Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 166349 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nur Indah Kusuma Dewi
"Kanker serviks merupakan kanker yang berkembang di bagian serviks wanita. Hampir 99% kasus kanker serviks disebabkan oleh Human Papilloma Virus (HPV). Kematian tertinggi akibat kanker pada perempuan di Indonesia berasal dari kanker payudara 22.692 (11,0%) kasus kematian dan kanker serviks 18.279 (8,8%) kasus kematian (WHO IARC 2018). Berdasarkan penelitian Dewi, 2017 kanker serviks paling banyak ditemukan pada usia dewasa, dengan status menikah, dan hidup di perkotaan. Jumlah penderita kanker di kota 6,6% lebih banyak dari yang di desa. Kasus kanker serviks sebanyak 543 di kota dan 384 di desa.Usia menarche merupakan salah satu faktor terjadinya lesi prakanker serviks. Usia menarche dini memiliki risiko 14 kali untuk mengalami kanker serviks (Reis, Beji, and Kilic 2011). Hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia tahun 2017 menyatakan bahwa Rentang usia pertama kali menstruasi wanita di Indonesia dari tahun ke tahun menurun dari usia 12 – 15 tahun menjadi 12 – 14 tahun. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif, dengan desain cross sectional study. Penelitian ini menggunakan data sekunder riset PTM tahun 2016. Jumlah sampel 9931 orang, yaitu memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Analisis yang digunakan logistic regression.Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari data riset Penyakit Tidak Menular (PTM) 2016 yang diselenggarakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan. Pada penelitian ini tidak ada hubungan signifikan secara statistik antara usia menarche dengan kejadian lesi prakanker serviks dimana perempuan dengan usia menarche < 12 tahun terproteksi 1,025 kali (POR = 0,975; 95% CI 0,689 – 1,380, p-value 0,888) untuk mengalami lesi prakanker serviks dibandingkan perempuan yang mengalami usia menarche ≥ 12 tahun.

Cervical cancer is cancer that develops in the cervix of women. Almost 99% of cervical cancer cases are caused by the Human Papilloma Virus (HPV). The highest mortality from cancer in women in Indonesia came from breast cancer, 22,692 (11.0%) cases of death and cervical cancer, 18,279 (8.8%) cases of death (WHO IARC 2018). Based on Dewi's research, in 2017, cervical cancer was mostly found in adulthood, married, and living in urban areas. The number of cancer sufferers in cities is 6.6% more than in villages. There were 543 cervical cancer cases in cities and 384 in villages. Menarche age is a factor in the occurrence of cervical precancerous lesions. Early menarche age has 14 times the risk of developing cervical cancer (Reis, Beji, and Kilic 2011). The results of the Indonesian Demographic Health Survey in 2017 stated that the age range for the first time menstruation for women in Indonesia from year to year decreased from 12-15 years old to 12-14 years old. This type of research is quantitative, with a cross sectional study design. This study used secondary data from PTM research in 2016. The number of samples was 9931 people, which met the inclusion and exclusion criteria. The analysis used logistic regression. The data used in this study is secondary data from the 2016 Non-Communicable Diseases (PTM) research data organized by the Health Research and Development Agency of the Ministry of Health. In this study, there was no statistically significant relationship between the age of menarche and the incidence of cervical precancerous lesions where women with menarche age <12 years were protected 1.025 times (POR = 0.975; 95% CI 0.689 - 1.380, p-value 0.888) to experience cervical precancerous lesions. compared to women who experienced menarche ≥ 12 years."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Setiawati
"Kanker payudara adalah adalah tumor ganas yang terbentuk dari sel-sel payudara
