Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 96675 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lutfia Martviana
"Aktivitas fisik menjadi salah satu faktor utama penyebab noncomunicable disease. 80% remaja di dunia tahun 2016 memiliki tingkat aktivitas fisik rendah. Aktifitas fisik remaja dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain usia, jenis kelamin, dukungan sosial, motivasi, dan urbanisasi. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi aktivitas fisik remaja di Kota Depok dengan melibatkan 364 responden siswa sekolah menengah pertama dan menengah atas dengan teknik consecutive sampling. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa remaja memiliki tingkat aktivitas fisik rendah (n=208; 57,1%), motivasi aktivitas fisik rendah n=188; 51,6%, dukungan aktivitas fisik rendah dari orang tua n=205; 56,3%, dan dukungan aktivitas fisik rendah dari teman sebaya n=203; 55,8%. Disimpulkan bahwa sebagian besar remaja Kota Depok memiliki tingkat aktivitas fisik yang rendah, sehingga perlu adanya promosi maupun intervensi aktivitas fisik yang tidak hanya diberikan kepada remaja saja melainkan juga pada lingkungan sosial remaja (keluarga, sekolah, dan teman sebaya).

Physical activity is one of the main factors causing non-communicable diseases. In the world, 80% of adolescents have low physical activity in 2016. Physical activity influenced by several factors, such as age, gender, social support, motivation, and urbanization. This study aimed to identify the physical activity of adolescents in Depok by involving 364 respondents of middle and high school students who used consecutive sampling techniques. The results of this study indicated that adolescents have low of physical activity n=208; 57,1%, low of physical activity motivation n=188; 51,6%, low of physical activity support from parents n=205; 56,3%, and low of physical activity supports from peers n=203; 55,8%. It concluded that the majority of adolescents in Depok have low physical activity. Thus, promotion or intervention of physical activities is given to adolescents but also and social environment of adolescents family, school, and peers.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sabila Rusydina Fitri Imani
"Diabetes mellitus pada remaja terus meningkat selama beberapa tahun terakhir. Fenomena yang berbeda terjadi pada tingkat aktivitas fisik yang terus menurun selama hampir satu dekade terakhir. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan mengenai diabetes mellitus dengan aktivitas fisik pada remaja. Sejumlah 139 remaja SMA berusia 15-18 tahun menyelesaikan survey Diabetes Knowledge Questionnaire dan Physical Acitivity Questionnaire in Adolescents. Usia, jenis kelamin, riwayat diabetes mellitus, sumber informasi, serta perilaku sedentari juga diteliti sebagai faktor yang memengaruhi pengetahuan dan aktivitas fisik. Riwayat diabetes mellitus dan sumber informasi tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan tingkat pengetahuan.
Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya hubungan antara tingkat pengetahuan, usia, dan perilaku sedentari dengan aktivitas fisik. Namun, jenis kelamin memiliki hubungan yang signifikan dengan aktivitas fisik (p = 0,001). Tingkat pengetahuan dan aktivitas fisik masih rendah di kalangan remaja. Upaya preventif dan promotif terhadap remaja perlu ditingkatkan untuk mencegah risiko diabetes mellitus.

