Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 147187 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ilham Octaperdana
"Manu adalah bahasa Sumba dari Ayam kampung yang merupakan persembahan penting dalam ritual adat orang Kampung Tarung. Karena itu, menyediakan manu bukanlah hal yang sederhana dan selalu menyimpan cerita yang menarik. Pada kenyataannya banyak orang Kampung Tarung yang tidak mampu membeli manu untuk kebutuhan ritual. Ironisnya mereka lebih memilih untuk membeli manu dari pada menternak dan merawatnya dari kecil padahal kebanyakan orang mampu dan memiliki sumber daya menternak manu sendiri. Penelitian ini berfokus kepada bagaimana orang Tarung menyelesaikan masalah kekurangan manu ketika mereka membutuhkannya untuk keperluan ritual. Penelitian menggunakan metode etnografi dan menggunakan konsep materialis yang dikembangkan oleh Marvin Harris sebagai dasar pemikiran dan penjelasan. Penelitian berusaha menjawab teka-teki di balik permasalahan hutang dan uang yang menjadi mekanisme penyediaan hewan suci di tengah perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat Kampung Tarung. Solidaritas sosial di antara warga Kampung Tarung dengan kampung lain ternyata membantu warga Tarung untuk menyelesaikan persoalan penyediaan manu di tengah perubahan pola relasi dan ekonomi warga

Manu means domestic chicken in Sumbanese language that is an essential offering in the traditional rituals of Tarung Villagers in West Sumba. Therefore, providing manu is not a simple matter that uncovers interesting stories. In reality, many Tarung Villagers cannot self-fulfilled the needs of manu for their rituals. Ironically most of the villager prefers buying manu rather than breeding even though most of them are able and have enough resource for raising chickens as livestock. This thesis focuses on how Tarung People solve shortages of manu for ritual needs using the concept of materialism developed by Marvin Harris as a basis for thinking and explanations. Here, this thesis aims to answer riddles related to the problem of debts and the using of money for exchange and transaction as a mechanism for Tarung people to provide the sacred animal. Amid social change that occurs in the Tarung community, social solidarity among the villagers and relation with people from other villages turned out to accommodate citizens of Tarung Village to solving the problem of providing manu for the rituals offerings."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fachri Muzaqii
Jakarta: Direktort Kepercayaan Terhadap Tuhan YME dan tradsi, 2018
959.813 FAC s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Freud, Sigmund, 1856-1939
Pasuruan : Pedati , 2005
155.2 FRE p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Meygie Licara
"Ojek merupakan sebuah society yang menempati ruang orang lain. Ruang ini bukanlah ruang yang seharusnya untuk kehadiran mereka. Dalam kesehariannya, ojek dengan aktivitas sehari-harinya menciptakan suatu produksi ruang pada ruang yang ditempatinya. Kejelian melihat suatu ruang eksisting, pemanfaatan tata ruang, dan pemilihan waktu yang tepat merupakan taktik arsitektur yang dilakukan ojek agar dapat melakukan aktivitas di ruang yang tak seharusnya itu. Akibat dari perlakuan taktik arsitektur ini, ojek mampu mengubah ruang eksisting tanpa harus menghancurkannya.

Motorcycle taxi is a society which is occupying someone else space. This space is should not the space for their presence. In everyday life, motorcycle taxi and their daily activities creates a production space at the space they occupied. The sharpness in understanding existing space condition, the ability to turn existing spatial arrangement into an advantage, and the ability to define the right time, are architectural tactics executed by motorcycle taxi in order to seize existence which is their should not have. The executions of those tactics change the existing space without having to destroy it."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S52349
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Matdoan Rifkiah Aisyah
"ABSTRAK
Desa Kalena Rongo di Kabupaten Sumba Barat Daya adalah desa dengan higiene dan sanitasi yang buruk. Keadaan tersebut merupakan faktor risiko infeksi protozoa usus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi infeksi protozoa usus dan hubungannya dengan usia dan jenis kelamin penduduk Desa Kalena Rongo. Desain penelitian cross-sectional dilakukan di salah satu dusun (dusun 1) yang dipilih secara acak. Data diambil pada Bulan Juni 2014 dengan mengikutsertakan semua penduduk dusun 1 sebagai subjek penelitian. Subyek dibagikan pot untuk diisi feses dan diberikan kepada peneliti keesokan harinya. Feses diberi formalin 5% dan diperiksa di laboratorium Parasitologi FKUI 3 hari kemudian. Sampel feses dibuat sediaan apus, diwarnai lugol lalu diperiksa dengan mikroskop. Data diolah dengan SPSS versi 20 dan diuji dengan chi-square. Dari 424 sampel feses, 185 sampel (prevalensi 44%) positif protozoa yaitu B.hominis 34,4%, E.histolytica 17,7% dan G.lamblia 4,2%. Prevalensi infeksi protozoa usus berhubungan dengan jenis kelamin(p=0,01) dan kelompok usia (p=0,007). Perbedaan bermakna juga ditemukan pada kelompok usia dengan infeksi campur protozoa (p=0,024).Disimpulkanprevalensi infeksi protozoa usus pada penduduk Kalena Rongo berhubungan dengan jenis kelamin dan usia. Infeksi campur protozoa juga berhubungan dengan usia.

