Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 192626 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alfira Chaerunnisa
"Perempuan menikah yang bekerja dianggap menghadapi biaya kesempatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan yang tidak bekerja jika terjadi kehamilan yang tidak diinginkan. Perbedaan karakteristik pekerjaan dapat menyebabkan perbedaan biaya kesempatan yang dihadapi oleh perempuan saat mengalami kehamilan yang tidak direncanakan atau tidak diinginkan. Menggunakan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2017, studi ini menganalisis hubungan antara jenis pekerjaan perempuan dengan keputusan penggunaan kontrasepsi di Indonesia. Studi ini menemukan bahwa terdapat hubungan negatif dan signifikan antara jenis pekerjaan Kerah Abu-Abu dengan penggunaan Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang. Pekerja Kerah Putih memiliki probabilita yang lebih rendah untuk menggunakan Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang dan lebih tinggi untuk menggunakan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang, namun tidak signifikan secara statistik. Karakteristik perempuan dan rumah tangga seperti pendidikan perempuan, penggunaan internet, persepsi perempuan terkait setuju atau tidaknya suami dengan penggunaan kontrasepsi, jumlah anak hidup, keinginan untuk memiliki anak lagi, dan kuintil kekayaan justru menunjukkan hubungan yang signfikan dengan penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang.

If an unwanted pregnancy occurs, married women who work are considered to face higher opportunity cost compared to women who do not work. Differences in occupational characteristics might cause a different opportunity cost faced by women when experiencing an unplanned or unwanted pregnancy. Using 2017 Indonesian Demographic and Health Survey data, this study analyzes the relationship between womens occupational choice and the decision to use contraception in Indonesia. This study found that there is a negative and significant relationship between Grey Collar occupations and the use of short term hormonal methods. White collar workers have a lower probability of using the short term hormonal methods and a higher probability of using the long term methods, but it is not statistically significant. The characteristics of women and households such as womens education, internet use, womens perceptions regarding whether or not a husband agrees with contraceptive use, the number of living children, desire to have more children, and wealth quintiles show a significant relationship with the use of the long term methods."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diny Nahrudiani
"Metode kontrasepsi jangka panjang merupakan salah satu metode kontrasepsi yang di tujukan untuk mengatur kelahiran dan menekan laju pertambahan penduduk. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi alasan tidak menggunakan kontrasepsi dan hubungannya dengan  penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) pada wanita usia subur (WUS) di Indonesia. Studi ini menggunakan data sekunder SDKI 2017 dan dianalisis dengan univariat, bivariat, dan multivariate  korelasi logistik ganda untuk mengeksplorasi karakteristik umur, pendidikan dan tempat tinggal responden. Alasan tidak menggunakan kontrasepsi dari jarak, biaya dan larangan suami dalam kaitannya dengan penggunaan MKJP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karestistik responden: Sebagian besar WUS yang berusia ≥ 30 tahun (67,7%), memiliki pendidikan rendah (59,1%), dan tinggal di kota (50,9%). Alasan jarak: Mayoritas WUS (80,2%) tidak memiliki masalah dalam jarak akses terhadap layanan kontrsepsi tidak ada masalah dalam hal pembiayaan MKJP 99,5%, dan 97,3% tidak mendapat larangan dari suami dalam penggunaan MKJP/. Analisis model regresi logistik ganda mengungkapkan bahwa perilaku penggunaan MKJP dipengaruhi oleh umur, pendidikan, tempat tinggal, jarak, biaya dan larangan suami. Penelitian ini memberikan wawasan mendalam tentang alasan tidak menggunakan kontrasepsi dan hubungannya dengan perilaku penggunaan MKJP pada WUS di Indonesia, yang dapat membantu dalam pengembangan intervensi yang lebih efektif untuk meningkatkan penggunaan MKJP di kalangan wanita usia subur di Imdonesia.

