Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 77529 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ira Alwiyah
"Tesis ini membahas tentang bentuk kata seru dalam bahasa Arab dan makna pragmatis yang terdapat dalam film kartun seri Ṣalāh Al-Dīn Al-Ayyūbī. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah media visual berupa film kartun berbahasa Arab standar, Ṣalāh Al-Dīn Al-Ayyūbī episode 11 yang berjudul حلم الطيران / hilmu al-tayarān / yang artinya mimpi terbang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif. Dalam tesis ini, penulis menggunakan teori Wilkins 1992 dan Salim & Muhsin 2010 tentang bentuk interjeksi bahasa Arab yang merupakan kata atau kumpulan kata untuk mengungkapkan perasaan emosional secara spontan. Teori Halliday dan Hasan 1983 tentang makna kontekstual dari kata seru. Hasil dari penelitian tesis ini berupa bentuk-bentuk kata seru dalam bahasa Arab berupa primer, sekunder, frasa, dan bentuk lain (klausa).

This thesis discusses the form of interjection in Arabic and the pragmatic meanings contained in the cartoon series Ṣalāh Al-Dīn Al-Ayyūbī. The data used in this study are visual media in the form of standard Arabic cartoon films, Ṣalāh Al-Dīn Al-Ayyūbī episode 11 entitled حلم الطيران / hilmu al-tayarān / which means flying dreams. The method used in this research is descriptive analysis method. In this thesis, the author uses the theory of Wilkins 1992 and Salim & Muhsin 2010 about the form of Arabic interjection which is a word or a collection of words to express emotional feelings spontaneously. Halliday and Hasan 1983 theory about the contextual meaning of interjection. The results of this thesis research are in the form of exclamation words in Arabic in the form of primary, secondary, phrases, and other forms (clauses)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adam Maulana
"Skripsi ini membahas tentang variasi bahasa Arab dalam Film Kartun Al-Fatih yang diteliti dari kajian sosiolinguistik. Metode analisis yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode deskriptif dan komparatif. Signifikansi analisis ini adalah memaparkan kepada pembaca tentang bentuk-bentuk variasi bahasa Arab yang digunakan dalam film Al-Fatih. Kajian sosiolinguistik sangat penting agar kita dapat mengetahui adat istiadat dan bentuk pengungkapan sopan santun yang tepat dalam bahasa Arab. Data-data dalam skripsi ini semuanya didapat dari film kartun al-Fatih berbahasa Arab resmi yang bercerita tentang penaklukkan Konstantinopel yang sekarang disebut Istanbul. Penulis mengambil teori dari Nababan tentang variasi bahasa dari segi keformalan yang akan dibahas adalah ragam beku, ragam baku, ragam usaha, ragam santai, dan ragam akrab. Selain itu juga ditambahkan tentang konsep SPEAKING yang diutarakan oleh Gumperz dan Hymes. Dari segi penutur, penulis akan membahas tentang fungsiolek dan dialek sosial. Pembahasan akan dibagi menjadi lima bagian; yaitu analisis variasi berdasarkan usia, variasi berdasarkan pendidikan, variasi berdasarkan pekerjaan, variasi berdasarkan tingkat kebangsawanan, dan variasi berdasarkan keadaan sosial dan ekonomi.

This research discusses about the analysis sociolinguistic of Arabic variety in cartoon Al-Fatih, by using descriptive and comparized-analized. This research purpose to explain about Arabic variety used in cartoon ?Al-Fatih?. Analyzed sociolinguistic is very important for us to know about culture, custom, and how to respectfull with anybody in Arabic. The data in this research all from dialogue and monologue in Al-Fatih cartoon about opened Constantine or Istanbul. In formalized aspect, we will discuss about frozen register, formal register, consultative register, casual register, and intimate register. On the other side, we will discuss abut SPEAKING teory by Hymes and Gumperz from sociolinguistic. In speaker aspect, we will discuss about fungsiolect and sosiolect. Analisys will be from five aspects is variety from the age, variety from education, variety from jobs, variety from level of nobility, and variety from social and economic condition."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S43383
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fulaivila Faizatun Naili
"Skripsi ini membahas tentang tuturan-tuturan yang mengandung makna imperatif dalam Serial Film Kartun al uddin al- Ayyubi ldquo;al-Ba al al-Us rah rdquo; episode 5 berdasarkan analisis Pragmatik. Metode yang digunakan adalah deskriptif-analisis. Tujuan dari skripsi ini adalah menguraikan tuturan yang bermakna imperatif baik tuturan tersebut tersusun dalam kalimat imperatif, deklaratif, maupun interogatif. Dalam skripsi ini, penulis menggunakan teori Rahardi untuk penjelasan pragmatik imperatif dalam bahasa Indonesia, teori Ibn Malik dan al-Hasyimi untuk penjelasan pragmatik imperatif dalam bahasa Arab. Adapun hasil dari skripsi ini adalah terdapat sepuluh makna pragmatik imperatif yaitu makna pragmatik perintah, suruhan, permohonan, ancaman, larangan, desakan, imbauan, ajakan, terima kasih, dan petunjuk.

