Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 144109 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Shofura Afifah
"Telah dilakukan penelitian untuk mengidentifikasi peran kukang sumatra Nycticebus coucang (Boddaert 1785) dalam keluarga di kandang rehabilitasi. Penelitian dilakukan terhadap dua N. coucang jantan, yakni Milis (K1) dan Boas (K2) yang dikandangkan bersama dengan N.coucang betina dan anaknya di Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia (YIARI), Bogor, Jawa Barat. Pengamatan dilakukan dengan mendata interaksi-interaksi yang terjadi antara N. coucang jantan dengan betina dan anaknya dengan menggunakan metode focal animal sampling dan ad libitum. Pengamatan dilakukan selama 6 jam setiap hari dengan interval 15 menit tanpa jeda pada Oktober November 2019. Hasil pengamatan yang diperoleh setara dengan 8.628 menit untuk kedua subjek. N.coucang jantan menghabiskan 26,21% waktunya untuk terlibat dalam interaksi sosial dengan betina dan anaknya. Interaksi antara subjek dengan betina terjadi sebanyak 13,18% dan interaksi antara N. coucang jantan dengan anak terjadi sebanyak 13,03% dari total waktu pengamatan. Interaksi yang paling banyak terjadi antara N. coucang jantan dan betina adalah proximity, social grooming dan approach, sedangkan interaksi yang banyak terjadi antara subjek dengan anaknya adalah social grooming, proximity dan social playing. Hal tersebut menunjukkan bahwa kedua subjek memiliki persentase melakukan interaksi sosial terhadap anggota keluarganya dibanding dengan kukang liar di alam. Berdasarkan hal tersebut, diketahui N. coucang jantan dalam kandang rehabilitasi YIARI memiliki peran sebagai social partner dan sexual partner bagi betina dan berperan dalam perkembangan sosial anaknya."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dania Septiani Suryadwitami
"Telah dilakukan penelitian terhadap kukang sumatra (Nycticebus coucang Boddaert, 1785) jantan di Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia (YIARI). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku reproduksi pasangan kukang sumatra yang ditekankan pada perilaku reproduksi jantan terhadap betina pasangannya sepanjang siklus etrus betina. Penelitian dilakukan terhadap dua kukang sumatra jantan dewasa (Onyu dan Timun) dari dua pasang kukang sumatra. Pengambilan data perilaku reproduksi kukang sumatra jantan terhadap betina pasangannya menggunakan metode all occurrences sampling dan ad libitum sampling.
Penelitian dilakukan setiap hari dalam satu pekan dengan waktu pengambilan data mulai dari pukul 19.00--03.00 WIB selama 44 hari mulai dari bulan Oktober hingga November 2018. Perilaku reproduksi kukang sumatra jantan yang diteliti meliputi tiga kategori perilaku, yaitu atraktivitas (following dan whistle-calls), proseptivitas (urine-marks sniffing, genital sniffing, genital licking), dan reseptivitas (inverted embrace, mounting, copulation).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Onyu (jantan 1) dari pasangan kukang 1 hanya melakukan perilaku following (100%), sedangkan Timun (jantan 2) dari pasangan kukang 2 hampir menunjukkan semua perilaku reproduksi, kecuali perilaku kopulasi. Persentase perilaku reproduksi yang dilakukan, yaitu perilaku following (40,20%).

Research has been carried out on male sunda slow loris (Nycticebus coucang Boddaert, 1785) at Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia (YIARI), Bogor. The research aims to determine the reproductive behavior of the sunda slow lorises which are emphasized on male reproductive behavior throughout the female etrus cycle. The research was conducted on two adults male sunda slow lorises (Onyu and Timun) from two pairs of sunda slow lorises. Data on reproductive behavior of male sunda slow lorises were taken using the all occurrences sampling method and ad libitum sampling.
