Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 126836 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nabila Anisa
"Pencemaran limbah cair industri zat warna di Indonesia telah menjadi permasalahan lingkungan yang serius. Beberapa metode yang digunakan untuk mengatasi limbah zat warna diantaranya filtrasi membran, ozonisasi, klorinasi, proses elektrokimia, fotodegradasi, koagulasi flokulasi, oksidasi kimia, oksidasi biologi, dan adsorpsi. Adsorpsi memilki kelebihan yaitu berbagai macam bahan adsorben, preparasi dan operasi mudah, nilai ekonomis tinggi, efisiensi tinggi, reusabilitas baik, cocok untuk beragam zat warna ramah lingkungan dan dapat digunakan untuk menghilangkan pewarna organik dalam perairan dengan skala besar. Beragam adsorben dengan struktur pori dan luas permukaan spesifik telah dipelajari, salah satunya MOFs. MOFs memiliki keunggulan seperti luas permukaan spesifik yang tinggi, porositas yang baik, dan ukuran pori terkontrol. Dalam penelitian ini MOFs jenis MIL-101 (Fe) disintesis menggunakan logam Fe yang ramah lingkungan dan ligan BDC dengan metode solvothermal. Variasi suhu 100oC dan 120oC, jumlah prekursor FeCl3.6H2O 2,45 mmol, 4,9 mmol, dan 9,81 mmol dan jenis pelarut yaitu DMF dan campuran pelarut DMF : Aquades dengan perbandingan 2 : 3 dipelajari pengaruhnya terhadap sintesis MOF, MOF hasil sintesis kemudian diaplikasikan sebagai adsorben zat warna Methylene Blue dan Rhodamine B dalam air. Hasil sintesis dikarakterisasi menggunakan FTIR, XRD, TGA, BET, dan SEM untuk mengetahui ikatan kimia, topologi kerangka, kristanilitas, luas permukaan, dan stabilitas termal. Hasil karakterisasi menunjukan variasi suhu dan prekusor dihasilkan MOF dengan struktur polimorfik MIL-88B. Aplikasi adsorpsi zat warna Methylene Blue dan Rhodamine mencapai kapasitas absorpsi optimum pada pH 9 dan waktu kontak 180 menit adsorpsi Fe-BDC MOF pada Methylene Blue dan Rhodamine B mengikuti pemodelam isoterm adsorpsi Langmuir dengan kapasitas adsorpsi maksimum berturut-turut sebesar 162,82 mg/g dan144,65 mg/g.
Kata Kunci: Fe-Metal Organic Frameworks, Methylene Blue, Rhodamine B, Adsorpsi, Ligan BDC (Asam 1,4-benzena dikarboksilat), metode solvothermal.
The industrial dye-wastewater has been a tremendous environmental problem in Indonesia. Several techniques have been used to eliminate dye-waste water, such as membrane filtration, chlorinaton, ozonation, coagulation-floculation, chemical oxidation, biology oxidation, and adsorption. Adsorption technique is extensively used for removal of the dye-wastewater due the excellent properties of its method, having various of adsorbent material, simple preparation and operation, low cost, high efficiency, good reusability and capable of reducing the organic dyes widely. In this case, many adsorbents, having tunable pore and specific surface area, have been studied. MOFs have some advantages as adsorbents in that their large surface area, tunable pore size, and adjustable porosity. In this work, MOFs type MIL-101 (Fe) was synthesized assisted solvothermal reactions at 100 oC and 120 oC, and various amount of FeCl3.6H2O precursor of 2.45 mmol, 4.9 mmol, and 9.81 mmol. The effect of solvents in the synthesis was studied by using DMF and mixture of DMF: distilled water 3 : 2. Briefly, MIL-101 was synthesized with environmental friendly metal precursor, FeCl3.6H2O, and 1,4 benzenedicarboxylate (BDC) ligands. The material characteristics of the as-synthesized Fe-BDC MOF such as structure and topology of MOFs, surface area, and thermal stability were studied using XRD, FTIR, BET, TGA, and SEM. The XRD patterns show that the crystals of MIL101 was successfully formed with some impurities of MIL-88B. The application of Fe-BDC MOF as adsorbent for Methylene Blue (MB) and Rhodamine B (RhB) in aqueous solution is learned. The optimum adsorption condition showed when 5 mg Fe-BDC MOF is applied to the dyes after 180 minutes at pH 9. It was found that the isotherm data for Methylene Blue and Rhodamine B had a good correlation with the Langmuir isotherm. The maximum adsorption capacity of MOF was able to reach 162,82 mg/g for Methylene Blue and 144,65 mg/g for Rhodamine B.