ABSTRACT
Kalena Rongo Village, located in South West Sumba, is a village with poor hygiene and sanitation; risk factors for intestinal protozoan infections. This study was conducted in order to know the prevalence of intestinal protozoan infections and its relation to age and sex among people in Kalena Rongo village. This cross-sectional study was conducted in June 2014. Subjects were given pot to be filled by stool and to be given to researcher on the next day. Stool samples were mixed with 5% formalin and examined in laboratory of Parasitology FMUI three days later. Stool samples were smeared, stained by lugol, and examined under the microscopes. Data were processed by SPSS version 20 and analyzed with chi-square. From 424 stool samples, 185 samples (44% prevalence) were positively infected by B. hominis 34.4%, E. histolytica 17.7%, and G.lamblia 4.2%. Prevalence of intestinal protozoan infection is related with sex (p=0.01) and age (p=0.007). Significant difference was found between age and mixed protozoan infections (p=0.024). Therefore, prevalence of intestinal protozoan infections among people of Kalena Rongo village was related with sex and age. Mixed infections also related to age."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Praditya Yudha
"Isu sosial tentang politik dan agama melatarbelakangi sejumlah konflik ataupun ujaran kebencian di beberapa media. Akan tetapi, kehidupan masyarakat Tulungagung menunjukkan nuansa kerukunan sebagaimana data Data Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kab. Tulungagung mencatat ketiadaan konflik sosial sepanjang tahun 2017-2019. Merujuk Teori Konstruksi Sosial atas Realitas dan mediatisasi -yang menyatakan konteks sosial budaya melandasi praktik komunikasi dan penggunaan media-, studi ini berargumen bahwa engagement media masyarakat Tulungagung memiliki kaitan dengan guyub rukun sebagai nilai sosial budaya. Untuk itu, studi ini bertujuan untuk memahami interelasi masyarakat Tulungagung dengan media dalam konteks guyub rukun. Studi ini menggunakan etnografi sebagai metode penelitian demi memahami pengalaman, makna, dan praktik keseharian guyub rukun dari perspektif masyarakat Tulungagung. Temuan studi menunjukkan bahwa masyarakat membangun makna guyub rukun dari perspektif politik, sejarah, dan sosial budaya. Guyub rukun kemudian membentuk kesadaran kognitif dan diimplementasikan masyarakat dalam praktik-praktik sosial. Masyarakat Tulungagung juga membangun mekanisme bersama untuk menjaga guyub rukun melalui kebiasaan, aktivitas sosial budaya, dan penyelesaian konflik yang mengutamakan nilai kebersamaan, keharmonisan, inklusivitas, kepedulian, dan saling menghormati. Dalam kesehariannya, masyarakat menggunakan media untuk mendiseminasi, meneguhkan, dan merepresentasikan guyub rukun, menjaga nilai lokalitas, mengelola konflik, memunculkan eksistensi subkultur, membentuk relasi sosial yang harmonis, serta menyajikan informasi secara cepat, valid, dan sesuai dengan konteks sosial.

