Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 209792 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kintan Achria Putri
"Penelitian ini membahas mengenai bagaimana peran program Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) dalam membangun masyarakat informasi yang ditinjau melalui implementasi programnya di daerah rural maupun urban. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi program Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) di wilayah urban dan rural mulai dari proses pembentukan, aktivitas yang dimiliki, dan hambatan-hambatan yang dihadapi. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengindentifikasi program-program KIM apakah sudah memiliki peran dalam membangun masyarakat informasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif (qualitative method) dengan metode kajian literatur. Pengumpulan data dilakukan dengan pencarian dan analisis dokumen dari bulan Februari-Juni 2020. Hasil penelitian menunjukkan bahwa KIM di wilayah urban cenderung lebih mandiri, sedangkan program KIM di wilayah rural membutuhkan bimbingan dari otoritas. Namun, tidak menjamin bahwa KIM yang mandiri dapat mengimplementasikan program lebih baik jika dana dan fasilitas kurang. Tingkat pendidikan dan partisipasi masyarakat rural yang lebih rendah dan masyarakat urban yang lebih tinggi juga mempengaruhi keberhasilan program. Saran yang diajukan adalah pemerintah harus memberikan perhatian terhadap program KIM agar keberhasilannya merata dan dapat bekerja sama dengan Perpustakaan Nasional dalam mengimplementasikannya.

This study discusses how the role of the Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) program in building an information society as viewed through its program implementation in rural and urban areas. The purpose of this study is to identify Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) programs in urban and rural areas starting from the formation process, the activities they have, and the obstacles they face. In addition, this study also aims to identify whether KIM programs already have a role in building an information society. This study uses a qualitative approach (qualitative method) with a literature review method. The data was collected by searching and analyzing documents from February-June 2020. The results showed that KIM in urban areas tended to be more independent, while KIM programs in rural areas needed guidance from the authorities. However, it does not guarantee that an independent KIM can implement the program better if funds and facilities are lacking. The lower level of education and participation of rural communities and higher urban communities also affects the success of the program. The suggestion is that the government should pay attention to the KIM program so that its success is evenly distributed and can cooperate with the National Library in implementing it."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Kintan Achria Putri
"Penelitian ini membahas mengenai bagaimana peran program Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) dalam membangun masyarakat informasi yang ditinjau melalui implementasi programnya di daerah rural maupun urban. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi program Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) di wilayah urban dan rural mulai dari proses pembentukan, aktivitas yang dimiliki, dan hambatan-hambatan yang dihadapi. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengindentifikasi program-program KIM apakah sudah memiliki peran dalam membangun masyarakat informasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif (qualitative method) dengan metode kajian literatur. Pengumpulan data dilakukan dengan pencarian dan analisis dokumen dari bulan Februari-Juni 2020. Hasil penelitian menunjukkan bahwa KIM di wilayah urban cenderung lebih mandiri, sedangkan program KIM di wilayah rural membutuhkan bimbingan dari otoritas. Namun, tidak menjamin bahwa KIM yang mandiri dapat mengimplementasikan program lebih baik jika dana dan fasilitas kurang. Tingkat pendidikan dan partisipasi masyarakat rural yang lebih rendah dan masyarakat urban yang lebih tinggi juga mempengaruhi keberhasilan program. Saran yang diajukan adalah pemerintah harus memberikan perhatian terhadap program KIM agar keberhasilannya merata dan dapat bekerja sama dengan Perpustakaan Nasional dalam mengimplementasikannya

