Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 152230 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maria Angelica Puspawardhani
"Penelitian ini menganalisa dampak risiko volatilitas nilai tukar terhadap devisa hasil ekspor (DHE) serta hubungan negara mitra terhadap potensi penerimaan DHE Indonesia. Penelitian dengan metode data panel ini meggunakan periode bulanan sejak Januari 2012 sampai Desember 2018 dengan 38 jenis komoditas dan 191 negara mitra. Penelitian ini mengungkapkan dampak volatilitas nilai tukar berpengaruh negatif, sedangkan negara mitra ekspor berpendapatan tinggi berpengaruh postif pada penerimaan DHE. Penelitian ini mendukung optimalisasi kebijakan penerimaan DHE di perbankan Indonesia guna ketersediaan pasokan valas. Dampak risiko volatilitas nilai tukar terhadap penerimaan DHE, dapat diantisipasi dengan peningkatan kerjasama negara mitra yang lebih maju dan berpendapatan tinggi.

This study analyses the impact of exchange rate volatility on the Indonesias export proceeds and use panel data from January 2012 to December 2018. In the first model, we arrange volatility of rupiah exchange rates against the US dollar, the American Index of Industrial Production, REER, CPO price and oil price. In the second model, we use the gravity model and the variables are distance, partner country real GDP, and dummy country partner. Our research reveals that the impact of exchange rate volatility has a negative effect and export partner with high GDP have a positive effect on export proceeds."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bangkit Anugerah Fadhillah
"Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis dampak volatilitas nilai tukar terhadap ekspor non migas Indonesia ke lima negara mitra dagang utamanya. Penelitian ini menggunakan periode observasi selama 13 tahun yaitu tahun 2000 - 2013 dengan menggunakan data panel. Hasil estimasi data panel menunjukkan bahwa volatilitas nilai tukar tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap ekspor non migas Indonesia.

The objective of this study is to analyze the impact of exchange rate volatility to non-oil export in Indonesia to 5 major trading partners. This study used thirty years observation period from 2000 - 2013 and used panel data. In the preliminary analysis, this study found that exchange rate volatility has no significant impact on Indonesia non-oil export."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T46293
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusuf Reza Kurniawan
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak dari volatilitas nilai tukar rupiah terhadap kinerja ekspor nonmigas Indonesia ke sepuluh negara mitra dagang utama. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai ekspor nonmigas Indonesia selama periode 2004q1 sampai dengan 2011q4, sedangkan ukuran volatilitas yang digunakan adalah moving average standard deviation. Dengan menggunakan metode regresi GLS, hasil penelitian menunjukkan adanya dampak negatif yang signifikan dari kenaikan volatilitas nilai tukar rupiah terhadap kinerja eskpor nonmigas Indonesia.

This study aims to determine the impact of exchange rate volatility on Indonesia`s non-oil export performance to ten main trading partners. The sampel used in this study is the value of Indonesia`s non-oil export during 2004q1 until 2011q4, while the measurement of volatility is constructed using moving average standard deviation. Applying GLS regression method, the study found the existence of significance negative impact of increasing exchange rate volatility to Indonesia`s non-oil export performance."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S54564
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riki Winatha
"Penelitian ini menganalisa peran metode pembayaran dalam mengurangi risiko nilai tukar, karena ekspor barang dapat tetap ditingkatkan di tengah risiko nilai tukar. Kami menambahkan variabel kontrol berupa REER dan GDP bulanan dan digunakan efek interaksi antara volatilitas dan pemilihan cara pembayaran, yang terdiri dari advanced payment, letter of credit dan pembayaran lainnya. Hasil menunjukkan bahwa dampak volatilitas dapat diturunkan bagi risk-lover eksportir, di mana letters of credit dan pembayaran lainnya berdampak positif dan signifikan di semua level, sementara metode advanced payment berpengaruh positif di tingkat kepercayaan 10%.

This paper analyzes the role of payment method in mitigating the risk of exchange rate volatility. By using the choice of method payment, export goods can still improve to sell abroad amongs currency risk. We add REER and monthly GDP as control variables and used interaction effect between volatility and share of payment method, which consist of advanced payment, Letter of Credit and other payment methods. The results depict that the impact of volatility can be reduced for risk-lovers`s exporters, where letters of credit and other payment positively significant at all level while advanced payment positively significant at 10% level."
2019
T53538
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imsak Sukmawati
"Semenjak runtuhnya sistem Bretton wood, banyak ekonom meneliti bagaimana volatilitas nilai tukar berdampak terhadap perdagangan dunia. Dengan menggunakan data ekspor Indonesia Tahun 2005-2014, kami meneliti faktor-faktor yang berkorelasi terhadap volume ekspor dari sisi permintaan, dimana volatilitas diukur dengan Standar Deviasi dan Moving Average Standard Deviation. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar produsen di Indonesia merespon peningkatan volatilitas nilai tukar dengan mengurangi aktivitas ekspor. Hanya produsen pertanian dan peternakan; penambangan batu bara dan lignit; industri kertas dan barang yang berasal dari kertas; industri karet, bahan dari karet dan plastik; dan industri pengolahan logam dasar yang merespon dengan cara sebaliknya.

