Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 159001 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Friska Dwita Elkarima
"Sinonimi adalah hubungan antarkata yang bermakna mirip. Penelitian ini membahas mengenai sinonimi dua adjektiva bahasa Jepang, yaitu kirei (綺麗) dan suteki (素敵). Meskipun memiliki beberapa padanan kata yang berbeda dalam bahasa Indonesia, para pemelajar asing yang belum terbiasa dengan penggunaan bahasa Jepang cukup kesulitan membedakan penggunaan kedua kata tersebut dalam kalimat. Oleh karena itu, penulis berfokus dalam menjelaskan kemiripan dan perbedaan maknanya serta mencermati potensi substitusi kedua kata tersebut. Dalam penelitian ini, lirik lagu digunakan sebagai data dan dianalisis menggunakan analisis komponen makna Nida dan normalitas relatif Cruse. Penelitian ini berbasiskan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode kuesioner dan wawancara sebagai instrumen pendukung analisis. Berdasarkan hasil analisis terhadap dua belas data, kata kirei (綺麗) dan suteki (素敵) memiliki kesamaan makna ‘keindahan yang enak dipandang’ dan juga perbedaan komponen maknanya yang dikelompokkan berdasarkan: (i) kata yang berkolokasi, (ii) penuansaan, dan (iii) sifat makna.

Synonymy is a relation of words that have similarity in meaning. This study discusses the synonymy of two Japanese adjectival nouns, kirei (綺麗) and suteki (素敵). Both are quite difficult to be distinguished the difference of using in sentences especially for foreign students who are not familiar with Japanese even though there are several word equivalents for both words in English. Therefore, this study focuses on explaining the similarities and differences in their meanings and the potential for their substitution. In this study, Japanese song lyrics is used as the data, and the data is analyzed using Nida’s componential analysis theory and Cruse’s relative normality concept. This study is based on qualitative research that using the questionnaire and interview methods to support the analysis. Based on the results of the analysis of twelve data, the words kirei (綺麗) and suteki (素敵) have the same component of ‘lovely’ and also different components which can be divided based on: (i) collocation, (ii) nuances, and (iii) meaning characters."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Friska Dwita Elkarima
"Sinonimi adalah hubungan antarkata yang bermakna mirip. Penelitian ini membahas mengenai sinonimi dua adjektiva bahasa Jepang, yaitu kirei (綺麗) dan suteki (素敵). Meskipun memiliki beberapa padanan kata yang berbeda dalam bahasa Indonesia, para pemelajar asing yang belum terbiasa dengan penggunaan bahasa Jepang cukup kesulitan membedakan penggunaan kedua kata tersebut dalam kalimat. Oleh karena itu, penulis berfokus dalam menjelaskan kemiripan dan perbedaan maknanya serta mencermati potensi substitusi kedua kata tersebut. Dalam penelitian ini, lirik lagu digunakan sebagai data dan dianalisis menggunakan analisis komponen makna Nida dan normalitas relatif Cruse. Penelitian ini berbasiskan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode kuesioner dan wawancara sebagai instrumen pendukung analisis. Berdasarkan hasil analisis terhadap dua belas data, kata kirei (綺麗) dan suteki (素敵) memiliki kesamaan makna ‘keindahan yang enak dipandang’ dan juga perbedaan komponen maknanya yang dikelompokkan berdasarkan: (i) kata yang berkolokasi, (ii) penuansaan, dan (iii) sifat makna.