yang tumbuh dan berkembang tanpa terkendali sehingga dapat menyebar diantara
jaringan atau organ di dekat payudara atau ke bagian tubuh lainnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan usia menarche pada perempuan dengan kejadian kanker payudara di daerah perkotaan Indonesia dengan menganalisis data riset PTM tahun 2016. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional dengan sampel 34.635, sample diambil berdasarkan total sampling data yang masuk dalam kriteria inklusi dan eksklusi penelitian. Analis bivariat menggunakan chi-Square dan analisis multivariat menggunakan regresi logistik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proporsi kanker payudara pada perempuan di daerah perkotaan Indonesia berdasarkan data riset PTM tahun 2016 sebesar 7,9%. Hasil analisis multivariate hubungan usia menarche dengan kejadian kanker payudara memiliki P value 0,539 OR 1,051 (0,897-1,232) yang berarti P value >0,05. Kesimpulannya, tidak ada hubungan antara usia menarche dengan kejadian kanker payudara berdasarkan data riset PTM tahun 2016 setelah di kontrol dengan variabel pendidikan, pekerjaan, riwayat kanker pada keluarga dan pola kebiasaan makan

Breast cancer is a malignant tumor that was formed from breast cells that grow
out of control so that it can spread between tissues or organs near the breast or to other parts of the body. This study aims to know the correlation between the age of menarche in women and the incidence of breast cancer in urban areas of Indonesia by analyzing data from the 2016 Non-Communicable Diseases research. Design of this research used cross sectional study, sample which suitable from inclusion and exclusion criteria was 34.635 respondens. Bivariate analysis used chi-square and multivariate analysis used logistic regression. The results showed the proportion of breast cancer in women in urban areas of Indonesia based on research data on Non-Communicable Diseases in 2016 was 7.9%. Multivariate analysis showed that relationship between the age of menarche and
the incidence of breast cancer P value 0.539 OR 1.051 (0.897-1.232) which means P value > 0.05. The conclusion, there was not a significant relationship between the age of menarche in women and the incidence of breast cancer in urban areas of Indonesia by analyzing data from the 2016 Non-Communicable Diseases research after being controlled with variables of education, occupation, family history of cancer and dietaryhabits.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Armenda
"Kanker serviks merupakan jenis kanker terbanyak ke-4 yang didiagnosis pada wanita di dunia. Kanker seviks utamanya disebabkan oleh infeksi virus Human Papilloma Virus (HPV) tipe high risk. Merokok merupakan salah satu kofaktor yang menyebabkan perkembangan infeksi HPV berkembang menjadi lesi prakanker dan kanker serviks. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan merokok dengan terjadinya lesi prakanker serviks pada wanita usia 25-64 tahun di daerah perkotaan di Indonesia. Penelitian ini menggunakan disain studi cross sectional dengan menggunakan data sekunder dari Riset PTM 2016, dengan jumlah sampel 37.972 responden. Hasil analisis multivariat menggunakan regresi logistik setelah dikontrol variabel kovariat menemukan bahwa pada wanita perokok aktif didapatkan POR 0,862 (95% CI: 0,687– 1,083) dan pada wanita mantan perokok didapatkan POR 0,927 (95% CI; 0,719-1,119) dengan pvalue > 0,05, yang dapat diartikan bahwa pada penelitian ini tidak terdapat hubungan bermakna secara statistik antara merokok aktif dan riwayat dulu pernah merokok dengan terjadinya lesi prakanker serviks. Hasil penelitian ini masih dipengaruhi oleh bias temporal sehingga penggunaan data dari desain cross sectional tidak bisa menjelaskan hubungan kausalitas antara merokok dengan lesi prakanker serviks.

