Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 170970 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nur Apriyanti
"ABSTRAK
63% sumber informasi daring tersedia di Twitter. Hal ini mendorong tingginya proses berbagi
informasi pada situs jejaring sosial tersebut. Ada pun jenis informasi yang memliki kemungkinan
terbesar untuk dibagikan adalah informasi hiburan. Dalam prosesnya, terdapat beragam faktor
yang mendorong pengguna melakukan kegiatan tersebut. Faktor tersebut dapat dipengaruhi oleh
situasi dan kondisi saat berbagi informasi. Oleh karena itu, tujuan dalam penelitian ini adalah untuk
mengidentifikasi jenis motivasi yang mendorong kegiatan berbagi informasi hiburan di Twitter.
Selain itu, diperiksa juga apakah terdapat perbedaan motivasi antara laki-laki dengan perempuan.
Sampel dalam penelitian ini adalah para mahasiswa sebagai ketegori pengguna terbesar di media
sosial. Pendekatan penelitian menggunakan kuantitatif deskriptif dengan studi kasus pada
mahasiswa di tiga universitas negeri yang ada di Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terdapat tiga besar motivasi yang senantiasa mendorong mahasiswa dalam berbagi informasi
hiburan di Twitter, yaitu untuk pembelajaran, altruisme, dan kesenangan. Sementara, dua motivasi
yang tidak banyak mendorong mahasiswa saat berbagi informasi hiburan adalah hubungan timbalbalik
dan memperoleh keuntungan pribadi. Dalam Aldefer ERG Theory, temuan ini
mengindikasikan bahwa mahasiswa lebih condong untuk memenuhi kebutuhan bagi
perkembangan diri mereka (growth needs). Ada pun proses yang terlihat dalam upaya memenuhi
kebutuhan dalam berbagi informasi hiburan adalah peningkatan kepuasan (satisfactionstrengthening).
Pada pemeriksaan motivasi antara laki-laki dan perempuan ditemukan bahwa tidak
ada perbedaan yang signifikan terhadap faktor pendorong saat berbagi informasi hiburan di
Twitter.

ABSTRACT
A number of 63% information sources are available on Twitter. This encourages the high activities of
information sharing on Twitter. A type of information that has the greatest possibility to be shared is
entertainment information. In the process, there are many factors or motivations that affect users to carry
out these activities. The motivations can be influenced by certain situations and conditions. Therefore, the
purpose of this study is to identify the types of motivation that encourage entertainment information sharing
activities on Twitter. Moreover, this research seeks to examine whether there are motivation differences
between male and female users. The samples of this research are college students as the largest user
category in social media. This research approach is quantitative descriptive with case studies on college
students from three state universities in Jakarta. Research results show that there are three major
motivations that highly encourage students to share entertainment information on Twitter. The motivations
are learning, altruism, and enjoyment. Meanwhile, there are two motivations that do not encourage
students when sharing entertainment information, namely reciprocity and personal gain. In Aldefer ERG
Theory, this finding indicates that students are more inclined to meet their growth needs. The process that
is involved in order to meet the needs of sharing entertainment information is satisfaction-strengthening.
Through the examination of differences in motivation between male and female users, the finding shows
that there are no significant differences in the motivation factors when sharing entertainment information
on Twitter."
2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Yasir Riadi
"Penelitian mengenai perilaku pencarian informasi mahasiswa pascasarjana program doktor bidang pendidikan bahasa ini dilatarbelakangi karena rendahnya pemanfaatan mereka dt perpustakaan UNJ. Implementasi model pada penelitian ini adalah model tahapan perilaku pencarian informasi gabungan pada A stage process version of Ellis’s behavioral framework yang dikemukakan oleh Wilson yang sebelumnya diperkenalkan oleh David Ellis dalam Behavioral Model of Information Seeking Strategies. Hasil penelitian ini bahwa Model perilaku pencarian informasi mahasiswa program doktor bidang pendidikan bahasa di Universitas Negeri Jakarta yang menyusun disertasi sesuai dengan revisi model lima tahapan yaitu starting, chaining, extracting, verifying dan ending. Strategi pencarian informasi yang dilakukan mahasiswa program doktor yang sedang menulis disertasi yaitu dengan menggunakan perpustakaan, koleksi pribadi, mengakses internet, bertemu dengan narasumber, pembimbing, teman maupun mahasiswa. Hambatan yang ditemui ketika melakukan penelitian berkaitan dengan individu, antar individu serta faktor lingkungan yang menjadi hambatan terbesar karena terbatas, ketersediaan koleksi dan juga sumber informasi yang tersedia di sekitar informan.