Data has been taken every day from 07:00 pm to 03:00 am for 44 days starting from October to November 2018. The reproductive behavior of male sunda slow lorises studied included three behavioral categories, that are attractivity (following and whistle-calls), proseptivity (urine-marks sniffing, genital sniffing, genital licking), and receptivity (inverted embrace, mounting, copulation).
The results showed that Onyu (male 1) of first pair only carried out the following behavior (100%), while Timun (male 2) of second pair showed almost all reproductive behavior, except for copulation behavior. Percentage of reproductive behavior, that are following (40.20%), whistle-calls (9.80%), urine-marks sniffing (5,88%), genital sniffing (0,98%), genital sniffing (14,71%), inverted embrace (18,63%), and mounting (9,80%).
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gita Anjani Saktiono
"Perilaku kewaspadaan pada kukang (Nycticebus javanicus) kandidat rilis sangatlah penting agar dapat mengetahui tanda-tanda keberadaan predator, sehingga dapat bertahan hidup setelah dilepasliarkan ke alam. Pemberian perlakuan berupa suara beberapa predator diharapkan dapat memicu perilaku kewaspadaan kukang kandidat rilis terhadap predator. Penelitian mengenai respons kukang jawa kandidat rilis terhadap suara elang brontok (Nisaetus cirrhatus) dan ular sanca (Phyton molurus) telah dilakukan di Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia (YIARI), Bogor. Penelitian bertujuan untuk menganalisis perbedaan respons dan pengaruh suara predator terhadap perilaku kewaspadaan kukang jawa kandidat rilis menggunakan suara dari elang brontok (Nisaetus cirrhatus) dan ular sanca (Phyton molurus). Penelitian dilakukan pada bulan bulan Mei – Juni 2020 selama tiga pekan, dengan empat hari pengamatan setiap pekan. Metode yang digunakan yaitu continuous scan sampling dengan interval waktu 10 (sepuluh) menit tanpa jeda dan ad libitum. Pencatatan dilakukan terhadap aktivitas harian kukang jawa kandidat rilis dan responsnya terhadap suara predator. Objek penelitian yaitu dua pasang kukang jawa dan dua individu kukang jawa yang berada di 4 kandang rehabilitasi terpisah. Hasil pengamatan menunjukkan respons kewaspadaan yang teramati adalah alert (secara aktif mengamati lingkungan), back away (berjalan mundur dengan mata tetap mengawasi sekitar.), freeze (diam tanpa gerakan selama beberapa detik), dan scanning (mengamati sekitar sambil berjalan mengelilingi kandang). Berdasarkan Uji Wilcoxon yang dilakukan pada α = 0,05 hasilnya adalah tidak terdapat perbedaan antara perilaku praperlakuan dan pascaperlakuan suara predator. Hal tersebut diasumsikan karena suara predator kurang menyediakan stimulus yang dapat memengaruhi perubahan perilaku harian kukang jawa kandidat rilis pada praperlakuan dan pascaperlakuan secara signifikan.

