Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 31096 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
Sunoto
"Sebagai pendahuluan pidato pengukuhan saya ini, ingin saya ingatkan kembali mengenai tujuan pembangunan nasional Indonesia dan pembangunan kesehatan. Pembangunan nasional Indonesia bertujuan membangun manusia seutuhnya dan seluruh masyarakat Indonesia. Sedangkan pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kualitas manusia Indonesia dan peningkatan derajat kesehatan melalui upaya peningkatan kesehatan masyarakat, pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit, dan pemulihan kesehatan. Fakultas Kedokteran, sebagai bagian dari Universitas, secara struktural berada di bawah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, tetapi secara fungsional tugas utamanya adalah membantu Departemen Kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia seutuhnya, sehat dalam arti jasmani, rohani, dan sosial. Fakultas Kedokteran, sebagai produsen dokter, seyogyanya selalu memperhatikan keinginan dan kebutuhan pemakainya atau consumer-nya dan juga penyedia/pemesannya atau provider-nya. Pemesannya yang utama adalah Departemen Kesehatan; di samping itu juga Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dan Departemen terkait lainnya. Produk yang berupa dokter umum dan dokter spesialis, dengan sendirinya, harus memenuhi persyaratan yang diminta oleh instansi tersebut di atas.
Pemakai atau consumer-nya adalah masyarakat dari golongan rendah, menengah,dan atas, baik tingkat sosioekonominya maupun tingkat pendidikannya. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang terus berkembang sesuai dengan kiprah pembangunan bangsa melalui GBHN dan REPELITA-REPELITA-nya. Sebagai dampak pembangunan yang terencana, terus-menerus, dan berkesinambungan, keadaan masyarakat pun dengan cepat berubah, bait tingkat sosioekonominya maupun tingkat pendidikannya. Sebagian masyarakat tingkat pendidikan dan sosioekonominya memang telah maju, tetapi tidak sedikit pula, bahkan sebagian besar, masih rendah. Ketidakseragaman tingkat pendidikan dan sosioekonomi ini mempunyai dampak pula di dalam permintaan akan pelayanan kesehatan. Di satu pihak orang menginginkan pelayanan medis yang spesialistik, bahkan superspesialistik. Namun, di pihak lain orang mengharapkan pelayanan yang sederhana dan murah harganya, sekaligus yang tepatguna, berdayaguna, dan berhasilguna.
Pola penyakit masyarakat pun telah banyak mengalami transisi epidemiologi dari penyakit menular menjadi penyakit tidak menular, seperti penyakit kardiovaskular dan kanker. Ada sementara orang yang berpendapat bahwa dalam waktu dekat ini akan tetap terdapat 2 puncak penyakit tidak menular seperti tersebut di atas dan 2 puncak penyakit menular seperti hepatistis dan penyakit AIDS, serta beberapa penyakit menular yang sukar ditekan morbiditasnya, seperti demam berdarah. Ada sebagian penyakit yang telah terbasmi, seperti cacar dan ada penyakit yang telah dapat dieliminasi, seperti patek (frambusia). Diharapkan pada akhir PELITA V yang akan datang, penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, seperti tetanus, difteri, batuk rejan, tuberkulosis dan polio pun sudah dapat dibasmi atau dieliminasi sehingga tidak akan merupakan masalah kesehatan masyarakat lagi.
Diare, walaupun sudah tidak terlalu menakutkan, dengan masih adanya kejadian luar biasa (KLB), yang masih sering menghiasi surat kabar dengan berita kematiannya, masih tetap merisaukan para pejabat di lingkungan Departemen Kesehatan dan Bappenas, anggota DPR dan masyarakat sendiri.