This research is carried out because of postgraduate doctoral students of language education program’s usage statistics in library is very low. This study uses A stage process version of Ellis's behavioral framework by Wilson which is previously introduced by David Ellis in behavioral model of Information seeking strategies. The result of this study reveals that the model of information seeking behavior of the postgraduate doctoral students of language education program in State University of Jakarta who wrote dissertation is suitable with the model based on five steps; starting, chaining, extracting, verifying and ending. The strategies conducted by the respondents are going to the library, their own collections, Internet access, discussion with the source, advisor, friends and also their students. The barriers that they face when doing research is closely related to individual, between individuals and also environmental factors which becomes the biggest barrier due to the limited and availability of collections as well as available information source among respondents."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
T26415
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sheyla Taradia Habib
"Penelitian ini meneliti penggunaan campur kode dalam Twitter di kalangan mahasiswa Sastra Inggris angkatan 2010 Universitas Indonesia yang cenderung melakukan code mixing dalam percakapan sehari-hari karena terbiasa menggunakan bahasa Inggris di lingkungan perkuliahan sehari-hari. Namun, fokus penelitian ini adalah komunikasi tertulis pada akun Twitter mereka. Penelitian ini memiliki dua poin utama. Pertama, penjelasan tentang code switching itu sendiri berdasarkan teori “Reasons for Bilinguals to Switch or Mix their Languanges” dari Hoffman (1991). Kedua, alasan mengapa mahasiswa melakukan code switching pada akun sosial media mereka, seperti Twitter. Metode deskriptif kualitatif digunakan untuk menganalisis data yang dikumpulkan dari tweet sepuluh responden yang merupakan mahasiswa Sastra Inggris angkatan 2010 Universitas Indonesia. Selanjutnya, responden diwawancara terkait penggunaan campur. Hasil dari penelitian ini menujukkan bahwa terdapat enam alasan penggunaan campur kode, yaitu talking about a particular topic, quoting somebody else, being emphatic about something, interjection (Inserting sentence fillers or sentence connectors), pride and limited Words or Unknown Translation. Akan tetapi, persentase penggunaan campur kode yang paling tinggi digunakan adalah interjection karena menurut responden, mereka dapat menunjukkan perilaku bahasa ini sengaja atau tidak sengaja dalam komunikasi tertulis untuk mengungkapkan perasaan mereka.

This paper examines the use of code mixing in Twitter among students of English Studies 2010 at Universitas Indonesia who tend to do code mixing in their daily conversation since they are used to speak English every day in their courses. However, this research focuses more on written communication in their Twitter account. There are two major points that this paper attempts to make. First, the description of code mixing itself according to the theory “Reasons for Bilinguals to Switch or Mix their Languages” given by Hoffman (1991). Second, the reasons why those students use code mixing in their media social account, such as Twitter. In order to get the result, descriptive qualitative method is used to analyzed the data from the twitter account of ten students of English studies 2010 at Universitas Indonesia. Moreover, a structured interview regarding the code mixing practised was conducted. The results of this research indicate that code mixing occurs among students for six reasons: talking about a particular topic, quoting somebody else, being emphatic about something, interjection (inserting sentence fillers or sentence connectors), indicating pride and limited words or not knowing the equivalent word in Indonesian language. However, the most common practice is of code mixing is the use of interjection because according to the respondents, they may show this language behavior accidentally or intentionally in written communication to express their feelings.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Lumban Tobing, Clevelyn Ikralia Divine
"[ABSTRAK
Kemahiran berbicara adalah salah satu kompetensi yang harus dikuasai mahasiswa semasa belajar di universitas. Pada kenyataannya, beberapa studi menunjukkan bahwa kemahiran berbicara mahasiswa masih dipertanyakan karena kurangnya motivasi dalam belajar yang berakibat pada ketidakpercayaan diri untuk mempraktekkannya sehari-hari. Studi ini akan berfokus pada orientasi mahasiswa UI tingkat akhir yang dapat dikategorikan menjadi instrumental dan integratif dalam korelasinya kepada kemahiran berbicara. Data menunjukkan bahwa mayoritas dari partisipan cenderung memiliki orientasi instrumental daripada integratif. Data juga menunjukkan bahwa adanya korelasi positif antara orientasi mahasiswa dengan kemahiran berbicara dalam bahasa Inggris.