This study discusses how the role of the Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) program in building an information society as viewed through its program implementation in rural and urban areas. The purpose of this study is to identify Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) programs in urban and rural areas starting from the formation process, the activities they have, and the obstacles they face. In addition, this study also aims to identify whether KIM programs already have a role in building an information society. This study uses a qualitative approach (qualitative method) with a literature review method. The data was collected by searching and analyzing documents from February-June 2020. The results showed that KIM in urban areas tended to be more independent, while KIM programs in rural areas needed guidance from the authorities. However, it does not guarantee that an independent KIM can implement the program better if funds and facilities are lacking. The lower level of education and participation of rural communities and higher urban communities also affects the success of the program. The suggestion is that the government should pay attention to the KIM program so that its success is evenly distributed and can cooperate with the National Library in implementing it."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nurlaili
"Kelompok pendengar, pembaca dan pemirsa atau disingkat Kelompencapir adalah suatu kelompok masyarakat yang dibentuk atas kesadaran dan prakarsa sendiri untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui pemanfaatan media elektronik, media cetak, penerangan umum, dan saluran komunikasi Iainnya. Sedangkan Kelompok Inforrnasi Masyarakat (KIM) adalah suatu iembaga Iayanan public yang dibentuk dan dikelola dari, oleh dan untuk masyarakat yang secara khusus berorientasi pada Iayanan informasi dan pemberdayaan masyarakat sesuai dengan kebutuhannya.
Pada zaman orde Baru, pemerintah memegang kendali dalam sistem informasi dan komunikasi nasional, sehingga informasi yang boleh atau tidak
boleh disebarkan kepada masyarakat ditentukan oleh pemerintah. Kebijakan komunikasi dan informasi ditentukan demi kepentingan pemerintah semata. Pada era reformasi sekarang ini, terjadi perubahan dalam konsep pelaksanaan komunikasi dan informasi. Masyarakat menghendaki kebebasan dalam komunikasi dan informasi serta adanya trasparansi, sedangkan pemerintah diharapkan menjalankan fungsi dan peran sebagai regulator dan fasilitator. Dengan adanya peran KIM sebagai pembendung informasi dan penyaring informasi bagi masyarakat, maka informasi yang akan disampaikan kepada masyarakat lapisan sudah diinterpretasikan.
Sesuai dengan tuntutan zaman dalam era reformasi sekarang ini, masyarakat bebas dalam memilih informasi yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Bagi masyarakat pedesaan khususnya, informasi tersebut tidak secara mudah difahami maka perlu suatu wadah untuk memberikan kemudahan dalam memahami inforrnasi yang mereka dapat, yaitu melalui KIM. Banyak masyarakat yang belum mengerti tentang fungsi dan peran KIM ditengah masyarakat. Dengan demikian perlu diadakan suatu kajian tentang keberadaan Kim tersebut.
Sesuai hasil penelitian di lapangan, bahwa KIM Palasari telah merasakan peran dan fungsi kelompoknya dalam masyarakat, diantaranya: pembendung dan penyaring informasi bagi masyarakat, mitra pemerintah daerah dalam menyebarluaskan informasi, penyalur aspirasi masyarakat, pengontrol sosial dalam pembangunan, pelancaran arus informasi, dan terminal informasi.
Penelitian ini menggunakan bentuk penelitian deskriptif kualitatif. Dengan metode ini diharapkan akan dapat ditulis semua fungsi dan peranan KIM dalam penyebarluasan inforrnasi kepada masyarakat dan deskripsi tentang KIM Palasari.
Bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian tentang KIM, untuk mendapatkan hasil yang lebih sempuma sebaiknya objek penelitian dilakukan pada banyak daerah. Dalam pemilihan responden, sebaiknya responden juga diambil dari masyarakat sekitamya, akan lebih mendatangkan informasi yang lebih lengkap.
Demi sempumanya penelitian ini, diharapkan untuk penelitian berikutnya agar memfokuskan penelitian pada kasus spesifik untuk memberikan gambaran peran KIM dalam penyebarluasan inforrnasi termasuk pada learning group, growth group atau problem-solving group."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T22323
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Agung Riyaldi
"Perilaku informasi kini telah berkembang untuk menggambarkan manusia berinteraksi dengan informasi. Termasuk di dalamnya perilaku informasi dalam menghadapi bencana oleh berbagai kalangan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perilaku informasi yang dilakukan masyarakat urban di kelurahan Kebon Baru, Jakarta Selatan dalam menghadapi bencana banjir. Pendekatan penelitian yang dilakukan menggunakan kualitatif dengan metode studi kasus pada Juni-November 2019. Penelitian ini menghasilkan pemanfaatan teknologi informasi di lingkungan masyarakat, sumber informasi yang didapatkan, perilaku pencarian informasi, dan pengolahan dan pemanfaatan informasi mengenai bencana banjir. Hasil penelitian menunjukkan perilaku informasi berupa perhatian pasif. Masyarakat telah terpapar informasi tanpa mencari informasi. Sumber informasi yang didapatkan berasal dari ketua RT dan RW secara lisan. Hal tersebut menunjukkan budaya lisan dan paternalistik yang kuat di tengah masyarakat.

