Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 165639 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nada Syifa Aldriani
"ABSTRAK
Kejadian overfat memiliki dampak yang buruk bagi kesehatan, yaitu meningkatkan risiko seseorang terkena kondisi dan penyakit tidak menular kronis seperti resistansi insulin, diabetes mellitus tipe 2, hipertensi, PJK, dan lainnya. Di Indonesia, diketahui sebanyak 35,4% orang dewasa mengalami kegemukan dan obesitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dan perbedaan proporsi kejadian overfat berdasarkan faktor risikonya, seperti asupan energi, asupan zat gizi makro, aktivitas fisik, durasi tidur, dan kualitas tidur, serta hubungan antara IMT dengan PLT pada mahasiswa Gizi Universitas Indonesia tahun 2019. Penelitian dengan desain studi potong lintang ini menggunakan data sekunder dengan jumlah responden sebanyak 119 mahasiswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 19,3% mahasiswa mengalami overfat. Analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan, kuat, dan berarah positif antara IMT dengan PLT (r = 0,855, p = 0,0001). Ditemukan adanya perbedaan proporsi kejadian overfat yang signifikan berdasarkan asupan energi (p = 0,02). Selain itu, terdapat kecenderungan bahwa kejadian overfat lebih tinggi pada mahasiswa yang aktivitas fisiknya kurang, durasi tidurnya tidak cukup, dan kualitas tidurnya sangat buruk dan buruk."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nathalia Mentanaway
"Mahasiswi memiliki aktifitas belajar yang tinggi dan membutuhkan asupan gizi seimbang terutama energi dan zat gizi makro untuk memenuhi kebutuhannya. Namun pada kenyataanya karena kesibukan selama perkuliahan, banyak mahasiswi tidak memperhatikan asupan gizinya sehingga jumlah asupan energi dan zat gizi makro yang dikonsumsi menjadi lebih atau kurang dari yang dianjurkan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan survei deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui gambaran karakteristik, asupan energi, dan zat gizi makro pada mahasiswi Prodi Gizi Universitas Indonesia. Desain penelitian ini adalah cross sectional dengan menggunakan analisis data sekunder FKM UI pada bulan februari hingga juli 2022. Responden dalam penelitian ini adalah 137 mahasiswi aktif Gizi FKM UI. Analisis data menggunakan analisis univariat pada variabel karakteristik mahasiswi (uang saku, pengetahuan gizi, status gizi, frekuensi makan, kebiasaan sarapan, dan frekuensi snacking), asupan energi, asupan zat gizi makro (karbohidrat, protein, dan lemak). Hasil penelitian menunjukan sebagian besar rata-rata variabel responden berada pada kategori rendah atau kurang dari normal yaitu pada uang saku (59.9%), pengetahuan gizi (71,5%), frekuensi makanan (56,9%), kebiasaa sarapan (58,4%), dan frekuensi snacking (59,1%), asupan energi (95,6%), asupan karbohidrat (99,3%), asupan protein (70,1%), dan asupan lemak (77,4%). Sedangkan variabel responden yang berada pada kategori normal ialah status gizi (67,2%).

Undergraduate female students have high learning activities and need a balanced nutritional intake, especially energy and macronutrients to meet their needs. However, in reality due to their busy schedule during lectures, many undergraduate female students do not pay attention to their nutritional intake, so the amount of energy and macronutrient intake consumed becomes more or less than the recommended one. This research is quantitative research with a descriptive survey that aims to describe the characteristics, energy intake, and macronutrients of undergraduate female students in the Nutrition Program at the University of Indonesia. The design of this study was cross-sectional using secondary data analysis of FKM UI undergraduate from February to July 2022. The respondents in this study were 137 active Nutrition FKM UI undergraduate female students. Data analysis used univariate analysis on undergraduate female students characteristics variables (pocket money, nutritional knowledge, nutritional status, eating frequency, breakfast habits, and snacking frequency), energy intake, intake of macronutrients (carbohydrates, protein, and fat). ). The results showed that most of the respondents' variables were in the low or less than average category, namely pocket money (59.9%), knowledge of nutrition (71.5%), frequency of food (56.9%), breakfast habits (58, 4%), and snacking frequency (59.1%), energy intake (95.6%), carbohydrate intake (99.3%), protein intake (70.1%), and fat intake (77.4%). Meanwhile, the respondent variable in the normal category is the nutritional status (67.2%)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deasy Andesbrenta Sadikin
"Literasi gizi adalah kemampuan sejauh mana individu dapat memperoleh, memproses, memahami, dan menggunakan informasi gizi dan diet, serta mengakses layanan yang dibutuhkan untuk membuat keputusan gizi yang baik. Rendahnya literasi gizi dapat berdampak pada pola makan yang buruk dan berujung pada kejadian penyakit tidak menular terkait gizi, seperti diabetes, obesitas, dan hipertensi. Mahasiswa rentan mengembangkan kebiasaan makan yang buruk apabila tidak didukung dengan literasi gizi yang baik. Penelitian ini mengukur perbedaan proporsi literasi gizi pada mahasiswa S1 reguler aktif di Universitas Indonesia berdasarkan rumpun ilmu, jenis kelamin, tingkat pendidikan ayah, tingkat pendidikan ibu, uang saku, dan penggunaan media. Desain studi yang digunakan adalah desain cross-sectional dengan metode quota sampling untuk mendapatkan 130 sampel mahasiswa dari Rumpun Ilmu Kesehatan dan 130 sampel mahasiswa Rumpun Ilmu Non-Kesehatan. Hasil penelitian ini menunjukkan mayoritas mahasiswa UI pada tahun 2021 memiliki tingkat literasi gizi adekuat (62,7%). Hasil analisis bivariat juga menunjukkan adanya perbedaan proporsi yang signifikan pada tingkat literasi gizi total mahasiswa berdasarkan rumpun ilmu (OR = 6,7, p-value < 0,01), jenis kelamin (OR = 2,25, p-value < 0,01), dan penggunaan media (OR = 4,36, p-value < 0,01).