Keyword(s): Fe-Metal Organic Frameworks, Methylene Blue, Rhodamine B, adsorption, 1,4 benzenedicarboxylate (BDC), and solvothermal method.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Butar Butar, Brigita Cicilia
"Seiring dengan perkembangan zaman dan kebutuhan dalam kehidupan yang semakin meningkat, maka perkembangan dunia industri pun semakin pesat pula. Salah satu perkembangan industri yang sangat pesat di Indonesia adalah insutri tekstil yang banyak menimbulkan limbah zat warna, seperti methylene blue yang merupakan zat warna kationik. Banyak cara yang ditawarkan untuk mengurangi limbah zat warna tersebut, baik secara fisik maupun kimia. Salah satu cara yang ditawarkan adalah adsorpsi dan diperlukan pemilihan adsorben yang baik agar proses adsorpsi dapat berjalan dengan baik pila. Dalam penelitian ini, akan disintesis Metal Organic Framework (MOF) dengan menggunakan asam suksinat sebagai ligan, kobalt dan besi sebagai logamnya, serta menggunakan pelarut N,N-Dimethylformamide (DMF) dengan metode solvothermal. MOF dipilih sebagai adsorben karena merupakan material berpori dan sifat permukaannya dapat diatur. MOF hasil sintesis akan dikarakterisasi menggunakan FTIR, XRD, SEM, dan BET. Aplikasi adsorpsi oleh kedua MOF mengikuti pemodelan isoterm adsorpsi Langmuir dengan kapasitas adsorpsi maksimum (Qm) untuk Co-Suksinat MOF sebesar 3,9494 mg/g dan Fe-Suksinat MOF sebesar 4,6685 mg/g.

Along with the increasing of necessity in life, the world industrial has also increased. One of the very rapid industrial developments in Indonesia is textile industry that contain a lot of dyes, such as methylene blue which is a cationic dye. Many ways are offered to reduce these dyes, both physically and chemically. One of the methods offered is adsorption and good adsorbent is needed so the adsorption process can run well. In this research, Metal-Organic Framework (MOF) will be synthesized using succinic acid as a ligand, cobalt and iron as the metal, and using N,N-Dimethylformamide (DMF) solvent with a solvothermal method. MOF was chosen as an adsorbent because it is a porous material and its surface properties can be regulated. MOF will be characterized using FTIR, XRD, SEM, and BET. The adsorption by both MOF are taking Langmuir adsorption isotherm modeling with maximum adsorption capacity (Qm) for Co-Succinate MOF is 3,9494 mg/g and Fe-Succinate MOF is 4,6685 mg/g"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riska Yulianiza
"Lanthanide-Metal Organic Frameworks (Ln-MOFs-CH, Ln : Sm atau La) telah disintesis menggunakan ligan chrysophenine (CH) sebagai linker organik dengan menggunakan metode solvotermal. Variasi waktu yang digunakan adalah 24 jam (a) dan 72 jam (b). Karakterisasi menggunakan FTIR untuk Ln-MOFs-CH menunjukkan pergeseran puncak yang mirip dengan ligan yaitu chrysophenine, kecuali untuk Sm-MOF CH (a) dan La-MOF-CH (b) tidak memiliki puncak serapan yang lebar di sekitar 3472 cm-1 yang menunjukkan interaksi antara gugus O-H dengan ion logam pusatnya. Karakterisasi XRD menunjukkan tingkat kristalinitas yang baik untuk Ln-MOFs-CH (b) namun untuk La-MOF-CH (b) memiliki tingkat kristalinitas yang lebih tinggi dibandingkan Sm-MOF-CH (b). Hasil SEM EDS untuk La-MOF-CH (b) menunjukkan morfologi MOF seperti kumpulan batang dan EDS mengkonfirmasi bahwa dalam MOF tersebut terkandung La dengan persentase sebesar 58,38 % dan atom-atom lain seperti O, C dan S dari ligan chrysophenine. Pengukuran nilai energi celah pita pada Ln-MOFs-CH menggunakan UV-DRS berada di kisaran 1,9-2,12 eV, sehingga dapat digunakan sebagai material fotokatalis di daerah sinar tampak (energi celah pita ideal : 1,8-3,1 eV). Studi uji degradasi zat warna Rhodamine B menunjukkan persentase degradasi tertinggi sebesar 53 % dengan menggunakan 30 mg La-MOF-CH (b) dengan waktu reaksi selama 60 menit.