Information behavior is being developed to describe many ways in human interaction with information. Information related to interaction with the community. This study discusses how to identify the information behavior during on the flood disaster occurred in urban society of Kebon Baru, Jakarta Selatan. This research conducted using qualitative approach with case studies method in June-November 2019. The result of the research consists of technological information usage in the environment of society, sources of information obtained, information seeking behavior, and information processing and usage about floods disaster. The results showed information behavior in the form of passive attention. The society is exposed to information without doing information seeking. The information source obtained came from ketua RT dan RW verbally. This shows a strong oral and paternalistic culture in the society"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nurhasanah
"Persen lemak tubuh berlebih menunjukkan seseorang mengalami obesitas dan memiliki dampak terhadap kesehatan khususnya kejadian penyakit degeneratif. Masalah berat badan lebih dan obesitas (penumpukan massa lemak yang dapat mengganggu kesehatan) merupakan masalah gizi yang sedang dihadapi dunia, baik di negara maju maupun negara berkembang.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan persen lemak tubuh pada kelompok usia dewasa di wilayah urban dan rural terpilih yaitu Kota Depok dan Kabupaten Lampung Tengah. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional memanfaatkan data penelitian Strategi Nasional mengenai Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular 2011 dengan jumlah sampel 353 orang dewasa.
Hasil penelitian menunjukkan secara umu 49,9% penduduk usia dewasa di daerah urban dan rural memiliki persen lemak tubuh berlebih, sedang di wilayah urban sendiri terdapat 76,8% penduduk yang memiliki persen lemak tubuh berlebih dimana angka tersebut jauh lebih besar dari persentase pada wilayah rural sebesar 26,5%. Variabel yang memiliki hubungan bermakna dengan persen lemak tubuh antara lain wilayah tempat tinggal, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status gizi IMT, asupan energi, asupan karbohidrat, asupan protein, dan status merokok.

High percentage of body fat indicates that a person obese and have an impact on health, especially the risk of degenerative diseases. Overweight and obesity has become a major nutritional problem that faced not only in developed countries but also on developing countries.
This study aims to determine the factors related to percent body fat in adult in urban and rural selected areas which in this study are Kota Depok and Kabupaten Lampung. This study using cross sectional study design based on research data of the National Strategy on Non-Communicable Disease Risk Factors in 2011 with a sample of 353 adults.
The results showed that in general 49.9% in adult population in urban and rural areas have excess body fat percentage, while in the urban area there are 76.8% of the population have excess body fat percentage where the figure is much larger than the percentage in rural area which is 26.5%. Variables that have a significant relationship with the percent of body fat are region of residence (urban and rural), gender, level of education, nutrition status by BMI, energy intake, carbohydrate intake, protein intake, and smoking status.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S63255
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vanny Aprilianny
"Hipertensi merupakan penyebab tingginya prevalensi penyakit kardiovaskuer dan diperkirakan menjadi penyebab kematian didunia sebesar 9,4 juta atau 95%. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada kelompok usia dewasa di wilayah urban dan rural terpilih. Kedua daerah tersebut memiliki prevalensi hipertensi cukup tinggi yaitu sebesar 34,9% di wilayah urban dan 43,1% di wilayah rural. Desain penelitian ini adalah kuantitatif observasional cross-sectional menggunakan data penelitian Strategi Nasional pada tahun 2011 dengan jumlah sampel 361 orang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 39,3% responden hipertensi dan 60,7% responden tidak hipertensi. Terdapat hubungan signifikan antara umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, hiperglikemia, konsumsi fast food, dan konsumsi kopi. Instansi yang terkait diharapkan mampu memotivasi penderita hipertensi untuk melakukan pengecekan gula darah, serta memberikan edukasi gizi dan kesehatan yang efektif dan efisien.