The long-term contraceptive method is one of the contraceptive methods that is intended to regulate births and reduce the rate of population growth. This study aims to identify the reasons for not using contraception and its relationship with the use of Long-Term Contraceptive Methods (MKJP) in women of childbearing age (WUS) in Indonesia. This study used SDKI 2017 secondary data and was analyzed with univariate, bivariate, and multivariate multiple logistic correlations to determine the explore the characteristics of the respondents' age, education and place of residence. The reasons for not using contraception are distance, cost and prohibition of husbands in relation to the use of MKJP. The results showed that the respondents were charismatic: Most WUS were ≥ 30 years old (67.7%), had low education (59.1%), and lived in the city (50.9%). Distance reason: The majority of WUS (80.2%) have no problems in access distance to the contract service no problems in terms of MKJP financing is 99.5%, and 97.3% do not get a ban from the husband in using MKJP/. The analysis of the multiple logistic regression model revealed that the behavior of using MKJP was influenced by age, education, place of residence, distance, cost and husband prohibition. This study provides in-depth insights into the reasons for not using contraceptives and their relationship with the behavior of using MKJP in WUS in Indonesia, which can help in the development of more effective interventions for to increase the use of MKJP among women of childbearing age in Indonesia."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Rachmawati Listyowardani
"

Pendahuluan: Kontrasepsi erat kaitannya dengan kehamilan. Risiko dalam kehamilan perlu diperhatikan, kondisi “4 Terlalu” dapat menjadi pertimbangan yaitu terlalu muda (<20 tahun), terlalu tua (>35 tahun), terlalu dekat (jaraknya <2 tahun) dan terlalu banyak (anak >3). Risiko ini dapat menyebabkan kesakitan bahkan kematian ibu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan keterpajanan informasi dengan penggunaan kontrasepsi pada wanita usia subur (WUS) berisiko kehamilan “4 Terlalu” di Indonesia setelah dikontrol oleh variabel tempat tinggal, status pekerjaan, pendidikan, pengetahuan jenis kontrasepsi, usia kawin pertama dan status ekonomi

Metode: Studi penelitian bersifat deskriptif analitik dengan desain cross sectional. Sumber data sekunder Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017. Sampel sebanyak 22.889 responden usia 15-19 tahun, usia 36-49 tahun, kehamilan yang jaraknya < 2 tahun, jumlah anak >3 anak dengan kriteria inklusi (wanita kawin) dan eksklusi (wanita hamil, data tidak lengkap). Analisis dilakukan dengan regresi logistik multivariat model variabel independen utama (faktor risiko).

Hasil: WUS berisiko kehamilan “4 Terlalu” berpendidikan rendah yang terpajan informasi memiliki kecenderungan untuk menggunakan kontrasepsi modern sebesar 1,87 kali lebih tinggi. Sedangkan dengan berpendidikan tinggi yang terpajan informasi, kecenderungan menggunakan kontrasepsi modern sebesar 1,55 kali lebih tinggi. Pada WUS berisiko kehamilan “4 Terlalu” dengan pengetahuan rendah yang terpajan informasi memiliki kecenderungan untuk menggunakan kontrasepsi modern sebesar 1,87 kali lebih tinggi. Sedangkan dengan pengetahuan tinggi yang terpajan informasi, kecenderungan menggunakan kontrasepsi modern sebesar 1,54 kali lebih tinggi. Pada WUS berisiko kehamilan “4 Terlalu” berstatus ekonomi bawah yang terpajan informasi memiliki kecenderungan untuk menggunakan kontrasepsi modern sebesar 1,87 kali lebih tinggi. Sedangkan dengan berstatus ekonomi menengah atas yang terpajan informasi, kecenderungan menggunakan kontrasepsi modern sebesar 1,56 kali lebih tinggi.

