Ditemukan 20139 dokumen yang sesuai dengan query
Juliana Silvia Onggani Winata
"Skripsi ini membahas ambiguitas diagram dalam arsitektur dan mengembangkan teori
diagram sebagai kontinuum. Studi ini mengeksplorasi konsep ini dengan
mengembangkan sistem kontinuum Dortdivanlioglu dengan mengajukan kontinua
tambahan untuk kemudian dirancang sebagai sistem kontinuum. Sistem ini kemudian
diterapkan dalam diagram Zaha Hadid melalui pendekatan analisa gambar. Hasil
penelitian menunjukkan kecenderungan sifat fungsional/form-finding/inskriptif dalam
diagram Zaha Hadid, dan potensi untuk sistem kontinuum yang lebih luas dan kompleks
untuk identifikasi diagram lebih lanjut
This undergraduate thesis discusses the ambiguity of architectural diagrams andattempts to conceptualize the diagram as a continuum. This study approaches thisconcept by improving Dortdivanlioglu's continuum system via the proposal ofadditional continua to form a continuum system. This continuum system is then appliedto Zaha Hadid's diagram via image analysis. The result of this research shows thetendency to functional/ form-finding/ inscriptive traits in Zaha Hadid's diagrams and thepotential for a broader and more complex continuum system for further identification"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Robin Hartanto Honggare
"Skripsi ini membahas peran diagram dalam arsitektur. Dengan menggunakan metode kualitatif dan teknik analisis deskriptif, skripsi ini menunjukkan bahwa diagram digunakan secara bervariasi dan subyektif dalam arsitektur. Lebih lanjut, studi kasus pada karya-karya arsitektur yang menggunakan diagram menunjukkan bahwa peran mutlak diagram dalam bidang arsitektur adalah sebagai bahasa arsitektur, bukan sebagai mesin abstrak. Diagram merupakan sistem tanda visual yang memiliki aksara, yang kemudian membentuk susunan kata dan kalimat untuk menyampaikan maksud penggagasnya, baik sebagai alat eksplanatori maupun alat konseptual.
The focus of this study is to explain the role of diagram in architecture. Using the qualitative method and descriptive analytical technique, this thesis reveals that diagram is used variously and subjectively. Furthermore, the case study on architectural projects which are using diagrams shows the ultimate role of diagram as architecture language, not as an abstract machine. Diagram is a system of visual sign which has its alphabet, then creating an order of words and sentences to deliver the users messages, either as an explanatory or conceptual tools."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1722
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Edgar Harvian Tanchurya
"Sebagai bidang interdisiplin ilmu, arsitektur banyak digunakan sebagai medium pendekatan terhadap berbagai bidang pengetahuan, salah satunya narasi. Arsitektur dirasa memiliki kekuatan untuk menyampaikan sebuah narasi dengan caranya yang unik melalui pendekatan manusia dan ruang. Melalui kajian ini, penulis mencoba melakukan pembahasan tentang isu kelangkaan identitas nasional, berupa rasa nasionalisme, sebab dan akibatnya, dengan pendekatan naratif menggunakan medium perancangan arsitektur. Dalam prosesnya, arsitektur akan dilihat sebagai kendaraan narasi yang mengantarkan pembaca menemukan metode alternatif dalam membaca sebuah identitas nasional berdasar pengalaman dan pemahaman masing-masing.
As an interdisciplinary field of science, architecture is widely used as a medium of approach to various fields of knowledge, one of which is narration. Architecture is felt to have the power to convey a narrative through different approaches to human and space. Through this study, the author tries to discuss the issue of scarcity of national identity, nationalism, its causes and effects, with a narrative approach using architectural design medium. In the process, architecture will be seen as a driving force for narration that leads readers to find alternative methods of reading a national identity based on their own experience and understanding.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Andrea Fabyan
"Ruang kota adalah salah satu ruang kreativitas terbesar manusia. Objek Arsitektural selalu berlomba untuk menampilkan diri dan menunjukkan keberadaannya pada ruang ini. Usaha ini tidak hanya untuk meningkatkan kualitas bangunan secara visual tetapi juga memberi sumbangan bagi pembentukan karakter visual kota, namun tidak jarang pula perlombaan ini malah membuat karakter visual kota menjadi berantakan. Hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan perancang dalam memahami aspekaspek visual grafis yang benar.
