Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6304 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bondan Ramadhana Sendy
"Kawasan Pasar Ikan merupakan kawasan dimana artefak bersejarah (pasar ikan hexagon, menara syahbandar, museum bahari) menjadi cagar budaya bangunan. Dalam konteks sejarahnya, kawasan pasar Ikan sebagai gerbang dan cikal bakal kota Jakarta (Port Jacatra). Visi pengembangan kawasan ke arah pariwisata sebagai waterfront. Zona mixed used yang dikembangkan dalam kawasan ini memiliki potensi sebagai bangunan yang digunakan untuk komersil, mengingat konteks sejarah kawasan ini sebagai port perdagangan yang besar. Dalam konteks pariwisata, bangunan ditujukan sebagai atraksi. Bangunan memiliki akuarium besar untuk atraksi wisata sekaligus sebagai water treatment plant yang digunakan untuk memonitor kualitas air yang digunakan untuk karantina ikan hias. Tradefish Show Center dalam kawasan ini memiliki fungsi bangunan yang mengakomodasi pengguna bangunan yaitu turis sekaligus sebagai karantina ikan pra-ekspor.


Pasar Ikan Region where historical artefact (pasar ikan hexagon, menara syahbandar, bahari museum) preserved as cultural herritage. In the Historical Context this region is a gate and preceding Jakarta City (Port Jacatra). This Region vision towards tourism as a waterfront. Mixed Used zone that will be developed in this region have a larger portion of potential to the commercial building, as this region used to be the big trade port. In the tourism context this building developed as an attraction. Big aquarium in this building for tourist attraction and water treatment plant that used to monitored water quality for fish quarantine. Tradefish show center in this region have the function that accommodate user  as a tourist and pre-export fish quarantine."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Ichwan Sofwan
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S5221
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andini Sutianti
"ABSTRAK
Dengan berbagai keterbatasan Industri Kecil dan Menengah (IKM) terutama dalam akses pemasaran, ditambah derasnya arus liberalisasi perdagangan AEC, menjadi ancaman eksistensi IKM DKI Jakarta sebagai sektor usaha dengan kearifan lokal yang tinggi. Permasalahan ini kian kompleks dengan pemangkasan kegiatan fasilitasi pameran dalam lingkup Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi hubungan keikutsertaan pameran dagang serta karakteristik internal IKM terhadap tingkat pertumbuhan omzet. Hasil pengolahan data dengan model logit menunjukkan bahwa beberapa variabel dari kedua faktor tersebut berpengaruh signifikan terhadap probabilitas tingkat pertumbuhan omzet yang tinggi, yaitu rata-rata frekuensi partisipasi pameran dalam setahun dan skala pameran dagang, berupa daya saing layanan terkait produk, cara pemasaran melalui online, domisili IKM di Jakarta Selatan dan Jakarta Utara, merupakan variabel yang berkorelasi signifikan positif, sedangkan, variabel usia partisipasi pameran, sumber pembiayaan pameran oleh Pemerintah dan usia pemilik IKM merupakan variabel yang signifikan berkorelasi negatif terhadap tingkat pertumbuhan omzet.

