Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 189713 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agus Saepul Dahlan
"Operasi Pemboran dan Kerja Ulang PT XYZ terus melakukan inovasi program keselamatan kerja untuk menurunkan tingkat kecelakaan kerja agar mendekati nihil, namun kecelakaan kerja masih terjadi yang salah satu penyebabnya diakibatkan oleh perilaku pekerja yang tidak selamat (unsafe action). Inovasi untuk menurunkan jumlah unsafe action adalah penggunaan CCTV real time 24/7 yang terintegrasi (iCCTV) ke ruang kontrol yang dilengkapi dengan observer yang secara langsung memberikan pengawasan, umpan balik dan coaching kepada pekerja di lapangan yang diobservasi. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisa gambaran tren unsafe action setelah pemakaian iCCTV terhadap waktu pada kasus berulang, segmen waktu kerja, penghentian kerja, tipe bahaya, jenis pekerjaan dan status tindak lanjut dari temuan kasus. Metode penelitian yang digunakan adalah case study restrospektif dengan mengunakan data sekunder yang diambil dari hasil pengamatan unsafe action selama kurun waktu Maret 2018 sampai dengan Desember 2019, serta data primer hasil wawancara observer. Jenis penelitian ini adalah semi kuantitatif dari studi kasus pelaksanaan iCCTV pada Unit Pemboran dan Kerja Ulang PT XYZ. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah penggunaan iCCTV terjadi penurunan tren jumlah unsafe action terhadap waktu pada kasus berulang, segmen waktu kerja, penghentian kerja, tipe bahaya, jenis pekerjaan dan status tindak lanjut temuan kasus. Kesimpulannya adalah bahwa penggunaan iCCTV menurunkan tren unsafe action pekerja Pemboran dan Kerja Ulang PT XYZ melalui mekanisme pengawasan, umpan balik dan coaching yang bersesuaian dengan teori Efek Hawthorn, Teori ABC, serta kurva Bradley DuPont.

Drilling and workover operations continuesly innovate in its safety programs to reduce accidents to near zero. In reality, accidents are still occurred which one of the root causes is unsafe action. Innovation to reduce the number of unsafe action is through the usage of 24/7 integrated real time CCTV (iCCTV) transmitted to a control room that is manned with observers who directly provide supervision, feedback and coaching to the observed workers in the field. This study aims to analyze the trend of unsafe action after the implementation of iCCTV versus time on recurrent cases, work time segment, work stop, hazard types, work types and unsafe case finding follow-up action status. The research method is case study retrospective using secondary data that were taken from unsafe action observations during period of March 2018 to December 2019 and primary data from observers interview. This research type is semi quantitative from a case study of the iCCTV implementation in the PT XYZ Drilling and Workover. After the implementation of iCCTV, the results showed that the trend of unsafe action is decreasing for recurrent case, work time segment, work stop, hazard types, work types and unsafe case finding follow up action status. As conclusion, the implementation of iCCTV reduce the unsafe action trends through supervision, feedbacks and coaches mechanism that is in alignment with Hawthorne Effect, ABC Theory, and Bradley DuPont Curve."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Elyana Amalia
Depok: Universitas Indonesia, 2010
S26580
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Atika Rachmawidyadini
"Penelitian ini membahas mengenai hubungan persepsi risiko kerja pergudangan dengan perilaku tidak selamat pada pekerja PT Schenker Petrolog Utama (SPU) di MT Warehouse, Marunda. Persepsi risiko dideskripsikan dengan menggunakan 9 dimensi Paradigma Psikometri oleh Fischoff, sementara 12 Daftar Tindakan Tidak selamat oleh Swartz diadaptasi dalam studi ini untuk melihat perilaku tidak selamat para pekerja.
Waktu penelitian dimulai dari Januari hingga Mei 2014. Melalui alat ukur kuesioner serta observasi langsung terhadap 40 pekerja di MT Warehouse, disimpulkan bahwa persepsi risiko 60% pekerja SPU tergolong kategori kurang baik, sementara mayoritas pekerja (85%) memiliki perilaku tidak selamat.
