Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 148335 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Desy Aldewistya
"Penelitian ini mengeksplor motivasi, konsep diri dan pengalaman indrawi pengamen dalam praktik bermusiknya. Saya menggunakan pendekatan fenomenologi, karena pendekatan itu mampu menggambarkan pengalaman pengamen terkait penampilan musiknya, sebagaimana yang mereka hayati. Secara khusus, saya menggunakan kerangka pemikiran fenomenologi persepsi Merleau-Ponty yang mengetengahkan interaksi subjek-tubuh dan dunianya. Oleh karena itu, motivasi, konsep diri dan pengalaman indrawi yang dimaksud dalam kajian ini berdasar pada pengalaman khas masing-masing pengamen atau penampil musik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi dan konsep diri pengamen sangat beragam dan dinamis. Melalui penelitian ini saya juga menemukan bahwa indrawi pengamen memiliki peran yang besar dalam penampian-penampilan musik mereka.

This research explores the motivation, self-concept, and sensory experience of buskers in their musical practice. I use a phenomenological approach because that approach can describe the experience of buskers related to their musical performances, as they live. Specifically, I use the Merleau-Ponty's phenomenological framework of perception which explores the subject-body and its world interactions. Therefore, motivation, self-concept, and sensory experience referred to in this study are based on the unique experience of each musician or music performer. The results of this study indicate that the motivation and self-concept of buskers are very diverse and dynamic. Through this research, I also found that sensory musicians have a big role in their musical performances."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Konsep diri merupakan cara pandang seseorang mengenai dirinya sendiri. Motivasi untuk rneraih rnasa depan merupakan suatu dorongan dari dalam atau luar dirinya sendiri yang mengarahkan seseorang untuk bertingkah laku dengan tujuan meraih impian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konsep diri anak jalanan usia remaja dan motivasi untuk meraih masa depan. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi. Sampel penelitian ini benjumlah 134 responden yang merupakan anak jalanan di Terminal Depok yang berusia 15-18 tahun dan bersekolah di Sekolah Masjid Terminal Depok yang dipilih secara random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar kuesioner mengenai konsep diri dan motivasi untuk meraih masa depan. Untuk mengukur konsep diri digunakan Tennessee Self Concept Scale yang telah dimodiiikasi, sedangkan untuk rnengukur motivasi untuk meraih masa depan digunakan kuesioner yang telah dibuat sendiri oleh peneliti. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara konsep diri dan motivasi untuk meraih masa depan pada anak jalanan usia remaja di Terminal Depok (alpha = 0,05; p value = 0,000; dan OR = 9,646).

Self-concept is the individual perspective to describe their own self. Motivation to achieve the fiiture is a force either from the outside or inside of individual itself leading them to behave and its purpose is to fulfill their dreams. The purpose of this research is to know the correlation between self-concept and motivation to achieve the future on adolescence street children at Terminal Depok. The methodology that being used in this research is descriptive correlation. The total amount of the sample of this research is 134 respondents that are adolescence street children at Tenninal Depok which age around 15 through 18 years old and they go to school at Sekolah Masjid Terminal Depok, they were being chosen by random sampling. The data was collected by using a questionnaire sheet about self concept and motivation to achieve the future. To measure self concept, researchers used Tennessee Self Concept Scale that has been modified. Besides that, to measure motivation to achieve the future, researchers used the questionnaire that made by ourselves. The collected data is being analyzed by using Chi-Square test. The results of this research showed that there was a significant correlation between self-concept and motivation to achieve the future on adolescence street children at Tenninal Depok (alpha = 0,05; p value = 0,000; and OR = 9,646)."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
TA5915
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tata Septayuda Purnama
"Konsep diri merupakan permasalahan yang dihadapi oleh sebagian selebriti ibukota untuk dapat terus menerus menyesuaikan diri. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi konsep diri di antaranya religiusitas dan dukungan sosial. Permasalahan dalam penelitian ini, yaitu seberapa besar kontribusi variabel religiusitas dan dukungan sosial secara bersama-sama dapat menjelaskan varians peningkatan konsep diri selebriti yang tergabung dalam kelompok pengajian.
Penelitian ini dilandasi tiga teori, yaitu konsep diri menggunakan teori Fitts (1971) yang memiliki delapan dimensi, religiusitas merujuk pada laporan Fetzer Institute (1999) yang menjelaskan dua belas indikator, dan dukungan sosial menggunakan teori Sarafino (2002) yang mencakup lima dimensi.