Behavior of alertness in rehabilitant slow lorises (Nycticebus javanicus) is very important in order to know the signs of predators, so that they can survive after being released into the wild. It is hoped that the provision of treatment in the form of the sound of several predators can trigger the rehabilitant's alert behaviour towards predators. Research on the response of the rehabilitant javan slow loris to the sound of changeable hawk-eagle (Nisaetus cirrhatus) and phyton (Phyton molurus) have been carried out at the Indonesian Foundation for Natural Rehabilitation Initiation (YIARI), Bogor. This study aims to determine the differences in response and influence of predatory sounds on alert behaviour of rehabilitant javan slow lorises using sounds from changeable hawk-eagle (Nisaetus cirrhatus) and phyton (Phyton molurus). The study was conducted in May - June 2020 for three weeks, with four observation days each week. The method used is continuous scan sampling with time intervals of 10 minutes without pauses and ad libitum. Recording is carried out on the daily activities of the rehabilitant javan slow loris and the response against the sound of predators. The object of the study were two pairs of javan slow lorises and two individual javan slow lorises in 4 separate rehabilitation cages. The results of the observations show that the observed alertness responses are alert (actively observing the environment), back away (walking backwards with keeping an eye on the surroundings), Freeze (silence without movement for a few seconds), and scanning (observing the surroundings while walking around the cage). Based on the Wilcoxon test carried out at α = 0.05, the result is that there is no difference between pre-treatment and post-treatment of predatory sounds. This is assumed because the sound of predators less influences daily behaviour change of rehabilitant javan slow loris on pre-treatment and post-treatment significantly."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adlina Nur Fakhrana
"Telah dilakukan penelitian pada kukang sumatra (Nycticebus coucang Boddaert, 1785) di Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia (YIARI). Tujuan penelitian untuk mengetahui perilaku reproduksi N. coucang betina terhadap jantan di YIARI dengan pengamatan sepanjang siklus estrusnya. Penelitian dilakukan terhadap dua individu kukang sumatra betina dewasa (Ulul dan Lea) dengan perbedaan riwayat melahirkan. Metode penelitian yaitu All Occurrence Sampling dan Ad Libitum Sampling. Penelitian dilakukan selama bulan Oktober hingga November dari pukul 19.00--03.00 WIB. Perilaku reproduksi yang diamati meliputi tiga kategori yaitu atraktivitas, proseptivitas, dan reseptivitas.
Hasil penelitian menunjukkan N.coucang betina melakukan hampir seluruh perilaku yang diamati, yaitu vokalisasi (whistle call) (27%), solicit (6%), urine marking (58%), recipient genital sniffing/licking (3%), inverted embrace (1%), menolak kopulasi (5%), sedangkan perilaku menerima kopulasi (0%) tidak teramati. Selain itu terdapat perbedaan perilaku reproduksi antara Ulul dan Lea. Perilaku reproduksi Ulul lebih rendah dibandingkan Lea. Panjang periode estrus Ulul tidak diketahui, sedangkan Lea berkisar antara 10--11 hari dengan lama estrus satu hari.

Research on sunda slow loris (Nycticebus coucang Boddaert, 1785) has been carried out at the Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia (YIARI). The aim of the study was to determine the reproductive behavior of N. coucang females against males at YIARI with observations throughout the estrus cycle. The study was conducted on two adult Sumatran slow loris individuals (Ulul and Lea) with differences in delivery history. The research method was All Occurrence Sampling and Ad Libitum Sampling. The study was conducted from October to November from 7:00 to 3:00 WIB. Reproductive behavior observed include three categories, namely attractivity, proceptivity, and receptivity.
The results showed that N. coucang females carried out almost all observed behaviors, namely whistle calls (27%), solicits (6%), urine marking (58%), recipient genital sniffing/licking (3%), inverted embrace (1%), refused copulation (5%), while the behavior of receiving copulation (0%) was not observed. In addition there are differences in reproductive behavior between Ulul and Lea. Ulul reproductive behavior is lower than Lea. The length of the Ulul estrus period is unknown, while Lea ranges from 10--11 days with one day long estrus.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Fadhilah
"Cermin telah digunakan sebagai enrichment untuk primata selama beberapa dekade. Penambahan enrichment cermin diharapkan dapat menurunkan perilaku stereotipe dan meningkatkan kesejahteraan hewan di penangkaran. Penelitian mengenai pengaruh enrichment cermin terhadap perilaku stereotipe Macaca nemestrina dalam kandang telah dilakukan di Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia (YIARI), Bogor. Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi perilaku stereotipe tiap Macaca nemestrina melalui aktivitas harian, mengidentifikasi respons dari M. nemestrina terhadap keberadaan enrichment cermin, dan menganalisis pengaruhnya terhadap perilaku stereotipe. Penelitian dilakukan pada bulan Februari sampai Maret 2020 selama 5 hari tiap pekannya. Metode yang digunakan yaitu continuous scan sampling dan ad libitum dengan interval waktu 10 menit tanpa jeda. Pencatatan dilakukan terhadap aktivitas harian pasangan M. nemestrina dengan penekanan pada perilaku stereotipe dan respons M. nemestrina terhadap cermin. Pengamatan dilakukan selama 7 jam perhari. Objek penelitian yaitu dua pasang Macaca nemestrina yang berada di dua kandang sanctuary terpisah. Hasil pengamatan menunjukkan perilaku stereotipe yang teramati adalah pick (mencabuti rambut dari tubuh sendiri), pace (bergerak berulang kali dan tidak berarah), dan self-aggression (menyakiti diri sendiri). Berdasarkan Uji t berpasangan yang dilakukan pada α = 0,05 hasilnya adalah tidak terdapat perbedaan antara perilaku stereotipe sebelum dan setelah diberikan enrichment cermin. Hal tersebut diasumsikan karena cermin kurang menyediakan stimulus yang memuaskan dan tidak mampu menarik perhatian objek penelitian sehingga tidak dapat mengurangi tingkat perilaku stereotipe secara signifikan.