Desain grafis adalah salah satu bidang kreatif yang memiliki sejarah panjang dalam proses kreatifitas manusia. Pada masa sekarang, integrasi desain grafis telah masuk kedalam berbagai macam bidang kreatif terapan seperti fashion dan arsitektur. Di bidang arsitektur, desain grafis telah banyak digunakan dalam proses perancangan terutama yang menyangkut dengan olahan estetika visual dan penguatan karakter visual grafis pada bangunan.
Skripsi ini mencoba menggali bagaimana prinsip desain grafis bisa digunakan dalam proses berarsitektur. Bagaimana elemen-elemen grafis dapat digunakan dalam menciptakan identitas visual pada objek arsitektural dan meningkatkan kualitas visual pada ruang kota. Dengan mengkaji peran desain grafis di bidang arsitektural ini diharapkan dapat menambah khasanah pemahaman arsitektur kita terhadap desain grafis agar kedua bidang ilmu seni kreatif ini dapat bersinergi dalam menciptakan identitas arsitektur yang berkualitas secara visual.
Urban Space is one of the greatest human?s creativity space. Architectural objects always compete each other to represent and show their existence in this kind of space. This effort is not only to visually enhance the quality of building, but also to encourage the formation of city?s visual character. However, this competition often results some chaos in the visual character. This is because the designers have little of knowledge in understanding graphic visual aspects properly.Graphic designing is one of the creative subjects that have long history in the process of human's creativity. Nowadays, the graphic designing integration has already reached the variety of practical designing subject such as fashion and architecture. In architecture, graphic design has already applied in the designing process, especially in the term of visual aesthetic production and enhancing visual graphic character in buildings.This writing is trying to explore how the principal of graphic design can be used in architectural process. And also, how the graphics elements can be used in creating visual identity on the architectural object and improve the visual quality in urban space. This study of the graphic design role in architecture is aimed to enrich our architectural understanding about the graphic design, so that both of these creative art sciences can integrate each other in generating architectural identity that is visually qualified."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S48383
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Kafin Sulthan Reviera
"Skripsi ini menelusuri konsep glitch sebagai pemicu terjadinya perubahan identitas arsitektural pada suatu konteks. Mengadopsi terminologi dari teori-teori Deleuzian dan Latourian, skripsi ini berargumen bahwa sistem atau entitas nonmanusia memiliki agensi dalam diskursus arsitektur dan produksi ruang di dalamnya. Kehadiran glitch adalah sebuah bentuk slippage, hal ini dimaknai sebagai proses pergeseran identitas yang tak terduga. Proses slippage tersebut terjadi dengan dipicu oleh suatu subjek, yang di sini disebut sebagai aktan. Skripsi ini berupaya memperluas diskusi pergeseran tersebut dengan memahami bagaimana subjek pemicu slippage dapat dibentuk oleh entitas teknologis yang bersifat maya di luar kendali manusia. Tulisan ini mengeksplorasi kehadiran glitch sebagai event teknologis yang hadir melalui mekanisme disorientasi dan nonperforma. Mekanisme tersebut kemudian membentuk identitas ruang berbeda. Skripsi ini menelusuri mekanisme tersebut melalui karya H3333333K oleh !Mediengruppe Bitnik dan RoboFab Bike Trail Pavilion oleh srpLAB. Skripsi ini menyimpulkan bahwa glitch memberikan implikasi spasial yang provokatif dalam luaran arsitektural. Adanya glitch mengubah familiaritas elemen spasial dan menghadirkan workflow proses rancangan yang terbuka, dan dengan demikian mengubah identitas pada konteksnya.
