Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 151219 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dwi Handayani
"Beberapa tahun terakhir, petani kelapa sawit Di Desa Toman yang menggantungkan hidupnya di sektor pertanian kelapa sawit berada pada posisi yang rentan. Di tengah kondisi kerentanan tersebut, mereka harus menghadapi proses peremajaan kelapa sawit yang membuat mereka kehilangan mata pencaharian dan sumber pendapatan utama. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan strategi adaptasi petani kelapa sawit dalam mempertahankan mata pencahariannya selama masa peremajaan kelapa sawit dengan menganalisa aktivitas, faktor pendukung dan faktor penghambat dalam melakukan strategi adaptasi tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Sedangkan pengumpulan data menggunakan Teknik observasi dan wawancara mendalam dengan  informan yang terdiri dari pemerintah desa, KUD Makmur, dan petani kelapa sawit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi adaptasi pada petani kelapa sawit dilakukan melalui aktivitas produksi dan aktivitas konsumsi. Aktivitas produksi yang dilakukan petani kelapa sawit seperti nelayan, buruh pabrik dan buruh tani, berternak, bertani sayuran, dan membuka usaha kecil-kecilan, sedangkan aktivitas konsumsi yang dilakukan petani kelapa sawit seperti meminimalisir pengeluaran dan meminjam uang dengan memanfaatkan jaringan sosial. Kemudian adanya aset penghidupan yang juga sangat penting bagi petani kelapa sawit dalam mendukung aktivitas yang dilakukan. Hasil penelitian ini juga menyarankan kepada pihak pemerintah desa, petani kelapa sawit, dan KUD Makmur untuk lebih memperhatikan petani kelapa sawit dengan meminimalisir akibat dari peremajaan kelapa sawit yang dilakukan.

In recent years, the economic sustainability of oil palm farmers in the Toman village who have depended on the oil palm agriculture sector is in vulnerable state because of their low income. In addition to that difficult situation, the farmers have to face another issue which is replanting oil palm that took place simultaneously. This research aims to describe the adaptation strategy by the oil palm farmers during the oil palms replanting program to maintain their livelihood, by analyzing the supporting and inhibiting factors of the adaption strategy. This research conducted by qualitative approach and applies descriptive research. The data collection conducted through observation and in-depth interview with  informants who were composed of the local government, the local cooperative (KUD Makmur), and the oil palm farmers. The result shows that two form of oil palm farmerss adaptation strategy persist during replanting program to sustain their livelihood which are first, production activities and second, consumption activities. Production and income activities done by oil palm farmers such as working as fishermen, factory workers and farm laborers, livestock raising, vegetable farming, and opening small businesses while consumption activities done by oil palm farmers such as reducing expenses and borrowing money by utilizing their social networks. Furthermore, there are contributing factors of oil palm farmerss adaptation strategy, namely, livelihood asset. The results of this research also suggest the local government, oil palm farmers, and local cooperative (KUD Makmur) to give more attention by minimizing inhibiting factors for oil palm farmers during the replanting program."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Handayani
"Beberapa tahun terakhir, petani kelapa sawit Di Desa Toman yang menggantungkan hidupnya di sektor pertanian kelapa sawit berada pada posisi yang rentan. Di tengah kondisi kerentanan tersebut, mereka harus menghadapi proses peremajaan kelapa sawit yang membuat mereka kehilangan mata pencaharian dan sumber pendapatan utama. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan strategi adaptasi petani kelapa sawit dalam mempertahankan mata pencahariannya selama masa peremajaan kelapa sawit dengan menganalisa aktivitas, faktor pendukung dan faktor penghambat dalam melakukan strategi adaptasi tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Sedangkan pengumpulan data menggunakan Teknik observasi dan wawancara mendalam dengan informan yang terdiri dari pemerintah desa, KUD Makmur, dan petani kelapa sawit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi adaptasi pada petani kelapa sawit dilakukan melalui aktivitas produksi dan aktivitas konsumsi. Aktivitas produksi yang dilakukan petani kelapa sawit seperti nelayan, buruh pabrik dan buruh tani, berternak, bertani sayuran, dan membuka usaha kecil-kecilan, sedangkan aktivitas konsumsi yang dilakukan petani kelapa sawit seperti meminimalisir pengeluaran dan meminjam uang dengan memanfaatkan jaringan sosial. Kemudian adanya faktor- faktor pada petani kelapa sawit dalam melakukan strategi adaptasi yaitu faktor pendukung internal (istri, anak, dan keluarga lainnya), faktor pendukung eksternal (tetangga, pemerintah desa, KUD Makmur, dan PT. PI, serta faktor penghambat (masalah finansial dan minimnya pengetahuan petani kelapa sawit). Hasil penelitian ini juga menyarankan kepada pihak pemerintah desa, petani kelapa sawit, dan KUD Makmur untuk lebih memperhatikan petani kelapa sawit dengan meminimalisir faktor penghambat pada petani kelapa sawit selama masa peremajaan kelapa sawit