Berdasarkan hasil statistik, tidak ditemukan adanya hubungan antara persepsi risiko dengan kecenderungan pekerja berperilaku tidak selamat. Walaupun demikian, meningkatkan kemampuan pekerja dalam menilai risiko sangat dianjurkan. Penelitian lanjutan yang memasukkan aspek-aspek lain yang diduga berkontribusi terhadap perilaku tidak selamat juga dapat dilakukan untuk mencari tahu faktor terkait yang signifikan.

This research is aimed to analyze the relation between risk perceptions of working in warehouse with unsafe behavior among workers of PT Schenker Petrolog Utama at MT Warehouse, Marunda. Risk perceptions per se are described with 9 dimensions of Psychometric Paradigm introduced by Fischoff, while 12 Unsafe Acts by Swartz is adapted to view unsafe behavior in this study.
The research was conducted from January to May 2014. Using questionnaire and direct observation on 40 workers at MT Warehouse, it can be perceived that the risk perception of 60% of workers was poor and 85% of workers? behaviors were categorized as unsafe.
Based on statistic data, no correlation found between risk perceptions and unsafe behavior of these workers. Nevertheless, increasing the ability of workers to measure risks is highly advised. Further research is also suggested to include other aspects allegedly contribute to unsafe behavior in order to identify related significant factors.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oktaria Penny
"Tinginya angka prevalensi perilaku tidak aman berisiko menimbulkan sebuah kecelakaan ataupun insiden yang pada akhirnya dapat menimbulkan kerugian secara finansial bagi perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku tidak aman pada pekerja Preparation dan Assembling di PT X Tahun 2016. Faktor yang di teliti merupakan faktor personal (Pengetahuan, Masa Kerja, dan Tingkat Pendidikan) dan daktor pekerjaan (Ketersediaan Informasi K3 dan Pengawasan). Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa 77,92% pekerja mempunyai perilaku tidak aman, dengan 61,7% diantaranya mempunyai risiko rendah dan 38,3% lainnya berisiko tinggi. Selain itu juga terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan, tingkat penddikan, dan ketersediaan informasi terhadap perilaku tidak aman pekerja preparation dan assembling dimana tingkat pendidikan merupakan faktor paling dominan terhadap perilaku tidak aman setelah dikontrol dengan faktor lainnya. Oleh karena itu diperlukan perbaikan terhadap perilaku pekerja.

The high number of unsafe act prevalence could yield incidents which cause lose financially to company. The aim of this study is to analyse factors that correlated to unsafe act of workers in preparation and assembling department. This research was conducted in PT X on April to July 2016. These factors divided into two categories, personal factors (knowledge, work experience, and education level) and job factors (OHS Information and Supervision). The result shows that 72,92% of workers have performed unsafe act in which 61,7% of it is high risk and 38,3% low risk. Moreover, there are siginificant correlations between education level, knowledge, and availibity of OHS information with unsafe act whereas education level predominantly contributes to unsafe act after has been controlled with other factors. Therefore, company should commit several attempts to reduce unsafe act on its workers."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T45833
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zealline Ananda Virginia
"PT XYZ bergerak di bidang industri produksi keramik porselen yang di dalam proses kerjanya terdapat bahaya kebisingan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara intensitas kebisingan dan tekanan darah pekerja unit produksi PT XYZ tahun 2023 dengan adanya variabel berupa karakteristik pekerja (usia, riwayat keturunan, Indeks Massa Tubuh (IMT), masa kerja, dan durasi pajanan) dan perilaku pekerja (aktivitas fisik, kebiasaan merokok, dan penggunaan APD). Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain studi cross-sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 96 pekerja. Data intensitas kebisingan diperoleh dari data sekunder hasil pengukuran kebisingan area produksi tahun 2022 menggunakan Sound Level Meter dan data tekanan darah diperoleh dari hasil Medical Check Up perusahaan. Hasil penelitian tidak terdapat hubungan yang signifikan antara intensitas kebisingan dan tekanan darah pekerja (P-value = 0,209; OR = 4,783). Terdapat hubungan antara variabel IMT dan tekanan darah (P-value = 0,038; OR = 2,976), namun tidak terdapat hubungan antara variabel usia, riwayat keturunan, masa kerja, durasi pajanan, aktivitas fisik, kebiasaan merokok, dan penggunaan APD (P-value >0,05).