The method used is descriptive analysis. The purpose of this thesis is to describe the meaningful speech imperative both the utterance is arranged in imperative, declarative, or interrogative sentences. In this thesis, the author uses Rahardi 39 s theory for imperative pragmatic explanation in Indonesian, Ibn Malik 39 s and al Hasyimi rsquo s theory for imperative pragmatic explanation in Arabic. The results of this thesis are ten pragmatic imperative meanings, pragmatic meaning of command, order, request, threat, prohibition, insistence, appeal, invitation, thanks, and instruction."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arie Nugraha
"Tesis ini membahas representasi bullying yang dibangun oleh tanda verbal dan tanda nonverbal dalam serial kartun Doraemon. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Dengan menggunakan analisis semiosis Peirce, dapat disimpulkan bahwa tanda verbal dan nonverbal dalam serial kartun Doraemon merepresentasikan bullying dalam berbagai jenis seperti bullying verbal, bullying fisik, memaksakan kehendak, merebut barang, dan ancaman fisik.
Penelitian ini memiliki implikasi teoritis yang membedah teks film dalam sekuens ke dalam dua level, yaitu audio dan visual untuk kemudian dianalisis proses semiosisnya satu per satu, masing-masing dalam beberapa tahap kemudian mengelaborasikan dua level teks tersebut ke dalam suatu pemaknaan tanda yang saling menguatkan. Implikasi sosial penelitian ini merangsang pemirsa untuk sadar dan kritis terhadap konten yang sarat akan bullying. Implikasi praktisnya, penelitian ini bisa dijadikan acuan pengambil kebijakan untuk membuat regulasi yang dapat menyaring tayangan anak yang kontennya mengandung bullying.
Penelitian ini memberi rekomendasi bagi akademisi yang tertarik untuk mengkaji representasi suatu fenomena dalam teks terjemahan untuk memperhatikan pengaruh penerjemahan suatu teks yang berasal dari suatu kultur ke kultur lain. Penelitian ini juga merekomendasikan penghentian tayangan serial film kartun Doraemon karena kontennya yang sarat akan bullying. Penelitian ini juga merekomendasikan pendampingan terhadap pemirsa anak-anak yang lebih ketat dalam menonton.

This thesis discusses the representation constructed by the signs of bullying are verbal and nonverbal signs in the Doraemon film cartoon series. The study was a descriptive research using a qualitative design. By using Peirce semiosis analysis, it can be concluded that the verbal and nonverbal signs in the Doraemon cartoon series represent the various types of bullying such as verbal bullying, physical bullying, imposing the will, seize goods, and physical threats.
The research theoretical implications dissected the movie text sequences into two levels, audio and visual then analyzed one by one through some stage of semiosis process, at the end of the process it will elaborate two levels of text into a sign meaning which is mutually beneficial. Social implications of this study stimulates the viewer to be aware and critical of the movie content which is full of bullying scene. For the practical implications, this study can be used as a reference for policy makers to make regulations that can filter the content that shows impressions of children bullying.
This study provides recommendations for academics who are interested to examine the representation of a phenomenon in translation texts to consider the influence of translation of a text from one culture to another culture. The study also recommends termination Doraemon cartoon series and movies because of its content will be full of bullying. It also recommends to stringent assistance for child viewers.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
T30403
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Erma Firdiana
"Skripsi ini membahas tentang tindak tutur direktif dan variasi bahasa Arab dalam serial film kartun 'alahuddin Al-Ayyubi' yang diteliti dari kajian sosiopragmatik. Metode analisis yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode studi pustaka. Signifikansi analisis ini adalah memaparkan kepada pembaca tentang bentuk dan fungsi tindak tutur direktif pada ranah-ranah sosial serta variasi bahasa Arab yang digunakan dalam film 'alahuddin Al-Ayyubi'. Kajian sosiopragmatik sangat penting agar kita dapat mengetahui adat istiadat dan bentuk pengungkapan sopan santun yang tepat dalam bahasa Arab. Data-data dalam skripsi ini semuanya didapat dari serial film kartun 'alahuddin Al-Ayyubi' berbahasa Arab resmi. Peneliti mengambil dua sampel episode yaitu episode 1-2 dari serial film tersebut karena dari dua sampel tersebut, peneliti sudah mendapatkan cukup data untuk menganalisis tindak tutur direktif dan variasi bahasa Arab yang ada pada ranah-ranah sosial kehidupan. Dari beberapa episode, Kedua episode serial film yang dijadikan sebagai sampel penelitian yaitu Najmah Faris dan Al-Nahabun. Penulis mengunduh kedua episode serial film tersebut di Youtube, kemudian penulis membuat transkrip dialog-dialog yang ada pada film tersebut. Penulis menggunakan teori pragmatik dari Austin dan Searle tentang tindak tutur direktif serta menggunakan teori sosiolinguistik dari Nababan tentang variasi bahasa Arab dari segi keformalan. Penulis menemukan enam bentuk tindak tutur direktif beserta masing-masing fungsinya serta empat bentuk variasi bahasa Arab dalam segi keformalan yang ada dalam berbagai ranah sosial pada serial film kartun tersebut.