Hypertension is a causes the high prevalence of cardiovascular disease and estimated 9.4 million or 95% to become the world's leading cause of deaths. This study was to identify factors associated with hypertension in adults age groups in selected urban and rural areas. Both of these areas have a high prevalence of hypertension, which amounted to 34,9% in urban areas and 43,1% in rural areas. Study design was an observational cross-sectional quantitative used the National Strategy in 2011 with 361 samples of person.
The results showed that 39,9% respondents with hypertensive and 60.7% of respondents are not hypertensive. There were significant association beetwen age, sex, education level, hyperglycemia, fast food consumption and coffee. Institutions are hoped to motivate hypertension patient to check blood sugar, and provide nutrition education and health which are effective and efficient.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S63072
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Hudaeva
"Infrastruktur teknologi digital mentransformasi modus produksi kapitalisme menciptakan kapitalisme yang mengikuti karakter masyarakat jejaring, yaitu memiliki fitur mengglobal dan menggunakan logika informasional. Penelitian ini hendak melakukan analisis konseptual tentang peralihan konsep kerja dalam modus produksi yang berkembang dalam masyarakat jejaring dengan dua fitur utama tersebut. Analisis konseptual ini dilakukan dengan menemukan distingsi informasi, ideologi, modus produksi, dan modus eksploitasi yang beroperasi sebelum dan susudah ada infrastruktur teknologi digital. Hasil dari analis itu memperlihatkan bahwa kerja dalam masyarakat jejaring adalah upaya melancarkan modus produksi post-Fordisme, baik dalam mengekspansi kapital pad alevel global atau pun memperkuat logika informasional. Kapital yang berekspansi secara global hanya menjadikan negara-negara miskin dan berkembang sebagai penyedia jasa manufaktur dengan tenaga kerja murah yang dapat diautomatisasi kapan saja. Bersamaan dengan praktik itu,  modus produksi post-Fordisme meningkatkan jumlah informasi yang memiliki muatan semantik melalui kerja konsumen yang mengumpulkan data. Data yang dihasilkan konsumen berguna untuk memprediksi kebutuhan konsumen, pasar di masa depan, inovasi komoditas, dan informasi yang harus didistribusikan. Terjadi asimetri karena konsumen tak dapat mengakses data yang dihasilkannya maupun algoritma yang menyaring dan mendistribusikan data itu. Kelas muncul dari asimetri akses antara konsumen dan penguasa data yang dkumpulkan konsumen. Asimetri akses terhadap data ini juga mempunyai konsekuensi epistemologis. Jika mengacu pada filsafat informasi semantik yang dicetuskan Luciano Floridi, bahwa informasi dapat menjadi sumber pengetahuan selama data yang menyusunnya mengandung muatan semantik (faktual, well-formed, dan bermakna), maka konsumen yang tak dapat mengakses data dan algoritma juga tak selalu mendapatkan informasi yang dapat dijadikan sumber pengetahuan. Data yang menyusun informasi yang diterima konsumen belum tentu memenuhi syarat untuk bermuatan semantik. Sementara pihak yang memiliki akses terhadap data dan algoritma menjadikan konsumen sebagai objek semantik yang terus menghasilkan data sebagai penyusun informasi yang dapat diandalkan untuk menjadi sumber pengetahuan dan basis pengambilan keputusan.

Digital technology infrastructure has transformed the mode of production of capitalism creates capitalism to be compatible with network society features, which always tends to globally expanded and follows informational logic. This research intends to do conceptual analysis of concept of work transition in the mode of production that develops in network society with these two main features. This conceptual analysis is carried out by discovering the differences in information, ideology, mode of production, and mode of exploitation that operate before and after the invention of digital technology infrastructure. The results of the analyst show that work in a network society strengthen post-Fordism mode of production, both to expand capital at global level or extensively applies informational logic. Globally-expanded capital only makes poor and developing countries as provider of cheap labor that can be automated at any time. Besides, the post-Fordism mode of production creates a new kind of labor, customers as the semantic data collectors. Data that generated by consumers is useful to predict consumer needs, future markets, commodity innovations, and information that must be distributed. Asymmetry arise ftom the limit of access to information and algorithm that filter it. Consumers cannot access both, meanwhile, capitalist has almost unlimited access. New theory of class emerges from that kind of asymmetry. This asymmetry of access to this data also has epistemological consequences. According to the semantic philosophy of information by Luciano Floridi, where information can be a source of knowledge as long as the data that compile the informatin contain semantic contents (factual, well-formed, and meaningful). Consumers, who collect data but cannot access data and algorithm, do not always get information that can be used as a source of knowledge. Consumers might not always receive information that meet semantic contents requirements. Meanwhile, those who have access to data and algorithms, capitalists mosly, treat consumers as semantic objects who produce data as the main components of information that can be relied upon to become sources of knowledge and a basis for decision making."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irlandi Paradizsa
"

