Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 208480 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siti Fatimah Zachro
"Penelitian ini mengeksplorasi dampak dari busy directors pada risiko crash harga saham jika individu memegang tiga atau lebih jabatan di dewan. Busy directors merujuk kepada Komisaris karena Indonesia mengadopsi two tier system. Sebagian besar literatur menunjukkan bahwa faktor utama risiko crash harga saham timbul karena adanya kecenderungan manajemen menahan berita buruk dari investor terkait kontrak kompensasi dan masalah karier. Penelitian ini bertujuan untuk memverifikasi apakah busy directors membantu membatasi perilaku oportunistik manajerial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rangkap jabatan tidak memiliki pengaruh pada risiko crash harga saham dikarenakan cross over interaction yang meniadakan pengaruh signifikan terhadap risiko crash harga saham. Sebagai negara yang identik dengan konsentrasi kepemilikan keluarga, hasil menunjukkan bahwa perusahaan keluarga akan memperkuat pengaruh negatif dari Komisaris yang melakukan rangkap jabatan dalam mengurangi risiko crash harga saham. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan yang terdaftar di Indonesia di Bursa Efek Indonesia selama periode 2014-2019. Generalized method of moment (GMM estimator) digunakan sebagai metode penelitian untuk mengurangi masalah endogenitas.

This research explores the impact of busy directors on the risk of stock price crashes if individuals hold three or more directorships. Busy directors refer to the Commissioners because based on two tier system, oversight function is performed by Commissioner. A large body of literature reports that a prominent factor of stock crash risk is the managerial tendency of withholding bad news from investors due to compensation contracts and career concerns. This study aims to verify whether busy directors help restrict these opportunistic managerial behaviors. The results show that the multiple directorship does not have an effect on the risk of stock price crash due to cross over interaction which negates the significant effect on of stock price crash risk. As a country with high family ownership concentration, the result shows that interaction between busy directors and family firms will strengthen the negative effects of Commissioners who hold dual positions in reducing stock price crash risk. This study uses a sample of listed companies in Indonesia on the Indonesia Stock Exchange's main board during the 2014-2019 period. Generalized method of moment (GMM estimator) is used as a research method to reduce endogeneity issues."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Matthew David Garrett
"Kemiringan bersyarat dari distribusi pengembalian saham, yang merupakan jenis risiko penurunan asimetris, disebut sebagai risiko jatuhnya harga saham. Prospek jatuhnya harga saham telah menarik minat investor dalam beberapa tahun terakhir, terutama sejak krisis keuangan global tahun 2008, ketika lebih banyak investor menjadi khawatir tentang kemungkinan jatuhnya harga saham. Di Indonesia, kehadiran hubungan politik dan perusahaan milik keluarga selalu menonjol dalam industri manufaktur, yang mengarahkan penelitian ini untuk menganalisis dampak hubungan politik dengan kepemilikan keluarga sebagai variabel moderating terhadap risiko jatuhnya harga saham perusahaan publik. perusahaan manufaktur yang terdaftar di pasar Indonesia. Studi ini menggunakan data panel dengan data yang berasal dari lebih dari 43 perusahaan manufaktur publik selama rentang waktu 5 tahun dari 2016-2020, memungkinkan studi ini untuk menganalisis kemungkinan dampak COVID-19 juga. Menggunakan model unbalanced data panel dinamis dengan GMM sebagai metode regresi yang dipilih, penelitian ini menganalisis pertama, apakah koneksi politik memiliki hubungan positif dengan risiko jatuhnya harga saham dan kedua, apakah kepemilikan keluarga mengurangi hubungan positif antara koneksi politik dan saham risiko jatuhnya harga. Studi ini menemukan bahwa hubungan politik tidak signifikan terhadap risiko crash harga saham perusahaan manufaktur di Indonesia, dan kepemilikan keluarga juga tidak signifikan sebagai variabel moderasi dalam mengurangi hubungan positif antara koneksi politik dan risiko crash harga saham. Studi ini percaya bahwa hal itu terjadi karena prevalensi masalah agensi tipe 2 di Indonesia, daripada masalah agensi tipe 1, yang kepemilikan keluarga cenderung memiliki efek yang tidak signifikan.