Lanthanide-Metal Organic Frameworks (Ln-MOFs-CH, Ln : Sm or La) has been synthesized with chrysophenine ligand as organic linker by solvothermal method. Time variation used here were 24 hours (a) and 72 hours (b). Characterization by FTIR for Ln-MOFS-CH showed peak shifts which were similar with the ligand (chrysophenine) except for (a) Sm-MOF CH and (b) La-MOF-CH were not showing broad absorption peak around 3472 cm-1 which confirmed interaction between O-H with their central atom ions. Characterization by XRD showed high cristallinity for (b) Ln-MOFS-CH but for (b) La-MOF-CH had higher cristallinity than (b) Sm-MOF-CH. SEM EDS result for (b) La-MOF-CH showed the MOF morphology like set of fibers and EDS confirmed that La was in the (b) La-MOF-CH with the percentage 58,38 % and another atoms like O, C, N and S from chrysophenine ligand. Measurement of bandgap for Ln-MOFS-CH by UV DRS were in 1,9-2,12 eV range so all of them can be used as photocatalyst material at visible region (ideal bandgap : 1,8-3,1 eV). Study of Rhodamine B degradation showed highest degradation efficiency percentage was 53 % by using 30 mg (b) La-MOF-CH for 60 minutes as time reaction."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Aprillia Wulandari
"ABSTRAK Samarium-Metal Organic Frameworks (Sm-MOFs) berhasil disintesis mengunakan metoda solvotermal berbasis ligan 2,6-naftalendikarboksilat (2,6-NDC) sebagai linker dan ion logam samarium (Sm3+) sebagai pusat kluster. Struktur ligan 2,6-NDC yang kaku dan kemampuan logam samarium dalam membentuk bilangan koordinasi tinggi dimanfaatkan untuk memperoleh disain MOFs yang memiliki kerangka koordinasi dengan luas permukaan yang besar. Dalam penelitian ini, dilakukan variasi sintesis Sm-MOFs melalui parameter suhu, perbandingan mol reaktan dan nilai pH. Tidak adanya serapan pada bilangan gelombang 1700cm-1 sebagai vibrasi ulur v(C=O) untuk 2,6-NDC, mengindikasi telah terjadinya deprotonasi ligan pada gugus (O-H) karboksilat, sehingga atom oksigen dari ligan dapat berkoordinasi dengan ion logam samarium. Hal ini menandakan Sm-MOFs telah berhasil terbentuk. Intensitas puncak difraksi yang kuat dan tajam mengindikasi kristalinitas Sm-MOFs yang cukup tinggi. Sm-MOFs yang disintesis pada pH 9 memiliki ukuran partikel yang lebih kecil dibadingkan pH 4, sehingga memiliki luas permukaan yang lebih besar yakni 107m2/g. Energi celah pita dihitung dengan mengunakan teori Kubelka-Munk, secara berurutan diperoleh untuk pH 4,7 dan 9 sebesar 3,1, 3,4 dan 3,42eV. Data siklik voltametri menunjukan nilai potensial reduksi Sm-MOFs pH 4 diperoleh sebesar -2,1volt dan potensial oksidasinya sebesar 0,6volt. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, material ini berpotensi sebagai material semikonduktor dalam fotokatalis degradasi metilen biru, dimana Sm-MOFs pH 4 dalam waktu 240menit mampu mendegradasi metilen biru sebesar 68,6%, sedangkan Sm-MOFs pH 9 mampu mendegradasi sebesar 87,6%.