PT XYZ is engaged in the porcelain ceramics production industry in which there is a noise hazard in the work process. This study aims to analyze the relationship between noise intensity and blood pressure of PT XYZ production unit workers in 2023 with other variables in the form of worker’s characteristics (age, hereditary history, Body Mass Index (BMI), years of service, and duration of exposure) and worker’s behavior (physical activity, smoking behavior, and use of PPE). This study used quantitative research methods with cross-sectional study design. There are 96 samples used in this study. Noise intensity data was obtained from secondary data of production area noise measurement results in 2022 using Sound Level Meter and blood pressure data was obtained from the company’s Medical Check Up results. Study results show that there is not a significant relationship between noise intensity and worker’s blood pressure (P-value = 0,209; OR = 4,783). There is a significant relationship between BMI variable and worker’s blood pressure (P-value = 0,038; OR = 2,976), meanwhile there is no significant relationship between other variables, such as age, hereditary history, years of service, duration of exposure, physical activity, smoking behavior, and use of PPE (P-value >0,05)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kristika Valentine
"Perilaku tidak selamat pada tenaga kerja merupakan salah satu faktor yang berkontribusi terhadap kecelakaan kerja. Berbagai penelitian dan laporan kasus membuktikan tingkat kecelakaan akibat perilaku masih terus terjadi. Analisis perilaku tidak selamat dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mendorong timbulnya perilaku tidak selamat. Penelitian bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif, menggunakan model ABC perilaku. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi dan telaah dokumen. Informan dalam penelitian sebanyak 7 orang yang terdiri dari tiap lapisan tenaga kerja. Penelitian ini menggambarkan perilaku tidak selamat tenaga kerja serta faktor anteseden dan konsekuensi yang melatarbelakangi munculnya perilaku tidak selamat pada tenaga kerja. Perusahaan perlu mempertahankan program pelatihan dan promosi K3 yang sudah berjalan. Perilaku tidak selamat dapat dicegah dengan meningkatkan pengetahuan, pengimplementasian peraturan K3 dengan baik, komitmen manajemen dalam pelaksanaan K3, pengawasan yang efektif, pelaksanaan HSE Reward yang efektif, dan diberlakukannya sanksi K3.

Unsafe behavior in the workforce is one of the factors that contribute to create an accident. Various studies and case reports have proven that the accident rate due to the unsafe behavior still occurs. Unsafe behavior analysis purpose to determine factors that encourage the emergence of unsafe behavior. Descriptive research with qualitative approach, using the ABC model of behavior. Data collected through in-depth interviews, observation and document analysis. Informants in the study were 7 people consisting of each layer of the workforce. This study describes the unsafe behavior on workforce, antecedents and consequences as the factors underlying the emergence of unsafe behavior. Companies need to maintain the existing training programs and HSE promotion. Unsafe behavior can be prevented by improving knowledge, implementing HSE regulation as well, management commitment in the implementation of HSE, effective supervision, effective implementation of HSE Reward, and punishment."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T44813
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulkarnaen
"Berdasarkan data tahun 2019-2022 tercatat 17 kecelakaan kerja dilaporkan di dalam PT. XYZ, dari 17 kecelakaan, 14 terjadi di bagian produksi. Tujuan umum penelitian adalah menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kecelakaan kerja pada pekerja bagian produksi di PT. XYZ. Desain penelitian yang digunakan yaitu cross sectional. Populasi dan sampel 152 pekerja menggunakan  teknik sampling jenuh. Data yang digunakan yaitu data primer berasal dari kuesioner dan observasi serta data sekunder perusahaan. Analisis data menggunakan uji chi- square. Hasil penelitian  40,1% pekerja pernah mengalami kecelakaan kerja dengan jenis kecelakaan terbanyak adalah terjepit, sebagian besar pekerja memiliki umur dewasa, laki-laki, pendidikan menengah, masa kerja ≤ 5 Tahun, pola kerja shift, memiliki sikap positif, sering/sangat sering melakukan tindakan tidak aman, kelelahan rendah/menengah, kondisi fisik baik, pengawasan kurang baik, pelatihan baik, sosialisasi baik, sering/sangat sering mendapatkan APD tidak tepat, housekeeping kondusif dan sering/sangat sering bersinggungan dengan kondisi tidak aman. Kemudian ada hubungan antara pengetahuan, tindakan tidak aman, kondisi fisik, pelatihan dan kondisi tidak aman dengan kecelakaan kerja (p value < 0,05). Maka berdasarkan hasil penelitian diharapkan PT. XYZ selalu dapat melakukan perbaikan yang berkelanjutan dalam upaya pencegahan kecelakaan kerja.