ABSTRACT
The limitations of Small and Medium Industries (SMIs) in market access, plus the rapid flow of trade liberalization AEC, being a threat to the existence of SMI of Jakarta. These problems are increasingly complex with trimming the exhibition facilitation of Jakarta Provincial Government. This study aims to identify relationship between trade show participation and the internal factor of SMI to turnover growth rate of SMEs Jakarta. The results of data processing with logit model showed that some variables of those factors, significantly correlated to sales growth rate of SMIs. Those variables are: annual average frequency of participation fairs and scale trade shows, the competitiveness of services related to product, online marketing, SMIs domicile in South Jakarta and North Jakarta, is variables that significantly correlated positively to the growth rate of turnover. Another variable; age exhibition participation, trade show financing by the Government and owner age are significantly negatively correlated to the sales growth rate"
2017
T49657
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Fenti Rahayu
"Pada perencanaan MRT Fase 2, Glodok merupakan salah satu bagian dari proyek MRT Fase 2 yaitu kawasan Transit Oriented Development (TOD). Glodok merupakan kawasan Pecinan yang ada di Jakarta Barat, kawasan ini sangat kental dengan nilai historis dan kebudayaan Tionghoa. Terdapat beberapa isu mengenai Glodok, yaitu Past Trauma pada masa tragedi Kerusuhan Mei 1998, kurangnya generasi muda karena mayoritad penduduk di kawasan ini berusia 40–60 tahun, dan kurangnya pengembangan kebudayaan Tionghoa yang dilakukan oleh generasi muda di kawasan ini. Kawasan Glodok ini memiliki potensi diantaranya adalah terdapat tempat wisata, religi, sarana aksesbilitas dan perekonomian perdagangan khas Tionghoa yang masih berjalan. Tempat yang berpotensi tersebut diantaranya adalah Pasar Jaya, Petak Enam, Sekolah Ricci, Gereja Santa Maria de Fatima, Vihara Toa Se Bio, Pasar Petak Sembilan, Vihara Dharma Bakti, Sky Bridge menuju Harco Glodok dan Halte Transjakarta. Tujuan penulisan Tugas Akhir Wenhua Cultural Center ini untuk meningkatkan pengembangan kebudayaan Tionghoa dan menarik generasi muda di Glodok. Dengan metode pengumpulan data, pengamatan ke lokasi Glodok, analisis, perencanaan dan perancangan sehingga menghasilkan sebuah desain perancangan. Program utama Wenhua Cultural Center yaitu Performing and Class. Sebagai wadah edukasi untuk belajar kebudayaan Tionghoa dan pertunjukan untuk pengembangan serta pengenalan kebudayaan Tionghoa. Dengan adanya edukasi dan pertunjukan dapat menarik wisatwan dan menarik generasi muda untuk mengembangkan kebudayaan Tionghoa.

In planning MRT Phase 2, Glodok is a part of the Phase 2 MRT project, namely the Transit Oriented Development (TOD) area. Glodok is a Chinatown area in West Jakarta, this area is very thick with Chinese historical and cultural values. There are several issues regarding Glodok, namely Past Trauma during the May 1998 riots, the lack of a younger generation because the majority of the population in this area are aged 40–60 years, and the lack of development of Chinese culture carried out by the younger generation in this area. The Glodok area has potential including tourist, religious, accessibility facilities and a typical Chinese trade economy that is still running. The potential places include Pasar Jaya, Petak Enam, Ricci School, Santa Maria de Fatima Church, Toa Se Bio Temple, Petak Sembilan Market, Dharma Bakti Temple, Sky Bridge to Harco Glodok and Transjakarta bus stops. The purpose of writing this Wenhua Cultural Center Final Project is to enhance the development of Chinese culture and attract the younger generation in Glodok. With the method of data collection, observation of the Glodok location, analysis, planning and design to produce a design. The main program of the Wenhua Cultural Center is Performing and Class. As an educational forum for learning Chinese culture and performances for the development and introduction of Chinese culture. Education and performances can attract tourists and attract the younger generation to develop Chinese culture."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Taweksaka Ilyas Nugraha
"Dalam merespon lingkungan yang berkelanjutan, proyek ini fokus pada konsep upcycling, yang mengedepankan penggunaan kembali bahan-bahan bekas dan limbah untuk mengurangi dampak lingkungan. Upcycling Community Center didesain sebagai pusat yang mempromosikan praktik upcycling melalui workshop, galeri, dan ruang pameran. Material yang digunakan dalam konstruksi bangunan juga diperoleh dari limbah daur ulang, seperti kayu bekas, logam, dan kaca daur ulang. Selain itu, proyek ini menggunakan sumber energi terbarukan, seperti panel surya dan sistem pengumpulan air hujan untuk meminimalkan penggunaan energi dan sumber daya alam. Upcycling Community Center juga berfungsi sebagai pusat pendidikan dan kesadaran lingkungan. Dalam desainnya, proyek ini menyediakan ruang untuk kelas, seminar, dan lokakarya yang berkaitan dengan lingkungan dan upcycling. Komunitas lokal dapat mengakses dan memanfaatkan sumber daya dan pengetahuan yang ada di pusat ini untuk mengembangkan praktik berkelanjutan. Selain aspek lingkungan, proyek ini juga merespon konsep Transit Oriented Development (TOD), yang bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang berfokus pada transportasi berkelanjutan