In recent years, the economic sustainability of oil palm farmers In the Toman village who have depended on the oil palm agriculture sector is in vulnerable state because of their low income. In addition to that difficult situation, the farmers have to face another issue which is replanting oil palm that took place simultaneously. This research aims to describe the adaptation strategy by the oil palm farmers during the oil palm’s replanting program to maintain their livelihood, by analyzing the supporting and inhibiting factors of the adaption strategy. This research conducted by qualitative approach and applies descriptive research. The data collection conducted through observation and in-depth interview with informants who were composed of the local government, the local cooperative (KUDMakmur), and the oil palm farmers. The result shows that two form of oil palm farmers’s adaptation strategy persist during replanting program to sustain their livelihood which are; first, production activities and second, consumption activities. Production and income activities done by oil palm farmers such as working as fishermen, factory workers and farm laborers, livestock raising, vegetable farming, and opening small businesses; while consumption activities done by oil palm farmers such as reducing expenses and borrowing money by utilizing their social networks. Furthermore, there are contributing factors of oil palm farmers’s adaptation strategy, namely, livelihood asset. The results of this research also suggest the local government, oil palm farmers, and local cooperative (KUD Makmur) to give more attention by minimizing inhibiting factors for oil palm farmers during the replanting program"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Handayani
"Beberapa tahun terakhir, petani kelapa sawit Di Desa Toman yang menggantungkan hidupnya di sektor pertanian kelapa sawit berada pada posisi yang rentan. Di tengah kondisi kerentanan tersebut, mereka harus menghadapi proses peremajaan kelapa sawit yang membuat mereka kehilangan mata pencaharian dan sumber pendapatan utama. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan strategi adaptasi petani kelapa sawit dalam mempertahankan mata pencahariannya selama masa peremajaan kelapa sawit dengan menganalisa aktivitas, faktor pendukung dan faktor penghambat dalam melakukan strategi adaptasi tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Sedangkan pengumpulan data menggunakan Teknik observasi dan wawancara mendalam dengan informan yang terdiri dari pemerintah desa, KUD Makmur, dan petani kelapa sawit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi adaptasi pada petani kelapa sawit dilakukan melalui aktivitas produksi dan aktivitas konsumsi. Aktivitas produksi yang dilakukan petani kelapa sawit seperti nelayan, buruh pabrik dan buruh tani, berternak, bertani sayuran, dan membuka usaha kecil-kecilan, sedangkan aktivitas konsumsi yang dilakukan petani kelapa sawit seperti meminimalisir pengeluaran dan meminjam uang dengan memanfaatkan jaringan sosial. Kemudian adanya faktor-faktor pada petani kelapa sawit dalam melakukan strategi adaptasi yaitu faktor pendukung internal (istri, anak, dan keluarga lainnya), faktor pendukung eksternal (tetangga, pemerintah desa, KUD Makmur, dan PT. PI, serta faktor penghambat (masalah finansial dan minimnya pengetahuan petani kelapa sawit). Hasil penelitian ini juga menyarankan kepada pihak pemerintah desa, petani kelapa sawit, dan KUD Makmur untuk lebih memperhatikan petani kelapa sawit dengan meminimalisir faktor penghambat pada petani kelapa sawit selama masa peremajaan kelapa sawit

In recent years, the economic sustainability of oil palm farmers In the Toman village who have depended on the oil palm agriculture sector is in vulnerable state because of their low income. In addition to that difficult situation, the farmers have to face another issue which is replanting oil palm that took place simultaneously. This research aims to describe the adaptation strategy by the oil palm farmers during the oil palm’s replanting program to maintain their livelihood, by analyzing the supporting and inhibiting factors of the adaption strategy. This research conducted by qualitative approach and applies descriptive research. The data collection conducted through observation and in-depth interview with informants who were composed of the local government, the local cooperative (KUD Makmur), and the oil palm farmers. The result shows that two form of oil palm farmers’s adaptation strategy persist during replanting program to sustain their livelihood which are; first, production activities and second, consumption activities. Production and income activities done by oil palm farmers such as working as fishermen, factory workers and farm laborers, livestock raising, vegetable farming, and opening small businesses; while consumption activities done by oil palm farmers such as reducing expenses and borrowing money by utilizing their social networks. Furthermore, there are contributing factors of oil palm farmers’s adaptation strategy, namely, livelihood asset. The results of this research also suggest the local government, oil palm farmers, and local cooperative (KUD Makmur) to give more attention by minimizing inhibiting factors for oil palm farmers during the replanting program."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zalbi Ikhsan
"Pertemuan antar kelompok etnis yang berlainan dapat menimbulkan berbagai masalah, seperti ; adaptasi, integrasi, konflik sosial dan sebagainya. Desa Sidorahayu sebagai desa pemukiman transmigran yang berasal dan Jawa ( Jawa Barat, Jawa tengah, dan Jawa Timur ), maupun transmigran lokal yang berasal dari Sumatera Selatan sendiri, mengalami juga masalah integrasi. Karena itu masalah yang akan dijawab antara lain; bagaimana proses integrasi sosial bisa terwujud /tercapai diantara kelompok etnis yang ada, hal-hal apa yang berhubungan langsung ataupun tidak langsung dengan proses tersebut.
Teori - teori integrasi yang dikemukakan oleh para sosiolog banyak dipakai dan digunakan sebagai acuan utama untuk menjelaskan atau menggambarkan proses integrasi yang terjadi pada kelompok - kelompok yang berbeda latar belakang sosial budaya dan asal usul daerah dalam studi ini.