This thesis discusses the direct speech acts and variations in Arabic language in the animated movie series 'alahuddin Al Ayyubi' researched using the sociopragmatic study. Method of analysis used in this thesis is the literature study method. The significance of this analysis is presented to the reader about the form and function of direct speech acts in the social domain as well as variations of arabic language in the animated movie series 'alahuddin Al Ayyubi' . Study of sociopragmatic is very important so that we are able to acknowledge the Customs and manners of expression in the Arabic language. Data in this thesis were all obtained from an animated movie series 'alahuddin Al Ayyubi' in arabic formal speaking. Researcher took two samples of episode 1 2 of the film series because of the two samples, researcher have gotten enough data to analyze the direct speech acts and variations of the Arabic language in the domain of social life. From the few episodes, the two episodes were made as a sample of research are Faris Najmah and Al Nahabun. The author downloaded the two episodes of the movie on Youtube, then the author made a transcript of the dialogues from the movie. The author uses the Pragmatics theory from Austin and Searle about direct speech acts as well as using the Sociolinguistics theory from Nababan about variations of the Arabic language in terms of formality. The author found six forms of direct speech acts with each of its functions as well as the four forms of variations of the Arabic language in terms of formality that exists in different social domains in the animated movie series."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Delvi Fujia Lestari
"Suatu teks dapat dimaknai dan dipahami berbeda tergantung konteks serta kemampuan kognitif pendengar atau pembaca. Keimplisitan dan kerancuan di dalam suatu teks dapat disiasati dengan eksplisitasi dalam teks sasaran sehingga menghasilkan sebuah teks yang lebih mudah dipahami. Sementara itu, eksplisitasi kerap dikaitkan atau bahkan disamakan dengan penambahan (addition). Penelitian ini membahas eksplisitasi dalam terjemahan film kartun pendek berbahasa Jerman Nichtlustig karya Joscha Sauer untuk melihat bagaimana eksplisitasi ditampilkan dalam takarir berbahasa Inggris. Data penelitian dianalisis menggunakan konsep Explicitness as Processability dalam eksplisitasi menurut Pál Heltai (2005). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan membandingkan takarir teks sumber (TSu) berbahasa Jerman dan teks sasaran (TSa) berbahasa Inggris. Analisis dilakukan dengan melihat implikatur, perbedaan leksikal, perbandingan morfem, dan konteks percakapan. Temuan penelitian menunjukkan tiga jenis eksplisitasi dalam kartun Nichtlustig, yaitu eksplisitasi dengan addition dalam delapan data, eksplisitasi dengan replacement dan spesifikasi dalam tujuh data, dan eksplisitasi dalam bentuk gabungan dalam delapan data.
A text can be interpreted and understood differently depending on the context and cognitive abilities of the audience or reader. Implicitness and ambiguity in a text can be overcome by making it explicit in the target text, making it easier to understand. Meanwhile, explicitation is often associated or even equated with addition. This research discusses explicitation in the translation of the German short cartoon movie Nichtlustig by Joscha Sauer to see how explicitation is displayed in the English subtitles. The research data was analyzed using the concept of Explicitness as Processability in explicitation according to Pál Heltai (2005). This research uses a descriptive qualitative method by comparing the subtitle of the source text (ST) in German and the target text (TT) in English. The analysis looked at implicatures, lexical differences, morpheme comparisons, and conversational context. The research findings show three types of explicitation in Nichtlustig, namely explicitation with addition in eight data, explicitation with replacement and specification in seven data, and explicitation in combined form in eight data."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Audifa Thahira Fitriadi
"Lagu anak-anak umumnya diciptakan dengan kata-kata yang mudah dicerna. Lagu dapat membantu anak menghafal kosa kata dan menyampaikan ekspresi dengan lebih efektif. Salah satunya dengan penggunaan interjeksi. Interjeksi atau tussenwerpsel merupakan kata seru yang digunakan untuk mengungkapkan perasaan. Penelitian ini membahas penggunaan interjeksi pada lagu anak-anak bahasa Belanda. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memaparkan jenis interjeksi berdasarkan maknanya serta mengidentifikasi jenis interjeksi yang dominan pada lagu anak-anak bahasa Belanda. Data penelitian ini berupa lima belas lagu anak-anak Belanda yang didapatkan melalui situs minidisco.nl. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode penelitian analisis deskriptif dan menggunakan teori interjeksi dari Haeseryn (1997). Hasil dari analisis menunjukan bahwa dalam lima belas lagu anak yang diteliti, ditemukan 31 interjeksi, dengan jenis interjeksi di antaranya interjeksi bermakna yang mengekspresikan emosi secara spesifik, interjeksi bermakna sebagai interaksi sosial, dan interjeksi tidak bermakna yang menirukan suara manusia, suara hewan, dan suara lainnya. Interjeksi tidak bermakna merupakan interjeksi yang paling dominan digunakan dalam lagu anak-anak bahasa Belanda.