Cervical cancer is the 4-th most common type of cancer diagnosed in women in the world. Cervical cancer is mainly caused by high risk infection of Human Papilloma Virus (HPV). Smoking is one of the cofactors that cause the development of HPV infection into precancerous lesions and cervical cancer. The purpose of this study was to determine the relationship between smoking and the occurrence of cervical precancerous lesions in women aged 25-64 years in urban areas in Indonesia. This study used a cross-sectional study design using secondary data from the 2016 NCD’s Research, with total 37,972 subjects. The results of multivariate analysis using logistic regression shows that there was no significant assosiations between smoking and cervical precancerous lesions, with adjusted POR = 0.862 (95 % CI: 0.687–1.083) in current smoker and adjusted POR = 0.927 (95% CI; 0.719-1.119) for former smoker with a p-value > 0.05, which means that there is no relationship between current active smoking and former smoking with cervical precancerous lesions. This study was still influenced by temporal bias because of using data from a cross-sectional study is not valid to explain the causal relationship between smoking and cervical precancerous lesions."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggraini Ramadhaningtyas
"Peningkatan pengendalian penyakit kanker merupakan strategi yang tercantum di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. Kanker serviks merupakan salah satu kanker yang menjadi masalah besar bagi kesehatan reproduksi perempuan. Lesi prakanker serviks merupakan bagian dari tahap awal perkembangan kanker serviks. Prevalensi lesi prakanker serviks pada perempuan di Indonesia mengalami peningkatan dari 4,94% pada tahun 2007-2014 pada Buletin Kanker (2015) menjadi 7% pada tahun 2016 (Riset PTM 2016). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan perilaku seksual dan karakteristik individu dengan kejadian lesi prakanker serviks di Indonesia. Desain penelitian cross sectional dengan menggunakan data sekunder Riset PTM 2016. Sampel dalam penelitian ini adalah perempuan usia 25-64 tahun di daerah perkotaan Indonesia yang menjadi subjek dalam Riset PTM 2016. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa karakteristik individu yang memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian lesi prakanker serviks adalah usia 45-54 tahun dan 55-64 tahun, pendidikan, sosial ekonomi menengah, dan adanya riwayat kanker serviks di keluarga. Sedangkan pada perilaku seksual, kebersihan alat kelamin memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian lesi prakanker serviks. Variabel yang tidak memiliki hubungan signifikan dengan kejadian lesi prakanker serviks adalah pekerjaan dan jumlah pasangan. Faktor dominan yang memiliki hubungan paling signifikan dengan kejadian lesi prakanker serviks adalah riwayat kanker serviks keluarga (OR = 2,075, 95% CI = 1,568-2,747).

Cancer control enhancement is a strategy carried out in the National Medium Term Development Plan (RPJMN) 2020-2024. Cervical cancer is a cancer that is a big problem for women's health. Cervical precancerous lesions are part of the early stage of the development of cervical cancer. The prevalence of cervical precancerous lesions in women in Indonesia has increased from 4.94% in 2007-2014 in the Cancer Bulletin (2015) to 7% in 2016 (NCD Research 2016). This study aims to determine the relationship of sexual behavior and individual characteristics with the incidence of cervical precancerous lesions in Indonesia. The study design was cross sectional by using secondary data from NCD Research 2016. The sample in this study were women aged 25-64 years in urban areas of Indonesia who were the subjects of the 2016 NCD Research. The results of multivariate analysis showed that the individual characteristics that had a significant relationship with the incidence of cervical precancerous lesions are aged 45-54 years and 55-64 years, education, middle socioeconomic, and a history of cervical cancer in the family. Meanwhile in sexual behavior, genital hygiene had a significant relationship with the incidence of cervical pecanceros lesions. The variables that did not have a significant relationship with the incidence of cervical precancerous lesions were occupation and number of sexual partner. The dominant factor that has the most significant relationship with the incidence of cervical precancerous lesions was a family history of cervical cancer (OR = 2.075, 95% CI = 1.568-2.747)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hazella Rissa Valda Asari
"Kanker payudara adalah kanker yang paling umum didiagnosis pada wanita. angka kanker payudara di Indonesia mencapai 42,1 orang per 100 ribu penduduk. Rata-rata kematian akibat kanker ini mencapai 17 orang per 100 ribu penduduk. Obesitas dapat mewakili faktor risiko penting dari pengembangan kanker payudara. Prevalensi global kelebihan berat badan dan obesitas telah meningkat sebesar 27% pada usia dewasa dan 47% pada masa kanak-kanak selama dekade terakhir. Tujuan penelitian yaitu menganalisis hubungan obesitas dengan kejadian kanker payudara pada perempuan di Indonesia. Desain penelitian yaitu cross sectional dan menggunakan analisis regresi logistik dengan menggunakan data sekunder dari Riset Penyakit Tidak Menular Tahun 2016. Sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi pada penelitian ini berjumlah 27.186 orang. Hasil analisis menunjukkan proporsi perempuan obesitas yang mengalami kanker payudara adalah 0,9%. Hubungan antara obesitas dengan kanker payudara tidak terdeteksi setelah dikontrol oleh penggunaan kontrasepsi hormonal, usia, kebiasaan merokok, usia menarche, alkohol, dan aktivitas fisik. (POR=1,002 95% 0,777-1,291). Walaupun demikian, program intervensi untuk mengurangi masalah kesehatan kanker payudara dan obesitas perlu dilakukan mengingat proporsi kanker payudara dan obesitas yang terus meningkat.