Synonymy is a relation of words that have similarity in meaning. This study discusses the synonymy of two Japanese adjectival nouns, kirei (綺麗) and suteki (素敵). Both are quite difficult to be distinguished the difference of using in sentences especially for foreign students who are not familiar with Japanese even though there are several word equivalents for both words in English. Therefore, this study focuses on explaining the similarities and differences in their meanings and the potential for their substitution. In this study, Japanese song lyrics is used as the data, and the data is analyzed using Nida’s componential analysis theory and Cruse’s relative normality concept. This study is based on qualitative research that using the questionnaire and interview methods to support the analysis. Based on the results of the analysis of twelve data, the words kirei (綺麗) and suteki (素敵) have the same component of ‘lovely’ and also different components which can be divided based on: (i) collocation, (ii) nuances, and (iii) meaning characters."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tarani Girindraswari
"Sinonimi merupakan kemiripan makna beberapa kata. Pada penelitian ini dibahas hubungan sinonimi antara kata koi ? dan ai ? yang memiliki padanan kata yang sama dalam bahasa Indonesia, yakni lsquo;cinta rsquo;, dengan tujuan untuk menjelaskan perbedaan dan kemiripan makna antara kata koi ? lsquo;cinta rsquo; dan ai ? lsquo;cinta rsquo;. Peneliti menggunakan lirik lagu sebagai data dan data tersebut dianalisis menggunakan teknik analisis komponen makna dan normalitas relatif. Kedua kata tersebut merupakan sinonim karena memiliki komponen makna yang sama, tetapi juga memiliki komponen makna pembeda yang dikelompokan berdasarkan i partisipan, ii waktu, iii sifat makna, iv penuansaan, dan v kemampuan berkonjugasi.

Synonymy is similarity in meaning. This study is discussing the synonymy between koi and ai which has same translation in English, lsquo love rsquo , with explaining differences and similarity between koi lsquo love rsquo and ai lsquo love rsquo as the purpose. This study used Japanese songs lyrics as the data and the data is analyzed using componential analysis and relative normality. Both words are synonym to each other because having some components in common, but they also have different components which can be divided into groups based on i participants, ii time, iii meaning characters, iv ingestion, and v the ability to conjugate.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S67994
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ariani Pujilestari
"Topik yang diangkat dalam makalah ini adalah analisis sinonimi pada sepasang leksem nomina adjektiva bahasa Jepang. Masalah umum dari makalah ini adalah perbedaan yang ada pada sinonimi leksem nomina adjktiva, yaitu kouun (幸運) dan koufuku (幸福). Tujuan penulis membuat makalah ini adalah untuk menganalisis apakah kouun (幸運) dan koufuku (幸福) memiliki makna yang sepenuhnya sama, bagaimanakah penggunaan kouun (幸運) dan koufuku (幸福) di dalam kalimat, dan perbedaan apa yang ada pada kouun (幸運) dan koufuku (幸福) jika dianalisis dalam konteks kalimat. Hasil yang ditemukan oleh penulis dari penulisan makalah ini adalah kedua leksem kouun (幸運) dan koufuku (幸福) ini tidak sepenuhnya sama dan memiliki perbedaan. Kouun (幸運) lebih cenderung memiliki arti ‘beruntung’ dan koufuku (幸福) lebih cenderung memiliki arti ‘bahagia’. Oleh karena itu, kedua kata ini termasuk ke dalam kuasisinonimi dan faktor pembedanya adalah pada nuansa makna.