ABSTRACT
Samarium-Metal Organic Frameworks (Sm-MOFs) have been successfully synthesized based on 2,6-naphthalenedicarboxylic acid ligand (2,6-NDC) and ion samarium (Sm3+) as metal linkers using solvothermal methods. Rigidity 2.6-NDC structure and the ability of the samarium metal forming high coordination numbers are utilized to obtain the MOF disain has a coordination framework with a large surface area. In this study, parameters variations in the synthesis of Sm-MOFs were carried out through temperature, mol of reactants and pH. The absence of absorption at wave number 1700cm-1 as vibration stretching v(C = O) from 2.6-NDC, indicates that there has been deprotonation of the ligand on the carboxylic group, the oxygen atom from ligand can coordinate with the samarium metal ion. This indicates that Sm-MOFs has been successfully formed. Peak intensity of strong and sharp from x-ray diffraction indicates the high crystallinity of Sm-MOFs. Sm-MOFs synthesized at pH 9 have a smaller particle size compared to pH 4, it has a larger surface area of 107m2/g. Band gap energy was calculated using the Kubelka-Munk theory, sequentially obtained for pH 4, 7 and 9 of 3,1 ; 3,4 and 3,42eV. Cyclic voltammetry data shows that the value of Sm-MOFs reduction potential pH 4 is obtained -2,1volt and oxidation potential is 0,6volt. Based on the analysis data, this material has the potential as a semiconductor for photocatalysts methylene blue degradation, where Sm-MOFs pH 4 in 240minutes can degradation methylene blue by 68,6%, while Sm-MOFs pH 9 can degrade 87,6%.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
T52466
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhsinatul Istiqomah
"Metal organic frameworks sebagai material kristal berpori yang terdiri dari ion logam dan organik memiliki kemampuan untuk aplikasi penyerapan karbon dalam mengatasi permasalahan emisi gas CO2. Pemilihan metode sintesis secara green chemistry dilakukan pada penelitian ini untuk mengurangi konsumsi energi. Material MOF MIL–100 (Cr), MIL–101 (Cr), dan MIL–101 (Cr) NDC disintesis menggunakan metode hidrotermal dan microwave berbasis logam kromium nitrat nonahidrat dengan ligan H3BTC, H2BDC, dan H2NDC pada suhu 220oC. Asam asetat digunakan sebagai pengganti asam fluorida karena sifatnya yang korosif dan berbahaya. Perbedaan metode sintesis antara hidrotermal dan microwave menunjukkan tidak adanya perubahan ikatan gugus fungsi dan struktur kristal terbukti dari hasil FTIR, XRD, dan SEM. Sebaliknya, perbedaan ligan yang digunakan memberikan pengaruh struktur kristal berbeda yang dihasilkan dari karakterisasi FTIR dan XRD. Ketiga sampel MOF memiliki stabilitas termal yang baik, dimana reaksi dekomposisinya terjadi pada suhu diatas 350oC. Ukuran pori MOF MIL–101 (Cr) adalah mesopori dengan luas permukaan sebesar 1221,38 m2g–1 dan 1463,04 m2g–1 dan total volume pori sebesar 0,66 cm3g–1 dan 0,74 cm3g–1 untuk sintesis metode hidrotermal dan microwave. Besarnya penyerapan gas CO2 pada adsorpsi isotermal dipengaruhi oleh besarnya luas permukaan dan volume pori. Hasil pengujian adsorpsi isotermal CO2 menggunakan metode volumetrik dalam suhu 300oC dan tekanan 1 hingga 20 bar, diperoleh penyerapan CO2 pada MIL–101 (Cr) sintesis metode microwave lebih besar dibandingkan dengan sintesis metode hidrotermal. Dari hasil adsorpsi isotermal CO2 ini dan karakterisasi yang diperoleh, dapat disimpulkan MOF MIL–Cr memiliki struktur kristal yang dapat digunakan sebagai adsorber gas CO2.