Breast cancer is the most common cancer diagnosed in women. Breast cancer rate in Indonesia reaches 42.1 people per 100 thousand population. The average death rate from this cancer reaches 17 people per 100 thousand population. Obesity may represent an important risk factor for developing breast cancer. The global prevalence of overweight and obesity has increased by 27% in adulthood and 47% in childhood over the past decade. The research objective was to analyze the relationship between obesity and the incidence of breast cancer in women in Indonesia. The research design was cross sectional and used logistic regression analysis using secondary data from the 2016 Non-Communicable Disease Research. The sample that met the inclusion and exclusion criteria in this study was 27,186 people. The analysis showed that the proportion of obese women who had breast cancer was 0.9%. The relationship between obesity and breast cancer is not detected after being controlled by hormonal contraceptive use, age, smoking habits, age of menarche, alcohol, and physical activity. (POR=1.002 95% 0.777-1.291). However, intervention programs to reduce breast cancer health problems and obesity need to be carried out given the increasing proportion of breast cancer and obesity."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Nuraini
"Kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang prevalensinya meningkat dari tahun ke tahun, pemeriksaan payudara klinis (SADANIS) merupakan program nasional yang diselenggarakan pemerintah sebagai salah satu upaya penanggulangan kanker payudara. Namun sampai tahun 2017 cakupan SADANIS hanya 5,91% hasil tersebut belum mencapai target minimal program. Tenaga kesehatan selain mempunyai tugas melakukan pemeriksaan SADANIS, juga berperan melakukan penyebaran informasi terkait kaker payudara secara luas.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan sumber informasi dari tenaga kesehatan dengan perilaku deteksi dini kanker payduara menggunakan metode pemeriksaan payudara klinis di daerah perkotaan Indonesia bedasarkan analisis data riset penyakit tidak menular tahun 2016. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional dengan sampel penelitian sebesar 12.336, sample diambil berdasarkan total samping data yang masuk dalam kriteria inklusi dan eklusi penelitian.
Hasil penelitian ini menujukan bahwa prevalensi perilaku pemeriksaan payudara klinis pada perempuan usia 25-64 tahun yang memiliki pengetahuan baik terkait kanker payudara di daerah perkotaan Indonesia bedasarkan data riset PTM tahun 2016 sebesar 7,4% (916). Hasil multivariat hubungan sumber informasi dari tenaga kesehatan dengan perilaku deteksi dini kanker payudara memiliki P-value <0,000, Odds Ratio adjusted 2,02 (95% CI 1,757-2,337) ini berarti ada hubungan antara sumber informasi dari tenaga kesehatan dengan perilaku deteksi dini kanker payudara menggunakan metode pemeriksaan payudara klinis pada perempuan yang memiliki pengetahuan baik tentang payudara di daerah perkotaan Indoneisa. Perempuan yang memiliki pengetahuan baik tentang kanker payudara yang bersumber dari tenaga kesehatan memiliki peluang 2,02 kali lebih besar melakukan pemeriksaan payudara klinis dibandingkan dengan yang tidak mendapatkan informasi dari tenaga kesehatan.

Cancer is one of the non-communicable diseases whose the prevalence is increasing year by year. Clinical breast examination (CBE) is a national program organized by the government as one of the efforts to overcome breast cancer. But until 2017 prevalence of CBE is only 5.91%, this results have not reached the program's minimum target. Besides having the task of doing CBE examinations, health workers also have the role of sharing information regarding breast cancer extensively.
This study aims to know the association between source of information from health workers with early detection of breast cancer used clinical breast examination in Indonesian urban areas based data analysis of non-communicable diseases research in 2016. Design of this research used cross sectional study, sample which suitable from inclusion and exclusion criteria was 12.336 respondents.
The results showed the prevalent of clinical breast examination in women aged 25-64 years with good knowledge about breast cancer was 7,4% (916). Multivariate analysis using logistic regression showed that there was a significant relationship between source of information from health workers with early detection of breast cancer used clinical breast examination in Indonesian urban areas, with p-value < 0,000 and Odds Ratio adjusted was 2,02 (CI 95% 1,757-2,337).