Metode penelitian yang digunakan adalah kombinasi antara metode deskripsi dan eksplanasi dengan memilih masyarakat desa Sidorahayu , Kecamatan Babat Toman- Musi Banyu Asin-Sumatera Selatan, sebagai lokasi penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan; wawancara berstruktur dengan responden sampel, wawancara bebas dengan sejumlah informan, pengamatan langsung terhadap kehidupan masyarakat, dan penelaahan dokumen. Data yang diperoleh dianalisa secara kuantitatif dengan bantuan tabel-tabel.
Kenyataan menunjukkan, bahwa penempatan transmigran di desa Sidorahayu dilaksanakan dari bulan juli 1981 sampai dengan bulan September 1982, telah berhasil memukimkan sebayak 707 KK ( 3.044 jiwa ) dengan perbandingan asal usul daerah atau etnis: Etnis Sunda 1.047 jiwa ( 34.39 % ), Jawa sebayak 1.162 jiwa (37.32%) dan Melayu sebanyak 861 jiwa (28.29 % ).
Dalam sejarah perkembangan masyarakat desa Sidorahayu dari tahun 1981 / 1982 sampai saat penelitian ini berlangsung, temuan penelitian menunjukkan bahwa: Pertama, telah terjadi perkembangan penduduk desa dikarenakan adanya perpindahan, sehingga penduduk desa yang dulunya berjumlah 3.044 jiwa ( 707 KK ) sekarang berjumlah 2.639 jiwa ( 646 KK ). Kedua kebijaksanaan pemukiman penduduk yang diterapkan dengan sistem ?integrated pluralism ? yang tidak memisahkan secara geografis asal usul, telah mendorong mereka untuk membiasakan diri melihat sesuatu dalam perspektif yang lebih luas. Sejalan dengan kebijakan tersebut, maka telah banyak terjadi perkawinan campuran antara Melayu - Jawa, Melayu - Sunda, Jawa - Sunda dan sebaliknya. Sebab itulah hubungan interaksional sesama mereka dan diantara mereka tidak hanya terbatas pada kesamaan asal usul daerah/kelompok etnis, tetapi mulai terjalin hubungan yang lebih luas dengan sesama warga desa, dan ini bermakna bahwa telah terjadi kultural struktural didalamnya, yang dengan kekuatan itu konflik sosial dapat dihindari. Hal ini didukung pula oleh lamanya kurun waktu kehidupan bersama dengan pola pemukiman yang membaur diantara mereka, memungkinkan pola interaksi yang ditampilkan dalam kehidupan sehari - hari mencerminkan status ketetanggaan yang ada pada seseorang.
Dalam hubungan interaksional yang lebih luas yakni antar kelompok, nilai-nilai etika agama yang mereka anut dan budaya masing -masing kelompok dapat diterapkan sepenuhnya. Rendahnya tingkat pengetahuan timbal balik tentang nilai, norma dan adat kebiasaan ternyata tidak diartikan secara kaku, karenanya interaksi dan partisipasi timbal balik nyata lebih intensif. Tidak diketemukan sikap antipati antara satu sama lain, sekalipun individu maupun salah satu kelompok berada pada posisi pengambil prakarsa. Kesediaan seperti itu mencakup berbagai derajat pemahaman simpatik terhadap sesama warga desa, sebagai tetangga, sebagai teman seperkumpulan, sebagai teman kerja sama dalam mengatasi masalah ekonomi rumah tangga. Karenanya identitas diri mereka berkembang dan muncul kembali dalam peranan sosial yang ditampilkan.
Sampai saat penelitian ini berlangsung, kenyataan menunjukkan, bahwa dengan adanya motivasi agama dan budaya diantara mereka sekaligus menjadi potensi positif untuk mendorong proses integrasi sosial. Mereka mampu secara tepat dapat menempatkan perbedaan asal usul daerah dan paham aliran agama yang dianut, ataupun bidang usaha dan pekerjaan yang berbeda, tidak sebagai dikotomi yang harus dipertentangkan, melainkan sebagai suatu dualisme yang berjalan sejajar dan beriringan untuk saling melengkapi dalam sisi kelebihan dan kekurangannya. Karena itu kekuatan - kekuatan integratif yang ada dalam masyarakat dapat berfungsi sebagai media, sarana dan wahana sosialisasi guna mencapai derajat integrasi sosial yang diinginkan, yakni kehidupan berdampingan secara damai dan harmonis.
Kesimpulan dari studi ini adalah integrasi sosial diantara kelompok etnis yang ada kini telah tercapai, yakni telah terbina dan terciptanya kehidupan berdampingan dan bertetangga secara rukun, damai dan harmonis. Namun sekalipun tercapainya integrasi sosial tersebut, tidak sekaligus berarti tidak adanya benih-benih konflik atau potensi konflik. Benih-benih konflik atau potensi konflik, terutama dikarenakan perbedaan dalam mata pencaharian, bidang usaha dan penguasaan lahan pertanian yang mencolok, cukup potensial dan masih perlu diwaspadai dimasa-masa mendatang."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T3035
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Atiqah Amanda
"Persaingan dalam penggunaan terus meningkat, sementara daya dukung bumi tidak bertambah. Salah satu jalan keluar yang dapat dilakukan adalah dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan manusia, seperti minyak nabati. Minyak ini, yaitu minyak kelapa sawit di Indonesia, dianggap sebagai komoditas potensial untuk memenuhi kebutuhan pangan dan energi global. Dalam beberapa tahun terakhir, permintaan meningkat pesat karena karakteristiknya yang unik dan sifatnya yang multifungsi. Namun sayangnya, tingkat produktivitas perkebunan kelapa sawit di Indonesia masih rendah. Oleh karena itu, inisiatif untuk intensifikasi sangat penting untuk memenuhi kebutuhan di masa depan. Pilihan yang paling efisien untuk meningkatkan produktivitas adalah dengan mengoptimalkan lahan yang ada dengan melakukan penanaman kembali (peremajaan) kelapa sawit yang juga bertujuan untuk meningkatkan produktivitas. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh tingkat kesediaan petani untuk membayar (willingness-to-pay/WTP) dan preferensi mereka untuk melakukan peremajaan, baik untuk petani swadaya maupun petani plasma. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa WTP petani belum memenuhi dana minimum yang diperlukan untuk melakukan peremajaan, bahkan setelah menerima dukungan dari pemerintah. Namun, beberapa masalah lainnya penting untuk diatasi terlebih dahulu agar kebijakan intensifikasi di Indonesia bisa berjalan sesuai dengan harapan.

