Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 96367 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Irena Arifa Khairunnisa
"Penelitian ini akan membahas tentang perubahan budaya nomaden suku Badui Negev yang terpengaruh oleh beberapa faktor eksternal. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh memudarnya tradisi berpindah-pindah atau nomaden yang terikat erat dengan identitas suku Badui pada umumnya dan diimplementasikannya budaya menetap atau adanya proses sedentarisasi di kalangan suku Badui Negev. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk membahas faktor-faktor yang memengaruhi fenomena perubahan budaya ini serta dampak yang terlihat dari perubahan ini. Analisis penelitian ini menggunakan metode studi pustaka dengan mengumpulkan buku teks, jurnal, beserta artikel ilmiah. Hasil penelitian ini adalah dampak yang terlihat jelas dari adanya kebijakan Israel terhadap cara hidup Badui di Negev. Semulanya, Badui di Negev dapat berkelana dengan bebas di padang gurun yang luas karena mereka tidak perlu patuh pada pemerintah mana pun. Akan tetapi, sejak pembangunan Negara Israel pada 1948, semuanya berubah drastis. Transisi ini bahkan dibersamai dengan sengketa kepemilikan lahan yang terjadi antara Badui Negev dan pemerintah Israel. Suku Badui di Negev tidak lagi bisa berpindah-pindah seperti dulu. Mereka mulai mengalami perubahan dalam segi cara hidup, peran perempuan dan laki-laki dalam masyarakat, serta bentuk tempat tinggal mereka.

Kata Kunci: Badui; Israel; Negev; Nomaden; Perubahan


This study will discuss the changes in the nomadic culture of the Negev Bedouin tribe which are influenced by several external factors. This research is motivated by the fading of nomadic traditions that are tightly related to the identity of the Bedouin tribe in general and the implementation of a sedentary culture or the process of sedentarization among the Bedouin Negev tribe. Therefore, this research aims to discuss the factors that influence the phenomenon of cultural change as well as the visible impact of this change. The analysis of this research uses the literature study method by collecting textbooks, journals, along with scientific articles related to this topic. The results of this study are the apparent impact of Israeli policies on the Bedouin way of life in the Negev. Initially, Bedouins in the Negev could roam freely in the vast wilderness because they did not need to obey any government. However, since the construction of the State of Israel in 1948, everything has changed dramatically. This transition is even corresponded to land ownership dispute that occurred between the Badui Negev and the Israeli government. The Negev Bedouin tribe could no longer roam freely as before. They began to experience changes in terms of their way of life, the role of women and men in society, as well as the form of their residence."

Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dallas: SMU Press, 1966
933 PRE
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Al Hakim
"ABSTRAK
Suku Han dan suku Miao adalah salah satu suku tertua yang terdapat di dataran Cina. Suku Han merupakan satu-satunya suku mayoritas, sedangkan suku Miao adalah salah satu dari suku minoritas. Meskipun berasal dari dua leluhur yang berbeda, kedua suku ini terus mengalami interaksi sejak zaman Kuno. Interaksi ini pun mempengaruhi kedua suku, baik dalam sisi ekonomi, sosial, maupun budaya. Jurnal ini terutama membahas tentang pengaruh suku Han terhadap suku Miao dalam segi budaya. Hasil akhir dari penelitian ini adalah hampir setiap aspek kebudayaan suku Miao menerima pengaruh dari kebudayaan suku Han.