In response to the sustainable environment, the project focuses on the concept of upcycling, which emphasizes the reuse of used and waste materials to reduce environmental impact. The Upcycling Community Center is designed as a center that promotes upcycling practices through workshops, galleries, and exhibition spaces. The materials used in the construction of the building were also obtained from recycled waste, such as scrap wood, metal, and recycled glass. In addition, the project uses renewable energy sources, such as solar panels and rainwater collection systems to minimize the use of energy and natural resources. Upcycling Community Center also serves as a center for environmental education and awareness. In its design, the project provides spaces for classes, seminars, and workshops related to the environment and upcycling. Local communities can access and utilize the resources and knowledge available at the center to develop sustainable practices. In addition to the environmental aspect, the project also responds to the concept of Transit Oriented Development (TOD), which aims to create an environment that focuses on sustainable transportation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Reynaldi
"Glodok merupakan salah satu kawasan unik yang menjadi perhentian moda transportasi MRT fase 2. Glodok telah lama dikenal oleh masyarakat sebagai kawasan pecinan yang kental akan pusat elektronik dan kuliner. Kehadiran pemberhentian MRT pada kawasan Glodok dapat memberi peluang bagi kawasan dan masyarakat sekitar, baik dari segi usaha maupun peluang lainnya. Namun demikian, tanpa perencanaan yang jelas, daya tarik ini dapat perlahan menggusur identitas kawasan Glodok beserta masyarakatnya. Proyek Glodok Culinary Center berada pada sebuah masterplan kawasan TOD baru yang Bernama ‘Neo – Glo(w)dok’. Kawasan TOD baru ini bertujuan untuk menciptakan sebuah lingkungan dimana bisnis, masyarakat, serta identitas Glodok dapat bersinergi dengan tepat, sehingga tidak menghilangkan satu sama lain. Glodok Culinary Center merupakan sebuah pusat kuliner, tidak hanya terdapat proses jual beli makanan, proyek ini dirancang untuk dapat mewadahi proses penyaluran informasi melalui ruang-ruang workshop dan kelas memasak. Dengan kehadiran Glodok Culinary Center, diharapkan masyarakat dapat memanfaatkannya tidak hanya untuk meningkatkan perekonomian melalui penjualan makanan, namun dapat melestarikan baik resep maupun budaya dalam kuliner kepada khalayak umum, serta menjadi pusat komunitas kuliner di Glodok.

Glodok is one of the unique areas that will be a stop for the MRT phase 2 transportation mode. Glodok has long been known by the public as a Chinatown area that is thick with electronic and culinary centers. The presence of the MRT stop in the Glodok area can provide opportunities for the area and surrounding communities in terms of business and other opportunities. However, without thoughtful planning, this attraction can slowly erode the identity of the Glodok area and its people. The Glodok Culinary Center project is located in a new TOD masterplan called 'Neo - Glo(w)dok'. This new TOD area aims to create an environment where business, community, and Glodok's identity can synergize appropriately, so as not to eliminate each other. Glodok Culinary Center is a culinary center, not only for the buying and selling of food, the project is designed to accommodate the process of information distribution through workshops and cooking classes. With the presence of Glodok Culinary Center, it is hoped that the community can use it not only to improve the economy through food sales, but can preserve both recipes and culture in culinary to the general public, and become the center of the culinary community in Glodok.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Darmawan Winaga
"Sebuah bagian dari rancangan ulang dari kawasan Pasar Baru, dirancang untuk mendukung visi dari rancangan Kawasan Pasar Baru yaitu menjadi pusat perdagangan barang dan jasa skala kota yang berbasis TOD tanpa menghilangkan identitas aslinya. Rancangan ini dilatarbelakangi sejarah dan identitas dari Jalan Pecenongan sebagai pusat kuliner malam hari sejak tahun 1970-an. Sebagai muka dari Jalan Pecenongan mencoba untuk mengumpulkan kuliner kuliner ternama menjadi satu tempat (one stop culinary service), mulai dari kuliner pinggiran hingga restoran. Sebagai urban generator di Jalan Pecenongan, rancangan ini menyumbangkan sebagian kecil ruang terbangun menjadi ruang yang dapat difungsikan sebagai jalan pintas pejalan kaki sekaligus mendukung konsep kantung pejalan kaki pada perancangan ulang kawasan ini. Kawasan pasar baru yang terkenal dengan kawasan melting pot (percampuran budaya India, Indonesia, dan China) menjadi potensi historical pada rancangan ini. Sehingga bangunan ini, mengusung konsep “mengaduk makanan” sebagai representasi percampuran kuliner India, Indonesia, dan Chinese sebagai sirkulasi pengguna. Rancangan mencoba menangkap dari pergerakan pejalan kaki di sepanjang jalan trotoar dan masuk ke dalam bangunan menuju pusat kuliner dengan menggunakan ramp. Sebagai pusat kuliner, dapur bukanlah menjadi area yang ditutupi melainkan menjadi area yang ditampilkan sebagai atraksi bagi pengunjung maupun pejalan kaki.