Diabetes mellitus in adolescents continues to increase over the last few years. Declining level of physical activity is also an on-going phenomenon for almost a decade. The aim of this study is to determine the association between levels of knowledge on diabetes mellitus and physical activity in adolescents. A number of 139 high school students aged 15-18 years completed the survey using the Diabetes Knowledge Questionnaire and Physical acitivity Questionnaire in Adolescents. Age, gender, history of diabetes mellitus, source of information, and sedentary behavior were also investigated as factors influencing knowledge and physical activity. History of diabetes mellitus and resources do not have a significant association with the level of knowledge.
The results also showed no correlation between the level of knowledge, age, and sedentary behaviors with physical activity. However, gender had a significant association with physical activity (p = 0.001). The level of knowledge and physical activity is still low among adolescents. Preventive and promotive efforts towards teenagers need to be improved to prevent the risk of diabetes mellitus.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S64292
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dawima Nuri Afiati Chrismin
"Aktivitas fisik yang tergolong kurang dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit tidak menular. Penelitian yang ada menunjukkan bahwa terjadi peningkatan proporsi remaja yang kurang aktif saat pandemi Covid-19. Adapaun faktor-faktor yang dapat berhubungan dengan perilaku aktivitas fisik remaja yaitu jenis kelamin, efikasi diri, tingkat stres, kebiasaan aktivitas fisik sebelum pandemi, recreational screen time, dukungan keluarga, dukungan teman, dan ketersediaan fasilitas olahraga di rumah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan proporsi aktivitas fisik saat pandemi Covid-19 pada 200 remaja di Kota Depok berdasarkan faktor-faktor tersebut dengan menggunakan desain studi cross-sectional. Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2022 hingga Mei 2022. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 65% remaja di Kota Depok mengalami penurunan aktivitas fisik saat pandemi Covid-19. Berdasarkan analisis uji chi-square, ditemukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara aktivitas fisik saat pandemi Covid-19 pada remaja di Kota Depok berdasarkan jenis kelamin (nilai-p = 0,005; OR = 2,415), efikasi diri (nilai-p < 0,001; OR = 3,598), tingkat stres (nilai-p = 0,035; OR = 5,625), kebiasaan aktivitas fisik sebelum pandemi (nilai-p < 0,001; OR = 5,486), dukungan keluarga (nilai-p = 0,022; OR = 2,018), dan dukungan teman (nilai-p < 0,001; OR = 2,995). Tidak ditemukan perbedaan yang signifikan antara aktivitas fisik saat pandemi Covid-19 pada remaja di Kota Depok berdasarkan recreational screen time (nilai-p = 1,000) dan ketersediaan fasilitas olahraga di rumah (nilai-p = 0,929).

Physical inactivity can increase the risk of non-communicable diseases. Existing research shows that there is an increase in the proportion of adolescents who are less active during the Covid-19 pandemic. The factors that can relate to physical activity behavior in adolescents consist of gender, self-efficacy, stress levels, physical activity habits before the pandemic, recreational screen time, family support, friend support, and the availability of sports facilities at home. The purpose of this study is to determine the difference in physical activity during the Covid-19 pandemic in 200 adolescents in Depok City based on these factors using a cross-sectional study design. The study was conducted from March 2022 to May 2022. The results showed that 65% of adolescents in Depok City experienced a decrease in physical activity during the Covid-19 pandemic. Based on the chi-square test, the analysis showed a significant difference between physical activity during the Covid-19 pandemic in adolescents in Depok City based on gender (p-value = 0,005; OR = 2,415), self-efficacy (p-value < 0,001; OR = 3,598), stress level (p-value = 0,035; OR = 5,625), physical activity habits before the pandemic (p-value < 0,001; OR = 5,486), family support (p-value = 0,022; OR = 2,018), and peer support (p-value < 0,001; OR = 2,995). There was no significant difference between physical activity during the Covid-19 pandemic among adolescents in Depok City based on recreational screen time (p-value = 1,000) and the availability of sports facilities at home (p-value = 0,929)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shelly Shalihat
"ABSTRAK
Kurangnya aktivitas fisik pada anak dapat menyebabkan kejadian penyimpangan gizi yaitu berupa kegemukan dan obesitas yang dapat menimbulkan kejadian penyakit lainnya seperti diabetes, jantung koroner dan sebagainya. Proporsi aktivitas fisik yang kurang aktif berdasarkan umur, tertinggi pada kelompok umur 10 ndash; 14 tahun sebesar 49,6 Riskesdas 2013. Berdasarkan pendidikan angka proporsi tertinggi kurangnya aktivitas fisik berada pada kelompok pendidikan tidak tamat Sekolah Dasar SD atau Madrasah Ibtidaiyah MI yaitu sebesar 33,0. SD IT Ummu l Quro mengalami sedikit peningkatan angka obesitas setiap tahunnya. Pada tahun 2017 angka obesitas di SD IT Ummu l Quro mencapai kurang lebih 30 dari total keseluruhan siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas fisik pada anak di SD IT Ummu l Quro Kecamatan Beji Kota Depok tahun 2018 dengan mengunakan mix methode yaitu studi kuantitatif dan studi kualitatif. Hasil dari penelitian ini adalah didapatkan bahwa gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas fisik pada siswa SD IT Ummu l Quro adalah faktor pemungkin enabling yang terdiri dari sarana prasarana serta faktor penguat reinforcing yang terdiri dari pembiasaan orang tua, dukungan guru, peraturan disekolah, program pemerintah.