Based on data for 2019-2022, 17 work accidents were reported at PT. XYZ, out of 17 accidents, 14 occurred in production. The general objective of this research is to analyze the factors associated with work accidents in production workers at PT. XYZ. The research design used is cross sectional. The population and sample of 152 workers used saturated sampling technique. The data used are primary data derived from questionnaires and observations as well as secondary company data. Data analysis used the chi-square test. The results of the study 40.1% of workers had experienced work accidents with the most types of accidents being pinched, most workers were of mature age, male, secondary education, working period ≤ 5 years, shift work pattern, had a positive attitude, often/very often perform unsafe actions, low/medium fatigue, good physical condition, poor supervision, good training, good socialization, often/very often get inappropriate PPE, conducive housekeeping and often/very often intersect with unsafe conditions. Then there is a relationship between knowledge, unsafe actions, physical conditions, training and unsafe conditions with work accidents (p value <0.05). So based on the research results it is expected that PT. XYZ can always make continuous improvements in work accident prevention efforts."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endi Budi Setyawan
"Kelebihan lemak perut atau lemak pusat merupakan obesitas sentral. Obesitas sentral dibandingkan obesitas umum lebih berhubungan dengan resiko kesehatan yaitu penyakit kardiovaskular. Menurut data kesehatan dunia (WHO) tahun 2011 tingkat obesitas di dunia telah meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan tahun 1980. Hampir 43 juta balita mengalami berat badan berlebih pada tahun 2010. Obesitas sentral dapat dinilai secara sederhana dengan melakukan pengukuran lingkar pinggang. Data pemeriksaan kesehatan berkala pekerja perusahaan PT.XYZ pada tahun 2018 menunjukkan 41.42% pekerja berusia 35 - 58 tahun yang kelebihan berat badan dan obesitas. Penelitian ini menganalisis lingkar pinggang pekerja lapangan di perusahaan PT.XYZ sebagai bentuk identifikasi potensi terjadinya risiko penyakit kardiovaskular pekerja. Desain penelitian ini adalah studi cross sectional dengan pendekatan kuantitatif observasional. Data primer mengukur lingkar pinggang, berat dan tinggi badan pekerja serta menyebar kuesioner. Data sekunder berupa hasil pemeriksaan kesehatan berkala. Hasil telitian pada 170 responden mendapatkan ukuran lingkar pinggang berlebih (> 90 cm) sebanyak 54.12%, berat badan berlebih (overweight) sebesar 39.41% dan obesitas menunjukkan 12.35%, ada hubungan faktor risiko seperti usia, tekanan darah, genetik, aktivitas fisik, durasi tidur, dan lingkar pinggang berlebih. Kata kunci: Obesitas sentral; Penyakit kardiovaskular; Ukuran lingkar pinggang; Kuantitatif Observasional; Faktor Resiko.