The competition of land use is unavoidably increasing while the earths carrying capacity is impossible to expand. One of the feasible solutions is the utilization of available resources, vegetable oil. This oil, particularly palm oil in Indonesia, is presumed as potential commodities to meet global food and energy needs. In the last few years, the demand is increasing rapidly due to its unique feature of interchangeability for most purposes. However, the productivity level in Indonesia remains low. Therefore, the initiative for intensification is critical to meets future demand. An efficient option to increase this productivity is by optimizing the existing land by undertaking palm oil replanting which also aim to improve productivity. This study aims to elicit smallholders willingness-to-pay and their preferences for undertaking replanting, both for independent and plasma farmers. The result of this study shows that the smallholder farmers willingness-to-pay has not met the minimum fund required for implementing replanting even after receiving support from the government. However, overcoming several noteworthy issues are perceived as critical to push the intensification policy trajectory in Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cicik Pratiwi
"Salah satu usaha pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan petani kelapa sawit adalah melalui kebijakan dimana perusahaan besar wajib membangun kebun untuk petani dalam bentuk Perusahaan Inti Rakyat (PIR). Salah satu bentuk PIR yang telah ada adalah PIR Kredit Koperasi Primer kepada Anggotanya (PIR KKPA), yang merupakan bentuk kemitraan antara perusahaan dan petani plasma dalam melalui koperasi. Namun dilain pihak masih banyak petani yang melakukan usaha perkebunan kelapa sawit secara mandiri.
Penelitian ini menganalisis pengaruh partisipasi petani dalam program PIR KKPA terhadap tingkat pendapatan usaha tani. Selain itu pengaruh dari beberapa variable social ekonomi lain juga dianalisis antara lain variable produksi, biaya - biaya, partisipasi penyuluhan dan tingkat pendidikan. Dengan mengambil sample sebanyak 40 petani PIR KKPA dan 60 petani Mandiri di Kecamatan Tempilang, penelitian ini menemukan bahwa petani yang berpartisipasi pola PIR KKPA memiliki pendapatan yang lebih tinggi daripada yang tidak. Selain itu variable produksi, biaya pupuk dan partisipasi penyuluhan signifikan mempengaruhi pendapatan usaha tani kelapa sawit.

One of the government's effort in improving the welfare of oil palm farmers is through requiring large companies to establish plantations for farmers in the form of Nucleus Estate Smallholders (NES). One form of NES existing recently is the NES Primary Cooperative Credit to the Members ( NES PCCM ), which is a form of partnership between the company and farmers through the cehycle of cooperative. But there are still many farmers who operate the farm on their own.
This study aims to analyze the effect of farmers participation in the program NES program their farm income. Additionally it also analyzes the effect of several socio-economic variables such as production, cost, training participation and level of education. By taking a sample of 40 NES participant farmers and 60 nonparticipant or independent farmers in District Tempilang, the study found that farmers who participate in NES has a higher income than those who did not participate. Other variables, such us production, cost for fertilizer and training participation are also significant in affecting the income level of the oil palm farms ."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T39059
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ronny
"Tujuan utama pembangunan perkebunan dengan pola Perusahaan Inti Rakyat (PIR) adalah untuk meningkatkan pendapatan petani anggotanya melalui pola intensifikasi yang ditransfer oleh perusahaan inti kepada petani plasma berupa teknologi baru, permodalan serta inovasi dalam manajemen, kelembagaan, pengolahan dan pemasaran. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan membandingkan pendapatan bersih usaha tani kelapa sawit petani Anggota Perusahaan Inti rakyat (PIR) atau petani plasma dengan petani swadaya yang memiliki karakteristik lahan dan rentang usia tanaman yang sama. Analisis komparasi juga dilakukan pada setiap unsur pendapatan usaha tani seperti produksi, harga, berbagai biaya, dan informasi kualitatif terkait perilaku petani swadaya dan plasma dalam pengelolaan kebunnya.
Penelitian ini menemukan bahwa pendapatan usaha tani petani plasma lebih besar dari pendapatan usaha tani petani swadaya. Jika dilihat dari unsur-unsurnya, perbedaan juga terlihat pada biaya, produksi, dan harga jual. Hal ini mengindikasikan bahwa perilaku petani terkait pengelolaan kebun berhubungan dengan produksi, yang pada akhirnya akan mempengaruhi tingkat pendapatan usaha tani yang dihasilkan.