The conditional skewness of the stock's return distribution, which is a type of asymmetrical downside risk, is referred to as stock price crash risk. The prospect of a stock price crash has piqued investors' interest in recent years, particularly since the global financial crisis of 2008, when more investors became concerned about the possibility of a stock price crash. In Indonesia, the presence of political connections and family-owned firms is ever prominent within the manufacturing industry, which leads this study to analyze the impact which political connections with family ownership as a moderating variable may have towards the stock price crash risk of a publicly listed manufacturing firm within the Indonesian market. This study utilizes panel data with the data coming from over 43 publicly listed manufacturing firms throughout the span of 5 years from 2016-2020, allowing this study to analyze the possible impact of COVID-19 as well. Using an unbalanced dynamic panel data model with the GMM as its chosen method of regression, this study analyzes first, whether political connections have a positive relationship with stock price crash risk and second, whether family-ownership reduces the positive relationship between political connections and stock price crash risk. This study finds that political connections are insignificant to the stock price crash risk of manufacturing firms in Indonesia, and the familyownership is also insignificant as the moderating variable in reducing the positive relationship between political connections and stock price crash risk. This study believes such occurred due to the prevalence of type 2 agency issues in Indonesia, rather than type 1 agency issues, which familyownership tends to have an insignificant effect to."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabilah Yasmin
"Dewan direksi dan dewan komisaris dipilih atau ditunjuk untuk mengelola dan mengawasi perusahaan. Isu yang paling banyak dipermasalahkan dalam tata kelola perusahaan di seluruh dunia saat ini adalah tentang jumlah posisi direksi dan komisaris yang diperbolehkan pada suatu perusahaan. Penelitian ini menguji bagaimana busy directors dapat mempengaruhi kinerja perusahaan dengan berfokus dan berkontribusi pada dewan komisaris yang diteliti sebagai busy directors dan variabel moderasi yaitu family ownership. Penelitian ini menggunakan 133 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai sampel penelitian dengan periode observasi 4 tahun dari tahun 2014 hingga 2017. Dengan menggunakan analisis data panel, peneliti menemukan bahwa busy directors tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja perusahaan yang diukur menggunakan ROA. Pada family ownership ditemukan memiliki pengaruh positif terhadap kinerja perusahaan. penelitian ini juga menemukan bahwa busy directors memperkuat pengaruh positif family ownership terhadap kinerja perusahaan.

Board of directors and commissioners are elected to conduct the management and supervision of the company. The most problematic issue in corporate governance around the world is the number of directors and commissioner positions allowed in a company. This paper examines how busy directors can influence the firms performance by focusing on and contributing to the board of commissioners to be researched as busy directors and family ownership as moderation variable. This paper used 133 listed companies on the Indonesia Stock Exchange (IDX) as a sample with 4 years observation period from 2014 to 2017. By using panel data analysis, we find that the busy directors do not correlate with the firms performance as measured by ROA. On the other hand, family ownership as moderated variable reacts positively with firm performance. Furthermore, this paper also shows that busy directors reinforce the family ownership influence of the firms performance."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Umar Fathurrohman Aziz
"Penelitian ini menyelidiki dampak kekuatan fundamental terhadap risiko crash harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2019 hingga 2023. Dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, studi ini mengkaji bagaimana profitabilitas perusahaan, situasi finansial, dan efisiensi operasional mempengaruhi risiko crash harga saham. Temuan menunjukkan bahwa indikator fundamental yang lebih kuat, khususnya profitabilitas yang lebih tinggi, secara signifikan berkorelasi dengan risiko crash harga saham yang lebih rendah. Namun, indikator kekuatan fundamental seperti situasi keuangan (likuiditas, leverage, penerbitan common equity) dan efisiensi operasional (perubahan asset turnover ratio dan gross margin ratio) tidak secara signifikan mempengaruhi risiko crash harga saham. Studi ini memberikan kontribusi terhadap literatur dengan memberikan wawasan tentang pasar Indonesia, menyoroti pentingnya mempertahankan fundamental yang kuat, terutama profitabilitas, untuk mengurangi risiko crash harga saham. Hasil penelitian ini berguna bagi investor, manajer keuangan, dan pembuat kebijakan dalam upaya meningkatkan stabilitas pasar dan menginformasikan pengambilan keputusan strategis. Dengan memahami dinamika ini, para pemangku kepentingan dapat lebih baik menavigasi kompleksitas pasar saham dan mengurangi potensi risiko yang terkait dengan fluktuasi harga saham.