Metal organic frameworks as porous crystalline materials consisting of metal and organic ions have the ability for carbon adsorption applications in overcoming the problem of CO2 gas emissions. The selection of the green chemistry synthesis method was carried out in this study to reduce energy consumption. MOFs materials MIL–100 (Cr), MIL–101 (Cr), and MIL–101 (Cr) NDC were synthesized using hydrothermal and microwave methods based on chromium nitrate nonahydrate metal with H3BTC, H2BDC, and H2NDC ligands at 220oC. Acetic acid is used as a substitute for hydrofluoric acid because of its highly corrosive and hazardous. The difference in the synthesis method between hydrothermal and microwave shows that there is no change in the functional group bonds and crystal structure as evidenced by the result from the results of FTIR, XRD, and SEM. However, the different ligands used have different crystal structure effects resulting from the FTIR and XRD characterization. The three MOF samples have good thermal stability, where the decomposition reaction occurs at temperatures above 350oC. The pore size of MOF MIL–101 (Cr) is mesoporous with a surface area of 1221,38 m2g–1 and 1463,04 m2g–1 and a total pore volume of 0.66 cm3g–1 and 0.74 cm3g–1 for the synthesis of the hydrothermal method. and microwaves. The amount of CO2 absorption in isothermal adsorption is influenced by the large surface area and pore volume. The results of the CO2 isothermal adsorption test using the volumetric method at a temperature of 300oC and a pressure of 1 to 20 bar, obtained that the absorption of CO2 in MIL–101 (Cr) synthesis with the microwave method was greater than the synthesis using the hydrothermal method. From the results of this CO2 isothermal adsorption and the obtained characterization, it can be concluded that the MIL–Cr MOF has a crystal structure that can be used as a CO2 gas adsorber."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Wira Yudanto
"ABSTRAK
Dengan meningkatnya popularitas di bidang industri, tidak dapat dipungkiri masalah lingkungan yang akan muncul. Terutama polutan organik yang beracun dan sulit terdegradasi dalam ekosistem lingkungan. Zat pewarna adalah salah satu polutan organik yang berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan kita. Dalam beberapa tahun terakhir, fotokatalisis adalah metode yang dikenal untuk menurunkan zat warna berbahaya tersebut. Rhodamin-B dikenal sebagai pewarna yang populer digunakan, terutama dalam industri tekstil dan cat. Untuk mendegradasi Rhodamin-B, diperlukan fotokatalis yang stabil dan efisien serta ramah lingkungan. MOFs Metal Organic Frameworks adalah materi yang dikembangkan baru-baru ini untuk fotokatalis karena fleksibilitas dan porositas strukturnya yang tinggi, sehingga berpotensi menghasilkan akitivitas katalitik yang baik. Dalam penelitian ini MOFs disintesis dari logam Lanthanum dan Yttrium dan BDC 1,4 Benzene Dicarboxylic Acid dengan menggunakan pelarut air DMF dengan metode solvothermal. Aplikasi fotokatalitik dilakukan dengan AOP Advanced Oxydation Process H2O2. Materi MOFs dikarakterisasi dengan P-XRD, TGA-DTA, FTIR, UV-DRS dan aplikasi proses degradasi yang dianalisis dengan spektrofotometer UV-VIS. Rhodamin-B degradasi dengan La-MOFs dan Y-MOFs masing-masing menghasilkan efisiensi degradasi 85,4 dan 82,91 dalam 30 menit.

ABSTRACT
With increasing popularity in the industrial field, it is undeniable the environmental problems that comes with. Especially organic pollutants that are toxic and not easily degradable in the ecosystem. Dyes are one of organic pollutants that are dangerous for our health and environment. In recent years photocatalysis is a known method to degrade those dangerous dyes. Rhodamin B is known to be the most popular dyes used, mainly in textile and paint industries. In order to degrade Rhodamin B, it requires a stable, highly efficient and also environmentally friendly photocatalyst . MOFs Metal Organic Frameworks are recently developed materials for photocatalyst because it offers highly tunable sites and high porosity, which leads to potentially high catalytic activity. In this research MOFs synthesized from Lanthanum and Yttrium metals and BDC 1,4 Benzene Dicarboxylic Acid as a linker, using DMF water solvent with solvothermal method. Photocatalytic applications conducted with AOP Advanced Oxydation Process H2O2. MOFs material is characterized with P XRD,TGA DTA,FTIR,UV DRS and its degradation process application analyzed with UV VIS spectrophotometer. Rhodamin B degradation with La MOFs and Y MOFs respectively yield degradation efficiency of 85,4 and 82,91 in 30 minutes. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Buhori
"Saat ini, limbah menjadi masalah yang semakin serius bagi lingkungan, terutama limbah industri. Pewarna Rhodamine-B adalah contoh limbah industri yang berbahaya dan sulit terdegradasi di ekosistem. Fotodegradasi pewarna menggunakan fotokatalis merupakan alternatif yang menjanjikan untuk mengurangi jumlah limbah pewarna di lingkungan, terutama di perairan. Namun, diperlukan fotokatalis yang stabil, efisien, dan ramah lingkungan untuk menurunkan polutan organik yang persisten. Kerangka Logam-Organik (MOF) sebagai bahan fungsional baru yang dapat menjadi fotokatalis potensial karena stabilitas termal yang baik, serta sifat permukaan yang dapat dirubah. Dalam penelitian ini, 2 jenis Lanthanum-MOF dipilih untuk disintesis dengan variasi ligan, yaitu 1,4-Benzene dicarboxylic acid (BDC) dan 2,6-Naphthalene dicarboxylic acid (NDC) menggunakan metode solvothermal. Karakterisasi Lanthanum-MOF dilakukan dengan menggunakan FTIR, XRD, Surface Area Analyzer (BET), spektrofotometer UV-DRS, dan juga instrumentasi SEM. Proses oksidasi lanjutan asam-peroksida (AOP) digunakan dalam aplikasi fotokatalitik La-MOFs. Efisiensi degradasi (% degradasi) rhodamin-b selama 120 menit menggunakan MOFs La-BDC dan MOFs La-NDC untuk setiap fotokatalis adalah 69,47% dan 89,3%."