The main purpose of plantation development through the scheme of Nucleus Estate Smallholders (NES) is to increase farmers' income through intensification process managed by plantation company to farmers in the form of technology transfer and proving access to capital as well as innovation in management, institutional, processing and marketing. This study aims to analyze and compare the net income of Nucleus Estate Smallholders (NES) participant and non participant farmers with the same land characteristic and age range of the plants. Comparative analysis is also implemented on each element of farm income such as production, price, cost, and qualitative information related to the behavior of farmers in operating and managing of their farm.
This study found that Nucleus Estate Smallholders (NES) participant farmers have higher income than the non participant farmers. The differences is also found on the cost, production, and sale price. This indicates that the different behavior of farmers in operating and managing their farm is related with the production level, which in turn will affect the level of farm income."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T39267
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Fitria
"Pada kegiatan Pabrik Kelapa Sawit (PKS), air merupakan bahan penolong yang sangat penting, yaitu sebagai air umpan boiler untuk pembangkit tenaga dan untuk air pengolahan (Naibaho, 1996:24). Keperluan PKS akan air sesuai dengan angka kerja pengolahan pada Standarisasi Ditjen Perkebunan (1997:4), adalah sebesar 1,2 - 1,5 m3 per ton tandan buah segar (TBS) yang diolah. Dari jumlah penggunaan air untuk kegiatan PKS sesuai angka kerja pengolahan pada Standarisasi Ditjen Perkebunan dan memperhatikan penggunaan air sesuai dengan angka pengolahan yang dikeluarkan Naibaho (1996:154) dan H-Kittikun (2000:7), yaitu; 1,1 - 1,2 m3/ton TBS diolah, serta data realisasi penggunaan air dari 11 PKS di Sumatera Utara, pada kisaran 1,20 - 2.16 m3/ton TBS diolah, maka keadaan ini memperlihatkan adanya indikasi penggunaan air yang tidak terkendali dan inefisien. Selain itu yang tak kalah pentingnya, mengingat bahwa air buangan PKS menjadi tercemar (BOD berkisar 20.000 - 30.000 ppm), dengan debit 0,44 - 1,18 m3 / ton TBS diolah (H-Kittikun, 2000:5), maka bila air yang digunakan tidak efisien, potensi air buangan mencemari air tanah dan air permukaan akan menjadi lebih besar. Keadaan tersebuttentu bukan masalah yang penting, bila suplai air di muka bumi ini dalam keadaan melimpah dan seimbang.
Dengan memperhatikan hal di atas, serta untuk: 1) menyikapi kecenderungan global (dengan komponen globalisasi produksi, keuangan, perdagangan, dan teknologi) yang mengakibatkan lahirnya global consumers dengan salah satu cirinya perlu adanya kepedulian terhadap lingkungan, sehingga berimplikasi bahwa pertimbangan produk yang perduli terhadap lingkungan (menjadi global) (Salim, 1995:15-17); 2) memenuhi program pengembangan agrobisnis dalam UU No. 25 Th. 2000 (PROPENAS) yaitu, berupa terpeliharanya sistem sumberdaya alam dan lingkungan, serta keberlanjutan pembangunan ekonomi untuk mengantisipasi trade barrier dalam sistem perdagangan global; 3) mempermudah pencapaian persyaratan debit beban pencemaran untuk PKS (dari 6 m3/ton produksi menjadi 2,5 m3/ton produksi) pada tahun 2000, sesuai lampiran A. IV dan lampiran B. IV, tentang Baku Mutu Limbah Cair Untuk Industri Minyak Sawit, Surat Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor: KEP-51/MENLH/10/1995, tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri, maka pengelolaan sumberdaya air di PKS harus dilakukan dengan prinsip yang bersifat global dalam suatu tindakan lokal (think globally, act locally), yaitu secara proaktif untuk memenuhi sasaran agar pembangunan ekonomi tetap berlanjut.
Dalam ringkasan Agenda 21 Indonesia (1997:54), salah satu alternatif pengelolaan lingkungan yang disarankan untuk mencapai sasaran tersebut adalah menerapkan prinsip Pencegahan Pencemaran (Pollution Prevention). Dari pengamatan lapangan, penerapan prinsip pencegahan pencemaran (P2) seperti pengurangan dari sumber (source reduction) limbah cair pada PKS antara lain dapat dilakukan dengan menekan penggunaan air berlebih, melalui pengaturan kondisi proses produksi sesuai dengan prosedur standar operasi (SOP). Alternatif daur ulang sebagaimana yang direkomendasikan dalam buku panduan Teknologi Pengendalian Dampak Lingkungan Industri Minyak Kelapa Sawit (BAPEDAL, 1988:65), yang pertama adalah pemanfaatan kembali atau recycle air dari fat-pit (kolam pengutip minyak) untuk kebutuhan pengepresan, atau pemanfaatan kembali air kondensat rebusan sebagai air pengencer unit press (Tobing, 2000:4-5), sedangkan yang kedua adalah pemanfaatan kembali air pendingin turbin. Selain itu dari hasil pengamatan di PKS, memanfaatkan kembali air kondensasi sisa uap pemanas adalah sesuatu yang perlu dilakukan.