Nutrition literacy is the ability to obtain, process, understand, and use nutritional and dietary information, as well as access the services needed to make good nutritional decisions. Low nutritional literacy can have an impact on poor diet and lead to the incidence of non-communicable diseases related to nutrition, such as diabetes, obesity, and hypertension. College students are prone to develop poor eating habits if not supported by good nutrition literacy. This study measured the difference in the proportion of nutritional literacy in regular active undergraduate students at the University of Indonesia based on the cluster of science, gender, paternal and maternal education level, pocket money, and media use. The study design used is a cross-sectional design with quota sampling method to get 130 samples of students from Health Science Cluster and 130 samples of students from Non-Health Science Cluster. The results of this study showed that the majority of the University of Indonesia students in 2021 has an adequete level of nutrition literacy (62,7%). The results of the bivariate analysis also showed a significant difference in proportion to the level of total nutrition literacy based on cluster of science (OR = 6.7, p-value < 0,01), gender (OR = 2.25, p-value < 0,01), and media use (OR = 4.36, p-value < 0,01)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jusephina
"Literasi gizi adalah tingkatan dimana seseorang memiliki kapasitas untuk menperoleh, memproses, dan memahami informasi dasar seputar gizi. Literasi gizi dapat memengaruhi pembentukan pola makan pada usia remaja dan dewasa muda. Skripsi ini meneliti tingkat literasi gizi pada mahasiswa untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengannya, antara lain jenis kelamin, rumpun ilmu kesehatan dan non kesehatan, dan tingkat uang saku.
Desain studi yang digunakan adalah cross sectional kepada 373 mahasiswa sarjana Universitas Indonesia angkatan 2017 dengan menggunakan instrumen kuesioner yang terdiri dari tiga domain literasi fungsional, interaktif, dan kritikal. Data dianalisis dengan uji Chi-square.
Hasil penelitian menunjukkan 47.2 responden memiliki literasi gizi tidak adekuat. Hasil analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan bermakna antara rumpun ilmu kesehatan dan non kesehatan dengan tingkat literasi gizi total p = 0.000, OR = 4.6 . Rumpun ilmu kesehatan dan non kesehatan juga berhubungan bermakna dengan literasi gizi fungsional p = 0.000, OR = 2.9, dengan literasi gizi interaktif p = 0.002, OR = 2.5, dan dengan literasi gizi kritikal p = 0.001, OR = 2.7.