Melihat situasi dan perkembangan tersebut di atas, Fakultas Kedokteran sebagal produsen dokter harus selalu memantau dan menyesuaikan diri agar produk-produknya tetap mutakhir (up to date) dan tidak ketinggalan zaman. Ini berarti bahwa, secara teratur, Fakultas Kedokteran harus selalu menyesuaikan kurikulum dan metode pendidikannya. Meluluskan dokter yang langsung siap pakai jelas tidak mungkin. Hal ini karena, begitu mahasiswa lulus dokter dan mulai bekerja di masyarakat, permasalahan penyakit yang dihadapinya sudah berubah. Oleh karena itu yang perlu dipersiapkan ialah agar para dokter lulusan baru itu dapat siap memecahkan masalah dan dapat cepat beradaptasi dengan situasi dan kondisi masyarakat yang dihadapinya.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, perkenankan saya menyampaikan pidato pengukuhan saya mengenai Peranserta perguruan tinggi, terutama Fakultas Kedokteran, melalui tridarma perguruan tingginya, dalam menunjang program pembangunan pemerintah di bidang kesehatan, guna meningkatkan kualitas hidup anak pada khususnya dan manusia pada umumnya, namun yang saya batasi hanya mengenai peransertanya di bidang pemberantasan penyakit diare."
Jakarta: UI-Press, 1991
PGB 0109
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Luluk Tri Wulandari
Depok: Perpustakaan Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Zahra Aulia Syahidah
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: LIPI Press, 2006
001.4 KAJ
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
M. Rosul Asmawi
"Peningkatan mutu pendidikan di perguruan tinggi merupakan urgensi yang mendesak untuk segera dilakukan perbaikan. Peningkatan mutu itu pada dasarnya dapat dilakukan dengan strategi merubah salah satu dari subsistem : manusia, struktur, teknologi, dan proses organisasi. Kaitannya dengan kajian strategi peningkatan lulusan bermutu di perguruan tinggi, perubahan itu dilakukan pada subsistem manusia dan teknologi, yang meliputi: (1) mahasiswa yang di didik; (2) dosen sebagai pendidik dan pengajar; dan (3) sarana dan prasarana. Untuk mendapat mahasiswa dengan bibit yang terbaik, dapat dilakukan dengan sistem seleksi yang hanya mempertimbangkan mutu, bukan target jumlah mahasiswa sehingga output (lulusan) yang dihasilkan dapat diminati dipasar bursa tenaga kerja. Dosen selain sebagai pengajar, sekaligus sebagai pendidik yang mendidik calon ekonom menjadi manusia yang berahlak sebagaimana tujuan dari pendidikan. Untuk melaksanakan fungsi itu, dosen harus memiliki jabatan fungsional dan meningkatkan kemampuannya melalui pendidikan ke jenjang S2 ataupun S3 serta berbagai kegiatan seminar ataupun pelatihan. Begitupun dengan sarana dan prasarana, yang meliputi perlengkapan praktek mahasiswa di laboratorium ataupun komputerisasi yang memadai.

Make-Up of education quality in college represent urgency insisting on to is immediately conducted by repair. Make-Up of that quality basically can be conducted with fox strategy of one of the subsistem : human being, structure, technological, and the organizational process. Its bearing with certifiable grad improvement strategy study in college, that change is conducted at subsistem of human being of technology and, covering : (1) student which is educating; (2) lecturer as instructor and educator; and (3) facilities and basic facilities. To get student with best seed, can be conducted with selection system which is only considering quality, non goals of amount of student so that output yielded can be enthused by the stock exchange labour. Lecturer of besides as instructor, at the same time as educator educating candidate ekonom become human being which with good moral as is intention of education. To execute that function, lecturer have to have functional position and improve its ability through education to ladder S2 and or S3 and also various seminar activity and or training. So with facilities and basic facilities, covering practice student in laboratory and or the adequate computerization"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Perkembangan internet telah mempermudah seluruh bidang kehidupan, mulai dari kegiatan perkantoran,rancang bangun teknologi,sistem kontrol,perbankan dan pendidikan....."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muh. Yasir
"ABSTRAK
Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) memiliki tanggung jawab untuk meningkatkan sinergi riset. Namun, hingga saat ini tingkat sinergi antar lembaga penelitian dan pengembangan (lemlitbang) masih tergolong rendah. Tumpang tindih kegiatan penelitian, serta tidak bersinerginya kegiatan riset menjadi pemicu rendahnya tingkat sinergi tersebut. Persoalan ini salah satunya disebabkan oleh tidak terintegrasinya informasi riset di Indonesia. Penelitian ini mengkaji bagaimana strategi manajemen sistem informasi riset yang dikelola oleh Kemenristekdikti dalam mendukung sinergi riset antar lemlitbang.