Kesimpulan dan saran: Pengaruh keterpajanan informasi terhadap penggunaan kontrasepsi tergantung pada tingkat pendidikan, pengetahuan dan status ekonomi. Oleh karena itu, perlu segmentasi audience supaya tepat sasaran, penyampaian menarik, tepat dan akurat disertai alat peraga, peningkatan kuantitas dan kualitas, peningkatan pengetahuan dan keterampilan provider atau petugas dalam memberikan informasi KB. Pada penelitian selanjutnya, bisa dilakukan dengan topik penggunaan kontrasepsi lebih spesifik dan penambahan sumber informasi.

 


Introduction: Contraception is closely related to pregnancy. The risks in pregnancy need to be considered, the condition of "4 Terlalu" can be considered namely too young (<20 years), too old (> 35 years), too close (distance <2 years) and too much (children> 3). This risk can cause pain and even maternal death. This study aims to determine the relationship of information exposure to contraceptive use in reproductive age women at risk of pregnancy in Indonesia after being controlled by variables of residence, employment status, education, knowledge of contraception, age of first marriage and economic status.

Method: The research study is descriptive analytic with cross sectional design. Secondary data sources for the Indonesian Demographic and Health Survey (IDHS) in 2017. Samples were 22.889 respondents aged 15-19 years, ages 36-49 years, pregnancies <2 years old, number of children> 3 children with inclusion criteria (married women) and exclusion (pregnant women, incomplete data). The analysis was carried out by the main independent variable multivariate logistic regression model (risk factor).

Results: Reproductive age women at risk of low-educated pregnancy exposed to information has a tendency to use modern contraception at 1,87 times higher. Whereas those with high education who are exposed to information, the tendency to use modern contraception is 1,55 times higher. At low risk pregnancy reproductive age women who are exposed to information tend to use modern contraception at 1,87 times higher. Whereas with high knowledge exposed to information, the tendency to use modern contraception is 1,54 times higher. At reproductive age women the risk of under-economic status exposed to information has a tendency to use modern contraception at 1,87 times higher. Whereas with middle-income economic status exposed to information, the tendency to use modern contraception is 1,56 times higher.

Conclusions and recommendations: The effect of information exposure on contraceptive use depends on the level of education, knowledge and economic status. Therefore, it is necessary to segment the audience so that it is right on target, interesting, precise and accurate delivery accompanied by teaching aids, increasing quantity and quality, increasing knowledge and skills of providers or officers in providing family planning information. In further research, it can be done with the topic of more specific use of contraception and the addition of sources of information.

 

"
2019
T52690
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Ekawati
"ABSTRAK
Kelompok milenial merupakan komposisi terbesar di Indonesia saat ini. Peran Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) sangat strategis dengan pilihan media lebih beragam dalam mengkampanyekan program KB. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan komunikasi, informasi dan edukasi dengan penggunaan kontrasepsi modern pada wanita generasi milenial di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002/2003 dan 2017. Adapun sampel dalam penelitian ini yaitu wanita usia 22-37 tahun berstatus kawin pada SDKI 2002/2003 sebagai kelompok generasi non milenial dan wanita usia 22-37 tahun berstatus kawin pada SDKI 2017 sebagai kelompok generasi milenial. Penelitian ini menggunakan analisis chi-square dan regresi logistik berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wanita milenial yang memperoleh informasi KB melalui petugas kesehatan memiliki peluang 1,8 kali lebih besar (95% CI: 1,69-2,04) untuk menggunakan kontrasepsi modern dibandingkan wanita yang tidak mendapat informasi KB melalui petugas kesehatan. Dan wanita milenial yang pernah terpapar pesan KB dari televisi memiliki peluang 1,1 kali lebih besar (95% CI: 1,07-1,24) untuk menggunakan kontrasepsi modern dibandingkan dengan wanita yang tidak pernah terpapar pesan KB dari televisi.