Children’s songs are generally created with words that are easy to understand. Songs can help children memorize vocabulary and convey expressions more effectively. One of them is by using interjections. An interjection is an exclamation used to express feelings. This study discusses the use of interjections in Dutch children's songs. This research aims to describe the types of interjections based on their meanings and to identify the dominant types of interjections in Dutch children's songs. The data for this research are 15 Dutch children's songs obtained through the minidisco.nl site. This research is qualitative research with a descriptive analysis research method and using the theory of interjection from Haeseryn (1997). The analysis results show that in the children's songs studied, there were 29 interjections found, with the types of interjections including meaningful interjections that express emotions specifically, meaningful interjections as social interactions, and meaningless interjections that imitate human voices, animal sounds, and other sounds. The meaningless interjection is the most dominant interjection used in Dutch children's songs."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Shabrina Qamarani
"ABSTRAK
Jurnal ini mengetahui tentang interjeksi bahasa Korea melalui lirik lagu-lagu boyband Seventeen. Interjeksi adalah kategori yang bertugas mengungkapkan perasaan pembicara dan secara sintaksis tidak berhubungan dengan kata-kata lain dalam ujaran. Interjeksi selalu mendahului ujaran sebagai ucapan yang lepas atau berdiri sendiri. Dalam bahasa Korea, interjeksi disebut dengan ??? gamtansa . Gamtansa banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk mengungkapkan perasaan pembicara, baik secara lisan maupun tulisan. Salah satu media yang digunakan adalah melalui musik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui fungsi dan makna interjeksi bahasa Korea yang terdapat dalam lirik lagu-lagu boyband Seventeen. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif serta mengumpulkan sumber data dan mencari informasi terkait dengan objek penelitian berdasarkan studi kepustakaan. Hasil dari penelitian ini adalah dalam 12 lagu boyband Seventeen yang dijadikan sumber data, ditemukan penggunaan interjeksi bahasa Korea dengan fungsi dan maknanya yang berbeda-beda.

ABSTRACT
This journal analyzes the Korean interjection through boyband Seventeen rsquo s songs. Interjection is a category to express the speaker 39 s feelings and syntactically not related to other words in speech. Interjection always precedes as a loose or stand alone speech. In Korean, interjection is called gamtansa . Gamtansa is widely used in everyday life to express the speaker 39 s feelings, both orally and in writing. One of the media used is through music. The purpose of this journal is to explain the function and meaning of Korean interjection in boyband Seventeen rsquo s songs. This journal applies descriptive qualitative method by collecting the data and finding the related information from literature source. The results of this journal is in 12 boyband Seventeen rsquo s songs which became the source of data, found some Korean interjections and its different functions and meanings."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Nur Uswatun Khasanah
"Kata serapan merupakan gejala bahasa yang sering terjadi pada beberapa bahasa di dunia. Kata serapan terjadi karena proses saling mempengaruhi bahasa antara bahasa satu dengan bahasa yang lain. Salah satu bahasa yang mengalami proses serapan kata adalah Bahasa Jawa. Bahasa Jawa menyerap beberapa bahasa dari bahasa asing, salah satunya adalah Bahasa Arab. Bahasa Arab sebagai bahasa sumber memberi kata serapan pada Bahasa Jawa sebagai bahasa target. Bukti bahwa terdapat gejala bahasa berupa serapan kata dalam Serat Suluk Ngabdulsalam. Dalam Suluk tersebut banyak kata yang merupakan kata serapan dari Bahasa Arab yang sudah diadaptasi oleh Bahasa Jawa sesuai fonem dan fonetik Bahasa Jawa.

Borrowing is language symptoms that usually happened in some language in the world. It happened because the process that infulenced one language with another language. One of them is Java Language. This language absorb some language from foreign language, one of them is Arabic. Arabic as source language gives borrowing at Javanese as target language. The evidence of this language sympthoms in Serat Seluk Ngabdulsalam is in this Suluk there are many words that is borrowing from Arabic that have adapted by Javanese suitable phoneme and Javanese phonetic."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S44203
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>