Metode penelitian menggunakan pendekatan analisis kuantitatif dengan metode survei yang bersifat statistik deskriptif (descriptive statistics), berupa sampel 85 responden komunitas selebriti yang bergabung di Kelompok Pengajian Orbit, Jakarta Selatan. Analisis penelitian ini menggunakan regresi linier dan pengolahan data menggunakan program SPSS- 18.
Kesimpulan penelitian ini diketahui bahwa dimensi dari religiusitas dan dukungan sosial secara bersama-sama bisa diterapkan pada dimensi konsep diri sebesar 86,5%. Sedangkan sisanya sebesar 13,5 % disebabkan oleh aspek-aspek lainnya yang dapat memberikan pengaruh terhadap perilaku konsep diri.

The self-concept of celebrity is a problem faced by some popular celebrity to be able to adjust their continuous personal conformity. Many factors can affect self-concept, such religiosity and social support. This study investigates the contribution of religiosity and social support variables trough the increasing of celebrity's self-concept who joined in the religious study groups.
This study based on three theories: Fitts's self-concept theory (1971) which has eight dimensions, Fetzer Institute report refers religiosity (1999) which describes twelve indicators, and Sarafino's social support theory (2002) which covers five dimensions.
The research method uses quantitative analysis approach with descriptive statistics (descriptive statistics) in a survey method, which took 85 samples joined in religious study celebrity groups named Pengajian Orbit Group, placed in South Jakarta. The study use linear regression analysis, with SPSS-18 data processing programme.
The conclusion of this study note that among 86.5% dimensions of religiosity and social support can be applied for personal self-concept. And the rest of 13.5% influence the behavior of self-concept in other aspects.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T29856
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Namirah Tzalsavila
"Penelitian ini membahas konsep diri yang ada dalam ekspresi dengan kata umpatan di Twitter yang dilakukan oleh dewasa muda yang tinggal di perkotaan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif untuk melihat konsep diri para pengumpat di Twitter. Penelitian ini memiliki tujuan untuk memahami bagaimana konsep diri yang merupakan bagian dari Teori Interaksionisme Simbolik dalam ekspresi mengumpat oleh kaum dewasa muda melalui media sosial Twitter dan mengetahui alasan individu dewasa muda mengumpat menggunakan Twitter. Pengambilan subjek penelitian ini dilakukan menggunakan teknik snowball sampling. Subjek penelitian ini terdiri dari lima orang yang berusia 21-22 tahun dan berdomisili di perkotaan yakni Jakarta dan Surabaya. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam untuk mendapatkan data yang dapat menjawab pertanyaan penelitian. Kesimpulandari penelitian ini menjelaskan bahwa konsep diri setiap individu yang berbeda didapatkan dari interaksi sosial individu dengan keluarga, teman, dan media sosial tetap memicu individu mengungkapkan ekspresi dengan kata umpatan yang kemudian hal ini memberikan kontribusi bagi perilaku mengumpat di Twitter.

This study discusses the self-concept that exist in the expression of swear words on Twitter by young adults who live in urban areas. This research is qualitative research to see the self-concept of the slanderers on Twitter. This study aims to understand how the self-concept which is part of the Symbolic Interaction Theory in the expression of swearing by young adults through social media Twitter and to find out the reasons why young adults swear using Twitter. The subject of this research was taken using snowball sampling technique. The subjects of this study consisted of five people aged 21-22 years and domiciled in urban areas, namely Jakarta and Surabaya. Data collection was carried out by in-depth interviews to obtain data that could answer research questions. The conclusion of this study explain that each individual's different self-concept obtained from individual social interactions with family, friends, and social media still triggers individuals to express expressions with swear words which then contribute to cursing behavior on Twitter."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Liza Anggraeni
"Bailie (1995) melihat bahwa sejak di penghujung akhir tahun 1980 ketika perang dingin berakhir, secara tiba-tiba dunia mulai terperosok dalam kebalauan (confusion), kebencian, permusuhan dan kekerasan. Dikatakannya lagi bahwa dunia kita sedang berada ditengah krisis relijius dan kultural yang hebat. Kota-kota sedang ambruk, proses politik ricuh dan terfragmentasi, rasa tanggung jawab sejarah secara nyata hilang, dan yang lebih serius lagi adalah stabilitas sosial serta psikologik kita tampak membahayakan. Epidemik kriminal, obat-obatan terlarang dan kekerasan merupakan manifestasi dari disintegrasi yang lebih luas dan dalam. Dengan globalisasi fenomena diatas cepat merambah keseluruh bagian dunia, terutama di daerah urban dan akhirnya masuk juga ke daerah rural. (Soemitro, D.S., 2003).