Nutrition literacy is defined as the degree to which individual has the capacity to obtain, process, and understand about basic nutrition information. Nutrition literacy can affect the formation of different diet in adolescents and young adults. This thesis examines the level of nutrition literacy among first year undergraduate students to know about the factors associated with it, including gender, clusters of health and non health science, and allowance.
This study used cross sectional design to 373 first year undergraduate students in University of Indonesia by using the questionnaire instrument consisting of three domains functional, interactive, and critical. Data were analyzed by chi square test.
The result showed that 47,2 of respondents had inadequate nutrition literacy. The result of bivariate analysis showed that there is a significant correlation between health science and non health science cluster with the total nutrition literacy rate p 0.000, OR 4.6 . Health science and non health science cluster were also significantly associated with the functional nutrition literacy p 0.000, OR 2.9, interactive nutrition literacy p 0.002, OR 2.5, and critical nutrition literacy p 0.001, OR 2.7.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kustri Suharningsih
"ABSTRAK Dampak yang ditimbulkan dari keadaan stunting adalah terganggunya fungsi kognitif. Masa-masa seribu hari pertama kehidupan adalah waktu kritis pertumbuhan anak. Kondisi stunting pada balita di Indonesia dan dunia masih tinggi. Prevalensi stunting pada baduta di Bojong Kamal mengalami peningkatan dari 18,3% pada tahun 2017 menjadi 30,9% pada tahun 2018. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan
desain cross sectional. Tujuan dilakukan penelitian ini untuk mengetahui persentase stunting pada baduta dan mencari faktor paling dominan terhadap kasus stunting pada
baduta usia 13-23 bulan di wilayah kerja Puskesmas Bojong Kamal tahun 2018. Sampel penelitian sebanyak 89 orang yang dipilih secara systematic random sampling. Data
dikumpulkan melalui pemeriksaan antropometri untuk menentukan kasus stunting pada baduta, kuesioner untuk mengumpulkan data riwayat pemberian ASI, riwayat penyakit infeksi, pendidikan orang tua, penghasilan orang tua, dan kunjungan posyandu, serta
dari kuesioner food recall 24 jam untuk asupan makan. Persentase stunting baduta usia 13-23 bulan di wilayah kerja Puskesmas Bojong Kamal adalah sebesar 32,6%. Asupan energi menjadi faktor dominan yang membedakan kejadian stunting pada baduta usia
13-23 bulan di wilayah kerja Puskesmas Bojong Kamal dikontrol oleh riwayat penyakit infeksi, asupan protein dan pendidikan ibu.

ABSTRACT
The effect of stunting is cognitive disfunction. The first 1000 days period of life is a critical time for child's growth. The number of stunting condition in children in Indonesia and around the world are still high. The prevalence of stunting in children
under 2 years old on Bojong Kamal have been increased from 18.3% in 2017 to 30.9% in 2018. This study is a quantitative research and with cross sectional design. The purpose of this study is to know the persentage of stunting and to find out the most
dominant factor in stunting cases in children age 13-23 month living on the working region of Puskesmas Bojong Kamal. Samples of the study about 89 children were choosen by systematic random sampling. Datas collected from the samples are from ix Universitas Indonesia antopometry examination, questionnaire to collect the history of breast feeding, history of infection disease, education level of the parents, income of the parents, visit to
Posyandu, and questionnaire of food recall 24 hours for food consumption. Percentage of stunting in children age 13-23 months in working region of Puskesmas Bojong Kamal is 32.6%. Energy intake is the dominant factor which differentiate the stunting
cases in children age 13-23 months in working region of Puskesmas Bojong Kamal controlled by history of infection disease, protein intake and mother's education.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arifa Rachma
"Kalsium merupakan zat gizi yang berperan penting dalam pertumbuhan khususnya pada remaja. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan proporsi asupan kalsium berdasarkan kebiasaan konsumsi susu, kebiasaan sarapan, konsumsi soft drink, literasi gizi, pengetahuan mengenai kalsium, pendidikan ayah, pendidikan ibu, penghasilan orang tua/wali serta jenis kelamin. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan total sampel 142 siswa SMAN 34 Jakarta selama bulan April 2019. Pengumpulan data dilakukan melalui pengisian kuesioner dan asupan kalsium diukur melalui SQ-FFQ. Data dianalisis dengan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan 67.6% siswa memiliki asupan kalsium kurang dengan rata-rata 808.1 454 mg. Analisis bivariat menunjukkan adanya perbedaan proporsi asupan kalsium yang signifikan berdasarkan konsumsi susu (p=0.000, OR=6.05), konsumsi soft drink (p=0.013, OR=0.18), dan literasi gizi kritikal (p=0.049, OR=3.05).