Since the collapse of Breton Wood system, many economists have scrutinized how exchange rate volatility affects on the world trade. Using Indonesian data from 2005 2014, we examine factors that correlate with export volumes on the demand side, especially the volatility determined by Standard Deviation and Moving Average Standard Deviation. The results showed that most producers in Indonesia respond the increased of exchange rate volatility by reducing risky activity. Producer of crop and animal production mining of coal and lignite manufacture of paper and paper product manufacture of rubber and plastic products and manufacture of basic metals that respond in reverse."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T51324
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shinta Fitrianti
"Penelitian ini mengkaji pengaruh jangka panjang dan jangka pendek dari volatilitas nilai tukar terhadap ekspor Indonesia ke mitra dagang utama, khususnya Jepang dan Amerika Serikat. Penelitian menggunakan data bulanan mulai Januari 1998 hingga Oktober 2015. Harga komoditas turut menjadi variabel bebas. Indeks volatilitas nilai tukar dihasilkan menggunakan rata-rata bergerak dari standar deviasi pergerakan nilai tukar riil. Estimasi hubungan jangka panjang diperoleh melalui Autoregressive-Distributed Lag ARDL bounds testing, sedangkan hubungan jangka pendek diuji menggunakan metode error-correction-model ECM. Hasil pengujian menunjukkan bahwa volatilitas rupiah terhadap yen berdampak negatif terhadap ekspor Indonesia ke Jepang, sedangkan fluktuasi rupiah terhadap dolar AS secara jangka pendek berpengaruh positif terhadap ekspor Indonesia ke AS. Harga komoditas relatif kurang berpengaruh terhadap kinerja ekspor Indonesia ke kedua negara, terkecuali pada kasus ekspor jangka panjang ke Jepang.

This paper investigates the long run and short run impacts of the real exchange rate volatility on Indonesia rsquo s real exports to its major trading partners, namely Japan and the US. The study uses monthly data from January 1998 to October 2015 thus captures the structural break period of the GFC 2008. Commodity price is included as an explanatory variable. The index of exchange rate volatility is generated using moving sample standard deviation of the growth of the real exchange rate. Estimates on the long run cointegration and the short run dynamics are obtained using Autoregressive Distributed Lag ARDL bounds testing and the error correction model ECM respectively. The findings suggest that bilateral exchange rate volatility reduces Indonesia rsquo s export to Japan. Fluctuation of rupiah against the US dollar helps Indonesia rsquo s export to the US in the short run. The impact of commodity price is negligible, except for the long run export to Japan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T47044
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angestika Wilandari
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh fluktuasi nilai tukar terhadap ekspor di lima negara pendiri ASEAN yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Singapura dengan periode penelitian dari tahun 2003 hingga 2012. Nilai tukar masing-masing negara sampel dipatok berdasarkan nilai dollar. Variabel dependen dari penelitian ini adalah ekspor dengan variabel indepeden berupa produk domestik bruto negara pengekspor, produk domestik bruto negara pengimpor, harga relatif, fluktuasi nilai tukar, serta jarak di antara dua negara yang berdagang. Untuk mengukur fluktuasi nilai tukar, dalam penelitian ini digunakan tiga pengukuran; Standard Deviation (SD), Moving Average Standard Deviation (MASD), dan General Autoregressive Conditional Heteroscedasity (GARCH). Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan uji panel unit root, uji kointegrasi, dan regresi data panel menggunakan model random effect. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa fluktuasi nilai tukar baik dengan menggunakan pengukuran SD, MASD, dan GARCH tidak berpengaruh signifikan terhadap ekspor di lima negara pendiri ASEAN pada periode 2003-2012.