This research investigates the impact of fundamental strength on stock price crash risk in the Indonesian Stock Exchange (IDX) from 2019 to 2023. Using a quantitative approach, the study examines how a company's profitability, financial situation, and operational efficiency affect the risk of a stock price crash. The findings indicate that stronger fundamental indicators, particularly higher profitability, are significantly correlated with lower stock price crash risk. However, fundamental strength indicators such as financial situation (liquidity, leverage, common equity issuance) and operational efficiency (changes in asset turnover ratio and gross margin ratio) do not significantly affect stock price crash risk. This study contributes to the literature by providing insights into the Indonesian market, highlighting the importance of maintaining strong fundamentals, especially profitability, to reduce the risk of stock price crashes. The results of this research are useful for investors, financial managers, and policymakers aiming to enhance market stability and inform strategic decision-making."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lumentut, Andika Devina
"Penelitian ini menguji pengaruh variabel konsentrasi kepemilikan yang diproksikan dengan largest shareholding dan institusi keuangan sebagai pemegang saham terbesar terhadap timeliness of price discovery pada perusahaan non-keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2012. Penelitian ini menggunakan data panel dengan tahun penelitian 2007-2012.
Hasil penelitian menyatakan tidak terdapat pengaruh signifikan largest shareholding dan institusi keuangan sebagai pemegang saham terbesar terhadap timeliness of price discovery pada perusahaan-perusahaan non-keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2012.

The research examines the effect of ownership concentration variables which proxied by Largest shareholding and the financial institution as the largest shareholder affect timeliness of price discovery in non-financial companies listed on the Indonesia Stock Exchange 2007-2012 period. This study uses panel data for the year 2007-2012.
The result shows that there is no significant influence from Largest shareholding and financial institutions as the largest shareholder of the timeliness to the price discovery on companies non-financial listed in Indonesia Stock Exchange 2007-2012 period."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2014
S58653
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sianipar, Kevin Egidius Nathaniel
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh proporsi anggota dewan komisaris dengan rangkap jabatan (busy board member) terhadap stock price crash risk dengan menggunakan sampel 168 emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2015-2019. Penelitian menunjukkan bahwa pengaruh busy board member tidak linear pada stock price crash risk, sehingga mendukung pandangan reputational effect dan busyness hypothesis. Selain itu penelitian juga menunjukkan stock price crash risk lebih rendah pada emiten BUMN dan pengaruh busy board member pada stock price crash risk dimoderasi oleh kualitas tata kelola perusahaan dengan menggunakan indikator market-to-book value. Secara keseluruhan, penelitian ini menunjukkan bahwa busy board member membawa pengaruh positif hingga titik tertentu (optimal).

The study aims to investigate busy board member effect on stock price crash risk by using 168 listed companies on Indonesia Stock Exchange for 2015-2019 period. Study proves non-linear effect between busy board member and stock price crash risk., thus accommodating two different perspectives which are reputational effect and board busyness hypothesis. Study also shows SOEs have lower crash risk and effect of board busyness on crash risk moderates by corporate governance quality which measured using market-to-book value. Overall the study shows that busy board members only bring positive impact up until optimal point (threshold).
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanani
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepemilikan institusional terhadap risiko, manajemen risiko, dan kinerja perusahaan. Metode analisis yang digunakan adalah three-stage least square dengan unbalance panel data. Hasil dari penelitian membuktikan bahwa kepemilikan institusional memiliki pengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap risiko perusahaan pada panel return on assets dan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap risiko perusahaan pada panel Tobin?s Q. Kedua, kepemilikan institusional memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap manajemen risiko perusahaan pada panel return on assets dan memiliki pengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap manajemen risiko perusahaan pada panel Tobin's Q. Dan ketiga, kepemilikan institusional berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan pada proksi return on asset, tetapi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan pada proksi Tobin's Q.

This study aims to determine effect of institutional ownership on risk, risk management, and performance. The analytical method used is three-stage least square with unbalance data panel. This study found that institutional ownership have negative but not significant effect to risks on return on assets panel and have positive and significant effect to risk on Tobin's Q panel. Second, institutional ownership have negative and significant effect to risk management on return on assets panel and have negative but not significant effect to risk management on Tobin's Q panel. And third, institutional ownership have negative and significant effect to performance on return on assets proxy, but have positive and significant effect to performance on Tobin's Q proxy."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S63930
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aji, Yudanto
"Skripsi ini membahas pengaruh risiko kebangkrutan terhadap kepemilikan institusional dengan variabel kontrol kapitalisasi pasar dan likuiditas saham. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan model regresi data panel Generalized Least Square.
Hasil penelitian menemukan bahwa investor institusional cenderung meningkatkan kepemilikan sahamnya pada perusahaan dengan risiko kebangkrutan yang rendah, kapitalisasi pasar yang tinggi, dan likuiditas saham yang tinggi.