Penelitian ini dilakukan dengan metodologi kualitatif deskriptif melalui wawancara dan studi dokumen. Analisis data dilakukan melalui analisis kondisi internal dan eksternal dengan memanfaatakan metode 7s McKinsey, PESTEL, serta SWOT. Formulasi strategi yang dihasilkan dipetakan ke dalam kerangka strategi manajemen sistem informasi, kemudian dianalisis dari sudut pandang implementasi. Analisis implementasi berisi analisis risiko terkait strategi yang dihasilkan.
Penelitian ini menghasilkan rekomendasi strategi yang antara lain meliputi pemanfaatan dan perluasan cakupan sumber data dan lingkup informasi dari sistem informasi riset, pemanfaatan sumberdaya manusia, teknologi pangkalan data yang sebelumnya telah dimiliki oleh Kemenristekdikti, pendataan perencanaan riset, hingga penyusunan acuan baku dan regulasi pengumpulan informasi riset dari lemlitbang ke Kemenristekdikti. Penelitian ini juga menghasilkan profil risiko untuk masing-masing strategi yang disebutkan.

ABSTRACT
Ministry of Research, Technology and Higher Education of Republic of Indonesia has a responsibility to improve the research synergy. Nowadays, the level of synergy among research and development (R&D) institutions is still relatively low, and this is triggered by overlapping research activities. Segregation of research information is suspected as one of the main problems. This study examines the strategy of management of research information systems managed by Ministry of Research, Technology and Higher Education in support of research synergies among R&D institutions.
This research was conducted using descriptive qualitative methodology through interviews and documents study. Data analysis was performed through the analysis of internal and external factors using 7s McKinsey, PESTEL, and SWOT methods. Result of strategy formulation are mapped into the framework of information systems management strategy, and then are analyzed for implementation issues. Analysis of implementation includes risk analysis according to the implementation of the strategy.
This research gives a list of strategy recommendation which includes the utilization and expansion of the scope of information sources and area of research information system, utilization of human resources and technology that had previously been used, collection of research plan information, and development of standard and regulation of the research information collection from R&D institutions to Ministry of Research, Technology and Higher Education. This study also produced a risk profile for each of the strategies mentioned.
"
2016
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Annalia Desiawati Budi
"PT. MMM sebagai suatu perusahaan yang bergerak di bidang produk makanan, khususnya bergerak di bidang penyedia daging olahan dan penyedia makanan cepat saji (gerai makanan) merupakan perusahaan dengan industri pelayanan. Suatu perusahaan yang bergerak di bidang pelayanan jasa san gat bergantung pada pelanggan. Sementara itu kepuasan pelanggan dinilai sebagai bagian atau hasil dari suatu budaya korporat yang baik.
Pada era persaingan yang sangat ketat saat ini di mana semakin banyak bermunculan kompelitior pada industri sejenis maka manajemen PT. MMM berusaha memberikan pelayanan yang Iebih maksimal dengan cara berupaya memiliki tenaga-tenaga yang Iebih profesional dan berkualitas Serta berorientasi sesuai dengan visi perusahaan yaitu menjadi perusahaan makanan olahan terpadu utama di Indonesia. Perusahaan berkomitmen untuk memusatkan perhatian pada fundamental pemsahaan. Pada tahun lalu perusahaan menurunkan strategi perusahaan baru yaitu growing from within. Berdasarkan pemikiran ilu, tiga area yang akan dikembangkan perusahaan adalah sumber daya manusia, pemasaran dan distribusi.