Pemerintah memiliki berbagai macam program yang bisa digunakan untuk menyejahterakan masyarakatnya. Namun, program tersebut menjadi tidak efektif apabila tidak ada masyarakat yang tahu. Oleh sebab itu, diperlukanlah komunikasi pembangunan agar informasi terkait pembangunan ini bisa tersampaikan kepada masyarakat. Penelitian ini berusaha untuk menjelaskan bagaimana proses implementasi dari Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Mekarjaya dalam menyampaikan pesan pembangunan dari pemerintah ke masyarakat dan sebaliknya, berikut dengan dampak yang diberikan dari proses tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif, supaya bisa menjelaskan mengenai pandangan subjektif dari masyarakat itu sendiri terhadap kegiatan-kegiatan dilakukan oleh KIM. Hasil penelitian ini menemukan beberapa tahap yang dilakukan oleh KIM dalam meliput kegiatan pembangunan masyarakat. Hasil liputan ini pun memberikan dampak masyarakat menjadi termobilisasi, menjadi lebih kohesif, juga meningkatkan rasa aman di masyarakat


Government has many kinds of program that can be used to increase the welfare of its citizen. However, those programs can be rendered ineffective if there is nobody that know its existence. Thus, it is imperative to do communication for development so that the information regarding to development can be informed to the people. This research would like to explain how KIM implements their program to inform from the government to its people and vice versa, regarding development messages. This research is conducted by using qualitative method, to further understanding about the subjective opinion of the people about the activities that had been conducted by KIM. The findings of this research are that it found that there are several steps that KIM did during its activities to inform the people through coverage. This research finds that the impact for the people are they can be mobilized, becoming more cohesive, and increasing the security of the people.

 

"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019;;
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The vallage is the represent home stay somewhere permanently of the big society as rural districts. They are do on the tradisional landscape to plantation rises or plantation another plan agriculuter"
384 WACA 7:23 (2008)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Hajid
"Mode eksistensi sosial baru yang disebut masyarakat informasi ditandai dengan terjadinya informational turn di berbagai dimensi. Penelitian ini hadir untuk memperlihatkan berbagai macam kemungkinan perubahan yang dibawa informational turn di ranah pengetahuan, kuasa dan “subjek”. Melalui metode hermeneutika (reproduktif/produktif) dan mengambil inspirasi maupun asumsi teoritik pemikiran Michel Foucault beserta pengikutnya, tulisan ini menyimpulkan bahwa informational turn pada ranah pengetahuan ditandai dengan kehadiran info episteme yang sangat terkait dengan kondisi-kondisi media/teknologi. Adapun informational turn pada ranah kuasa ditandai dengan munculnya mode kuasa infopower yang memiliki teknik dan operasi yang berbeda dengan sovereign power, disciplinary power dan biopower. Kolaborasi info episteme dan infopower kemudian mendorong konstitusi subjek, informational person, yang memperlihatkan suatu relasionalisme non-manusia.

A new mode of social existence called the information society is characterized by the occurrence of informational turn in various dimensions. This research is an attempt to show various possible changes brought by informational turn in the realm of knowledge, power and “subject”. Through the hermeneutic method (reproductive/productive) and taking inspiration and theoretical assumptions from Michel Foucault’s thoughts and his followers, this paper concludes that the informational turn in the realm of knowledge is marked by the presence of info episteme which is closely related to the conditions of media/technology. The informational turn in the realm of power is indicated by the emergence of infopower that have different techniques and operations from sovereign power, disciplinary power and biopower. The collaboration of info episteme and infopower then stimulates the constitution of subject, informational person, which shows a non-human relationalism. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>