Depok: Universitas Indonesia, 2019
Spdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tengku Afifah Alda
"Industri tekstil menghasilkan air limbah paling banyak, terhitung hampir setengah dari semua limbah pewarna diseluruh dunia. Sumber masalahnya pewarna yang digunakan adalah pewarna sintesis dimana dari senyawa azo sekitar 60-70%. Senyawa azo adalah senyawa organik dengan gugus -N=N- bersifat stabil sehingga sulit untuk degradasi dalam sistem akuatik. Hingga saat ini, adsorpsi dianggap sebagai salah satu teknik yang paling unggul untuk penghilangan zat warna dalam sistem akuatik. Pada penelitian ini, peniliti mensintesis komposit KGC-Fe3O4 sebagai adsorben zat warna Methylene Blue dan Rhodamine B. Hasil sintesis kemudian dikarakterisasi menggunakan beberapa intstrumentasi yaitu, FTIR, XRD, SEM-EDX, dan BET. Hasil sintesis diaplikasikan untuk melihat pH, waktu kontak, konsentrasi adsorbat, dan jumlah adsorben optimum. Selanjutnya, KGC-Fe3O4 diuji reusabilitas dan dilihat perbandingan selektivitasnya terhadap dua zat warna kationik.

The textile industry generates the most amount of wastewater, accounting for nearly half of all dye waste worldwide. The source of the problem is the dyes used are synthetic dyes which contain about 60-70% of azo compounds. Azo compounds are organic compounds with -N=N- groups which are stable, making it difficult to degrade in aquatic systems. Until now, adsorption is considered as one of the most superior techniques for dye removal in aquatic systems. In this study, the researchers synthesized the KGC-Fe3O4 composite as an adsorbent for Methylene Blue and Rhodamine B dyes. The results of the synthesis were then characterized using several instruments, namely FTIR, XRD, SEM-EDX, and BET. The synthesis results were applied to see the optimum pH, contact time, adsorbate concentration, and amount of adsorbent. Next, KGC-Fe3O4 was tested for reusability and a comparison of its selectivity was observed for the two cationic dyes."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manda Agustin
"

Memburuknya kualitas air secara global membuat penyediaan air bersih menjadi masalah utama. Salah satu penyebab memburuknya kualitas air adalah limbah industri yang menghasilkan limbah zat warna. Rhodamine B adalah pewarna dasar (kationik) yang sangat berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Pengolahan fisik dengan metode adsorpsi menggunakan dua adsorben berpori, Cobalt dan Yttrium Metal Organic Frameworks (Co-/Y-Suksinat MOF), dilakukan. MOF disintesis menggunakan ligan asam suksinat dengan logam Cobalt dan Yttrium dalam pelarut N,N-Dimethylformamide (DMF) dengan metode solvothermal. Kedua MOF hasil sintesis dikarakterisasi menggunakan FTIR, TGA, XRD, BET, serta SEM. Kemudian digunakan sebagai adsorben zat warna Rhodamine B dengan berbagai variasi kondisi untuk menentukan kondisi optimum adsorpsi. Hasil adsorpsi dianalisis menggunakan Spektrofotometer UV-Vis untuk menentukan kapasitas adsorpsi Rhodamine B. Kondisi optimum untuk Co-Suksinat MOF terjadi pada pH 9 dengan waktu kontak 240 menit dan konsentrasi sebesar 7 ppm dengan pemodelan isoterm adsorpsi Freundlich dimana adsorpsi merupakan tipe multilayer dengan nilai Kf sebesar 0,000737 mg/g. Kondisi optimum untuk Y-Suksinat MOF terjadi pada pH 9 dengan waktu kontak 420 menit dan konsentrasi sebesar 9 ppm dengan pemodelan isoterm adsoprsi Langmuir dimana adsoprsi merupakan tipe monolayer dengan nilai qm sebesar 0,3967.