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi yang menggambarkan penerapan prisip P2 dalam penggunaan sumberdaya air di PKS dan mengetahui manfaat ekonomis dan lingkungan dari penerapannya. Secara khusus penelitian ini bertujuan: 1) Mengetahui rancang penerapan prinsip P2 yang meliputi source reduction dan pemanfaatan kembali (recovery dan recycle) pada kegiatan PKS SMK; 2) Mengetahui besar penurunan penggunaan air, dan penurunan debit limbah cair di PKS SMK dari masing rancang penerapan prinsip P2; 3) Mengetahui kelayakan ekonomis dan prediksi dampak terhadap lingkungan dan sosial, dari rancang penerapan prinsip P2 dalam penggunaan sumberdaya air di PKS SMK.
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif yang didukung oleh penelitian terapan dengan metode eksperimen. Jenis data untuk penelitian ini adalah data sekunder dan primer, meliputi operasional PKS, penggunaan air, produksi, biaya, peraturan-peraturan pemerintah dan standarisasi yang terkait dengan ketentuan pelaksanaan kegiatan PKS, serta data lain yang erat hubungannya dengan materi penelitian. Penelitian dilakukan di PKS Sei Mangkei, Kecamatan Bosar Malinggas, Kabupataen Simalungun, Propinsi Sumatera Utara, dilaksanakan dari bulan januari sampai dengan Juni 2002.
Kerangka analisis penelitian dilaksanakan menurut tahapan: Langkah pertama, mengidentifikasi kuantitas dan kualitas penggunaan air dan debit limbah cair PKS. Langkah kedua, mencermati potensi penerapan prinsip P2 dengan mengetahui jumlah penurunan penggunaan air pengolahan dan debit limbah cair PKS. Langkah ketiga, mengetahui dampak ekonomis dan prediksi dampak lingkungan dan sosial dengan penerapan prinsip P2 tersebut. Analisis dilkukan dengan cara analisis matematis, tabel, statistik SPSS, dan analisis kelayakan finansial Microsoft Excel 2000.
Dari hasil analisis dan pembahasan dalam tesis ini, penulis dapat menarik beberapa kesimpulan: 1) Rancangan penerapan prinsip P2 yang diusulkan untuk diterima adalah source reduction dengan pengaturan kondisi proses produksi, yaitu dengan mengatur tekanan boiler pada tekanan optimal; penggunaan kembali (recovery) air kondensat rebusan untuk air pengencer press dan waste vibro, dan penggunaan kembali (recycle) air pendingin turbin, air pendingin LSS (LSS Cooler); 2) Terjadi penurunan penggunaan air 10 -39 % dan penurunan debit limbah cair high pollutant berkisar antara 26 - 39%, debit limbah cair low pollutant 100%, bila PKS SMK menerapkan masing-masing rancang penerapan prinsip P2 yang diusulkan. 3) Hasil analisis kelayakan ekonomis dan prediksi dampak terhadap lingkungan dan sosial, dari rancang penerapan prinsip P2 dalam penggunaan sumberdaya air di PKS SMK, menunjukkan; a) diperoleh keuntungan berkisar antara enam puluh lima juta seratus lima puluh dua ribu empat ratus dua puluh dua rupiah sampai dua ratus empat puluh satu juta dua puluh lima ribu sembilan ratus lima puluh rupiah per tahun (menurut nilai tahun 2001 - 2002), bila PKS SMK menerapkan masing-masing rancang penerapan prinsip P2 yang diusulkan, serta manfaat marjinal (marginal benefit); b) Aspek pengurangan penggunaan air atau peningkatan efisiensi penggunaan air (EPA), dan penurunan debit limbah cair hingga di bawah ambang batas yang diijinkan, akan berdampak pada konservasi sumberdaya air dan menurunkan tingkat pencemaran. Penghematan biaya air dan biaya instalasi pengolahan air limbah (IPAL) yang diperoleh dari penerapan prinsip P2 akan dapat meningkatkan keuntungan perusahaan dan sosial pendapatan karyawan PKS.
Saran dari hasil penelitian ini adalah: 1) Mengingat penerapan prinsip P2 bukan suatu keharusan, tetapi hanya bersifat sukarela, maka pihak pengusaha (top management), dituntut memiliki komitmen dan peran yang tinggi untuk mengubah budaya dan etika bisnis perusahaan, serta menggalang dukungan penuh dari karyawan agar penerapan prinsip ini dapat mencapai sasaran. Dukungan tersebut akan menjadi nyata bila pihak pengusaha mau memasukkan biaya lingkungan menjadi bagian langsung dari komponen biaya produksi; 2) Pemerintah dan badan yang terkait diharapkan dapat meningkatkan penegakkan peraturan dan perundang-undangan lingkungan dengan; a) meningkatkan peran pengawasan dan pengendalian emisi, b) menetapkan kriteria standarisasi penggunaan sumberdaya alam yang lebih mengikat dan diterapkan, c) memasukkan nilai insentif, menaikkan pajak pengambilan dan pemanfaatan air, serta memberlakukan retribusi bagi setiap pembuangan limbah cair agar sifat sukarela seperti penerapan prinsip P2 lebih menarik dan memiliki arti; 3) Untuk lebih bisa mendapalkan hasil yang lebih nyata, diharapkan hasil rancang bangun (disain) penerapan prinsip P2 yang diusulkan dapat diuji coba, serta perlu ada suatu penelitian lebih lanjut dari beberapa hal yang membutuhkan jawaban yang lebih teknis dan spesifik dari penelitian ini.