ABSTRACT
Millennial are the largest composition in Indonesia. The role of Information, Education, and Communication (IEC) is very strategic with more diverse media choices in campaigning for family planning programs. This study aims to analyze the relationship of communication, information and education with the use of modern contraception in millennial generation women in Indonesia. This study uses data from the Indonesian Demographic and Health Survey (IDHS) in 2002/2003 and 2017. The sample in this study is that women aged 22-37 years are married in the 2002/2003 IDHS as a non-millennial generation group and women aged 22-37 years are married at the 2017 IDHS as a millennial generation group. This study used chi-square and multiple logistic regression. The results showed that millennial women who received family planning information through health workers had a 1.8 times greater chance (95% CI: 1.69-2.04) to use modern contraception than women who did not receive family planning information through health workers. And millennial women who have been exposed to family planning messages from television have a 1.1 times greater chance (95% CI: 1.07-1.24) to use modern contraception than women who have never been exposed to family planning messages from television.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kanya Anindya
"Kontrasepsi suntikan merupakan alat kontrasepsi yang paling banyak digunakan di tahun 2012. Meski memiliki beberapa keuntungan, kontrasepsi suntikan memiliki berbagai efek samping bagi kesehatan akseptor KB. Penelitian dilakukan untuk menganalisis hubungan karakteristik individu dan pelayanan KB dengan penggunaan kontrasepsi suntikan pada akseptor KB di Indonesia tahun 2012. Penelitian menggunakan desain studi cross sectional dan data Survei Demografi Kesehatan Indonesia Tahun 2012.
Hasil analisis multivariabel menunjukkan bahwa seluruh variabel dari faktor karakteristik individu dan pelayanan KB memiliki hubungan yang signifikan dengan penggunaan kontrasepsi suntikan. Diketahui pula bahwa biaya kontrasepsi yang tinggi di pelayanan swasta adalah faktor yang paling dominan yang mempengaruhi penggunaan kontrasepsi suntikan (OR=9,7; nilai p=0,000).

Contraceptive injection is the most popular contraception method in 2012. This method offers several advantages, but on the other hand, it also has many side effects for acceptors’s health. The study purpose is to analyze the relationship between individual characteristics and family planning services with the use of injectable contraceptives in family planning acceptors in Indonesia in 2012. This study uses cross sectional study design and secondary data analysis of 2012 Indonesia Demographic Health Survey.
The results of multivariable analysis showed that both individual characteristics and family planning services factors have a significant association with the use of contraceptive injection. It also found that the high cost of contraceptives in private services is the most dominant factor that affecting the use of contraceptive injections (OR=9,7; p-value=0,000).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S61057
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ema Maratus Sholihah A
"[ABSTRAK
Keberdayaan perempuan merupakan sesuatu yang penting untuk akses terhadap layanan kesehatan reproduksi, termasuk keluarga berencana. Keikutsertaan perempuan dalam pengambilan keputusan dalam ekonomi, rumah tangga dan mobilitas fisik dapat menggambarkan keberdayaan perempuan. Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) Provinsi Nusa Tenggara Barat yakni 57,90 persen, lebih rendah dibandingkan pencapaian nasional 70,07 persen, dan diketahui kesertaan KB di Nusa Tenggara Barat sebesar 56 persen belum mencapai target MDG's. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan keberdayaan perempuan dengan penggunaan kontrasepsi pada wanita usia subur di Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2013. Penelitian ini menggunakan data Pemantauan dan Evaluasi Penggunaan Kontrasepsi di Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2013 dengan desain cross sectional. Sampelnya adalah wanita usia subur yang berusia 15-49 tahun yang telah menikah di Provinsi Nusa Tenggara Barat yang diwawancarai Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia sebanyak 6613 responden. Analisis menggunakan metode chi-square. Hasilnya diperoleh keberdayaan perempuan dalam pengambilan keputusan rumah tangga berhubungan dengan penggunaan kontrasepsi di tiga kabupaten yakni Lombok Barat, Lombok Timur, dan Sumbawa, sedangkan pengambilan keputusan untuk mobilitas fisik terdapat hubungan bermakna secara statistik dengan penggunaan kontrasepsi hanya di Kabupaten Lombok Timur.