ABSTRACT
Lack of physical activity in children can lead to the occurrence of torture of nutrition that is in the form of obesity and obesity that can cause events such as diabetes, coronary heart and so forth. The proportion of inactive physical activity was age, the highest among the 10 14 years age group was 49.6 Riskesdas 2013. Based on education, the figures are the most effective in the education group did not complete elementary school SD or Madrasah Ibtidaiyah MI that amounted to 33.0. SD IT Ummu 39 l Quro, slightly faster, figures, numbers every year. In 2017 obesity rates in SD IT Ummu 39 l Quro reach approximately 30 of the total students. The purpose of this study is to determine the factors that affect the physical in children in Elementary School IT Ummu 39 l Quro Beji District Depok city in 2018 by using a mixed method of quantitative studies and qualitative studies. The result of this research is to know the factors that influence the activity of the students of SD IT Ummu 39 l Quro is a enabling factor consisting of various facilities and infrastructure. Reinforcing factor consisting of parents, teachers, school rules, government programs."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atidira Dwi Hanani
"Aktivitas fisik memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, termasuk pencegahan berbagai penyakit. Namun, masih banyak pelajar di Indonesia tidak melakukan aktivitas fisik secara rutin. Hasil Riskesdas 2013 menunjukkan 33,4 remaja usia 15-19 tahun di Jawa Barat kurang aktif dalam melakukan aktivitas fisik, dan Kota Depok merupakan kota dengan proporsi penduduk kurang aktif tertinggi di Provinsi Jawa Barat 40,5. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan aktivitas fisik pada siswa SMA Negeri di Kota Depok Jawa Barat tahun 2018. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional, data dikumpulkan melalui pengisian kuesioner secara mandiri oleh 358 siswa yang dipilih secara acak dari lima SMA Negeri di Depok, dan dianalisis menggunakan uji chi-square dan regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukkan 54,2 siswa aktif dalam aktivitas fisik. Penelitian ini membuktikan pengetahuan p=0,002 OR=2,379, 95 CI 1,383-4,091, sikap p=0,005 OR=1,888, 95 CI 1,209-2,949, dan fasilitas p=0,036 OR=1,673, 95 CI 1,035-2,704 berhubungan dengan aktivitas fisik siswa, sedangkan dukungan keluarga sebagai variabel konfonding. Pengetahuan merupakan faktor dominan yang berhubungan dengan aktivitas fisik, siswa yang memiliki pengetahuan tinggi berpeluang 2 kali untuk aktif secara fisik dibandingkan dengan siswa yang berpengetahuan rendah setelah dikontrol oleh sikap, fasilitas, dan dukungan keluarga. Untuk itu, penyampaian informasi kesehatan mengenai aktivitas fisik, sosialisasi gerakan masyarakat hidup sehat di masyarakat, dan anjuran untuk beraktivitas fisik di sekolah perlu dilakukan sebagai upaya untuk mendorong siswa menjadi lebih aktif.