ABSTRACT
Students? speaking proficiency is one of the competencies that should be acquired throughout their study in university. Regrettably, studies show that students? speaking skill is still questionable due to their lack of motivation that makes them hesitate to practice more. This study will focus on UI sophomore students? orientation which can be distinguished to instrumental and integrative in correlation to their speaking proficiency. It is found that the majority of the participants tend to have instrumental rather than integrative orientation and high motivational level in learning. Positive correlation is also found between students? orientation and their speaking proficiency., Students’ speaking proficiency is one of the competencies that should be acquired throughout their study in university. Regrettably, studies show that students’ speaking skill is still questionable due to their lack of motivation that makes them hesitate to practice more. This study will focus on UI sophomore students’ orientation which can be distinguished to instrumental and integrative in correlation to their speaking proficiency. It is found that the majority of the participants tend to have instrumental rather than integrative orientation and high motivational level in learning. Positive correlation is also found between students’ orientation and their speaking proficiency.]"
2015
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Arsy Cakra Ananda
"Dalam bermain game online, terdapat berbagai motivasi yang menjadi dasar para remaja untuk terus bermain. Semakin tinggi motivasi, maka perilaku bermain game akan menjurus pada adiksi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan motivasi bermain game (achievement, social, immersion, dan escapism) dengan adiksi game online pada mahasiswa di DKI Jakarta. Studi ini menggunakan desain cross-sectional dengan jumlah sampel 367 mahasiswa dengan teknik consecutive sampling. Instumen alat ukur adiksi game online menggunakan Game Addicition Scale oleh Lemmens (2009) dengan format pendekatan monothetic dan alat ukur motivasi bermain game dengan Motivation to Play Online Game Questionnaire oleh Nick Yee (2006). Data dikumpulkan melalui survei yang disebarkan secara daring dan dipromosikan di berbagai media sosial. Hasil studi ini menunjukkan bahwa proporsi adiksi game online pada mahasiswa di DKI Jakarta adalah 17,4%. Terdapat hubungan antara adiksi game online dengan motivasi bermain game achievement (p-value < 0.01), immersion (p-value < 0.01), social (p-value < 0.05), dan escapism (p-value < 0.01). Penelitian ini menunjukkan mahasiswa yang masuk dalam kategori addiction memiliki tingkat motivasi bermain game yang lebih tinggi dari pada mahasiswa dengan kategori non-addiction. Penelitian ini merekomendasikan untuk diadakan nya diagnosis dini akan adiksi dan melaksanakan kegiatan intervensi mengenai adiksi game online di wilayah kampus.