Social issues regarding politics and religion are the background for a number of conflicts or hate speech in several media. However, the life of the people of Tulungagung shows nuances of harmony as data from the National Unity Agency and Politics of the Regency Tulungagung recorded the absence of social conflict throughout 2017-2019. Referring to the Social Construction of Reality Theory and mediatization -which states that the socio-cultural context underlies the practice of communication and media use-, this study argues that media engagement in the Tulungagung society is related to togetherness and harmony (guyub rukun) as a socio-cultural value. For this reason, this study aims to understand the interrelationships between the Tulungagung society and the media in the context of guyub rukun. This study uses ethnography as a research method to examine the experiences, meanings, and daily practices of guyub rukun from the perspective of the Tulungagung people. The findings of the study show that society constructs the meaning of guyub rukun from a political, historical and socio-cultural perspective. Guyub rukun then forms cognitive awareness and is implemented by the society in their social practices. The Tulungagung society has also built a joint mechanism to maintain guyub rukun through customs, socio-cultural activities and conflict resolution that prioritizes the values of togetherness, harmony, inclusiveness, caring and mutual respect. In their daily lives, people use the media to disseminate, strengthen and represent the harmonious society, maintain local values, manage conflict, bring out the existence of subcultures, form harmonious social relations, and provide information quickly, validly and in accordance with the social context."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Efrem Zuba
"Marapu adalah sistem kepercayaan masyarakat Sumba di Nusa Tenggara Timur. Disebut kepercayaan religi karena kegiatan-kegiatan pemujaan kultus dengan segala upacaranya dilakukan menurut suatu sistem yang tertentu. Penganut Marapu meyakini adanya kuasa ldquo;Yang Ilahi rdquo; yang menciptakan dan menguasai alam semesta. Akan tetapi Ia seolah-olah kurang memainkan peranan yang penting dalam kehidupan manusia. Dalam kehidupan religi sehari-hari kuasa-kuasa lain yang memainkan peranan adalah kuasa yang lebih rendah, yaitu Marapu. Marapu, artinya di rdquo;-pertuan rdquo; atau di- ldquo;mulia rdquo;kan. Marapu adalah kekuatan supranatural yang tampil dalam berbagai macam bentuk. Marapu adalah para leluhur yang telah selamat. Marapu berstatus mulia dan sakti sehingga harus dihormati dan dipuja. Peran Marapu adalah penghubung dan pengantara antara manusia dengan ldquo;Yang Ilahi rdquo;; mengontrol kehidupan manusia, memberkati atau pun menghukum. Marapu akan senang kalau diperhatikan oleh manusia dengan mempersembahkan sesaji. Konsep keselamatan menurut kepercayaan Marapu adalah terciptanya keseimbangan, keselarasan dan harmoni hidup, kesehatan dan kesejahteraan selama di dunia ini dan tercapainya tujuan hidup dalam persatuan dengan para leluhur/Marapu di ldquo;Kampung Marapu rdquo;. Agar rdquo;keselamatan rdquo; itu terjamin, maka manusia harus tetap berkomunikasi, menjalin hubungan dan harmoni dengan Marapu. Jika terjadi malapetaka karena ulah manusia sehingga terjadi konflik dan merusak hubungan dengan Marapu, maka manusia harus memulihkan dengan cara melakukan berbagai ritual. Bagi manusia dan tanaman padi- jagung yang mati tidak wajar, harus dilaksanakan ritual zaigho. Ritual zaigho adalah ritual pemulihan hubungan dan harmonisasi antara penganut Marapu dengan Marapu. Masalahnya adalah bagaimana proses pemulihan hubungan dan harmonsasi serta pewarisannya? Proses pemulihan hubungan dan harmonisasi terjadi saat pelaksanaan ritual zaigho yang melibatkan Marapu, sarana/media seperti usus halus ayam dan atau hati babi serta kemahiran Rato Marapu bernegosiasi. Pelaksanaan ritual zaigho secara utuh dan lengkap pasti memulihkan hubungan dan harmonisasi antara penganut Marapu dan Marapu. Ketika ritual zaigho dilaksanakan, maka pada saat itu juga terjadi pewarisan ritual zaigho.