Calcium is one of nutrient that plays an important role in growth, especially in adolescents. This study aims to determine the differences of calcium intake based on milk consumption, breakfast, soft drink consumption, nutrition literacy, calcium-related knowledge, fathers eduaction, mothers education, parents income and gender. This research adapts cross-sectional design with a total of 142 students of SMAN 34 jakarta during April 2019. Data was collected using questionnaire and SQ-FFQ method to measure calcium intake. Data were analayzed by chi-square test. The results showed 67.6% of students had less calcium intake with an average of 808.1 454mg. Bivariate analysis showed that there was a significant difference of calcium intake based on milk consumption(p=0.000, OR=6.05), soft drinks consumption(p=0.013, OR=0.18), and critical nutrition literacy(p=0.049, OR=3.05).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Giovanni Nabila
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan nilai taksiran VO2max pada mahasiswa Gizi Universitas Indonesia 2019. Desain studi penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional yang dilakukan pada 138 siswa wanita selama April-Mei 2019. Metode yang digunakan untuk mengukur nilai
Perkiraan VO2max adalah Tes Langkah Universitas Queens. Variabel yang diteliti adalah aktivitas fisik, indeks massa tubuh, persen lemak tubuh, kualitas tidur, asupan energi, asupan protein, asupan lemak, asupan karbohidrat, asupan zat besi, dan asupan vitamin c. Analisis statistik yang digunakan adalah uji chi square. Hasil analisis bivariat
menunjukkan hubungan antara aktivitas fisik, indeks massa tubuh dan persen lemak tubuh dengan kebugaran.

This study aims to determine the factors associated with the estimated VO2max value of 2019 University of Indonesia nutrition students. The study design used a cross-sectional study design which was conducted on 138 female students during April-May 2019. The method used to measure the value Estimated VO2max is the Queens University Step Test. The variables studied were physical activity, body mass index, percent body fat, sleep quality, energy intake, protein intake, fat intake, carbohydrate intake, iron intake, and vitamin c intake. The statistical analysis used was the chi square test. The results of the bivariate analysis shows the relationship between physical activity, body mass index and percent body fat and fitness"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ria Lestari
"Ketersediaan energi yang rendah merupakan gangguan kesehatan yang sering ditemukan pada atlet dan prevalensinya lebih tinggi di olahraga yang mementingkan estetika seperti menari. Karakteristik ketersediaan energi yang rendah yang sering ditemui pada penari itu adalah gangguan menstruasi, cedera muskuloskeletal dan gangguan pencernaan. Untuk pertama kalinya, studi ini mengevaluasi proporsi dan karakteristik ketersediaan energi yang rendah serta melihat korelasinya pada penari elit wanita di sekolah tari X Jakarta. Studi ini merupakan studi potong lintang pada 22 penari elit wanita di sekolah tari X Jakarta. Ketersediaan energi yang rendah dinilai dengan kuesioner ketersediaan energi yang rendah, pengukuran komposisi tubuh dengan metode bioimpedance analysis dan pengambilan biomarker hormon T3 total dan kortisol. Perilaku makan para penari dinilai dengan kuesioner EAT-26. Pengambilan data melalui kuisioner yang disebarluaskan secara daring. Sebanyak 36,3% penari elit wanita memiliki risiko ketersediaan energi yang rendah sehingga kesehatan dan performa mereka bermasalah. Ditemukan adanya hubungan yang bermakna antara skor EAT-26 dengan penari yang berisiko ketersediaan energi yang rendah (p<0,05). Karakteristik ketersediaan energi yang rendah yang terbanyak adalah gangguan menstruasi, kemudian disfungsi pencernaan dan yang terakhir adalah cedera muskuloskeletal. Sebagai studi pilot, penelitian ini memperlihatkan bahwa kuesioner ketersediaan energi yang rendah dan EAT-26 dapat memaparkan gejala fisiologis dan psikologis pada penari elit wanita.

Low energy availability is a health problem that is often found in athletes and its prevalence is higher in aesthetic sports, such as dancing. Characteristics of low energy availability that are often encountered in dancers are menstrual disturbance, musculoskeletal injuries, and digestive dysfunction. For the first time, this study evaluates the proportion and characteristics of low energy availability and its correlation between elite female dancers at X dance school in Jakarta. This study is a cross-sectional study with a total sampling of 22 elite female dancers at X dance school Jakarta. Low energy availability was assessed by using a low energy availability questionnaire, the dancer’s body composition was measured using the bioimpedance analysis method and blood sample of total T3 and cortisol were also checked. The dancer’s eating behavior was assessed using the EAT-26 questionnaire. The questionnaires were distributed online. As many as 36.3% of female elite dancers have a risk of low energy availability, thus, they have problem in their health and performance. It was found that there was a significant relationship between the EAT-26 score and dancers with risk of low energy availability (p<0.05). The most common characteristic of low energy availability is menstrual disorders. The second is digestive dysfunction and the last is musculoskeletal injury. As a pilot study, this study demonstrated that the low energy availability questionnaire and the EAT-26 can describe physiological and psychological symptoms in female elite dancers.

