Instalasi listrik adalah salah satu bentuk kehidupan di bangunan saat ini. Institusi perawatan kesehatan, seperti klinik dan rumah sakit, membutuhkan perawatan yang sangat baik dari instalasi karena klinik ini digunakan terutama untuk keperluan umum. Skripsi ini akan membahas tentang analisis instalasi listrik di Klinik Satelit UI Makara, sebuah klinik yang berlokasi di Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Indonesia. Karena setiap bangunan harus diaudit dan dipantau untuk memenuhi peraturan standardisasi instalasi. Analisis dilakukan dengan dua metode, inspeksi visual dan pengukuran di Klinik Satelit UI Makara. Studi ini menunjukkan bahwa klinik harus diaudit untuk mencegah insiden yang tidak diinginkan seperti korsleting atau kebakaran. Saran ini bagus untuk menjaga kualitas klinik dalam hal aspek kelistrikan. Selain mematuhi persyaratan umum PUIL, perencana desain harus mempertimbangkan tentang desain interior di setiap kamar. Itu bisa membuat instalasi listrik menjadi efisien dan bermanfaat.
Electrical installation is one of the life form in buildings nowadays. Healthcare institution, such as clinic and hospital, requires a great care of the installation because this clinic is used mainly for public uses. This undergraduate thesis will discuss about the electrical installation analysis at Klinik Satelit UI Makara, a clinic located in Universitas Indonesia, Depok, West Java, Indonesia. Because every building have to be audited and monitored to meet the regulation of installation standardization. The analysis was done by two methods, visual and measurement inspection in Klinik Satelit UI Makara. The study suggests that the clinic have to get audited to prevent any unwanted incident such as short circuit or fire. The suggestion is great to maintain the clinics quality in terms of electrical aspect. Aside from obeying the general requirements of PUIL, the design planner should consider about the interior design in each room. It could make the electrical installation is efficient and usable.
"
Jakarta International Stadium yang terletak di Sunter Jakarta Utara merupakan Stadion Sepak bola bertaraf International dimana memiliki Struktur Atap dengan bentang 269meter x 244meter yang dilengkapi dengan system buka-tutup. Pada struktur atap dilengkapi dengan kabel prategang yang dipasang pada 4 arah rangka utama, yaitu 2 rangka utama arah memanjang dan 2 rangka utama arah melintang dimana pada masing-masih rangka utama tersebut memakai 4 unit kabel prategang diameter 110mm. Penyaluran gaya prategang ke rangka utama melalui rangka v brace yang disupport cable node pada tiap-tiap v brace. Pada tiap-tiap ujung kabel diangkurkan pada end cable joint.
Pelaksanaan stressing dilakukan di end cable joint urutan rangka melintang dan kemudian rangka memanjang. Sebelum dilakukan stressing kabel, dilakukan lifting pada rangka atap sehingga rangka menjadi benda bebas yang sudah tidak berada di temporary support.
Pada studi ini dibahas komparasi alternative metode pelaksanaan stressing kabel khususnya pada penyediaan akses kerja untuk melaksanakan instalasi dan stressing pada end cable joint. Pada alternative 1 untuk akses tersebut menggunakan manlift sebanyak 4 unit dengan tinggi 28 meter sedangkan pada alternative 2 menggunakan scaffolding dan plat asiba sebagai paltformnya. Dari hasil perhitungan didapatkan bahwa pemakaian scaffolding sebagai akses lebih efisien dibandingkan dengan penggunaan manlift dari segi biaya. Sebagai system pencegahan jatuh pada ketinggian digunakan system pencegahan jatuh perorangan dan sitem pencegahan jatuh kolektif. Pada system pencegahan jatuh perorangan menggunakan yaitu dengan menggunakan full body harness yang terhubung dengan lanyard pada lifeline, sedangkan untuk pencegahan jatuh kolektif menggunakan railing yang dipasang mengelilingi akses pekerja.
The stressing is carried out at the end of the cable joint in the order of the transverse frame and then the longitudinal frame. Before stressing the cable, lifting is carried out on the roof frame so that the frame becomes a free object that is no longer on the temporary support.
This study discusses a comparison of alternative methods for carrying out cable stressing, especially in providing work access for carrying out installation and stressing at the end of the cable joint. Alternative 1 for this access uses 4 units of manlifts with a height of 28 meters, while alternative 2 uses scaffolding and asiba plates as platforms. From the calculation results, it is found that the use of scaffolding as access is more efficient than the use of manlifts in terms of cost. As a fall prevention system at height, an individual fall prevention system and a collective fall prevention system are used. In the individual fall prevention system, use a full body harness connected to a lanyard on the lifeline, while for collective fall prevention, use a railing that is installed around worker access
"