Mirror has been used as an enrichment for primates for decades. The addition of mirror enrichment is expected to reduce stereotypic behavior and improve animal welfare in captivity. Research about effects of mirror enrichment existence has been conducted on Macaca nemestrina (Linnaeus, 1766) stereotypic behavior at Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia (YIARI), Bogor. The aims of this research were to identify the stereotypic behavior of M. nemestrina through daily activities and identify their response to the existence of mirror enrichment and analyze its effects on stereotypic behavior. The study was conducted on February until March 2020 for 5 days per each week. Data collection was conducted by continuous scan sampling and ad libitum methods with 10 (ten) minutes interval without pause. The recording was made on the daily activities of M. nemestrina with an emphasis on stereotypic behavior and the response of M. nemestrina to the mirror. Observations were made for 7 hours  per each day. The research objects were two pairs of M. nemestrina in the seperate sanctuary cages. The observations showed that the stereotypic behavior observed in M. nemestrina were pick (pulling hair from one's own body), pace (moving repeatedly and not directed), and self-aggression (self-harming). Based on paired t tests that has been conducted at α = 0.05 the results were no difference between the frequency of stereotypic behavior before and after the mirror enrichment existence. That was because the mirror does not provide a satisfactory stimulus and unable to attract the research objects attention so it was unable to reduce the level of stereotyped behavior significantly.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rodiah Noor Millah
"Telah dilakukan penelitian pada kukang sumatera (Nycticebus coucang) di penangkaran PSSP. Tujuan dari peneltian ini adalah untuk mengamati ada atau tidaknya pengaruh tekanan lingkunan terhadap kukang yang telah hidup di penangkaran selama ±8 tahun. Subjek penelitian meliputi kandang K1: satu kukang jantan, satu kukang betina, satu anak; kandang K2: satu kukang jantan; kandang K3: satu kukang jantan dan satu kukang betina.
Penelitian meliputi pengamatan aktvitas sang hari (diurnal) pada pukul 09.00-15.00 (GMT+7) dengan metode scan sampling interval 10 menit tanpa jeda selama 1.920 menit dalam satu bulan, serta pengukuran kadar hormon kortisol feses dengan metode kompetitif ELISA (Enzyme-Linked Immunosorbent Assay). Konsentrasi kortisol didapatkan melalui konversi nilai OD terhadap kurva standar persamaan y= 1/(-2.12642 + 6.381724x2.47709) dan y= 1/(-5.0690 + 2.89654x4.099722).
Hasil penelitian menunjukkan aktivitas diurnal pada kukang dengan persentase rata-rata terbesar meliputi unseen 94,12% pada K1, sleeping 45,22% pada K3, dan resting pada 33,05% K2. Kadar kortisol terdeteksi berfluktuasi, kadar kortisol tertinggi adalah 0,6 ng/ml dan terendah 0,02 ng/ml.