The aim of this study is to analyze the effect of exchange rate volatility against export from five countries of the ASEAN founders i.e. Indonesia, Malaysia, Philippines, Thailand, and Singapore with a period of the research 2003 until 2012. Exchange rate of this study from the sample countries against to dollar. The dependent variable of this research is export along with the independent variables are gross domestic product of exporting country, gross domestic product of importing country, relative price, exchange rate volatility, and distance between two countries. For measuring exchange rate volatility, in this research used three measurements; Standard Deviation (SD), Moving Average Standard Deviation (MASD), and General Autoregressive Conditional Heteroscedasity (GARCH). Method of this research is quantitative with panel unit root test, cointegration test, and panel data regression by using the random effect model. The results of this study find that exchange rate volatility either by using measurement of SD, MASD, and GARCH has no effect significantly for export in five countries of ASEAN founders period 2003-2012."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S58397
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bryan Dio Prio Listyanto
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan volatilitas nilai tukar dollar terhadap variabel perdagangan internasional, yaitu ekspor dan impor, di 4 negara mayoritas muslim. Selain itu penelitian ini juga akan menganalisis kemungkinan volatilitas nilai tukar dollar dapat menghambat perekonomian suatu negara. Metode yang digunakan adalah Autoregressive Distributed Lag dan Error Correction Model (ARDL-ECM)
untuk menganalisis hubungan jangka pendek dan jangka panjang antara volatilitas nilai tukar dollar terhadap perdagangan internasional di negara Indonesia, Malaysia, Pakistan, dan Turki. Sedangkan untuk melihat hubungan kausalitas antar variabel digunakan metode Granger-Causality. Penelitian menggunakan data bulanan pada periode Januari 2005 hingga Desember 2018. Hasil menunjukkan dalam jangka panjang tidak ada hubungan antara volatilitas nilai tukar pada kinerja ekspor kecuali pada negara Turki, efek volatilitas yang ditunjukkan juga tidak terlalu besar. Sementara itu terdapat hubungan volatilitas nilai tukar terhadap kinerja impor pada negara Pakistan dan Turki. Sementara itu dalam jangka pendek pada model dependen ekspor, negara Turki adalah negara yang paling lama dalam merespon adanya guncangan terhadap perdagangan internasional, sedangkan negara yang paling cepat merespon adalah Malaysia. Sedangkan pada model dependen impor, negara Indonesia adalah yang paling lama merespon guncangan dan negara yang paling cepat adalah Pakistan. Selain itu, penelitian ini juga menemukan adanya beberapa hubungan kausalitas antara volatilitas nilai tukar terhadap ekspor maupun impor di negara Indonesia, Pakistan, dan Turki.

This study aims to see the relationship between dollar exchange rate volatility and international trade variables, namely exports and imports, in 4 Moslem-majority countries. In addition, this study will also analyze the possibility of dollar exchange rate volatility can hinder the economy of a country. The method used is Autoregressive Distributed Lag and Error Correction Model (ARDL-ECM) to analyze the short-term and long-term relationship between the volatility of the dollar exchange rate against international trade in Indonesia, Malaysia, Pakistan, and Turkey. Whereas to see the causality relationship between variables, we use the Granger-Causality method. This study use monthly data for the period January 2005 to December 2018. The results show that in the long run there is no relationship between the volatility of the exchange rate on export performance in Turkey, the effect of volatility shown is also not too large. Meanwhile, there is a correlation between exchange rate volatility and import performance in Pakistan and Turkey. Meanwhile in the short term in the export-dependent model, Turkey is the longest country in responding to the existence of shocks to international trade, while the country that responds most quickly is Malaysia. While in the import-dependent model, Indonesia is the country that has received the longest shock and the fastest country is Pakistan. In addition, this study also found a few of causal relationships between exchange rate volatility against exports and imports in Indonesia, Pakistan and Turkey.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bimanda Octavio Budihardjo
"Dengan menggunakan metode ARDL bounds testing yang dikemukakan oleh Pesaran (2001), tesis ini ingin mempelajari pengaruh dari volatilitas Nilai tukar terhadap performa ekspor Indonesia ke Tiongkok dan Singapura yang merupakan pasar ekspor Indonesia terbesar pertama dan kelima. Dengan menggunakan fungsi permintaan ekspor yang dipergunakan di kajian Doganlar (2002), tesis ini menggunakan metode ARDL bounds testing untuk melihat pengaruh volatilitas nilai tukar beserta pendapatan asing dan harga relatif terhadap volume eskpor di jangka pendek dan jangka panjang. Tesis ini menemukan bahwa volatilitas memiliki pengaruh yang signifikan dan negatif terhadap volume ekspor Indonesia ke Tiongkok, sedangkan untuk volume ekspor ke Singapura pengaruhnya tidak signifikan. Temuan kajian ini menyiratkan bahwa pengekspor barang ke Tiongkok merespon terhadap meningkatnya risiko nilai tukar tukar dengan mengurangi ekspor, beralih ke pasar domestik, dan/atau meningkatkan harga barang. Sedangkan, pengekspor ke barang ke Singapura tidak merespon terhadap meningkatnya risiko nilai tukar.