Marapu is a belief system of Sumba people in East Nusa Tenggara. Called belief religion because the activities of worship cults with all ceremonies done according to a system that certain. Marapu believers have the power of the Divine that creates and controls the universe. But he seems to play less important role in human life. In everyday religious life other powers that play a role are lower power, that is Marapu. Marapu, meaning in ktuan or noble right. Marapu is a supernatural power that appears in various forms. Marapu is the surviving ancestor. Marapu is noble and powerful and must be respected and revered. Marapu 39 s role is the link and mediator between man and the Divine Controlling human life, blessing or punishing. Marapu would love to be noticed by human by offering offerings. The concept of salvation according to Marapu 39 s belief is the creation of balance, harmony and harmony of life, health and well being in this world and the achievement of the purpose of life in union with the ancestors Marapu in Kampung Marapu . In order for safety to be assured, man must remain in communication, establish relationships and harmony with Marapu. If there is a catastrophe due to human activities resulting in conflicts and damage relations with Marapu, then humans must recover by performing various rituals. For mere mortals and dead corn beans, an zaigho ritual must be performed. The zaigho ritual is a ritual of restoring relationships and harmonization between Marapu and Marapu. The problem is how the process of relationship recovery and harmony and its inheritance The process of relationship restoration and harmonization occurs during the implementation of the zaigho ritual involving Marapu, mediums such as chicken intestine and pig liver and Rato Marapu 39 s finesse to negotiate. The full and complete implementation of zaigho rituals definitely restores the relationship and harmonization between Marapu and Marapu. When the ritual of zaigho was performed, at that time there was also the inheritance of the zaigho ritual. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
T49792
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prita Setya Maharani
"Banyak tradisi di Indonesia yang keberadaannya terancam oleh kapitalisme global dan paparan media, salah satunya tradisi Seren Taun di Kampung Urug. Seren Taun adalah ritual adat di Jawa Barat yang dilaksanakan setiap akhir panen. Ritual merupakan perwujudan rasa syukur kepada penguasa alam, terutama Dewi Sri yang diyakini sebagai Dewi Panen. Tesis ini akan menyoroti praktik komodifikasi Seren Taun di Kampung Urug yang digunakan untuk mengembangkan bisnis pariwisata di daerah tersebut. Studi ini juga akan membahas kompleksitas proses budaya, termasuk bagaimana aktor kebudayaan terlibat dalam pembangunan dan komersialisasi Kampung Urug. Penelitian ini juga menelisik keterlibatan tokoh-tokoh lokal maupun non-lokal dalam proses komodifikasi Kampung Urug. Wawancara mendalam dan observasi lapangan dilakukan untuk mengumpulkan data dan informasi melalui etnografi. Selain itu, perspektif budaya juga dilibatkan untuk menggali secara kritis penggunaan budaya untuk kepentingan ekonomi. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa isu pembangunan negara dan peran publikasi media massa telah mengubah Kampung Urug dalam banyak aspek. Selain itu, strategi warga Kampung Urug dalam menghadapi industri pariwisata juga dipaparkan. Melalui penelitian ini, penulis menyarankan strategi alternatif yang dapat digunakan pemerintah untuk memajukan desa adat dengan mempertimbangkan perspektif budaya di wilayah yang bersangkutan.

Many villages in Indonesia are threatened by global capitalism and media exposure. The Seren Taun ritual in Kampung Urug is one of the most affected. Seren Taun is a traditional ritual in West Java that is carried out at the end of every harvest. The ritual is an expression of gratitude to the natural authorities, especially Dewi Sri who is believed to be the Harvest Goddess. This thesis will highlight the commodification of Seren Taun in Kampung Urug, which is used to develop tourism businesses in the area. The study will also discuss the complexity of cultural processes, including how cultural actors are involved in the development and commercialization of Kampung Urug. This research also investigates the involvement of local and non-local figures in the commodification process of Kampung Urug. Ethnography with in-depth interviews and field observations were conducted to collect data and information. A cultural perspective is also involved to explore critically how to use Urug's culture for economic purposes. The results of this study state that the issue of national development and the role of mass media publications have changed Kampung Urug in many aspects. Moreover, there is an explanation for Kampung Urugs resident strategy in dealing with the tourism industry. Through this research, the authors propose alternative strategies that can be used by the government to advance traditional villages by considering cultural perspectives in the area concerned."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maharani Utami
"ABSTRAK
Malaria merupakan penyakit endemis di Indonesia terutama bagian timur. Kurangnya pengetahuan penduduk mengenai malaria dapat meningkatkan risiko malaria. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan penduduk mengenai malaria dan hubungannya dengan karakteristik demografi sehingga dapat menjadi dasar penyuluhan kesehatan. Penelitian dilakukan dengan desain cross-sectional di Desa Kalena Rongo, Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD). Subjek penelitian adalah orang dewasa yang berada di rumah saat pengambilan data tanggal 21 Juni 2014. Data diambil dengan kuesioner berisi 18 pertanyaan mengenai gejala, pengobatan dan pencegahan malaria. Data diolah dengan SPSS versi 20 dan dianalisis dengan uji chi square dan fisher exact. Jumlah subjek 105 orang yang terdiri atas 29,5% laki-laki dan 70,5% perempuan. Tingkat pendidikan subjek terbanyak adalah tamat SD (39%) dan sebagian besar subjek bekerja di kebun (92,4%). Subjek yang memiliki riwayat malaria sebanyak 54,3%. Tingkat pengetahuan subjek umumnya kurang dan tingkat pengetahuan baik mengenai gejala malaria hanya 10,5%, pengobatan 3,8% dan pencegahan 1,9%. Tidak terdapat perbedaan bermakna antara tingkat pengetahuan subjek mengenai malaria dengan jenis kelamin (fisher exact, p>0,05), tingkat pendidikan (fisher exact, p>0,05), pekerjaan (fisher exact, p>0,05), dan riwayat malaria (chi-square, p>0,05). Disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan subjek mengenai malaria adalah kurang dan tidak berhubungan dengan jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, serta riwayat malaria.