This paper explores the concept of the glitch as a trigger that alters architectural identity within a given context. Adopting terminology from Deleuzian and Latourian theories, this study argues that systems or nonhuman entities possess agency in architectural discourse and the production of space therein. The existence of a glitch is a form of slippage, understood as an unexpected process of identity displacement. A slippage occurs when triggered by a subject, here referred to as an actant. This thesis seeks to broaden this discussion by understanding how slippage-triggering subjects can be shaped by virtual or technological entities beyond human control. This paper explores the presence of glitches as technological events through the mechanisms of disorientation and nonperformance, which present different spatial identities. This paper investigates those mechanisms through the works of H3333333K by !Mediengruppe Bitnik and RoboFab Bike Trail Pavilion by srpLAB. This study concludes that glitches have provocative spatial implications in architectural outcomes. The existence of the glitch reshapes the familiarity of spatial elements and introduces open-ended workflows, thus changing the identity of their context."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Rr. Rana Talithashani
"Inversi merupakan suatu istilah yang sering didengar dan digunakan dalam banyak penerapan ilmu di berbagai bidang. Penulis kemudian mencoba untuk menerapkan metode inversi ke dalam proses pengembangan proyek desain arsitektur interior, yang berlokasi di Kemang, dengan sebelumnya melakukan pembedahan terhadap makna inversi itu sendiri untuk menemukan esensi baru dari konsep inversi yang kemudian menjadi dasar pemikiran penulis untuk merancang karya tugas akhir ini. Pemaknaan baru yang penulis temukan adalah bahwa inversi merupakan proses untuk menemukan elemen identitas, yang prinsipnya dapat diterapkan untuk memecahkan permasalahan desain tertentu secara efektif.
Inversion is a term that is commonly heard and adapted in many subjects of science. The writer then tried to infuse the methods of inversion into the process of interior architecture design development project, which was located in Kemang, by having had dissected the structure of inversion concept itself to find a new essence of inversion which then could be used as the writer's core thinking to design this final project. This new essence is that inversion is a process to find the identity element, which principals can be applied to solve certain design problems effectively."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S53421
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Singapore: RHED, 2013
729.1 CON
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Undi Gunawan
"Identias arsitektur dianggap sebagai suatu entitas penting yang melekat pada obyek arsitektur. Salah satu anggapan yang beredar adalah pemikiran bahwa lokalitas merupakan sebuah syarat bagi kehadiran sebuah identitas yang valid. Identitas jelas tidak melekat pada benda, melainkan pada benak gagasan pengguna dan pengamatnya. Identitas kemudian menjadi sebuah informasi yang hidup dalam kebudayaan. Semangat menggali lokalitas seolah memperoleh kembali tenaganya dengan semaraknya istilah hibrid dalam kebudayaan.
Tulisan ini bertujuan untuk mengemukakan argumentasi bahwa identitas tidak pernah lahir sebagai suatu esensi murni, bahkan sesuatu yang asli sebenarnya tidak ada. Bahwa proses identitas selalu merupakan proses sub-ordinasi, sesuatu proses yang berhadapan dengan tujuan awal hibriditas; sebuah proses yang berpandangan nominalistik. Argumen dalam tulisan ini disusun melalui pembacaan terhadap pemikiran Homi Bhabha dan Jacques Lacan."