Using Pesaran’s (2001) ARDL bounds testing approach, this study aims to find out the effects of exchange rate volatility on Indonesia’s exports performance to China and Singapore, Indonesia’s first and fifth export destination respectively. Study employed the export demand function as used in Doganlar’s (2002) study with Pesaran’s (2001) ARDL bounds testing approach to ascertain the effects of real exchange rate volatility, as well as foreign income and relative prices on the short-run and the long-run. This study found that exchange rate volatility has a significant and negative impact on Indonesian exports to China, while in the case of Singapore volatility does not have any significant impact. These findings suggest, based on previous similar studies, that exporters to China respond to mounting exchange rate risk through reducing exports, switching to the domestic market, and/or raising prices while exporters to Singapore does not respond to mounting exchange rate risk."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Satriani
"Penelitian ini menunjukkan bahwa perbankan di Indonesia turut mempengaruhi pola negara tujuan ekspor Indonesia. Secara umum, kinerja ekspor suatu negara selalu dikaitkan dengan skala ekonomi seperti PDB dan daya saing, yang keduanya mencerminkan tren permintaan importir dan penawaran eksportir negara tersebut. Namun krisis keuangan global 2008 membuka mata kita bahwa ada faktor lain yang mempengaruhi kinerja ekspor Indonesia. Salah satu faktor yang sering diabaikan dalam literatur perdagangan selama ini adalah faktor risiko. Faktor risiko tersebut perlu menjadi perhatian khusus karena setiap transaksi ekspor dan impor pada dasarnya mengandung risiko masing-masing baik bagi importir maupun eksportir. Dalam kaitan ini, peran penting bank dalam memitigasi risiko dalam transaksi perdagangan internasional terlihat dari dukungannya dalam penerbitan Letters of Credit (LC). Dengan menggunakan data pertumbuhan tahunan penggunaan LC untuk ekspor nonmigas Indonesia ke 102 negara lainnya pada periode 2011-2018, penelitian ini menemukan bahwa risiko di negara tujuan ekspor mempengaruhi ekspor nonmigas Indonesia untuk negara berisiko tinggi, yang sebagian besar merupakan pasar ekspor non-tradisional Indonesia. Sebaliknya, LC hanya berpengaruh signifikan terhadap ekspor nonmigas Indonesia ke negara berisiko rendah dan menengah. Negara-negara tersebut didominasi oleh negara berpendapatan tinggi dan menengah yang selama ini menjadi pasar ekspor tradisional Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa perbankan Indonesia belum banyak memiliki risk appetite untuk mendukung eksportir di tanah air memasuki negara non tradisional. Dalam perdagangan dengan negara-negara tersebut, LC tampaknya tidak relevan sebagai instrumen untuk memitigasi risiko. Dengan kata lain, dukungan Pemerintah pada dasarnya diperlukan untuk menanggung atau berbagi sebagian dari risiko tersebut sehingga ambisi negara untuk melakukan penetrasi ke negara non-tradisional dapat terwujud dengan dukungan institusi perbankan. Jika tidak, ambisi seperti itu hanya menjadi retorika
This research shows that banks in Indonesia also impact the pattern of Indonesias export destination countries. Generally, the countrys export performance is always associated with the scale of economy such as GDP and her competitiveness, both of which reflected trends in the countrys importer demand and exporter supply. However, the 2008 global financial crisis opened up our eyes that there are other factors affecting the countrys export performance. One of those factors that are often neglected in the trade literature thus far is the risk factor. The risk factor deserves our particular attention because every export and import transaction essentially carry risks respectively for both importers and exporters. In this respect, an important role of banks in mitigating the risks in international trade transactions can be seen from their support in the issuance of Letters of Credit (LCs). Using annual-growth data of the use of LCs for the countrys non-oil and gas exports to other 102 countries in the period of 2011-2018, this research found that the risks at export-destination countries affect Indonesia's non-oil and gas exports to so-called high-risk countries, most of which are the countrys non-traditional export markets. In contrast, the LCs only significantly affect Indonesia's non-oil and gas exports to low and medium risk countries. These countries are dominated by high and middle-income countries which have been Indonesian traditional export markets. This shows that Indonesian banks do not mostly have the risk appetite to support the countrys exporters entering the non-traditional countries. In trading with those countries, the LCs appear to have been irrelevant as an instrument to mitigate risks. In other words, the Government support is essentially needed in assuming or sharing some of those risks as such that the ambition of the countrys ability to penetrate into the non-traditional countries can be realized with the assistance of the countrys banks. Otherwise, such ambition remains a rhetoric only."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>