Research on slow loris (Nycticebus coucang) has conducted in Primate Research Center, Bogor. This research aim to examine the presence of environmental influence to Nycticebus coucang which have been living in captivity for ±8 years. Subject on three cages consist of K1: one male and one female with an infant; K2: one single male; K3: one male and one female.
Behavioural observation during the day (diurnal) had been done at 09:00-16:00 (GMT +7) through scan sampling method with 10 minutes interval without pause for 1.920 minutes for one month. Cortisol level had been measured with the competitive-ELISA (Enzyme-Linked Immunosorbent Assay) method. Cortisol level obtained through conversion of OD value with standard curve y= 1/(-2.12642 + 6.381724x2.47709) and y= 1/(-5.0690 + 2.89654x4.099722).
Result of the study showed diurnal activities with highest average percentage are unseen 94,12% on K1, sleeping 45,22% on K3, and resting 33,05% on K2. Cortisol levels are fluctuating. Highest cortisol level is 0.6 ng/ml and the lowest is 0.02 ng/ml.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S65110
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lisa Nurfalah
"Pengamatan terhadap perilaku reproduksi dan profil Pregnanediol-3-Glucuronide (PdG) Kukang Sumatra (Nycticebus coucang) Betina di Penangkaran, telah dilakukan selama tiga bulan di Pusat Studi Satwa Primata, LPPM-IPB dan Laboratorium Mikrobiologi dan Imunologi Pusat Studi Satwa Primata Bogor, Institut Pertanian Bogor. Penelitian bertujuan untuk mengetahui perilaku harian N. coucang yang difokuskan pada pengamatan perilaku reproduksi dan pengukuran kadar hormon metabolit Pregnanediol-3-Glucuronide (PdG) pada feses N. coucang.
Dari pengamatan, kami mendapati perilaku reproduksi berupa jantan mengendus (sniffing) dan menjilat (licking) bagian genital betina. Hingga waktu pengamatan berakhir, tidak teramati terjadinya kopulasi. Kadar hormon PdG pada kandang no. 2 berkisar dari 20,85±5569,11pg/ml sampai 19995,81±11061,7 pg/ml, sedangkan kadar hormon PdG pada kandang no. 5 berkisar dari 504,97±936,67 pg/ml sampai 18168,68±12556,1 pg/ml.

Observation of reproductive behavior and profile of Pregnanediol-3-Glucuronide (PdG) in captive housed female sumatran slow loris (Nycticebus coucang) has been conducted for three months at Pusat Studi Satwa Primata, LPPM-IPB and Laboratorium Mikrobiologi dan Imunologi Pusat Studi Satwa Primata Bogor, Institut Pertanian Bogor. The study aims to determine the daily behavior of N. coucang focusing on the observation of the reproductive behavior and measurement on the levels of the hormone metabolites Pregnanediol-3-glucuronide (PdG) in feces of N. coucang.
From the observation, reproductive behavior such as sniffing and licking of female genital parts by male N. coucang were observed. Until the end of the observation time, copulation is not observed. PdG hormone levels in the enclosure no. 2 is range from 20.85 ± 5569,11pg/ml to 19995.81 ± 11061.7 pg/ml, while PdG hormone levels in the enclosure no. 5 is range from 504.97 ± 936.67 pg/ml to 18168.68 ± 12556.1 pg/ml.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S65048
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Ramadhan
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S31602
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Polontalo, Fidya Yolanda
"Telah dilakukan penelitian terhadap perilaku stereotipe kukang jawa (Nycticebus javanicus) di kandang Pusat Rehabilitasi Satwa International Animal Rescue (IAR), Bogor. Penelitian bertujuan untuk mengetahui jenis dan frekuensi perilaku stereotipe pada kukang jawa, melihat hubungan frekuensi stereotipe dengan masa rehabilitasi, jenis kelamin dan interaksi sosial antar individu sebagai informasi pendukung program rehablitasi kukang jawa di IAR. Metode focal animal sampling digunakan untuk mengamati perilaku sembilan belas individu kukang jawa pada pukul 18.00--06.00 WIB selama bulan Mei--Juli 2010. Rata-rata sembilan belas kukang jawa menghabiskan 12,27% waktu nokturnalnya untuk melakukan perilaku stereotipe. Jenis perilaku stereotipe yang ditunjukkan ialah pacing, circular pathway, weaving. Frekuensi stereotipe ditemukan memiliki korelasi dengan frekuensi perilaku sosial. Masa rehabilitasi dan jenis kelamin tidak menunjukkan korelasi dengan frekuensi stereotipe.