In Palm Oil Mill (POM), water is essential supporting material, such as feed water for the power generator boiler and the water processing (Naibaho, 1996:24). The requirement of water in POM, according to the number of processing in the Standardization of Dirjen Perkebunan (1997:4 of 26), is approximately 1.2-1.5 m3 per ton of processed Fresh Fruit Bunch (FFB). Based on the data: (1) the total amount of water utilization in POP corresponding to number of processing in the Standardization of Dirjen Perkebunan; (2) the water utilization based on number of processing by Naibaho (1996:154) and H-Kittikun (2000:7), that is 1.1-1.2 m3/ton of processed FFB; (3) the data of actual water utilization of 11 POP in North Sumatera, is about 1.20-2.16 m3/ton of processed FEB; It is clear that these situations show the indication of uncontrollable and inefficient water utilization. Moreover, considering that POM is waste water could be pollution source (BOD is about 20,000-30,000 ppm) with water debit of 0.44-1.18 m3/ton processed FFB (H-Kittikun, 2000:5), the potential of waste water polluting the underground and the surface water becomes greater if the water is used inefficiently. Such condition will not be so crucial, if the water resources are unlimited and at equilibrium.
Based on the case mentioned before, and to: (1) pay heed to global trend ( with components of globalization production, finance, commerce and technology) which leads to the emerging of global consumers with one of its character is the environmental awareness. It's implication is the consideration of environment friendly products (has become global) (Salim, 1995:15-17); (2) implement the agro business development program in UU No. 25 Th. 2000 (PROPENAS) which protects the natural resources and environmental system, and the continuity of the economic development to anticipate the trade barrier in global trading/commerce system; (3) to facilitate the achievement of the required pollution load in POM (from 6 m3lton production to 2.5 m3/ton production) in the year 2000, according to appendix A. IV and appendix B. IV, concerning The Liquid Waste Standard for Palm Oil Industry, Letter of Decision from The Minister of The Environment No. Kep-51/MENLH/10/1995 concerning The Liquid Waste Standard for Industry Activities, therefore the management of POM water resources should be done with the global principles of spirit applied in local measures (Think Globally, Act Locally). This kind of management is a proactive way to meet the purposes sustainable economic development
In The Agenda 21 summary (1997:54), one of the alternatives in environmental management suggested to achieve the purposes mentioned before is to use the Pollution Prevention Principle (P2). Based on the field study, the application of the Principle (P2), such as source reduction of liquid waste in POP could be done by reducing the over usage of water, through controlling the conditions of production process according to Standard Operating Procedure (SOP). The recycling alternative recommended in A Guide Book of Controlling Technology of Environment Impact in Palm Oil Industries (BAPEDAL, 1988:65) is, firstly, to reuse to recycle the water from 'fat-pit' (the oil collecting pool) for pressing process, or to reuse the condensed water as dilution water for pressing process (Tobing, 2000:4-5), and, secondly, to reuse the turbine cooling water. In addition, from the observation in POM, the reuse of condensate water from heating steam is advisable.
Generally, this study aims to obtain the information describing the implementation of P2 principle in the use the water resources in POM and to know the economic and environmental advantages of the implementation. Particularly, this study aims to:
1. Know the implementation design of P2 principle including source reduction, recovery and recycle in POM SMK activities.
2. Know the reduction of water consumption, and the amount of the liquid waste reduction in POM SMK from each implementation design of P2 principle.
3. Know the economical feasibility and prediction of environment and social impact of P2 principle implementation design impact in the use of water resources in POM SMK.
The research is a descriptive one supported by applied research using experimental method. The data of this research are secondary and primary data, including POM operation, water consumption, production, cost, government laws and standardization related to POM activities implementation procedures, and also other related data. This study was performed in Sei Mangkei POM, Kec. Bosar Malinggas, Kabupaten Simalungun, North Sumatera. The duration of this study was in January - June 2002.
The research analysis framework was performed in several steps: first, identifying the quality and the quantity of water consumption and the amount of POM liquid waste; second, observing the possibility of P2 Principle implementation and identifying the decrease of water consumption and POM liquid waste; third, identifying the economic impact and prediction of environmental and social impact by implementing The P2 Principle. The analysis was carried out by math analysis, tables, SPSS software, and financial feasibility analysis by Microsoft Excel 2000.
The conclusions of this research are: (1) The P2 Principle Implementation design suggested to be adopted is source reduction by controlling production process conditions, that is controlling the boiler pressure at its optimum condition, recovery of condensate water for dilution water of pressing process and waste vibro, and also reuse the turbine cooling water, LSS cooling water (LSS cooler); (2) The reduction of water consumption is approximately 10-39%, of high polluted liquid waste debit is approximately 26-39%, and of low polluted liquid waste debit is 100%, if SMK POM adopts all the suggested P2 Principles Implementation design; (3) The economic feasibility analysis and the prediction of the environmental and social impact of the P2 Principle implemented design in water resources utilization at SMK POM indicate: (a) profit around Rp.65,152.422-Rp.241,025,9501year (2001- 2002 value), if SMK POM adopts all the suggested P2 Principle Implementation and the marginal benefit; (b) the aspect of decreasing the water consumption or increasing the efficiency of water consumption, and decreasing the amount of liquid waste under the permitted limit, would have impact on the water resources conservation and lower the pollution level. The efficiency of water and Waste Water Treatment Plant (WVVTP) cost resulted from implementing The P2 Principle would increase the company profit and the PKS employees' income.