Topic of this paper is the synonym analyses of a pair of Japanese adjective noun words. General problem of this paper is the differences of adjective noun words, those are kouun (幸運) and koufuku (幸福). The purposes of this paper are to analyze whether kouun (幸運) and koufuku (幸福) has the same meaning entirely, how the use of kouun (幸運) and koufuku (幸福) in the sentences is, and what the differences of kouun (幸運) and koufuku (幸福) is, if it is analyzed in sentences. The result of this paper is both of kouun (幸運) and koufuku (幸福) are not entirely same and have differences. The meaning of kouun (幸運) is lucky and the meaning of koufuku (幸福) is happy. So, both of kouun (幸運) and koufuku (幸福) are classified in quasi-synonymy and the differentiating factor is nuance of meaning.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Pratiwi Sri Hayukartika
"Makalah ini mengangkat analisis sinonim verba bahasa Jepang. Masalah umum dari makalah ini adalah perbedaan yang ada pada sinonim verba narau (習う / belajar) dan benkyousuru (勉強する / belajar). Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menganalisis apakah narau (習う / belajar) dan benkyousuru (勉強する / belajar) memiliki perbedaan atau tidak, serta bagaimana verba narau (習う / belajar) dan benkyousuru (勉強する / belajar) digunakan di dalam kalimat. Hasil yang ditemukan oleh penulis adalah verba narau (習う / belajar) dan benkyousuru (勉強する / belajar) memiliki perbedaan makna maupun penggunaan. Narau (習う / belajar) cenderung dipakai untuk mempelajari hal-hal yang bersifat keterampilan, dimana untuk mempelajari keterampilan tersebut diperlukan latihan berulang-ulang, serta memerlukan pengajar. Verba benkyousuru (勉強する / belajar) cenderung memiliki makna belajar ilmu pengetahuan dan pelajaran di sekolah secara individual atau tanpa bantuan orang lain. Karena kemiripan maknanya tidak mutlak, maka kedua kata kerja ini termasuk ke dalam kuasisinonimi atau sinonimi parsial.

This paper explains the analysis of the synonym in Japanese verbs. General problem of this paper is the differences of two verbs; those are narau (習う) and benkyousuru (勉強する). The purposes of this paper are to analyze whether narau (習う) dan benkyousuru (勉強する) has any differences or not, and also to explain the usage of narau (習う) dan benkyousuru (勉強する) in the sentences. The result of this paper is both narau (習う) and benkyousuru (勉強する) have some differences both in meaning and usage. Narau (習う) is usually used for learning crafts or techinical abilities which needs continued practice and is used when there is a teacher. Meanwhile benkyousuru (勉強する) usually means studying knowledge and subjects in school individually or without the help of others. Because the similarities in these verbs are not absolute, therefore both narau (習う) and benkyousuru (勉強する) are classified in quasi-synonymy or partial synonymy."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Tasya Beviannisa Putri
"Tujuan dari penelitian ini adalah menjelaskan sinonimi kata kanshin dan kyoomi berupa persamaan dan perbedaan keduanya dalam kalimat bahasa Jepang. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan menggunakan analisis komponen makna, metode subtitusi, dan kuesioner. Berdasarkan pencermatan terhadap masing-masing lima data yang mengandung kata kanshin dan kata kyoomi, diperoleh persamaan makna lsquo;hal yang secara khusus menarik perhatian rsquo;. Selain itu, diperoleh tiga perbedaan konteks penggunaan kedua kata tersebut, yakni i perbedaan berdasarkan sifat, ii perbedaan berdasarkan subjek, dan iii perbedaan berdasarkan nuansa.

The purpose of this research is to explain synonymy between noun kanshin and kyoomi which are their similarities and differences in Japanese sentences. This research is based on qualitative research, use compositional analysis and substitution method along with questionnaire. Scrunity toward respectively five data containing noun kanshin and kyoomi obtained similarity on component meaning 'things that attract spesifically' and differences which are i difference based on the nature of noun, ii difference based on the subject, and iii difference based on the nuance.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S68517
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabilah Ayu Rahma Dwisiandri
"Makalah ini menganalisis sinonimi pada adverbia bahasa Jepang yang memiliki makna ‘akhirnya’. Masalah yang dibahas dalam penelitian ini yaitu persamaan dan perbedaan yang ada pada adverbia yatto, youyaku, dan tsuini. Data penelitian diperoleh dari tulisan-tulisan di Twitter yang mengandung kata yatto, youyaku, dan tsuini. Berdasarkan hasil analisis, yatto dan youyaku menunjukkan hasil akhir yang positif dan mengekspresikan emosi senang dan rasa lega pembicara. Adverbia tsuini lebih berfokus pada hasil akhir, dapat berupa sesuatu yang diharapkan maupun tidak, setelah mengalami proses yang panjang dan bertahap sehingga dapat juga mengekspresikan rasa kecewa pembicara. Hasil analisis dari penelitian ini diharapkan dapat membantu pembelajar bahasa Jepang di Indonesia untuk dapat menggunakan ketiga kata tersebut dengan benar.