Physical activity has many health benefits, including the prevention of various diseases. However, many students in Indonesia were not physically active. The result of Basic Health Research 2013 showed that 33.4 of adolescents aged 15 19 years in West Java were not active in physical activity, and Depok was the city with the highest proportion of the least active population in West Java which was 40.5. This study aimed to determine the determinants of physical activity on senior high school students in Depok, West Java 2018. This study used cross sectional design, data was collected using self administered questionnaire on 358 randomly selected students from five senior high schools in Depok, and analyzed using chi square and multiple logistic regression tests. The result showed 54.2 students were sufficiently active. These findings revealed that knowledge p 0,002 OR 2,379, 95 CI 1,383 4,091, attitudes p 0,005 OR 1,888, 95 CI 1,209 2,949, and facilities p 0,036 OR 1,673, 95 CI 1,035 2,704 related to physical activity while family support as confounding. Highly knowledgeable students had two fold chance of being active in physical activity than low knowledge students after being controlled by attitudes, facilities, and family support. Therefore, it is necessary to deliver health information about physical activity, socialization of healthy lifestyle in the community, and the encouragement for physical activity in schools as an effort to encourage students to be more active."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50282
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bonie Febriany Putri Agnur
"Gizi lebih berhubungan dengan risiko kematian akibat penyakit diabetes mellitus tipe 2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan proporsi kejadian gizi lebih berdasarkan asupan gizi, aktivitas fisik, perilaku sedentari, pengetahuan gizi & gizi lebih, dan kebiasaan sarapan. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah cross-sectional. Penelitian ini melibatkan 110 responden yang merupakan Pegawai Negeri Sipil di Dinas Kesehatan Kota Depok. Pengukuran status gizi lebih menggunakan indeks masa tubuh, asupan gizi menggunakan metode food recall 2x24 jam, aktivitas fisik menggunakan GPAQ, perilaku sedentari menggunakan SBQ, pengetahuan gizi & gizi lebih dan kebiasaan sarapan menggunakan kuesioner.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 53,6% PNS mengalami gizi lebih (IMT ≥ 25 kg/m2). Terdapat perbedaan proporsi bermakna pada variabel asupan gizi, aktivitas fisik, pengetahuan gizi & gizi lebih, dan kebiasaan sarapan. Setelah dilakukan analisis stratifikasi berdasarkan jenis kelamin, terdapat perbedaan proporsi bermakna variabel asupan energi pada laki-laki sedangkan variabel lainnya bermakna pada perempuan saja. Gizi lebih terjadi pada setengah responden PNS di Dinas Kesehatan Kota Depok. Anjuran untuk konsumsi makanan rendah kalori, rendah lemak, dan tinggi serat serta peningkatan aktivitas fisik dapat mengurangi angka kejadian gizi lebih dan mencegah pertambahan berat badan.

Overnutrition associated with the risk of death form diabetes mellitus type 2 diseases. This study aims to determine differences of proportion in the incidence of overnutrition based on dietary intake, physical activity, sedentary behaviour, knowledge of nutrition & overnutrition, and breakfast habits. This study used cross-sectional design. A total of 110 civil employees of Depok Health Department were included in this study. Overnutrition was measured using Body Mass Index, dietary intake using method of food recall 2x24 hours, physical activity using GPAQ, sedentary behaviour using SBQ, knowledge of nutrition & overnutrition using questionnaire.
The results showed that were 53,6% civil employees is overnutrition (BMI ≥ 25 kg/m2). There were significant differences of proportion in variables dietary intake, physical activity, knowledge of nutrition and overnutrition, and breakfast habits. After stratification analyze based on sex, there were significant differences of proportion variables energy intake in men, while the difference of proportion other variables were only significant in women. Overnutrition occurs on half of civil employees of Depok Health Department. Consumed food with low calories, low fat, and high fiber and then increase physical activity can reduce prevalence of overnutrition and prevent weight gain.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S63281
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Nisrina
"

Tingkat pengetahuan yang rendah mengenai aktivitas fisik akan menyebabkan ketidaksadaran terhadap pentingnya aktivitas fisik. Pentingnya meningkatkan kesadaran tentang pentingnya aktivitas fisik pada usia muda adalah agar dapat dijadikan kebiasaan baik yang akan dijadikan gaya hidup saat dewasa. Penelitian ini menyebarkan kuesioner kepada 300 murid di beberapa Sekolah di Jakarta untuk mengetahui tingkatan pengetahuan dan persepsi remaja terhadap aktivitas fisik. Tingkat pengetahuan mengenai aktivitas fisik pada remaja di Jakarta adalah baik (69.7%). Pola aktivitas murid menunjukan 49.3% remaja aktif dalam organisasi sekolah sedangkan 25.7% tidak aktif dalam sekolah. Ditemukan 36% responden yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga di sekolah dengan 44.7% dari remaja mengikuti ekstrakurikuler olahraga permainan seperti basket. 53.3% dari responden menggunakan transportasi pribadi dari dan kesekolah. Hanya 26.7% remaja melakukan aktivitas fisik sesuai rekomendasi kesehatan. Pengetahuan remaja Jakarta tingkat pendidikan menengah baik tingkat pertama dan mumum menunjukan pengetahuan aktivitas fisik yang baik. Dan Penelitian juga menyimpulkan pola aktivitas fisik pada remaja menunjukan tingginya partisipasi murid dalam olahraga permainan dan mayoritas remaja melakukan olahraga kurang dari yang direkomendasikan. Disimpulkan bahwa tidak ada korelasi antara tingkat pengetahuan mengenai aktivitas fisik dalam remaja dan karakteristik demografik.