Uraian diatas mengetengahkan keprihatinan yang sama terhadap dunia musik yang mudah terombang-ambing dan tidak tentu arahnya karena musik mempunyai andil besar dalam menemukan kembali dan memulihkan identitas bangsa Indonesia lewat musisi-musisinya. Akhirnya hal ini memicu pemikiran akan bagaimana dampaknya perubahan-perubahan tersebut terhadap konsep diri dan diskrepansi diri musisi. Konsep diri merupakan sebuah skema yang terdiri dari kumpulan beliefs dan feeling tentang dirinya sendiri.Konsep diri juga merupakan kerangka berpikir yang akan mempengaruhi kita dalam mengolah informasi tentang dunia sosial disekeliling kita dan informasi tentang diri kita (Baron & Byrne, 1998).
Penelitian ini ingin melihat, konsep diri dan pembentukan diskrepansi diri pada musisi tersebut dan gambaran independensi musisi yang tercermin dalam karyanya ketika dihadapkan dengan sepak terjang dunia musik yang penuh dengan intrik sekarang ini. Apakah independensi musisi akan berpengaruh pada pembentukan konsep diri aktual, ideal dan sosialnya dan juga pada diskrepansi diri. Diskrepansi yang dimaksud adalah diskrepansi aktual-ideal dan diskrepansi aktual-sosial.
Dalam menjawab rumusan masalah tersebut, penelitian ini akan menggunakan teori komponen konsep diri dari Baron (1994), diskrepansi diri Higgins (1988), teori selfcategorization dari Abraham & Hogg yang menjelaskan tentang independensi. Dan beberapa literatur tentang perkembangan musik di Indonesia. Penelitian menggunakan perpaduan pendekatan kuantitatif yang lebih besar. Subjek penelitian adalah musisi yang berusia 20-40 tahun, telah berkarir sebagai musisi minimal selama 5 tahun, pendidikan minimal SMU, dan berdomisili di Jakarta. Pengolahan data kuantitatif dilakukan dengan menggunakan pengukuran rata-rata, standar deviasi, pengukuran regresi serta effect coding pada regresi berganda, dan sebagai analisa tambahan juga digunakan pengukuran oneway anova untuk independent sample.
Dari hasil penelitian ini ternyata musisi di Jakarta menilai diri yang sesungguhnya, diri yang diinginkan dan diri yang ditampilkan di lingkungan secara positif. Diskrepansi real-ideal dan real-sosial tergolong sangat rendah; ini kemungkinan disebabkan karena subjek sudah terpuaskan dengan dirinya dan dirinya sudah teraktualisasikan dan tersosialisasikan dengan baik. Namun dari hasil kualitatif ditemukan adanya gejala diskrepansi pada subjek musisi yang terjadi karena sifat-sifat subjek yang bertentangan, tuntutan-tuntutan diri yang belum terpenuhi dan pengaruh dari persaingan dan standar yang ditetapkan di industri musik. Tidak ditemukan sumbangan yang berarti dari variabel data kontrol terhadap konsep diri dan diskrepansi diri. Independensi musisi Indonesia tergolong tinggi. Variabel data kontrol berpengaruh terhadap independensi. Independensi dan aspek aktualisasi diri serta aspek industri musik berpengaruh terhadap konsep diri musisi. Musisi yang memaknai independensi secara berbeda juga tidak mengalami diskrepansi diri dan tidak berpengaruh pada konsep diri mereka. Hasil tambahan lainnya mengenai perbedaan rata-rata data kontrol pada konsep diri, diskrepansi dan independensi."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S3384
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aria Ahmad Mangunwibawa
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S3398
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mikha Christina
"Penelitian ini membahas pengaruh konsep diri mahasiswa reguler angkatan 2008 Universitas Indonesia terhadap kecemasan yang dirasakan ketika berbicara di depan umum selama mereka belajar di UI. UI sedang menerapkan program pengembangan proses pembeIajaran berorientasi learner centered yang dikenal dengan nama Program Dasar Pendidikan Tinggi (PDPT). Program ini menginisiasi mahasiswa belajar secara aktif dan mandiri, salah satunya dengan sering menyampaikan pendapat atau presentasi di depart kelas. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskripfif koreIasi pada 96 responden mahasiswa.