Study of stereotypic behavior on captived Javan slow loris (Nycticebus javanicus) has been conducted in International Animal Rescue (IAR), Bogor. Objective of this study is to identify types and frequency of stereotypic behavior from nineteen captived javan slow loris, to examine correlation of social interaction, time of rehabilitation and sex with the frequency of stereotypic behavior as an information to support javan slow lorises rehabilitation program. Focal animal sampling method was used to observed nineteen individuals from 6 pm to 6 am during May--July 2010. Approximately 12,27% of nineteen javan slow lorises time budget?s was spent for stereotypic behavior. Social interaction show a negatif correlation with stereotypic behavior. Sex and time of rehabilitation have no correlation with stereotypic behavior. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S959
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Deanvi Fahira Wisnuputri
"Telah dilakukan penelitian pada kukang sumatra (Nycticebus coucang) di Penangkaran Pusat Studi Satwa Primata IPB. Penelitian bertujuan untuk mengetahui perilaku reproduksi N. coucang dan mengetahui kadar hormon metabolit Estrone Conjugate (E1C) N. coucang di penangkaran. Subjek penelitian terdiri dari dua individu N. coucang betina dewasa.
Penelitian meliputi pengamatan aktivitas malam hari (nokturnal) pada pukul 17.00?05.00 (GMT +7) dengan metode Focal Animal Sampling dengan interval 10 menit tanpa jeda selama 1300 menit dalam tiga bulan, serta pengukuran kadar hormon metabolit E1C feses dengan metode ELISA (Enzyme-linked Immunoasorbent Assay) menggunakan Estrone Enzyme Immunoassay kit. Konsentrasi hormon metabolit E1C didapatkan melalui konversi nilai OD terhadap kurva standar y = -0,046ln(x) + 0,3088.
Hasil penelitian menunjukkan perilaku reproduksi pada N. coucang dengan persentase rerata 1%. Perilaku reproduksi yang teramati meliputi genital licking dan genital sniffing. Konsentrasi hormon metabolit E1C dengan konsentrasi tertinggi terdapat pada K5 tanggal 30 September 2015 (1634,73 ± 400,18 pg/ml) dan terendah terdapat pada K2 tanggal 11 Oktober 2015 (5,75 ± 555,82 pg/ml). Panjang siklus estrus berkisar antara 10-12 hari.

Research on female Nycticebus coucang had conducted in Primate Research Center, Bogor. The purpose of this research is to examine the reproductive behavior and measure estrone conjugate (E1C) level in captive housed female N. coucang. Subject consists of two sexually adult N. coucang.
Behavioral observation during the night (nocturnal) had been done at 17.00?05.00 (GMT +7) through Focal Animal Sampling with 10 minutes interval without pause for 1300 minutes in three months. E1C level had been done with the competitive-ELISA (Enzyme Linked Immunosorbent Assay) method. E1C level was obtained through the conversion of OD value with standard curve y = -0,046 ln(x) + 0,3088.
Results showed that the average percentage of reproductive behavior on N.coucang is 1%. Reproductive behavior observed were genital licking and genital sniffing. The highest E1C level was on K5?s September 30th 2015 (1634,73 ± 400,18 pg/ml) and the lowest was on K2?s October 11th 2015 (5,75 ± 555,82 pg/ml). The length of estrus cycle was ranged in 10-12 days.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S65162
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>