The level of knowledge regarding physical activity would raise awareness on the benefits and importance of physical activity. It is important to promote physical activity from a young age, as it will result in habitual healthy lifestyle in adulthood. Questionnaires were distributed to 300 students in several school in Jakarta to describe the knowledge and perception level of adolescents. The overall level of knowledge on physical activity is good (69.7%). Pattern of activity in the respondents shows majority (49.3%) of the respondent active in school organization while 25.7% of them is not active at school. It is shown that 36% of the respondents is participating in sports extracurricular with a majority of sport games (44.7%). 53.3% of the total respondents use private transportation. The average time spent in watching TV and playing video game is 190.4 minutes while 117.88 minutes on exercising in a day. This research concluded that knowledge regarding physical activity of adolescents in Jakarta is good and the highest participation of students is in sport games such as basketball. Majority of adolescent shows having exercise less than recommended. There are no correlation between knowledge level and demographic characteristics among adolescents in Jakarta.

"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Restika Hapsari
"Prevalensi obesitas pada remaja di Karawang lebih tinggi dibandingkan di antara kabupaten di Jawa Barat. Gaya hidup remaja yang tidak sehat di Karawang mengarah pada obesitas. Salah satu contoh gaya hidup yang tidak sehat adalah kurangnya latihan fisik. Remaja yang gemuk cenderung memiliki aktivitas fisik yang rendah dan berisiko mengalami tingkat obesitas yang lebih tinggi seiring bertambahnya usia. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi deskripsi aktivitas fisik pada remaja gemuk di Kabupaten Karawang. Penelitian deskriptif ini menggunakan desain cross sectional dengan 97 responden remaja dengan status gizi dianggap obesitas. Data diambil di sekolah menengah pertama dan menengah atas di Kabupaten Karawang. Metode yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah pengukuran tinggi menggunakan microtoise dan pengukuran berat menggunakan skala berat badan digital untuk menunjukkan Indeks Massa Tubuh (BMI). Analisis yang dilakukan adalah analisis univariat dan dilanjutkan dengan menerapkan tabulasi data (crosstabb). Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas remaja yang menderita obesitas adalah remaja pria dengan obesitas kelas 1. Sementara itu, remaja perempuan juga pasif dalam melakukan aktivitas fisik. Studi ini merekomendasikan bahwa sekolah perlu melakukan program manajemen obesitas yaitu promosi aktivitas fisik untuk menjadi intervensi berbasis sekolah.

The prevalence of obesity in adolescents in Karawang is higher than among districts in West Java. Unhealthy adolescent lifestyles in Karawang lead to obesity. One example of an unhealthy lifestyle is lack of physical exercise. Obese adolescents tend to have low physical activity and are at risk of experiencing higher levels of obesity with age. This study aims to identify the description of physical activity in obese adolescents in Karawang Regency. This descriptive study uses a cross sectional design with 97 teenage respondents with nutritional status considered obese. Data were collected at junior high and senior high schools in Karawang Regency. The method used in collecting data is height measurement using microtoise and weight measurement using a digital weight scale to show the Body Mass Index (BMI). The analysis carried out was univariate analysis and continued by applying data tabulation (crosstabb). The results showed that the majority of adolescents suffering from obesity were male adolescents with grade 1 obesity. Meanwhile, female adolescents were also passive in physical activity. This study recommends that schools need to conduct obesity management programs, namely the promotion of physical activity to become school-based interventions."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muflih Wahid Hamid
"