A part of the redesign of the Pasar Baru area, designed to support the vision of the Pasar Baru area design, which is to become a center for trade in goods and services on a city scale based on TOD without losing its original identity. This design is based on the history and identity of Jalan Pecenongan as a nighttime culinary center since the 1970s. As a face of Jalan Pecenongan, we try to collect famous culinary culinary delights into one place (one stop culinary service), ranging from suburban culinary to restaurants. As an urban generator on Jalan Pecenongan, this design contributes a small portion of the built space into a space that can be used as a pedestrian shortcut while supporting the concept of a pedestrian pocket in the redesign of this area. The new market area which is famous for its melting pot area (a mixture of Indian, Indonesian, and Chinese cultures) is a historical potential in this design. So that this building carries the concept of "stirring food" as a representation of the mixing of Indian, Indonesian, and Chinese cuisines as the circulation of users. The design tries to capture the movement of pedestrians along the sidewalk and into the building towards the culinary center by using a ramp. As a culinary center, the kitchen is not a covered area but an area that is displayed as an attraction for visitors and pedestrians."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Maudy Clevanya Suprayogi
"Sebuah bagian dari rancangan ulang dari kawasan Pasar Baru, Jakarta Pusat, DKI Jakarta yang dirancang bukan hanya mewadahi dan memfasilitasi sejarah Kota Jakarta yang otentik untuk dinikmati para pengunjungnya, namun juga untuk mendukung kehidupan sehari-hari para penduduk yang hidup di dalamnya. Rancangan ulang ini dilatarbelakangi oleh peran area Pasar Baru yang memiliki peran penting sebagai area perdagangan, kuliner dan area yang sangat bersejarah bagi warga DKI Jakarta. Dengan tersebarnya bangunan bersejarah pada area Pasar Baru maka nilai sejarah area perlu dilestarikan dengan cara yang paling sesuai dengan masa kini, sehingga warga bisa mengingat perjuangan serta sejarah Kota Jakarta. Selain sejarah, area Pasar Baru memiliki potensi yang besar dalam aspek perekonomian dan budaya sehingga revitalisasi juga berfokuskan pada aspek perekonomian dan kebudayaan kota. Revitalisasi Pasar Baru dilakukan dengan membagi area tersebut menjadi 4 distrik, dimana distrik-disttrik tersebutini mempunyai fokusannya masing-masing. Bangunan Recherche dibangun pada Distrik 2, yang dimana mempunyai orientasi pada pusat transit harmoni. Bangunan Recherche mempunyai peran dalam distrik sebagai pusat perbelanjaan yang berbasis keberlanjutan dan bersumber dari lokal, sehingga warga yang hidup pada area Pasar Baru dapat merintis kehidupan yang berarahkan keberlanjutan.