Excessive abdominal fat or central fat is central obesity. Central obesity versus general obesity is more associated with health risks, namely cardiovascular disease. According to the World Health Data (WHO) in 2011 the level of obesity in the world has more than doubled compared to 1980. Nearly 43 million children under five experienced excess body weight in 2010. Central obesity can be assessed simply by measuring waist circumference. This study analyzes the waist circumference of field workers in the company PT. XYZ as a form of identifying the potential risk of cardiovascular disease in workers. The design of this study was a cross sectional study with an observational quantitative approach. Primary data measures waist circumference, worker weight, height and distributes questionnaires. Secondary data are the results of periodic health checks. The results of study on 170 respondents obtained an excess waist size (> 90 cm) as much as 54.12%, overweight (overweight) of 39.41% and obesity showed 12.35%. There is correlation between risk factors such as age, blood pressure, genetics, physical activity, sleep duration, and excessive waist circumference. Keywords: Central obesity; Cardiovascular disease; Waist circumference; Quantitative observational; Risk factors."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T54322
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imran Nahar
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1984
S17102
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atta Rizky Suharto
"Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di perusahaan dapat diukur dengan berapa banyak kecelakaan yang terjadi setiap tahun dan banyak profesional telah mengembangkan indikator utama sebagai budaya keselamatan untuk mencegahnya. Perusahaan yang bergerak di bidang migas juga memiliki potensi risiko kebakaran, ledakan, pencemaran lingkungan dan kecelakaan kerja lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran yang komprehensif tentang penerapan budaya keselamatan di tempat kerja, khususnya perusahaan pengolahan minyak dan gas bumi dan akan digunakan sebagai perilaku keselamatan untuk mencapai target yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Studi penelitian melibatkan 356 pekerja di kantor dan lapangan PT XYZ melalui survei online yang menanyakan item demografis dan dimensi iklim keselamatan. Analisis statistik dilakukan dengan uji T sampel independen yang membandingkan item iklim keselamatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa iklim keselamatan dalam dimensi organsisasi, pekerjaan dan individu memperolah nilai masing-masing 4,23, 3,98 dan 4,36. Dilihat dari faktor keselamatannya, Personal Priorities and Need for Safety (PPNS) secara umum memiliki persepsi skor tertinggi di antara yang lainnya, sedangkan lingkungan kerja adalah yang paling rendah. Rata-rata perbandingan menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara iklim keselamatan berdasarkan lokasi kerja dan pendidikan. Sedangkan variabel posisi manajemen menunjukkan perbedaan rata-rata yang meliputi komitmen manajemen, komunikasi, lingkungan yang mendukung, keterlibatan, prioritas pribadi dan kebutuhan akan keselamatan, dan lingkungan kerja. Selain itu, terdapat tiga kategori temuan paling sering dari PEKA (Safety Observation) yaitu peralatan dan perlengkapan sekitar 61,29%, kondisi lingkungan 25,32%, dan Alat Pelindung Diri 5,34%. Dari hasil pengukuran Tingkat Kematengan Budaya K3 pada PT XYZ terlihat bahwa PT XYZ berada pada level kalkulatif dengan nilai 3,04. Ditinjau dari Level jabatannya yaitu manajemen 3,1 dan pekerja level bawah 2,98

The implementation of Occupational Health and Safety (OHS) in the company can be measured with how many accidents happened each year and many professionals have developed leading indicators as safety culture to prevent these. This study aims to provide comprehensive overview of safety culture implementation in the workplace, in particular oil and gas refining company and will be utilized as safety behaviour to achieve target set by the company. The research study included 356 workers in both office and field through online survey asking for demographic items and safety climate dimensions. The statistical analysis was performed with independent-samples T test comparing safety climate items. The study resulted the safety climate in the dimensions of the organization, work and individual earned values of 4.23, 3.98 and 4.36, respectively. Based on the safety factor, Personal Priorities and Need for Safety (PPNS) in general having highest score perception among others, while work environment has lowest score. The mean comparison showed there was no significant among safety climates based on work location and education. Meanwhile the variable of management position indicated mean difference including management commitment, communication, supportive environment, involvement, personal priorities and need for safety, and work environment. In addition, Three categories of common finding from Safety Observation (PEKA): equipment and supplies around 61.29%, environmental conditions 25.32%, and Personal Protective Equipment 5.34%. From the measurement results of the Safety Culture Maturity Level at PT XYZ, it can be seen that PT XYZ is at a calculative level with a value of 3.04. In terms of position level: upper management 3.1 and lower management 2.98."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>