manual dan membutuhkan waktu lama dalam bentransaksi menjadi otomatis dan tidak membutuhkan waktu yang lama lagi, salah satu produk dari fintech ini adalah crowdfunding. Crowdfunding pada residential estate memungkinkan investor untuk terlibat dalam industri tersebut. Crowdfunding pada residential estate mungkin dapat merevolusi industri properti yang lagi mengalami dampak negatif dari pandemi Covid-19 serta yang konservatif dan tidak likuid dengan standar yang tinggi untuk terjun kedalam bisnis tersebut dikarenakan modal yang diperlukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji faktor apa saja yang mempengaruhi masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam implementasi skema equtiy crowdfunding sebagai alternatif pembiayaan pada residential estate. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa faktor prioritas dalam penentuan proyek residential estate pada equity crowdfunding berurutan dari yang prioritas adalah legalitas platform, ekspektasi keuntungan yang ditawarkan, jumlah keberhasilan investasi pada platform, informasi proyek, dan strategi rencana investasi.

The performance of residential estates in Indonesia has been greatly affected by the Covid-19 pandemic for the past 2 years. However, residential estate development in Indonesia continues to progress rapidly. According to Bank Indonesia, the application of information technology in finance or commonly known as financial technology really helps social lifestyles that used to be manual and require a long time in transactions to become automatic and don't take long. One of the products from this fintech is crowdfunding. Crowdfunding on residential estate allows investors to get involved in the industry. Crowdfunding in residential estate may be able to revolutionize the property industry, which is experiencing a negative impact from the Covid-19 pandemic as well as conservative and illiquid ones with high standards to enter the business due to the capital required. This study aims to examine what factors influence the community to participate in the implementation of the equity crowdfunding scheme as an alternative financing for residential estate. From the research results, it is found that the priority factors in determining residential estate projects in equity crowdfunding sequentially from priority are the legality of the platform, the expected benefits offered, the number of successful investments on the platform, project information, and investment plan strategies."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
McCrea, Bridget
""If you're going through the process of buying a home, chances are there are questions you desperately need answers to -- right away! Luckily, The Home Buyer's Question and Answer Book gives you all the crucial information you need, in an easy-to-flip-to format you can easily consult on the run. Featuring more than 150 questions, as well as sample loan applications and other valuable resources, the book provides simple answers to fundamental (yet often daunting) questions such as: * How do I start the homebuying process? * What if I have blemishes on my credit report? * What are the different types of real estate agents and how much do they charge? * How can I ensure an accurate, productive home inspection? * What can I do to ensure a smooth closing? Taking you through the entire process, all the way from the decision to buy to post-sale responsibilities, The Home Buyer's Question and Answer Book is an essential guidebook no first-time home buyer should be without.""
New York: [American Management Association;, ], 2005
e20438436
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Alti Nurmuhariaty Kusmayadi
"Perubahan iklim merupakan respons terhadap peningkatan konsentrasi gas rumah kaca sebagai akibat dari aktivitas manusia. Pada tahun 2015, UNFCCC (United Nations Framework Convention on Climate Change) termasuk Indonesia menandatangani Perjanjian Paris (Paris Agreement). Salah satu kerangka kerja yang disediakan dalam Perjanjian Paris adalah terkait dengan dukungan keuangan/pembiayaan. Green bond didefinisikan sebagai instrumen keuangan pendapatan tetap untuk meningkatkan modal guna membiayai atau membiayai kembali (re-financing) proyek-proyek hijau yang memenuhi syarat. Kecenderungan green bond adalah menciptakan peluang untuk berinvestasi pada lingkungan dengan memberikan nilai terhadap lingkungan dan perekonomian sebuah negara. Namun, representasi green bond dalam pasar obligasi secara global ternyata tidak lebih dari 2%. Meskipun pasar green bond berkembang pesat di Indonesia, namun masih dalam tahap awal. Masalah dalam riset ini adalah fakta bahwa jumlah penerbitan green bond di Indonesia terutama oleh pihak korporasi masih rendah. Padahal kebijakan terkait sustainable finance di telah diberlakukan sejak 2014 dan pengaturan terkait kerangka green bond dan penerbitan green bond juga telah tersedia sejak 2017. Berdasarkan masalah tersebut, tujuan riset ini adalah untuk melakukan evaluasi terhadap kebijakan green bond dan memberikan rekomendasi kebijakan dalam rangka mendukung upaya terwujudnya pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Metode yang digunakan dalam riset ini adalah gabungan antara metode kuantitatif dan kualitatif (mix method) menggunakan quantitative content analysis, analisis statistik deskriptif, analisis finansial dan wawancara mendalam. Hasil riset menunjukkan bahwa green bond di Indonesia memiliki potensi untuk dimanfaatkan sebagai alternatif pembiayaan yang mendukung upaya mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Hal-hal yang menjadi kendala dalam pengembangan pasar green bond di Indonesia antara lain adalah tidak adanya perbedaan keuntungan secara finansial bagi penerbit maupun investor yang berinvestasi pada green bond dan belum optimalnya insentif yang didapatkan bagi pihak yang berinvestasi pada green bond di Indonesia. Kesimpulan dari riset ini adalah diperlukan upaya tambahan dari yang telah dilakukan saat ini, seperti adanya bentuk insentif tambahan bagi pihak yang berinvestasi pada green bond, adanya penguatan regulasi/kebijakan yang dapat mendorong peningkatan dan pengembangan pasar green bond di Indonesia, dan kolaborasi antar pemerintah untuk mendukung pengembangan pasar green bond di Indonesia agar pembangunan berklenajutan dapat terwujud.