ABSTRACT
Malaria is an endemic disease in Indonesia, especially in the eastern area. Lack of knowledge of the public about malaria may increase the risk of malaria. The purpose of this research is to know the knowledge of villagers about malaria and its relation to demographic characteristics so that the data can be used as basis of health education. The research was conducted with cross-sectional design in Kalena Rongo Village, Southwest Sumba. Subjects were adults who were in their house when the data collection held on June 21, 2014. The data were collected by a questionnaire containing 18 questions about symptoms, treatment and prevention of malaria. The data were processed with SPSS version 20 and analyzed with chi-square test and fisher exact test. Subjects were 105 people, consisted of 29.5% men and 70.5% women. Educational level of subjects mostly was elementary school (39%) and most of subjects worked on farm (92.4%). Subjects who have a history of malaria are as much as 54.3%. Subjects in general have lack of knowledge about malaria and subjects with good level of knowledge about the symptoms of malaria were 10.5%, the treatment 3.8% and the prevention 1.9%. There are no significant differences between the subjects? knowledge level about malaria with gender (fisher exact, p>0.05), educational level (fisher exact, p>0.05), occupation (fisher exact, p>0.05), and history of malaria (chi-square, p>0.05). In conclusion, subjects have lack of knowledge about malaria and the subject?s knowledge level about malaria is not related to gender, educational level, occupation, and history of malaria."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mulyadin
"Tesis ini membahas konflik dalam kekerabatan yang terjadi di Bima Nusa Tenggara Barat. Masyarakat Bima berada dalam lingkaran kekerabatan, tetapi terselimut konflik di dalamnya. Studi ini bertujuan untuk menganalisis, mendeskripsikan dan mengungkap relasi konflik di balik fenomena tawuran antar kampung. Dalam kajian ini, penulis melakukan pengamatan langsung (observasi) dengan metode induktif, wawancara mendalam (deep interview) dan observasi partisipasi (participant observation), analisis deskriptif dan refleksi autobiografi penulis sendiri sebagai insider. Hasilnya, penulis menemukan adanya rentetan konflik di masa lalu yang telah menjadi sebuah ?teks / narasi? sebagai acuan bagaimana masyarakat melanggengkan konflik, sekaligus dialektika struktur tersembunyi atas pengalaman konflik dalam kebudayaan masyarakat Bima. Narasi konflik diregenerasi, diproduksi dan diperkuat oleh sentimen identitas spasial kampung yang menjadi solidaritas untuk melawan kampung lain, mengalahkan narasi kekerabatan antara mereka. Kemudian, konflik di Bima melibatkan banyak aktor kepentingan di dalamnya yang memainkan pengaruh terhadap konflik sehingga konflik dan tawuran antar kampung terus terjadi.

The focus of this study is about conflict on kinship in Bima West Nusa Tenggara?s society. The society is actually in a lineage of kinship, but veiled conflict in it. This study purposes to analyze, describe and reveal conflict relation behind the inter village communal violance. In this study, I took direct observation by inductive method, deep interview, participant observation, descriptive analysis and also my own autobiographical reflection. The result, I found the sequence of past conflict as a ?text/narration? referencing society to perpetuate conflict with ?deep structure? dialectic of conflict experience on the society?s culture. Conflict narration is regenerated, produced and strengthened by sentiment of identity spatial of village becoming solidarity to fight another village, more exist than kinship narration. Conflict involves many interest actors actuating influence on conflict to sustain conflict and the inter village communal violance continued in Bima."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>