ABSTRACT
, Women’s empowerment recognized as important to their acces to reproductive
health services, including family planning. Women’s joint decision making in
economic, household and physical mobility represent women empowerment.
Index development Gender (IDG) of Nusa Tenggara Barat is 57,90 percent, it’s
lower than national accomplishment that’s 70,07 percent, and contraceptive
prevalence rate of Nusa Tenggara Barat about 56 percent, it’s not reach MDG’s
target. This paper aims to analyzed the relationship betwen women’s
empowerment and the use of contraception in women of reproductive age in
Nusa Tenggara Barat (Lombok Barat, Lombok Timur, Sumbawa) 2013. Data
come from Observasional and Evaluation of contraception use in Nusa
Tenggara Barat 2013 by cross sectional design. The sample are 6613 respondent
who merried women of reproductive age (5-49 years) in Nusa Tenggara Barat and
interviewed by The Center of Health Research University of Indonesia. Data
analyzed by chi-square methode. The result found there is association betwen
women empowerment in economic household making and contraceptive use in all
regencies, and physical mobilitydecision making had association betwen
contraceptive use in Lombok Timur.]
"
2015
S59405
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusri Kartika
"ABSTRAK
Nama : Yusri KartikaProgram Studi : EpidemiologiJudul : Hubungan Penggunaan Kontrasepsi Hormonal dengan Obesitas padaWanita Usia Subur di Indonesia Analisis Data IFLS 5 Tahun 2014 Pembimbing : Prof. Dr. dr. Sudarto Ronoatmodjo, SKM, M.ScPada tahun 2013 di Indonesia, prevalensi obesitas pada perempuan 32,9 . Kontrasepsihormonal pil, suntikan dan implant merupakan jenis kontrasepsi yang paling banyakdigunakan oleh wanita usia subur WUS di Indonesia, dengan prevalensi sebesar 38,2 .Tujuan penelitian ini untuk melihat apakah wanita usia subur WUS yang menggunakankontrasepsi hormonal berisiko mengalami obesitas. Penelitian ini menggunakan data IFLS 5tahun 2014, dan jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 6045. Analisis data yangdigunakan adalah Cox Regression. Hasil analisis menunjukkan bahwa penggunaankontrasepsi hormonal tidak ada hubungan atau tidak meningkatkan risiko obesitas padaWUS di Indonesia PR 0,939; CI 95 0,869 ndash; 1,013 .Kata kunci: Kontrasepsi Hormonal, Obesitas

ABSTRACT
Name Yusri KartikaStudy Program EpidemiologyTitle The Correlation of Hormonal Contraceptive Use and Obesity ofReproductive Age Women in Indonesia 5th IFLS Data Analysis Counsellor Prof. Dr. dr. Sudarto Ronoatmodjo, SKM, M.ScIn 2013, prevalence of obesity of females in Indonesia is 32,9 . Hormonal contraceptives pills, injections and implants are the most widely used by reproductive age women WUS in Indonesia, the prevalence is about 38,2 . The aim of this study was to see thatreproductive age women WUS who used hormonal contraceptives were at risk of obesity.This study was using 5th IFLS data. Data analysis was Cox Regression. The results of theanalysis showed that hormonal contraceptive use had no relationship or did not increase therisk of obesity in WUS in Indonesia PR 0,939 CI 95 0,869 ndash 1,013 .Key words Hormonal Contraception, Obesity
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50039
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nenda Wulandari Nurzakiah
"Tesis ini membahas hubungan pemeriksaan kesehatan masa nifas dengan penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang dikontrol dengan variabel kovariat yaitu usia, pendidikan, pekerjaan, status ekonomi, daerah tempat tinggal, jumlah anak ideal, pengambilan keputusan dan keterpaparan informasi pada wanita usia subur di Indonesia dengan menganalisis data sekunder SDKI tahun 2017. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan hasil analisa univariat dan bivariat. Hasil penelitian yaitu sebagian besar responden menggunakan KB jenis Non-MKJP yaitu sebesar 78,0%; responden paling banyak melakukan pemeriksaan kesehatan masa nifas pada periode late postpartum; terdapat perbedaan risiko dari variabel usia, keputusan penggunaan KB, status pekerjaan, tingkat pendidikan dan keterpaparan informasi dengan penggunaan jenis KB; tidak terdapat perbedaan risiko dari variabel status ekonomi dan jumlah anak ideal dengan penggunaan jenis KB; pemeriksaan kesehatan masa nifas tidak mempunyai pengaruh terhadap penggunaan jenis KB (nilai-p >0,05). Peningkatan konseling kontrasepsi secara individu sejak awal perlu dilakukan terutama pada masa perencanaan kehamilan hingga masa nifas agar meningkatnya penggunaan MKJP khususnya KB pascasalin sehingga berkurangnya unmetneed dan angka kejadian kehamilan tidak diinginkan.