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 2007
720 JIA 4:2 (2007)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Adinda Nuha Fahira Fahmy
"Skripsi ini membahas Bandara Soekarno-Hatta sebagai gerbang masuk negara dan bagaimana sebuah bandara mengkomunikasikan identitas sebuah negara. Tulisan ini menggunakan teori mengenai place dan Semiotika untuk memahami identitas yang terbaca pada Bandara Soekarno-Hatta. Place dapat didefinisikan sebagai tempat yang menunjukkan signifikansi konteks tempat ia berada serta memiliki signifikansi yang dapat berasal dari budaya, sejarah, dan lain-lain. Semiotika adalah ilmu yang mempelajari simbol-simbol yang dipakai di masyarakat dan perannya dalam mengkomunikasikan suatu ide, termasuk kajian arsitektur di era Pasca Modern. Arsitektur di era ini menunjukkan gaya arsitektur yang ingin membangkitkan kembali arsitektur yang lebih seimbang dari sisi fungsi dengan non-fungsi termasuk ornamen dan simbol identitas. Sebagai gerbang masuk negara, Bandara Soekarno-Hatta memiliki fungsi menyampaikan identitas negara dan memberikan kesan pertama kepada para pengunjung serta menyambut pulang orang-orang Indonesia. Oleh karena itu Bandara Soekarno-Hatta harus menjadi place yang menandakan bahwa pengunjung sedang berada di Indonesia dan identitas lokal seperti melalui penggunaan simbol dan penggunaan arsitektur tradisional dengan teknologi modern. Terminal 1 dan 2 mengangkat identitas Indonesia melalui arsitektur tradisional Jawa menekankan ide tentang place yang lebih spesifik. Sementara Terminal 3 mengangkat identitas Indonesia yang lebih modern dan lebih dominan dengan ide non-place yaitu bandara sebagai ruang transisi. Dari sini bisa dianalisis bahwa arsitektur Bandara Soekarno-Hatta menunjukkan identitas Indonesia yang terus berkembang.
This study explores Soekarno-Hatta Airport as the gateway to Indonesia and how the airport communicates Indonesia’s identity. This study uses theories of place and Semiotics to understand the identity of Soekarno-Hatta airport. Place can be defined as a space with a significant meaning that shows local contexts, coming from local culture, history, and identity. Semiotics is a study about symbols that is used in presenting certain meanings and it has a key role in communicating an identity. Architecture during the Postmodern era can be understood using semiotics such as the modern style that wants to revive architecture that is more balanced in function and non-function including ornaments and identity symbols. As a gateway to a country, Soekarno-Hatta Airport has a function to convey Indonesia’s identity and give first impressions toward visitors and welcome Indonesians home. Because of that, Soekarno-Hatta Airport has to be a place that signifies that visitors are currently in Indonesia, and that can be shown through the use of traditional architecture combined with modern technology or a narration throughout the airport that conveys its identity. Terminal 1 and 2 tell us about Indonesia’s identity from its traditional side and emphasizes the idea of place that is more specific, while Terminal 3 shows Indonesia in a modernized state and is more dominant in the idea of non-place which is the airport as a space of transition. From this study we can conclude that the architecture of Soekarno-Hatta Airport conveys a message about Indonesia’s identity that keeps on growing."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Reni Dewita
"Bangunan membutuhkan identitas agar dikenal dan dipahami masyarakat. Maka untuk menyampaikan identitas tersebut bangunan menggunakan bahasa arsitektur tertentu yang dapat mengungkapkan ekspresi dan karakter yang diinginkan melalui pemakaian kata-kata atau kalimat berupa elemen-etemen dan unsur-unsur pembentuk bangunan yang dikombinasikan dengan metode dan gaga tertentu.
Penulis mengkaji pemakaian bahasa arsitektur untuk mengungkapkan identitas pada bangunan bank, karena bank sangat membutuhkan identitas agar dikenal, terutama identitas bagi usahanya. Bangunan bank ini ingin memiliki karakter dengan kesan tertentu sehingga bangunan mempunyai ciri tersendiri yang berbeda dengan bangunan bank lainnya, dengan kata lain memiliki identitas pada bangunannya.
Hasil kajian ini adalah agar kita dapat mengetahui katakata, kalimat, metode dan gaya yang dipakai sebagai identitas pada bangunan bank itu sehingga kits dapat menyimpulkan apakah bahasa yang digunakannya sudah mampu menjadi identitas bagi bangunan tersebut."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S48166
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library