Climate change is a response to the increasing concentration of greenhouse gases resulting from human activities. In 2015, the United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC), including Indonesia, signed the Paris Agreement. One of the frameworks provided in the Paris Agreement is related to financial support. Green bonds are defined as fixed-income financial instruments used to raise or refinance capital for eligible green projects. The trend of green bonds aims to create opportunities for investing in the environment, adding value to both the environment and the economy of a country. However, the global representation of green bonds in the bond market is still less than 2%. Although the green bond market in Indonesia is growing rapidly, it is still in its early stages. The issue addressed in this research is the fact that the issuance of green bonds in Indonesia, primarily by corporate entities, remains low. This is despite the implementation of sustainable finance policies since 2014 and the availability of regulations and frameworks for green bond issuance since 2017. Based on this issue, the research aims to evaluate green bond policies and provide policy recommendations to support sustainable development efforts in Indonesia. The research methodology combines quantitative and qualitative methods (mixed method), utilizing quantitative content analysis, descriptive statistical analysis, financial analysis, and in-depth interviews. The research findings indicate that green bonds in Indonesia have the potential to be utilized as a financing alternative that supports sustainable development efforts. Constraints in the development of the green bond market in Indonesia include the lack of financial benefits for issuers and investors in green bonds and the suboptimal incentives provided to parties investing in green bonds in Indonesia. The conclusion of this research highlights the need for additional efforts beyond the current initiatives, such as providing additional incentives for parties investing in green bonds, strengthening regulations/policies to encourage growth and development of the green bond market in Indonesia, and fostering collaboration among governments to support the development of the green bond market in Indonesia to achieve sustainable development goals."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Woodson, R. Dodge
New York: McGraw-Hill, 2009
333.330 684 WOO s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Risya Josephine
"Meskipun implementasi green retrofitting sudah terbukti memiliki peran penting untuk memperbaiki masalah lingkungan, keinginan dan kepercayaan masyarakat terhadap penerapan green retrofitting masih minim. Akar permasalahan terdapat pada tidak adanya standar biaya untuk pekerjaan green retrofitting. Penelitian ini bertujuan untuk menyusun Pedoman Perencanaan Biaya Pelaksanaan Pekerjaan Green Retrofitting pada Bangunan Kantor Bertingkat Tinggi di Jakarta berdasarkan Permen PUPR No. 22 Tahun 2018 guna memudahkan pengguna untuk mengaplikasikan green retrofitting sekaligus meningkatkan akurasi biaya pada pembangunan kantor bertingkat tinggi di Jakarta. Pedoman perencanaan biaya ini juga membahas Work Breakdown Structure (WBS) Green Retrofitting, Klasifikasi Peringkat Green Retrofitting dan Komponen Biaya Pekerjaan Green Retrofitting. Pedoman perencanaan biaya ini diharapkan dapat berfungsi sebagai sebuah standar yang diciptakan oleh perencana pada tahap awal proyek untuk memperkirakan keseluruhan biaya konstruksi yang selanjutnya digunakan oleh owner, konsultan, maupun kontraktor dalam pekerjaan green retrofitting untuk menghasilkan perhitungan biaya yang lebih akurat.

In spite of the well-documented effectiveness of green retrofitting in addressing environmental challenges, the widespread adoption of this approach in Jakarta remains incomplete. The primary underlying factor contributing to this issue is the absence of project cost considerations in green retrofitting initiatives. This study aims to develop Cost-Planning Guidelines for Implementing Green Retrofitting on High-Rise Office Buildings in Jakarta based on PUPR No. 22 Tahun 2018. These guidelines are of utmost importance, as they not only facilitate the advancement of green retrofitting efforts but also enhance project cost accuracy. Additionally, this study delves into various aspects including the Work Breakdown Structure (WBS), building rating systems and cost components in green retrofitting works."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>