 

Keywords: Dancers, low energy availability, menstrual disorders, digestive dysfunction, musculoskeletal injuries"

Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karina Friadita
"Literasi gizi telah didefinisikan sebagai kapasitas untuk memperoleh, mengolah, dan memahami informasi gizi dan keterampilan yang diperlukan untuk membuat keputusan gizi yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat literasi gizi fungsional pada mahasiswa program sarjana Angkatan 2018 Universitas Andalas di Sumatera Barat serta faktor-faktor yang berhubungan dengannya. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari Studi Literasi Kesehatan 2019 dengan sampel penelitian mahasiswa angkatan 2018 dari 15 fakultas di Universitas Andalas (n=363). Pengukuran literasi gizi fungsional pada mahasiswa ini menggunakan alat instrumen yakni. Hasil Penelitian ini menunjukkan rata-rata skor tingkat literasi gizi fungsional mahasiswa sebesar 2,65 yakni termasuk kurang memadai. Terdapat hubungan yang signifkan antara suku, bidang keilmuan dan kepemilikan asuransi dengan tingkat literasi gizi fungsional mahasiswa. Diperlukan program edukasi untuk meningkatkan pemahaman literasi gizi fungsional pada mahasiswa seperti seminar tahunan atau diskusi publik bersama professional.

Nutritional literacy has been defined as the capacity to acquire, process and understand information and the skills needed to make appropriate nutritional decisions. This study aims to determine the level of functional nutrition literacy in students Batch 2018 Andalas University undergraduate program in West Sumatra and the factors related to it. This study used secondary data from the 2019 Health Literacy Study with a sample of 2018 batch students from 15 faculties at Andalas University (n=363). The instrument that been used in this research is The Newest Vital Sign (NVS). The results of this study show that the average score for thefungctional nutrition literacy level of students is 2.65 out of a scale of 4, limited literacy. There is a significant relationship between ethnicity, academic background and insurance ownership with the level of student nutritional literacy. Educational programs are needed to increase understanding of nutritional literacy in students such as annual seminars or public discussions with professionals. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risma Hayati
"Energi berfungsi sebagai sumber energi metabolisme, pertumbuhan, pengaturan suhu, dan aktivitas fisik. Pemenuhan energi pada anak dapat tergantung dari ketepatan pemberian makannya. Asupan energi di bawah kebutuhan normal anak, dapat menyebabkan kekurangan energi kronis (KEK) hingga pada kondisi stunting. Penelitian bertujuan mengetahui faktor dominan yang berhubungan dengan asupan energi pada anak usia 25-30 bulan di Gambir dan Sawah Besar, Jakarta Pusat tahun 2019. Penelitian menggunakan data sekunder penelitian case control dari penelitian sebelumnya. Total sampel sebanyak 107 anak. Analisis data menggunakan uji korelasi, uji T dan regresi linier ganda. Hasil Penelitian: rata-rata asupan energi 1057,6 kkal (<80%AKG), terdapat korelasi sangat kuat rata-rata asupan energi dengan variabel asupan protein (nilai r=0,781, p=0,0005), lemak (nilai r =0,816, p=0,0005) dan karbohidrat (nilai r=0,881, p=0,0005). Hasil uji T diperoleh rata-rata asupan energi berbeda secara bermakna pada variabel asupan minimum yang dapat diterima (p = 0,024), jumlah konsumsi susu (p = 0,0005), berat badan lahir (p = 0,045) dan jumlah anggota keluarga (p=0,023). Faktor dominan adalah asupan karbohidrat dengan nilai koefisien beta =0,557. Kesimpulan: Dinas Kesehatan, posyandu, ibu balita sebaiknya lebih memperhatikan pemenuhan asupan energi sesuai kebutuhan zat gizi makro usia anak.

The fulfillment of energy in children can depend on the accuracy of feeding. Energy intake below the normal needs of children can cause chronic energy deficiency (KEK) to stunting. This study aims to determine the dominant factors associated with energy intake in children aged 25-30 months in Gambir and Sawah Besar, Central Jakarta in 2019. This study uses secondary data from case control studies from previous studies. The sample is 107 children. Analysis using correlation test, T test and multiple linear regression. Research results: the average energy intake is 1057.6 kcal, the correlation of the average energy intake is very strong on the variables of protein intake (r value = 0.781), fat (r value = 0.816) and carbohydrates (r value = 0.881). T test results: the average energy intake was significantly different in the variables of acceptable minimum intake (p = 0.024), the amount of milk consumption (p = 0.0005), birth weight (p = 0.045) and the number of family members (p = 0.045). = 0.023). Dominant factor: carbohydrate intake (beta coefficient = 0.557). Conclusion: The Health Office, Posyandu, mothers of children under five pay attention to the fulfillment of energy intake according to the needs of macronutrients for children's age."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>