The higher the motivation, the behavior of playing games will lead to addiction. The purpose of this study was to determine the relationship between motivation to play games (achievement, social, immersion, and escapism) with online game addiction in students in DKI Jakarta. This study used a cross-sectional design with a sample of 367 college students with consecutive sampling techniques. The online game addiction measuring instrument uses the Game Addiction Scale by Lemmens (2009) with a monothetic approach format and the motivation to play game motivation measurement tool with the Motivation to Play Online Game Questionnaire by Nick Yee (2006). Data is collected through surveys distributed online and promoted on various social media. The results of this study indicate that the proportion of online game addiction in students in DKI Jakarta is 17.4%. There is a relationship between online game addiction and motivation to play game achievement (p-value < 0.01), immersion (p-value < 0.01), social (p-value < 0.05), and escapism (p-value < 0.01). This study shows that students in the addiction category have a higher level of motivation to play games than students in the non-addiction category. This study recommends holding an early diagnosis of addiction and carrying out intervention activities regarding online game addiction in the campus area."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sekar Sejati Chrisalit
"Sebagaimana manusia belajar dan menggunakan bahasa lain selain bahasa ibu mereka, pencampuran bahasabahasa tersebut dalam satu ucapan sangat mungkin terjadi. Campur kode ini terjadi tidak hanya dalam ucapan lisan, tetapi juga dalam ucapan tertulis. Dewasa ini, ucapan tertulis populer dalam bentuk komunikasi dengan media komputer (CMC). Twitter sebagai salah satu sarana populer CMC juga menangkap gejala ini dan membuatnya menjadi lebih jelas.
Ada dua hal utama yang akan dibahas dalam makalah ini. Pertama adalah bagaimana campur kode dilakukan di Twitter. Hal ini berhubungan dengan proses campur kode dan hasilnya. Kedua adalah mengapa campur kode dilakukan. Hal ini berkaitan dengan faktor-faktor yang memotivasi orang-orang untuk melakukan campur kode. Subjek dari penelitian ini adalah mahasiswa program studi Inggris Universitas Indonesia yang seringkali melakukan campur kode dalam Bahasa Inggris dan Indonesia di Twitter.
Mereka terbiasa dengan bahasa Inggris sebagai bahasa kedua, tetapi mereka tidak menggunakan Bahasa Inggris sebanyak dan sekonstan Bahasa Indonesia. Dengan menggunakan teori proses campur kode Muysken dan teori dari beberapa ahli mengenai motivasi campur kode, makalah ini berusaha untuk menyoroti gejala campur kode pada masyarakat non-bilingual.

As people learning and using languages other than their native language, it is possible that they mix the languages into one utterance. Not only does this code mixing happen in the spoken utterance, but also in the written utterance. Nowadays, the written utterance is popular in form of Computer Mediated Communication (CMC). Twitter as one of some popular means of CMC also captures this phenomenon and makes it more obvious.
There are two major points that this essay tries to make. First is how code mixing is done on Twitter. It is related to the process of code mixing and the result of it. Second is why code mixing is done. It is related to the factors that motivate people to do code mixing. The participants of this research are the students of English Studies of Universitas Indonesia that sometimes mix their utterances on Twitter using English and Bahasa Indonesia.
They are familiar to English as the second language, but they do not use it as much as Bahasa Indonesia. Applying Muysken's three processes of code mixing and based on some experts theories on motivations of code mixing, this essay attempts to highlight the code mixing phenomenon among non-bilingual people.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Wafdane Dyah Prima Jati
"Tesis ini berusaha untuk membahas fenomena penggunaan akun alter di media sosial Twitter dalam aktivitas berbagi konten seksual oleh kalangan dewasa awal. Terdapat dua hal yang menjadi fokus utama penelitian ini, yaitu motif individu dalam menggunakan akun alter untuk berbagi konten serta kaitan antara interaksi dan komunikasi dengan orang-orang sekitar terhadap keputusan berbagi konten. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan paradigma konstruktivisme dan pendekatan fenomenologi yang hasilnya akan dipaparkan secara deskriptif. Konsep atau teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Psikoanalisis. Penelitian ini menggunakan metode pengambilan data dengan wawancara dan observasi, sedangkan subjek penelitian berjumlah empat orang pengguna akun alter perempuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keputusan dalam menggunakan akun alter dan berbagi konten dipengaruhi oleh struktur kepribadian manusia yang terdiri dari id, ego, dan superego. Faktor id yang mendorong keputusan tersebut adalah hasrat agresivitas, ingin mendapatkan perhatian, hasrat seksual (libido), serta materi, yang dapat muncul tidak hanya dari dalam diri namun juga sebagai hasil interaksi dengan orang-orang di sekitar individu. Sedangkan superego individu berasal dari nilai dan norma masyarakat, aturan agama, serta kebiasaan yang telah dianut sejak kecil. Dinamika id dan superego memunculkan dua tipologi pengguna media dalam berbagi konten, yakni inhibition bagi individu dengan kepribadian introvert dan compulsion bagi extrovert.