This thesis discusses the effect of bankruptcy risk on institutional ownership with market capitalization and stock liquidity as variable controls. This research is a quantitative study with a Generalized Least Square panel data regression model.
The results of the study found that institutional investors tend to increase their ownership in companies with a low risk of bankruptcy, high market capitalization, and high stock liquidity.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shania Amna Sutandyo
"Korupsi sampai saat ini masih menjadi masalah besar di dunia global. Di Indonesia, skor indeks korupsi berada pada nilai yang relatif rendah, yang menunjukkan kurangnya penanganan masalah korupsi. Salah satu langkah pencegahan korupsi di perusahaan adalah pengungkapan anti korupsi sebagai bagian dari manajemen risiko korupsi dari second line Principle 3 yang merupakan bagian dari Three Lines Model. Penelitian ini dilakukan untuk menguji hubungan pengungkapan antikorupsi terhadap nilai perusahaan, kemudian pengaruh komisaris yang merangkap jabatan, salah satu syarat fungsi pengawasan perusahaan, terhadap hubungan antikorupsi dengan nilai perusahaan. Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan tahunan sebanyak 34 sampel dan metode regresi data panel untuk analisis statistik. Studi ini menemukan bahwa pengungkapan antikorupsi memiliki pengaruh terhadap firm value, hanya jika dilihat dari masing-masing indeks penilaian GRI Standards, di mana pengaruh tersebut ada pada pengukuran GRI 205-1 yang memberikan dampak positif signifikan terhadap firm value, serta pengukuran GRI 205-3 yang memberikan dampak negatif signifikan terhadap firm value. Kemudian, untuk pengaruh tidak langsung dari busy directors memiliki hubungan signifikan positif baik pada anti-corruption disclosure secara menyeluruh, maupun pada pengukuran GRI 205-1 dan 205-3.  Hak ini menandakan bahwa busy directors memperkuat hubungan positif antara GRI 205-1 dengan firm value. Sedangkan, untuk pengaruh busy director pada hubungan GRI 205-3 dengan firm value yaitu memperlemah hubungan negatif. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengungkapan pencegahan korupsi dalam perusahaan, serta mengetahui jenis komisaris yang tepat agar perusahaan dapat beroperasi lebih optimal.

Corruption is still a big problem in the global world. In Indonesia, the corruption index score is relatively low, indicating a lack of handling of corruption. One of the steps to prevent corruption in companies is the disclosure of anti-corruption as part of corruption risk management from the second line of Principle 3 which is part of the Three Lines Model. This research was conducted to examine the relationship of anti-corruption disclosure to firm value, then the influence of commissioners who hold concurrent positions, one of the requirements for the company's supervisory function, on the anti-corruption relationship with firm value. This study uses secondary data in the form of annual reports of 34 samples and a panel data regression method for statistical analysis. This study finds that anti-corruption disclosure influences firm value, only when viewed from each GRI Standards rating index, where the influence is on the GRI 205-1 measurement which has a significant positive impact on firm value, as well as the GRI 205-3 measurement. which has a significant negative impact on firm value. Then, for the indirect influence of busy directors, it has a significant positive effect on the relationship between the anti-corruption disclosure relationship both as a whole, on GRI 205-1 and 205-3 measurements on firm value. This right indicates that busy directors strengthen the positive relationship between GRI 205-1 and firm values. Meanwhile, the effect of busy directors on the GRI 205-3 relationship with firm values is to weaken the negative relationship. This research is expected to increase awareness of the importance of disclosing corruption prevention in companies and know the right types of commissioners so that companies can operate more optimally."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sibarani, Jose
"Menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang tedaftar di BEI tahun 2009-2010, pene litian ini mencoba memberikan bukti bahwa penghindaran pajak perusahaan berhubungan positif dengan risiko kejatuhan harga sahamnya. Penelitian ini didorong oleh beberapa pandangan: Penghindaran pajak memfasilitasi perilaku oportunitis manajemen dan mendorong aktivitas penyembunyian informasi atau kabar mengenai kinerja informasi yang buruk, sehingga secara temporer kinerja dan nilai perusahaan kelihatan bagus, namun kemudian pada titik tertentu akan mengalami kejatuhan pada harga sahamnya. Selain itu, ingin dibuktikan juga bahwa hubungan positif antara penghindaran pajak dan risiko kejatuhan dapat dilemahkan ketika perusahaan memiliki mekanisme pengawasan internal yang baik melalui tingkat kepemilikan institusional.

Using a sample of manufacturing companies which listed on the Indonesia Stock Exchange at year 2009-2010, this study sought to provide evidence that corporate tax avoidance is positively associated with firm stock price crash risk. The research was motivated by several views: Tax avoidance facilitating management opportunistic behaviour and encourage bad news or information hoarding activities about the poor performance of the firm, so that temporarily the performance and value of the company look good, but then at some point will experience a fall in its stock price. Moreover, to prove also that the positive relationship between tax avoidance and crash risk can be attenuated when the company has a good internal control mechanisms through the level of institutional ownership.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>