Pada tahun 2002 PT. MMM melakukan penelitian survei yang berkaitan dengan budaya korporat Serta pengamhnya pada perfomla kerja Hasil dari penelitian tersebut adalah nilai-nilai yang tertanam secara tradisional dalarn perusahaan dan diyakini sebagai budaya korporat saat ini ternyata masih belum kompelitif apabila dibandingkan dengan kompetitor utama. Masih banyak terdapat kclemahan-kelemahan dan benturan dengan strategi perusahaan sehingga nilai-nilai tersebut belum mampu membawa karyawan pada suasana kerja yang kondusif dan menguntlmgkan bagi perusahaan. Budaya tersebut juga tidak dikodiiikasikan menjadi suatu acuan yang mengikat karyawan. Apabila diperbandingkan dengan kornpetitor utama, maka budaya yang ada pada perusahaan kelihatannya belum membawa dampak yang berarti bagi perusahaan.
Berdasarkan masalah yang sudah dikemukakan maka dapat disimpulkan bahwa PT. MMM menginginkan adanya perubahan budaya kerja yang dirasakan sudah ketinggalan jaman dan tidak Iagi mampu bersaing dengan para kompelitor. Budaya kerja yang nantinya terbentuk harus dapat memolivasi karyawan sekaligus meningkatkan performa kerja dan pada akhimya berdampak pula pada perfoma perusahaan. Atas dasar itu maka terdapat pemecahan masalah yang dapat dilakukan oleh PT. MMM.
Hal yang harus dilakukan adalah merumuskan budaya korporat yang baru dan efektif bagi performa perusahaan. Alternatif pertama yang dapat ditempuh untuk pembentukan budaya korporat adalah dengan cara merumuskan nilai-nilai yang diinginkan oleh para pendiri dan pimpinan perusahaan. Altematif ini apabila dilakukan' tidak membutuhkan waktu yang Iama dan tidak terlalu rumit namun diharapkan tetap dapat berisi nilai-nilai yang berwawasan bisnis karena dibuat oleh para manajemen puncak yang lebih mengetahui arah perusahaan.
Alternatif Iain yang dapat dijalankan adalah dengan merumuskan budaya korporat yang nilai-nilainya merupakan hasil pemiklran para pendiri dan pimpinan Serta juga dari para karyawan. Alternatif perumusan ini disebut dua arah. Dengan alternatif kedua ini diharapkan pemmusan budaya korporat yang bersumber dari dua sisi (atas dan bawah) akan memberikan masukan yang berharga bagi perusahaan, sebab karyawanlah yang akan menjalani budaya ini sehingga ia harus merasakan juga bahwa budaya korporatnya merupakan nilai-nilai yang memang mereka inginkan dan mereka rasa dapat membawa kebaikan bagi parusahaan dan bagi karyawan im sendiri. Selain itu suatu budaya korporat yang dibentuk untuk meningkatkan performa kerja perusahaan harus berlandaskan nilai-nilai kuat yang tidak saja diyakini oleh pendiri tetapi juga oleh seluruh anggota perusahaan (karyawan).
Didasari oleh pemikiran penulis yang menganggap bahwa clalam persaingan perusahaan yang sangat kompetitif saat ini di mana perusahaan bisa dengan ccpat kehiiangan suatu kesempatan akibat tidak menyadari adanya suatu peluang yang bisa didapat maka setiap sumber yang ada dalam perusahaan harus dlmaksimalkan yaitu dengan cara memberdayakan ide-ide yang tidak saja datang dari atas namun juga dari bawah maka altcmatif yang disarankan adalah altemative keclua. Pada tulisan ini penulis juga memberikan masukan bagaimana implementasi dan sosialisasi yang harus dilakukan agar nantinya budaya korporat ini dapat tertanam dalam diri setiap karyawan dengan baik."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>