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara konsep diri dengan kecemasan berbicara di depan urnum pada mahasiswa reguler angkatan 2008 Universitas Indonesia (p value = 0,045 dan α = 0,05). Peneliti secara khusus menyarankan mahasiswa agar lebih mernperhatikan kualitas konsep dirinya dalarn upaya mengurangi kecemasan demi tercapainya tujuan utama berbicara di depan umum.

The focus of this research is self concept of regular college students in University of Indonesia that affect public speaking anxiety during they study in university. University of Indonesia is applying development program of study process orientate to learner centered or 'Program Dasar Pendidikan Tinggi (PDPT)'. This program initiates students to team actively and autonomous, one of the strategies is by explaining an opinion or taking presentation in front of class.
This research shows the positive correlation between self concept and public speaking anxiety at regular college student 2008 in University of Indonesia (p value = 0,045 and α = 0,05). The researcher suggests especially for the college students that they should pay attention to the quality of their self concept in order to decrease the anxiety and to achieve the main goal of their public speaking.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
TA5762
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Indira Sofiati
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S3507
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Arya Wiryawan
"ABSTRACT
Prestasi akademis mahasiswa merupakan indikator keberhasilan mahasiswa selama mengenyam ilmu di Perguruan Tinggi. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi prestasi akademis seseorang adalah kejelasan konsep diri (self-concept clarity). Penelitian penelitian sebelumnya terkait pengaruh self-concept clarity terhadap prestasi akademis menunjukkan hasil yang berlawanan. Mengacu pada teori self-regulation dan growth mindset, hubungan antara kedua variabel bisa dimediasi oleh variabel grit. Hasil penelitian yang dilakukan pada 349 Mahasiswa Universitas Indonesia semester 3 ke atas menunjukan bahwa grit memediasi secara penuh (fully mediated) pengaruh self-concept clarity terhadap prestasi akademis (indirect effect = 0.0432, BootSE = 0.0128, CI[0.0202,0.0705]).

ABSTRACT
Student academic achievement is an indicator of student success while studying in Higher Education. One factor that can affect one's academic achievement is self-concept clarity. Previous research related to the effect of self-concept clarity on academic achievement shows the opposite results. Referring to the theory of self-regulation and growth mindset, the relationship between the two variables can be mediated by the grit variable. The results of research conducted on 349 University of Indonesia students in semester 3 and above show that grit mediates fully (fully mediated) the effect of self-concept clarity on academic achievement (indirect effect = 0.0432, BootSE = 0.0128, CI [0.0202.0.0705]).
"
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alwin Hernawan
"Pada penelitian ini, peneliti melihat bahwa Pasukan Lima Jari sebagi band genre reggae mengkonsepsikan diri mereka sebagai genre reggae yang berbeda dengan band genre reggae lainnya. Hal tersebut merupakan reaksi dari Pasukan Lima Jari terhadap label menyimpang yang dilekatkan kepada genre reggae. Reaksi dari Pasukan Lima Jari disebabkan mereka menentang konsepsi masyarakat yang cenderung melekatkan label menyimpang pada genre reggae, sehingga mereka membuat sebuah identitas baru yang melepas atribut rastafari namun tetap melakukan kritik sebagaimana genre reggae sejatinya. Secara garis besar penelitian ini menggunakan kriminologi kritis sebagai pendasaran utama. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif yang bersifat observasi partisipan agar peneliti dapat melakukan observasi secara langsung dan memahami pemikiran juga pemaknaan dari Pasukan Lima jari. Pada akhirnya penelitian menukan bahwa usaha yang dilakukan Pasukan Lima Jari bertujuan untuk menghapus label menyimpang yang dilekatkan kepada genre reggae.
In this research , researchers saw that Pasukan Lima Jari as a reggae band concept themselves as a raggae bandn that different other form of reggae band .The reaction of Pasukan Lima Jari against deviating label attached to a reggae .The reaction of an Pasukan Lima Jari caused they fight society conception that tends to make a label deviating on reggae, so that they make a new identity which unties the attribute of rastafari but still do criticism as basic of reggae .As a broad outline this research using critical criminology as main principal. This Research is conducted by the qualitative method with participating observation from researcher, so researcher can do a direct observation and understand the thought also purport of Pasukan Lima Jari. Eventually this research found the efforts by Pasukan Lima Jari that aims to remove the label deviating attached to reggae."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
S57747
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>