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas fisik pada remaja di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan. Partisipan (N= 64) merupakan siswa sekolah menengah atas yang berusia 15 – 18 tahun. Penelitian dilakukan secara bertahap mencakup studi baseline pada tahap awal  dan dilanjutkan dengan intervensi. Teori yang digunakan adalah focus theory of normative conduct yang mengidentifikasi dua jenis norma yakni norma deskriptif dan norma injungtif. Berdasarkan hasil studi baseline ditemukan bahwa mayoritas remaja di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan tergolong rendah dalam aktivitas fisik. Hal ini bisa dijelaskan dengan rendahnya norma deskriptif yang ada pada remaja tersebut. Penelitian ini dianalisi dengan One-way repeated measures ANOVA menggunakan bantuan SPSS 24 untuk melihat efektivitas pemberian umpan balik norma sosial yang diberikan setiap hari. Hasil intervensi mengindikasikan bahwa kelompok yang mendapatkan intervensi umpan balik pesan norma deskriptif+norma injungtif tercatat memiliki jumlah langkah kaki yang lebih banyak dibandingkan dengan kelompok yang hanya mendapatkan umpan balik pesan norma deskriptif dan kelompok kontrol (p < .05).   

 


This study aimed to increase the physical activity among adolescents in Pangkajene and Kepulauan Regency. The partisicpants (N = 64) were senior high school students age 15 – 18 years. This study was conducted gradually. The first stage was focused on baseline study then followed by intervention stage. Theory used for this study was the focus theory of normative conduct that identifies two norms, descriptive norm and injunctive norms. According to the baseline study result, it was found that the majority of adolescents in Pangkajene and Kepulauan Regency was classified low in terms of physical activity. This could be explained by the low of descriptive norms among them. This study was analyzed by One-way repeated measures ANOVA using SPSS 24 in order to see the effectiveness of daily social norms feedback. The intervention resulted that the group which had descriptive+injunctive norms was recorded higher in steps score compared to group that only recieved descriptive norm feedback and control group (p = .05)

 

"
2019
T53138
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raditha Ramadhany Dika Alba Putri
"Dismenore merupakan rasa nyeri yang timbul sehari sebelum atau saat menstruasi yang dapat menyebabkan terganggunya aktvitas fisik. Adapun teknik yang dapat dilakukan untuk menurunkan nyeri dismenore adalah distraksi, olahraga, istirahat, komplementer, dan obat. Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui teknik menurunkan nyeri dismenore yang digunakan oleh remaja putri di SMAN 97 Jakarta Selatan. Penelitian ini menggunakan metode survei deskriptif dengan populasi 399 siswi kelas X dan XI dan diambil sampel sebanyak 80 responden dengan metode pengambilan sampel consecutive sampling.
Hasil menunjukkan mayoritas remaja putri menggunakan teknik distraksi untuk menurunkan nyeri dismenore. Hasil penelitian ini menyarankan agar pelayanan keperawatan dapat memberikan informasi mengenai teknik menurunkan nyeri dismenore lainnya dan cara mempraktekkannya kepada orang tua sehingga remaja putri dapat memilih berbagai teknik dan cara mempraktekkan yang tepat dan efektif.

Dysmenorrhea is the pain that occur a day before or during menstruation cycle that causes disruption of activities. The techniques can be used to reduce the pain of dysmenorrhea were distraction, heat-pad, a rest, complementer technique, and medicines. The purpose of this study was to determine the technique to reduce the pain of dysmenorrhea that used by female teenagers in SMAN 97 Jakarta Selatan. This study applied a descriptive survey method with a population of 399 students of class X and XI with 80 samples selected by consecutive sampling.
The result showed that most female teenagers implemented distraction technique to reduce pain of dysmenorrhea. The result of this study recommends that nursing services can provide information of techniques to reduce pain of dysmenorrhea and how to practice it to the parents, so that female teenagers can choose a technique and practice it properly and effectively."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S52885
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>