ABSTRACT
The Han tribe and the Miao tribe are one of the oldest tribes in mainland China. The Han tribe is the only majority tribe, while the Miao tribe is one of the minority tribes. Though originating from two distinct ancestors, these two tribes have been interacting since ancient times. This interaction also affects both tribes, in the economic, social, even cultural aspects. This journal mainly discuss the influence of the Han tribe on the Miao tribe in cultural terms. Describes in which field the acculturation of the Han tribe influenced the Miao tribe culture. This Journal has found that almost every aspects of Miao tribe rsquo s culture is affected by Han tribe rsquo s culture."
2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Bima Eka Setiawan
"Masyarakat Huaulu dikenal dengan keunikan bentuk rumah adat, ritual dan aturan tabu di masyarakat yang dipengaruhi oleh adat istiadat dari leluhur. Sebagai sebuah suku yang terletak di daerah pegunungan, situasi ini tidak menjadikan Huaulu tertutup dari dunia luar. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif melalui observasi partisipan dan wawancara mendalam ke tokoh adat masyarakat Huaulu. Dunia modern yang mulai mempengaruhi dan mengubah Pulau Seram menjadi salah satu faktor yang dapat menghilangkan tradisi lokal khususnya ritual inisiasi atau cidaku di Huaulu. Skripsi ini membahas mengenai ritual cidaku sebagai bagian dari modal budaya yang masyarakat Huaulu gunakan untuk mempertegas identitas tradisional mereka dan membahas mengenai perubahan serta dampak dari adanya modernisasi yang mempengaruhi Desa Huaulu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ambivalensi logika budaya terjadi ketika masyarakat Huaulu mempertahankan tradisi lokal yang mereka miliki dengan terus menyelenggarakan ritual dan menerapkan prinsip tabu dari leluhur, akan tetapi di satu sisi mempertimbangkan kembali prinsip tersebut karena sudah menerima modernitas yang ditunjukkan dengan penggunaan teknologi serta pembangunan desa yang lebih modern. Logika budaya yang saling tumpang tindih ini menimbulkan fenomena cultural debasement, sebuah situasi yang membuat prinsip dan nilai tradisional di masyarakat menjadi berkurang mengikuti perkembangan desa ke situasi yang lebih modern demi memenuhi kebutuhan masyarakat Huaulu yang menjadi lebih kompleks.

The Huaulu community is known for its unique traditional house shapes, rituals and taboo rules in the community which are influenced by the customs from their ancestors. As a tribe located in a mountainous area, this situation did not make Huaulu sealed off from the outside world. The research was conducted using qualitative methods through participant observation and in-depth interviews with traditional leaders of the Huaulu community. The modern world that began to start influencing and change Seram Island became one of the factors that can eliminate local traditions, especially initiation rituals or cidaku in Huaulu. This thesis discusses the cidaku ritual as part of the cultural capital that Huaulu community uses to emphasizes their traditional identity and discusses the changes and impacts of modernization that affect Huaulu Village. The results show that the ambivalence of cultural logic occurs when the Huaulu community maintains their local traditions by continuing to perform rituals and applying the taboo principle of their ancestors, but on the other hand they reconsider these principles because they have accepted modernity as shown by the use of technology and more modern village development. These overlapping cultural logics give rise to the phenomenon of cultural debasement, a situation where traditional principles and values in society start to diminish following the development of the village to a more modern situation in order to fulfill the needs of the Huaulu community that become more complex."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pensil-324, 2004
297.569 4 MIN
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Dea Noviyanti
"Jepang terkenal sebagai negara yang kuat dengan culture powernya. Salah satu produk budaya populer Jepang yang terkenal adalah yuru kyara. Yuru kyara merupakan maskot
unik dibuat untuk mempromosikan suatu event, organisasi, kota dan lain-lain. Penelitian ini membahas peran yuru kyara sebagai duta budaya oleh negara asing di Jepang, yaitu negara Israel, Amerika, Finlandia, Afganistan dan Thailand. Terdapat tiga langkah dalam penelitian ini, langkah pertama pengumpulan data yang bersumber dari buku, jurnal dan artikel yang membahas yuru kyara. Langkah kedua penentuan data yang relevan terkait
dengan diplomasi budaya Jepang dengan negara asing. Langkah ketiga menganalisa peran yuru kyara dari data yang telah ditentukan di langkah kedua. Ditemukan bahwa tiga negara yang lebih aktif dalam memanfaatkan peran yuru kyara, yaitu Israel, Amerika dan Finlandia. Israel memfokuskan pengunaan yuru kyara di bidang pariwisata, sedangkan Amerika di bidang pendidikan dan Finlandia di bidang pariwisata serta budaya. Negara Afganistan dan Thailand untuk saat ini belum memaksimalkan penggunaan yuru kyara dalam diplomasi budayanya. Disarankan dilakukan penelitian lanjutan mengenai persentase
keberhasilan yuru kyara diukur dari tiga faktor diplomasi budaya.
Japan is known as a strong country with culture power. One of the popular products of Japanese popular culture is Yuru kyara. Yuru kyara is a unique mascot created to promote an event, organization, city and others. This final project discusses the role of the yuru kyara as acultural ambassador from foreign countries in Japan, Israel, America, Finland, Afghanistan and Thailand. There are three steps in this final project, the first step
is collecting data sourced from books, journals and articles that discussed yuru kyara. The second step is the determination of relevant data related to Japanese cultural diplomacy with foreign countries. The third step is analyzes the role of the yuru kyara from the data
specified in the second step. It was found that three countries were more active in exploiting the role of yuru kyara is Israel, America and Finland. Israel focuses on the use of the yuru kyara in tourism, while America in education and Finland in tourism and culture. Afghanistan and Thailand have not yet maximized the use of yuru kyara in cultural diplomacy. It is recommended that further research be made related the percentage of success of the yuru kyara measured by three factors of cultural diplomacy.
"
2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Musthafa Abd. Rahman
Jakarta: Bbuku Kompas, 2002
956.94 Rah d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Meisya Mariska
"ABSTRAK
Dalam jurnal ini membahas mengenai kehidupan suku badui yang tersebar di Semenanjung Arab diantaranya
mengenai pola hidup, cara bertahan untuk hidup, hubungan sosial dengan masyarakat lain hingga cara mereka
membuat tenda yang berpindah-pindah. Suku badui merupakan suku asli keturunan Arab yang hidup bersama
dengan masyarakat lain dengan kondisi geografis yang cukup ekstrim yang akan membentuk pola kehidupan
menjadi nomaden. Suku badui memiliki dua karakteristik yaitu orang-orang desa atau badui yang nomaden dan
masyarakat perkotaan, kondisi geografis yang begitu keras akan berperan penting dalam membentuk cara
berorganisasi, cara bersosialisasi dan solidaritas yang dimiliki. Berinteraksi dengan masyarakat sekitar dan
masyarakat suku badui yang semakin sedikit karena adanya modernisasi. Metode yang digunakan berupa
kulitatif seperti studi pustaka dari buku-buku, jurnal dan beberapa artikel ilmiah.