The deterioration of water quality makes the provision of clean water a main problem. One of the causes is industrial waste water that produces dye waste. Rhodamine B is a basic (cationic) dye which is very dangerous for the environment and human health. Processing using the adsorption method and two porous adsorbents were used, Cobalt and Yttrium–succinate Metal Organic Frameworks (Co-/Y-succinate MOF). MOF were synthesized using succinic acid ligand with Cobalt and Yttrium metal in N, N-Dimethylformamide (DMF) solvent using solvothermal method. Both MOF were characterized using FTIR, TGA, XRD, SAA, and SEM, then used as adsorbent for Rhodamine B dyes with various conditions to determine the optimum adsorption conditions. The adsorption results were analyzed using UV-Vis Spectrophotometer to determine the capacity of Rhodamine B adsorption. The optimum conditions for Co-Succinate MOF occured at pH 9 with contact time of 240 minutes and concentration of 7 ppm by modeling Freundlich adsorption isotherms, adsorption is a multilayer type with Kf value of 0.000737 mg/g. The optimum condition for Y-Succinate MOF occurred at pH 9 with contact time of 420 minutes and concentration of 9 ppm by modeling Langmuir adsorption isotherms, adsorption was a monolayer type with qm value of 0.3967.

"
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ferari Yanuar Al-Fahrezi
"Limbah pewarna merupakan salah satu limbah yang paling banyak dihasilkan dari industri tekstil. Salah satu zat berbahaya yang terdapat dalam limbah pewarna adalah Rhodamin B. Rhodamin B tergolong pewarna berbahaya karena yang memiliki sifat karsinogenik dan mutagenik pada manusia dan hewan. Untuk menghilangkan Rhodamin B pada limbah dari industri tekstil dapat dilakukan dengan fotodegradasi. Fotodegradasi dapat dilakukan dengan menggunakan material fotokatalis yang disebut sebagai degradasi dengan fotokatalisis. Oleh karena itu dikembangkan fotokatalis yang efektif digunakan dalam proses ini, salah satunya adalah metal organic frameworks (MOF) yang merupakan material semikonduktor berpori. Perpaduan logam dengan ligan yang bersifat fotoaktif serta modulasi dalam MOF dapat meningkatkan sifat fotokatalitik MOF. Pada penelitian ini disintesis MOF berbasis zirkonium dengan ligan perylene-3,4,9,10-tetrakarboksilat termodulasi asam amino glisina dengan metode solvotermal yang diuji sifat fotokatalitiknya dengan degradasi Rhodamin B. Dalam penelitian ini disintesis MOF dengan energi celah pita yang kecil pada kisaran 1,7-1,9 eV sehingga dapat digunakan sebagai fotokatalis. MOF dengan penambahan modulator sebanyak 10 ekuivalen memiliki respon fotokatalitik terbaik dengan persen degradasi 55% pada degradasi Rhodamin B 10 ppm dengan waktu degradasi selama 90 menit.

Dye waste is one of the most waste generated from the textile industry. One of the hazardous substances contained in dye waste is Rhodamine B. Rhodamine B is classified as a dangerous dye because carcinogenic and mutagenic. To remove Rhodamine B in waste, it can be done by photodegradation. Photodegradation can be carried out using photocatalyst materials which is known as photocatalytic degradation. Therefore, an effective photocatalyst was developed to be used in this process, one of which is metal organic frameworks (MOF), which is a porous semiconductor material. The combination of metal with photoactive ligands and modulation in MOF can increase the photocatalytic properties of MOF. In this study, zirconium-based MOF was synthesized with perylene-3,4,9,10-tetracarboxylic ligand modulated by the amino acid glycine by the solvothermal method which was tested for photocatalytic properties by degradation of Rhodamine B. In this study, MOF was synthesized with a small band gap energy in the range of 1,7-1,9 eV so that it can be used as a photocatalyst. MOF with the addition of 10 equivalents of modulator has the best photocatalytic response with a degradation percentage of 55% at 10 ppm Rhodamine B degradation in 90 minutes."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>