A part of the redesign of the Pasar Baru area, Central Jakarta, DKI Jakarta which is designed not only to accommodate and facilitate the authentic history of the City of Jakarta for visitors to enjoy, but also to support the daily lives of the residents who live in it. This redesign is motivated by the role of the Pasar Baru area which has an important role as a trade, culinary and historical area for the residents of DKI Jakarta. With the spread of historic buildings in the Pasar Baru area, the historical value of the area needs to be preserved in a way that is most appropriate to the present, so that residents can remember the struggles and history of the City of Jakarta. In addition to history, the Pasar Baru area has great potential in terms of economy and culture, so the revitalization will also focus on the economic and cultural aspects of the city. The revitalization of Pasar Baru is carried out by dividing the area into 4 districts, where these districts have their respective focuses. The Recherche building is built in District 2, which is oriented towards the transit center of harmony. The Recherche building has a role in the district as a shopping center based on sustainability and locally sourced, so that residents living in the Pasar Baru area can start a life that is oriented towards sustainability."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Iffrin Delifiano
"Manggarai Dance Center didedikasikan untuk melestarikan, mengembangkan, dan mempromosikan warisan tari tradisional komunitas Manggarai sekaligus merangkul berkembangnya seni tari kontemporer. Pusat ini menyediakan ruang komprehensif untuk pelatihan pertukaran budaya yang mengintegrasikan inovasi modern sambil mempertahankan keaslian tradisi tari Manggarai. Terintegrasi dengan konsep Transit-Oriented Development (TOD), pusat ini menyediakan akses yang mudah melalui transportasi publik, memastikan partisipasi yang luas dari masyarakat. Dengan mendorong keterlibatan dan aksesibilitas komunitas, Pusat Tari Manggarai tidak hanya memupuk bakat lokal tetapi juga menjembatani pemahaman dan apresiasi budaya, menjadikannya pusat yang dinamis bagi penduduk dan pengunjung.

Manggarai Dance Center is dedicated to preserving, developing, and promoting the traditional dance heritage of the Manggarai community while embracing the growth of contemporary dance. The center provides a comprehensive space for training and cultural exchange, integrating modern innovations while maintaining the authenticity of Manggarai dance traditions. Integrated with the concept of Transit-Oriented Development (TOD), the center provides easy access through public transportation, ensuring wide community participation. By fostering community engagement and accessibility, Manggarai Dance Center not only nurtures local talent but also bridges cultural understanding and appreciation, making it a dynamic hub for both residents and visitors.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Ichsan
"ABSTRAK
Sebagai institusi, science center PP-IPTEK masih terkesan eksklusif,
sementara tatanan sosial masyarakat telah banyak berubah seiring dengan
pengaruh globalisasi yang beriklim inklusif. Maka tentu saja situasi eksklusif
seperti ini sudah tidak lagi relevan dengan perubahan sosial yang terjadi, dan
menjadi suatu ancaman bagi keberlangsungan institusi mengingat fungsi science
center yang sangat berhubungan erat dengan masyarakat, yaitu sebagai
komunikator. Oleh karena itu perubahan ke arah inklusif adalah salah satu solusi
yang tepat untuk science center PP-IPTEK. Inklusivitas merupakan karakteristik
sosial di era globalisasi ini yang menuntut adanya pengakuan dan penghargaan
terhadap keragaman, keterbukaan, dan kebersamaan dalam seluruh aspek baik
organisasi, sumber daya manusia, tata kelola, layanan, hingga fasilitas sarana dan
prasarana. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi
apakah inklusivitas sudah diterapkan di PP-IPTEK atau belum, serta bagaimana
seharusnya agar PP-IPTEK menjadi science center yang inklusif. Maka ditemukan
bahwa melalui perbaikan dan peningkatan kualitas maupun kuantitas seluruh
aspek di PP-IPTEK serta dengan pendekatan universal design, PP-IPTEK akan
menjadi science center yang inklusif.

ABSTRACT
As an institution, PP-IPTEK still seem to be exclusive, while the social
order has been a lot of changes by the impact of globalization created an
inclusiveness. Then of course the exclusive situation like this is no longer relevant
to the social changes that occurred, and became a threat to the survival of the
institution given the function of science center that is closely associated with the
society, that is as a communicator. Therefore a change in the direction of inclusive
is one perfect solution for PP-IPTEK. Inclusiveness is a social characteristic in
this era of globalization that demands the recognition and appreciation of
diversity, openness, and togetherness in all aspects of both organizations, human
resources, governance, services, facilities and infrastructure to the facility. This
study aims to identify and evaluate whether inclusiveness is applied in PP-IPTEK
or not, and how should that PP-IPTEK into an inclusive science center. It was
found that through the improvement and enhancement of quality and quantity in
all aspects in PP-IPTEK as well as with the universal design approach, PP-IPTEK
will become an inclusive science center."
2013
T35837
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>