This thesis attempted to discuss the use of alter accounts on Twitter as a medium for content sharing by young adults. There were two focuses of this research, namely the individual’s motives for using alter accounts and for sharing sexual content as well as the relationship between interaction and communication with the decision to share. This research was qualitative research with constructivism paradigm and phenomenological approach whose results would be presented descriptively. The theory that was used in this research is psychoanalytic theory. The data was collected by interviews and observations, while the research subjects consisted of four females alter account users. The results showed that the decision for using alter accounts and sharing sexual content were influenced by the structure of the human personality which consists of the id, ego, and superego. The id factors that drive these decisions were the desire for aggressiveness, wanting to get attention, sexual desire (libido), and money, which can arise not only from individual’s natural urge but also because of interactions with others. While the individual’s superego came from the values and norms of society, religious rules, and habits that have been adhered to since childhood. The dynamics of the id and superego showed that there are two typologies of media users in the context of content sharing, namely inhibition that could be seen on the introverted person and compulsion on the extroverted ones."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yasir Riady
"Penelitian mengenai perilaku pencarian informasi mahasiswa pascasarjana program doktor bidang pendidikan bahasa ini dilatarbelakangi karena rendahnya pemanfaatan mereka di perpustakaan UNJ. Implementasi model pada penelitian ini adalah model tahapan perilaku pencarian informasi gabungan pada A stage process version of Ellis 's behavioral framework yang dikemukakan oleh Wilson yang sebelumnya diperkenalkan oleh David Ellis dalam Behavioral Model of Information Seeking Strategies. Hasil penelitian ini bahwa Model perilaku pencarian informasi mahasiswa program doktor bidang pendidikan bahasa di Universitas Negeri Jakarta yang menyusun disertasi sesuai dengan revisi model lima tahapan yaitu starting, chaining, extracting, verifying dan ending. Strategi pencarian informasi yang dilakukan mahasiswa program doktor yang sedang menulis disertasi yaitu dengan menggunakan perpustakaan, koleksi pribadi, mengakses internet, bertemu dengan narasumber, pembimbing, teman maupun mahasiswa. Hambatan yang ditemui ketika melakukan penelitian berkaitan dengan individu, antar individu serta faktor lingkungan yang menjadi hambatan terbesar karena terbatas, ketersediaan koleksi dan juga sumber informasi yang tersedia di sekitar informan.

This research is carried out because of postgraduate doctoral students of language education program's usage statistics in library is very low. This study uses A stage process version of Ellis`s behavioral framework by Wilson which is previously introduced by David Ellis in behavioral model of information seeking strategies. The result of this study reveals that the model of information seeking behavior of the postgraduate doctoral students of language education program in State University of Jakarta who wrote dissertation is suitable with the model based on five steps; starting, chaining, extracting, ver 'ing and ending. The strategies conducted by the respondents are going to the library, their own collections, Internet access, discussion with the source, advisor, friends and also their students. The barriers that they face when doing research is closely related to individual, between individuals and also environmental factors which becomes the biggest barrier due to the limited and availability of collections as well as available information source among respondents."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
T37545
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Azwar
"Tesis ini membahas kemampuan mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi (JIP) UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta angkatan 2007 dalam menelusuri dan mengevaluasi informasi berbasis internet. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan kuesioner sebagai instrument penelitian.
Hasil penelitian ini menunjukkan kemampuan mahasiswa dalam menelusuri dan mengevaluasi informasi berbasis internet cukup rendah yang berarti kemampuan literasi informasi mereka juga cukup rendah. Berdasarkan hasil penelitian ini penulis menyarankan bahwa Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi bekerja sama dengan perpustakaan utama UIN Syarif Hidayatullah perlu lebih meningkatkan program literasi informasi dengan mengadakan seminar dan pelatihan; perlunya memasukkan pendidikan literasi informasi ke dalam kurikulum baik di dalam Jurusan Ilmu Perpustakaan maupun di jurusan lainnya; dan perlunya tambahan SDM yang berkualitas yang siap mengajarkan dan mensosialisasikan program literasi informasi.