The conclusion was there was the significant relationship between source of information from health workers with early detection of breast cancer used clinical breast examination. Women who have knowledge of breast cancer from health workers had 2.02 more chance of doing clinical breast examinations than those who do not get information from health workers.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T53876
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Fitrianingsih Pujiano Agatha
"Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker yang paling sering terjadi pada perempuan di Indonesia. Berbagai faktor risiko dapat meningkatkan peluang terjadinya kanker payudara. Faktor hormonal dicurigai menjadi salah satu faktor penting dalam kejadian kanker payudara. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan usia saat menstruasi pertama dengan kejadian kanker payudara di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta tahun 2010-2014. Penelitian ini adalah penelitian retrospektif dengan studi desain cross sectional dengan pengambilan sampel secara random sampling. Sampel yang digunakan sebanyak 98 kasus. Data diambil dari Arsip Departemen Patologi Anatomik FKUI-RSCM dengan penelusuran di bagian Unit Rekam Medik dan Departemen Ilmu Bedah RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta. Sampel penelitian dianalisis dengan uji chi square kemudian uji Fisher. Hasil yang didapat adalah faktor risiko usia saat menstruasi pertama tidak berpengaruh terhadap kejadian kanker payudara di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta tahun 2010-2014 p>0,05.

Breast cancer is one of the most common cancer among Indonesian females. Many risk factors can increase the chance of developing breast cancer. Hormonal factor seems to play a role in many cases of breast cancer. The aim of this research is to determine the relationship between age at menarche and breast cancer in Dr. Cipto Mangunkusumo National General Hospital Jakarta in 2010 2014. The retrospective research is using cross sectional design study with random sampling technique. There are 98 samples. The samples were taken in Archive Unit of Anatomical Pathology of FMUI with a further investigation in Medical Record Unit and Medical Department of Surgery in Dr. Cipto Mangunkusumo National General Hospital Jakarta. The data were analyzed by using chi square test then Fisher test. There is no significant effect between age at menarche and breast cancer in Dr. Cipto Mangunkusumo National General Hospital Jakarta in 2010 2014 p 0,05."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika Estiani
"Premenstrual Syndrome (PMS) adalah kumpulan gejala fisik, psikologis, dan emosional yang terkait dengan siklus menstruasi yang biasanya terjadi 7-14 hari sebelum periode menstruasi dan menghilang ketika menstruasi dimulai. Gejala yang muncul dapat mengganggu aktivitas. Salah satu faktor penyebab Premenstrual Syndrome adalah usia menarche dan asupan zat gizi mikro. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis data sekunder terkait hubungan antara usia menarche dan asupan zat gizi mikro dengan kejadian Premenstrual Syndrome pada remaja putri di SMAN 4 Surabaya tahun 2017. Penelitian ini menggunakan studi Cross Sectional dengan pendekatan kuantitatif. Data dianalisis secara multivariat dengan uji regresi logistik. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan antara usia menarche (p=0,0005), vitamin B1 (p=0,033), vitamin B2 (p=0,011), vitamin B6 (p=0,023), vitamin E (p=0,045), zink (0,014), dan kolesterol (0,001) dengan kejadian Premenstrual Syndrome. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa asupan natrium merupakan variabel yang paling dominan berhubungan dengan kejadian Premenstrual Syndrome dengan OR=5,787 artinya remaja putri yang memiliki asupan natrium tinggi berisiko mengalami kejadian Premenstrual Syndrome 5,8 kali lebih tinggi dibandingkan remaja putri yang tidak mengonsumsi natrium secara berlebih, setelah dikontrol usia menarche, vitamin B1, vitamin B2, zink, dan kolesterol

Premenstrual Syndrome (PMS) consists of physical, psychological, and emotional symptoms associated with menstrual cycle which usually occurs 7-14 days before the menstrual period and disappears when menstruation begins. The symptoms can even cause interference activities. Menarche and micronutrition intake are the factors causing PMS. The purpose of this study was to analyze the relationship between menarche and micronutrition intake with PMS in adolescent girls at SMAN 4 Surabaya in 2017. This study uses a ross sectional study with a quantitative approach. Data analyzed by logistic regression. The result of bivariate analysis found correlation between menarche (p=0,0005), vitamin B1 (p=0,033), vitamin B2 (p=0,011), vitamin B6 (p=0,023), vitamin E (p=0,045), zinc (0,014), dan cholesterol (0,001) with Premenstrual Syndrome. The results of multivariate analysis found that sodium intake is the dominant variable in the correlation with Premenstrual Syndrome, OR=5,787 means that adolescent girls with high sodium intake will increase the risk of Premenstrual Syndrome 5,8 times higher than adolescent girls with normal sodium intake, after controlled by menarche, vitamin B1, vitamin B2, zinc, dan cholesterol"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ghina Yusriyah