ABSTRACT
In this paper discusses the Bedouin tribe lives scattered in the Arabian Peninsula including the patterns of life,
how to survive for life, social relationships with other people to their way of making a tent on the move. Bedouin
tribes is a native tribe of Arab descent who live together with other people with the geographical conditions are
quite extreme which will form the pattern into a nomadic life. Bedouin tribe has two characteristics, namely the
villagers or Bedouins were nomadic and urban communities, harsh geographical conditions will play an
important role in shaping the organization, how to be social and solidarity owned. Interacting with the local
community and society Baduy tribe which is getting little for their modernization. The method used is qualitative
as literature from books, journals and several scientific articles."
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
"Jurnal ini membahas tentang gaya hidup masyarakat Badui Sinai Mesir, antara lain mengenai pola organisasi, nilai-nilai sosial dan hubungan sosial mereka dengan kelompok masyarakat lainnya. Sebagaimana pengertian masyarakat Badui pada umumnya, masyarakat Badui Sinai merupakan masyarakat keturunan Arab yang hidup bersama di wilayah Semenanjung Sinai Mesir dengan kondisi geografisnya yang ekstrim dan menerapkan pola kehidupan nomaden dan semi-nomaden. Kondisi lingkungan hidup mereka yang keras tersebut nantinya berperan penting dalam membentuk pola organisasi sosial dan nilai-nilai sosial mereka, seperti sikap keberanian, kegigihan dan solidaritasnya. Seorang syekh atau amir berperan penting dalam mengoordinasi masyarakat Badui yang tinggal di lingkungan yang keras tersebut. Tanpa adanya seorang pemimpin, hidup di wilayah padang pasir akan terasa sulit. Seiring berkembangnya zaman, gaya hidup masyarakat Badui tersebut mulai ditinggalkan. Salah satu faktornya yaitu pembangunan peradaban modern. Akan tetapi, kini masyarakat Badui Sinai masih dihadapkan dengan kondisi yang sulit. Mereka belum merasakan sepenuhnya hasil dari pembangunan peradaban tersebut. Penulisan jurnal ini menggunakan metodologi penelitian kualitatif-deskriptif dengan teknik penelitian kajian pustaka.
This journal article discusses Bedouin of Sinai in Egypt and its lifestyle, which are the organization pattern, social values and the social relationship with other communities. Bedouin of Sinai are Arabian descent of nomads and semi-nomads who live together in Egypt?s Sinai Peninsula with its extreme geographical condition. The harsh condition has an important role in shaping the organization pattern and their social values, such as bravery, persistence and solidarity. A syekh or an amir takes a siginificant role in coordinating the Bedouin people, whose life in that desert will not be easy without the existence of a leader. As time goes by, this kind of lifestyle is no longer adopted due to the development of modern civilization. However, Bedouin of Sinai ironically do not feel the beneficial impacts of the civilization development and still struggle with various difficult conditions. This journal uses a qualitative-descriptive method in conducting the textual analysis."
[, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia], 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Embun Ferdina Enjaini
"ABSTRAK
Stunting (pendek) merupakan masalah gizi kronis pada balita yang ditandai dengan
tinggi badan yang lebih pendek dibandingkan dengan anak seusianya. Kecamatan Tanjung
Agung Palik memiliki persentase stunting tertinggi (47,48%), Desa yang menjadi lokasi
penelitian adalah Desa Sengkuang dan Desa Sawang Lebar, kedua desa tersebut
merupakan desa yang paling tinggi kejadian stunting. Tujuan Penelitian ini untuk
menganalisis sosial budaya suku Rejang terkait dengan stunting. Metode penelitian ini
menggunakan kualitatif Rapid Ethnografi. Informan utama dalam penelitian ini adalah 4
ibu yang memiliki anak balita stunting dengan ekonomi rendah, 4 ibu yang memiliki balita
stunting dengan ekonomi menengah dan 4 ibu yang memiliki anak balita normal dengan
ekonomi rendah, yang tinggal di suku Rejang Kecamatan Tanjung Agung Palik yang
dipilih dengan metode purposive sampling yang datanya sudah diketahui dari sistem e-
PPGBM Puskesmas berdasarkan pengukuran antropometri. Pengumpulan data dilakukan
melalui wawancara mendalam dan observasi partisipasi yang dilaksanakan pada bulan
April-Juni 2019 di Kecamatan Tanjung Agung Palik. Hasil penelitian menunjukan bahwa
penyebab stunting pada masyarakat suku Rejang disebabkan oleh 1) Lingkungan dan
Sanitasi yang buruk, 2) Masih belum melakukan ASI eksklusif, 3) Pemberian MP-ASI dini
balita, 4) Pola pemberian makanan yang masih rendah, 5) Pengetahuan masyarakat yang
masih rendah, 6) Masih adanya kepercayaan tentang pantang makan pada ibu hamil dan
balita. Disarankan agar ada upaya penurunan kepercayaan pantang makan ibu hamil dan
anak balita, pengetahuan lingkungan dan sanitasi, mengurangi pemberian makanan
prelakteal pada bayi baru lahir, pola pemberian makan dan cakupan pemberian MP-ASI
dini melalui penyuluhan rutin dengan melibatkan orang tua balita dan bermitra dengan
dukun untuk memberikan edukasi akan pentingnya kesadaran ibu terkait gizi.