This thesis discusses the ability of students of library and information science (LIS) department, Syarif Hidayatullah State Islamic University (UIN), Jakarta who were enrolled in 2007, in searching and evaluating internet-based information. This research uses a quantitative approach with a questionnaire as the research instrument.
The result shows that the students ability in searching and evaluating internet-based information is low which means that their information literacy is also low. Based on this research's result the writer suggests that LIS department of UIN should collaborate with UIN's central library to increase the frequency of information literacy programs, by holding more seminars and workshops; the writer also suggests the need to include information literacy education in the curriculum of LIS department, and in other departments too. Both LIS department and UIN central library need to have additional qualified human resources who are ready to teach and to socialize information literacy programs.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
T29268
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Ferlyne Grace Evangeline Wardana
"Tulisan ini menganalisis bagaimana pemagangan menjadi sarana yang dimanfaatkan oleh banyak mahasiswa untuk mengasah keterampilannya maupun membahas hak dan kewajiban yang seharusnya menjadi landasan dalam menjalani pemagangan tersebut. Tulisan ini disusun dengan metode penelitian doktrinal dan dilengkapi dengan wawancara kepada narasumber serta informan pendalaman data sekunder. Melihat manfaat dari pemagangan maka pemerintah pun mengadakan kurikulum magang untuk mempersiapkan mahasiswa menghadapi pasar tenaga kerja. Akan tetapi, mahasiswa magang tersebut rentan mengalami eksploitasi karena masih minimnya perlindungan hukum yang diterima. Eksploitasi ini terjadi dikarenakan adanya kesenjangan definisi antara pemagangan pada hukum Indonesia dengan hukum Jepang. Hal ini terlihat pada hukum Jepang yang menganggap peserta magang sebagai pekerja sekaligus berlaku hukum ketenagakerjaan bagi peserta magang tersebut. Berbeda halnya dengan Indonesia yang tidak menganggap peserta magang sebagai pekerja. Hal ini mengakibatkan perbedaan beban kerja maupun perlindungan yang didapatkan ketika melaksanakan pemagangan. Hal inilah yang terjadi terhadap mahasiswa Universitas X yang melakukan pemagangan (Technical Intern Training Program) di Jepang. Sejatinya TITP yang diusung oleh pemerintah Jepang telah memiliki pengaturannya juga, tetapi dalam praktiknya kerap terjadi pelanggaran, terutama hak dari peserta TITP. Maka dari itu, tulisan ini bermanfaat bagi Indonesia terkhususnya bagi peserta magang Indonesia yang hendak mengikuti TITP agar dapat mengetahui perlindungan maupun hak dan kewajiban seperti apa yang seharusnya diperoleh.

This writing analyzes how internships serve as a means utilized by many students to hone their skills and discusses the rights and obligations that should serve as the foundation for undergoing such internships. The composition employs a doctrinal research method, supplemented with interviews with key informants and an in-depth analysis of secondary data. Recognizing the benefits of internships, the government has implemented internship curricula to prepare students for the labor market. However, interns are susceptible to exploitation due to the limited legal protection they receive. This exploitation arises from the disparity in the definition of internships between Indonesian law and Japanese law. Japanese law considers interns as workers, subjecting them to labor laws, unlike in Indonesia, where interns are not regarded as workers. This results in differences in workload and protection afforded during internships. This phenomenon is evident in the case of students from University X participating in the Technical Intern Training Program (TITP) in Japan. Although the Japanese government has regulations governing TITP, violations often occur in practice, particularly regarding the rights of TITP participants. Therefore, this writing is valuable for Indonesia, especially for Indonesian interns aspiring to join TITP, providing insights into the protections, rights, and obligations they should rightfully receive."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>