"Kehamilan tidak diinginkan di Indonesia belum menunjukkan perubahan yang konsisten dari 2002 hingga 2019 (BKKBN, 2019). Dominasi kehamilan tidak diinginkan terjadi pada kelompok usia berisiko tinggi (56% kasus) (BKKBN, 2012, 2017) dan cenderung lebih banyak ditemukan di perkotaan Indonesia. Salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya kehamilan tidak diinginkan yaitu penggunaan kontrasepsi modern. Penelitian ini dilakukan untuk melihat besar hubungan yang terjadi antara penggunaan kontrasepsi modern dengan kejadian kehamilan tidak diinginkan pada wanita kelompok usia berisiko tinggi di wilayah perkotaan dan pedesaan Indonesia. Desain studi pada penelitian ini merupakan cross sectional dengan analisis menggunakan chi square dan regresi logistik. Data yang digunakan merupakan data SDKI 2017. Hasil analisis menunjukkan bahwa wanita usia risiko tinggi di wilayah perkotaan Indonesia yang tidak menggunakan kontrasepsi memiliki risiko yang lebih rendah untuk mengalami kehamilan tidak diinginkan (OR: 0.76; 95% CI: 0.588-0.977). Sedangkan wanita usia risiko tinggi di wilayah pedesaan Indonesia yang tidak menggunakan kontrasepsi memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami kehamilan tidak diinginkan (OR: 1.66 95% CI: 1.035-2.648).

Unintended pregnancies in Indonesia have not shown consistent changes from 2002 to 2019 (BKKBN, 2019). In addition, unintended pregnancies mostly occur in the high-risk age group (56% of cases) (BKKBN, 2012, 2017). One of the factor that can influence incident of unintended pregnancy is the use of modern contraception. In Indonesia unintended pregnancies tend to be more common in urban areas. This research was conducted to see the relationship between modern contraception use and the incidence of unintended pregnancies in women in high-risk age groups in urban and rural areas of Indonesia. The study design in this research is cross sectional and data will be conducted with chi square and logistic regression. The data used in this research is the 2017 IDHS. The results show that women of high risk age in urban areas of Indonesia who do not use contraception have a lower risk of experiencing unwanted pregnancy (OR: 0.76; 95% CI: 0.588- 0.977). Meanwhile, women of high risk age in rural areas of Indonesia who do not use contraception have a higher risk of experiencing unwanted pregnancy (OR: 1.66 95% CI: 1.035- 2.648)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Septiana Wulandari
"Rata-rata usia menarche yang semakin cepat saat ini dipengaruhi oleh status gizi dan aktivitas fisik. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan status gizi dan aktivitas fisik dengan usia menarche. Desain penelitian ini adalah deskriptif korelatif. Sampel penelitian yakni 87 remaja putri kelas 5 dan 6 SD Cijantung 03 serta kelas 1 dan 2 SMP 98 dengan menggunakan teknik cluster sampling.
Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara status gizi dengan usia menarche tetapi ada hubungan antara aktivitas fisik dengan usia menarche. Peneliti merekomendasikan untuk memberikan informasi tentang menarche kepada masyarakat dan mempersiapkan ibu jika anaknya mengalami menarche yang lebih cepat.

Nowadays, average age of menarche is growing rapidly which are influenced by nutrition status and physical activity. The study aims are to determine the relationship between nutrition status and physical activity with age of menarche in women adolescent. This study used descriptive correlative design. This study sample are 87 girls in 5th and 6th grade elementary school Cijantung 03 and also 1st and 2nd grade junior high school 98 with used cluster sampling technique.
The results showed that no relationship was found between nutrition status with age of menarche but there was relationship between physical activity with age of menarche. Researcher suggested to give information about menarche to the community and to prepare the mother if her child has menarche faster.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S45765
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>