ABSTRACT
Stunting is a chronic nutritional problem on toddlers characterised by a shorter height
compared to the children in their age group. Tanjung Agung Palik District has the highest
stunting case percentage (47,48%), the villages used as a sample for this thesis are the
Sengkuang and Sawang Lebar village. These two village has the highest numbers of
stunting cases. The purpose of this research is to analyse from a socio-cultural aspect of
how the Rejang Tribe deals with stunting. This research uses a Rapid Etnographic method.
The main informants for this research are 4 mothers with stunted toddlers from low income
families, 4 mothers with stunted toddlers from middle income families, and 4 mothers with
normal toddlers from low income families all od whic are from the Rejang Tribe in the
Tanjung Agung Palik District selected by purposive sampling method whose data is known
from the Puskesmas e-PPGBM system based on anthropometric measurements. The data
were collected through an in-depth interview and participative observation conducted
between April to June 2019 in the Tanjung Agung Palik District. The research results
concluded that the stunting cases in the Rejang Tribe are caused by 1) Bad environment
and sanitation, 2) Still not doing exclusive breastfeeding, 3) Provision of early MP-ASI for
toddlers, 4) The pattern of feeding is still low, 5) Community knowledge that is still low,
6) There is still a belief about abstinence in pregnant women and toddlers. It is
recommended that there be an effort to reduce the confidence of abstinence from pregnant
women and toddlers, knowledge of the environment and sanitation, reduce prelacteal
feeding in newborns, feeding patterns and coverage of early MP-ASI through routine
counseling involving parents of toddlers and partnering with traditional healers to provide
education on the importance of maternal awareness regarding nutrition."
2019
T53718
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>