The suggestion of this study are; (1) Realizing that the implementation of The P2 Principle is not a must, but voluntary, the top management of the company, therefore, should have strong commitment and take part in changing the culture and ethics of the company business, and together with full support of employees so that the implementation of this principle could reach its goals. Such support would become real if the company have the willingness to put the environmental cost as direct component of the production cost; (2) The government as well as other related institutions are expected to increase the role of the environmental regulations by: (a) improving the role and implementation of emission supervision and control; (b) setting standard criteria of natural resources utilization which is more restricted and must be applied; (c) providing incentives, raising the water consumption taxes and applying the waste water retribution, so that the voluntary nature of implementing The P2 Principle is more attractive and worthy; (3) To gain more significant benefit, the design of The P2 Principle implementation should be tested and other follow-up research is required to produce more technical and specific aspects.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T11030
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Aji Laksono
"ABSTRAK
Berbagai bentuk perubahan yang terjadi seperti hadirnya perusahaan, munculnya perkebunan kelapa sawit dan sebagainya di daerah transmigran menyebabkan masyarakat transmigran membutuhkan sebuah mekanisme adaptasi untuk bertahan. Artikel ini membahas mengenai mekanisme adaptasi ekonomi komunitas petani perkebunan kelapa sawit berbasis kepemilikan modal sosial. Penelitian sebelumnya melihat mekanisme adaptasi berbasis modal ekonomi, serta modal sosial sebagai mekanisme adaptasi sosial terhadap pembangunan infrastruktur. Peneliti memiliki argumen bahwa modal sosial pada kelompok komunitas dapat menjadi basis penting dari stragegi adaptasi ekonomi para petani sawit. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data wawancara mendalam. Dalam kegiatan perekonomian masyarakat menjalin jaringan sosial kelompok keluarga baru dan rasa saling percaya menjadi basis dalam berjalannya jaringan sosial. Kepemilikan modal sosial menghasilkan kemampuan adaptasi antara lain; kebersamaan gotong royong , prinsip kekeluargaan saling menjaga , pemanfaatan sumber daya kelompok, serta partisipasi anggota keluarga. Kapasitas adaptasi yang dihasilkan merupakan sebuah upaya untuk mencapai kebertahanan ekonomi.

ABSTRACT
Various form of changes such as the presence of the company, the rise of palm oil plantations cause the transmigrant community needs an adaptation mechanism to survive. This article discusses social capital ownership wich could be adaptive mechanism of the economy community of farmers with Palm oil plantation. Previous research has been widely discussed on the mechanisms of adaptation to community and social capital community. The results of previous research on social capital as an adaptation mechanism in the construction of infrastructure and the development of the plantation system as well as the industry, which emphasize on the economic capital factors. Argument of researcher In this study that social capital group community can become an important base of stragegi adaptation changes and adjustments of Palm farmers economy. With qualitative method, the collection of research data obtained by the observation, in-depth interviews and study documents. In the economic activities of the community to establish a social network of new family groups and mutual trust becomes the basis of social networks. The ownership of social capital produces adaptability among others; togetherness mutual cooperation , the principle of kinship mutual guard , utilization of group resources, and the participation of family members. The resulting adaptation capacity is an effort to achieve economic resilience. "
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Raviali Ramadhan
"Penelitian ini penting dilakukan untuk memahami manajemen Community Relations pada program Corporate Social Responsibility (CSR) PT. X.PT. X adalah perusahaan sub holding Pertamina (Persero), dengan mayoritas saham dimiliki oleh Patra Drilling Services Indonesia (97%) dan sisanya dimiliki oleh Pertamina Hulu Energi (PHE) (3%). Penelitian ini fokus pada program Pengolahan Sampah Organik Sawit yang bertujuan mendukung perekonomian rumah tangga petani kelapa sawit di Kabupaten Rokan Hilir, Riau pada tahun 2022. Melalui pendekatan kualitatif deskriptif, penelitian ini mengungkap bahwa PT. X telah berhasil melaksanakan manajemen Community Relations yang baik. Program CSR yang dijalankan memberikan dampak positif pada hubungan dengan masyarakat. Penelitian ini merekomendasikan pengembangan komunikasi yang efektif, menjaga keberlanjutan hubungan, dan meningkatkan transparansi program CSR sebagai langkah penting untuk diterapkan oleh PT. X. Dengan mengimplementasikan rekomendasi ini, PT. X Dapat memperkuat hubungan dengan komunitas dan mencapai tujuan sosial dan lingkungan yang diinginkan.

This research is important to understand Community Relations management in the Corporate Social Responsibility (CSR) program of PT. X. PT. X is a Pertamina (Persero) sub holding company, with the majority of shares owned by Patra Drilling Services Indonesia (97%) and the remainder owned by Pertamina Hulu Energi (PHE) (3%). This research focuses on the Palm Oil Organic Waste Processing program which aims to support the household economy of oil palm farmers in Rokan Hilir Regency, Riau in 2022. Using a qualitative descriptive approach, this research reveals that PT. X has successfully implemented good Community Relations management. The implemented CSR program has had a positive impact on relations with the community. This study recommends developing effective communication, maintaining relationship sustainability, and increasing the transparency of CSR programs as important steps to be implemented by PT. X. By implementing this recommendation, PT. X Can strengthen relationships with communities and achieve desired social and environmental goals."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>