The focus of this study is relationship postnatal care with long acting contraceptive methods uses among women in Indonesia controlled with covariate variable that is ages, education, profession, socioeconomic status, residential area, ideal number of children, decision-making and information exposure among women in Indonesia by analyzing secondary data DHS 2017. This research is quantitative with analysis results univariate analysis and bivariate analysis. Research result are most respondents uses Non-LACM wich is equal to 78,0%; respondents do the most postnatal care in late postpartum period; there is a difference in risk from variable ages, decision-making FP uses, profession, information exposure, education and with FP uses; there is no difference in risk from variable socioeconomic status, ideal number of children with FP uses; postnatal care have no effect FP uses (p-value >0,05). Early increase in individual contraceptive counseling necessary especially pregnancy planning period and postpartum period in order to increase the use LACM especially postpartum FP so that decrease unmetneed and unwanted pregnancy."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fia Azzhara
"Pemerintah telah merekomendasikan pemakaian Kontrasepsi Pasca Persalinan yang tepat waktu yaitu 2 bulan setelah melahirkan, karena secara aktif mampu mengurangi kehamilan yang tidak diinginkan dan kehamilan yang berjarak dekat dengan persalinan sebelumnya, yang dapat berimplikasi terhadap kematian bayi dan kematian ibu. Namun cakupan KB Pasca Persalinan masih rendah yaitu sebesar 30,23%. Penelitian ini bertujuan untuk menilai waktu memulai penggunaan kontrasepsi pasca persalinan di antara wanita kawin usia reproduksi di Indonesia dan mengidentifikasi determinannya dengan menggunakan analisis Regresi Cox. Penelitian ini menggunakan data SDKI 2017 dengan desain cross sectional, dan menggunakan sampel 2.459 wanita kawin usia subur yang melahirkan dalam 12 bulan sebelum wawancara. Estimasi Kaplan Meier menunjukkan bahwa probabilitas kumulatif kelangsungan wanita yang menggunakan kontrasepsi pasca persalinan di Indonesia sampai akhir pengamatan bulan ke-11 yaitu 79,9% dengan median survival time yaitu 3 bulan. Analisis regresi cox extended menunjukkan bahwa wanita dengan tingkat pendidikan menengah dan tinggi; wanita dengan status ekonomi menengah bawah, menengah, dan menengah atas; wanita yang bertempat tinggal di perkotaan; wanita yang melakukan hubungan seksual dalam 2 bulan setelah melahirkan; dan wanita yang mendapatkan dukungan suami adalah faktor yang mempengaruhi waktu mulai penggunaan kontrasepsi pasca persalinan. Oleh karena itu, perlu peningkatan kegiatan pemerataan sosialisasi, kualitas, dan kapasitas fasilitas pelayanan KB di daerah yang tertinggal, terpencil dan perbatasan; serta memperbaiki masalah klaim pelayananan kontrasepsi pasca persalinan di fasilitas kesehatan dengan pemisahan penggantian klaim untuk biaya persalinan dan pemasangan alat kontrasepsi pada calon akseptor agar penggunaan kontrasepsi pasca persalinan yang tepat waktu dapat disegerakan.

The government has recommended the timely use of Postpartum Contraception, which is 2 months after giving birth because it can actively reduce unwanted pregnancies and pregnancies that are close to previous deliveries, which can have implications for infant mortality and maternal mortality. However, the coverage of Postpartum Family Planning is still low at 30.23%. This study aims to assess the time to start postpartum contraceptive use among married women of reproductive age in Indonesia and identify its determinants using Cox Regression analysis. This study used IDHS 2017 data with a cross-sectional design and used a sample of 2,459 married women of childbearing age who gave birth within 12 months before the interview. Kaplan Meier's estimation shows that the cumulative probability of survival of women using postpartum contraception in Indonesia until the end of the 11th month of observation is 79.9% with a median survival time of 3 months. Cox extended regression analysis shows that women with secondary and higher education levels; women with lower middle, middle and upper middle-class economic status; women who live in urban areas; women who have sexual intercourse within 2 months after giving birth; and women who get husband's support are factors that influence the time to start using postpartum contraception. Therefore, it is necessary to increase socialization, quality, and capacity of family planning service facilities in underdeveloped, remote, and border areas; as well as fix the problem of claims for postpartum contraceptive services at health facilities by separating claim reimbursement for delivery costs and installing contraceptives for prospective acceptors so that timely use of postpartum contraception can be expedited."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Unversitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwika Aldila
"ABSTRAK
Rendahnya penggunaan MKJP (Metode Kontrasepsi Jangka Panjang) menjadi
permasalahan pada program Keluarga Berencana (KB). MKJP memiliki tingkat
efektivitas lebih tinggi, namun setiap tahun jumlah akseptor non MKJP (Suntik dan Pil)
di Indonesia selalu mengalami peningkatan dibandingkan dengan MKJP (IUD dan
Impant) yang cenderung menurun. Persepsi akseptor terhadap alat kontrasepsi
menyebabkan ketidaksesuain akseptor memilih alat kontrasepsi. Penelitian ini
menggunakan desain cross sectional yang menganalisis data sekunder ICMM 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi ragam alat kontrasepsi terhadap
keputusan penggunaan MKJP dan Non MKJP. Sampel dalam penelitian ini adalah wanita
usia subur (WUS) usia 15 sampai 49 tahun yang menggunakan alat kontrasepsi dengan
jumlah responden 9100. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara persepsi preferensi MKJP dan Non MKJP, efektivitas, pengetahuan dan
durasi pernikahan terhadap keputusan penggunaan MKJP. Dalam upaya peningkatan
cakupan penggunaan MKJP diperlukan strategi komunikasi yang tepat dalam pembuatan
program keluarga berencana dengan memperhatikan preferensi akseptor terhadap alat
kontrasepsi dan efektivitas alat KB kepada akseptor.

ABSTRACT
The low usage of Long Term Montraceptive Method (LTCM) has become a problem for
the Family Planning (KB) program. LTCM has a higher effective rate than its counterpart
the non LTCM. But every year the acceptor for the non LTCM contraceptive method
(shots and pills) are increasing and the LTCM contraceptive method has been steadily
declining. The acceptor perception on the contraceptive method have caused a fault on
their contraceptive method choice. This research uses a cross sectional method design
analysing a secondary data from the 2016 ICMM data. The purpose of this research is to
know the perception of fertile female to the various contraceptive methods (LTCM and
Non LTCM). The samples in this research are 9100 fertile women ranging from 15 to 49
years old whos been using contraceptive methods. The results show that there is a
significant correlation between perception preference for the LTCM and Non LTCM. For
an increase of the LTCM use coverage, it needs an effective communication strategy on
the family planning program that pays attention to the acceptor's contraceptive method
preference and the effectiveness of the contraceptive method for the acceptor"
2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>