This research problematizes synonymy in Japanese adverbs that have meaning of ‘finally’. This research analyzes the similarities and differences between yatto, youyaku, and tsuini. The source of the data is from Twitter that contain words yatto, youyaku, and tsuini. Based on the result of the analysis, yatto and youyaku show positive end results and express the speaker’s happy emotion and feeling of relief. Tsuini focuses more on the end result, whether it is something that is expected or not, after a long and gradual process thus it can also express the speaker’s disappointment. The result of this research is expected to help Japanese learners in Indonesia use these three words correctly."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Unversitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Isanah
"Sinonim adalah kata yang mempunyai kemiripan makna (Kiselyova 1966:90). Salah satu faktor penyebab terjadinya sinonim adalah karena proses serapan (borrowing). Pengenalan dengan bahasa lain membawa akibat penerimaan kata-kata baru yang sebenarnya sudah ada padanannya dalam bahasa sandhi. Bahasa Rusia dalam perkembangannya jugs menyerap kosa kata bahasa asing yang sebenamya sudah ada padanan. Kata-kata ini pada akhirnya membentuk sebuah perangkat sinonim. Menurut Ullman, suatu perangkat sinonim dapat dilihat polanya berdasarkan jumlah anggota perangkatnya, asal-usul anggota perangkatnya, dan perbedaan makna anggota perangkatnya. Berdasarkan jumlah anggota perangkatnya maka dapat dilihat polanya. Ada sinonim yang berpola dua, tiga, empat atau lebih. Berdasarkan asal-usul anggota perangkatnya dapat dilihat dari mana kata-kata tersebut diserap. Kata-kata serapan itu diserap dari bahasa Inggris, Latin, Perancis, dan lain-lain. Berdasarkan perbedaan makna anggota perangkat maka dapat dilihat bahwa kata-kata serapan tersebut ada yang mempunyai makna yang lebih luas, lebih sempit atau setara dengan kata-kata yang bersinonim dengannya. Menurut Hertzler kata serapan terjadi karena disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut adalah faktor hubungan sosial, pengaruh ilmu dan teknologi, perubahan politik, dan faktor ekonomi. Dari hasil penelitian terhadap 42 kata serapan maka dapat diambil kesimpulan sinonim yang berpola empat atau lebih 42, 85%, sinonim yang berasal dari bahasa bahasa Inggris 40,48%, makna lebih sempit 50,00%, dan kata serapan yang disebabkan karena faktor hubungan sosial 73,81%."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2006
S14901
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Swastika Tiosara Padma
"Penelitian ini berfokus pada pertanyaan deklaratif bahasa Jepang. Pertanyaan deklaratif berbeda dengan pertanyaan pada umumnya yang memiliki pemarkah leksikal interogativa dan pemarkah gramatikal ka. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui dan menjelaskan pertanyaan deklaratif dalam bahasa Jepang. Data penelitian ini diambil dari pertanyaan deklaratif dalam percakapan dalam anime Meitantei Conan Hiiro no Dangan. Alasan pemilihan sumber data ini adalah ditemukannya variasi pertanyaan deklaratif.
Penelitian ini disajikan dalam bentuk transkripsi bahasa Jepang yang diberi kodifikasi dan data diidentifikasi berdasarkan intonasi tuturan. Hasil dari penelitian menunjukkan terdapat 3 intonasi pertanyaan deklaratif bahasa Jepang, yaitu naik, datar, dan turun. Pertanyaan deklaratif intonasi naik memiliki pemarkah da, pemarkah adverbia inferensial, pemarkah adverbia potensial, dan tanpa pemarkah. Pertanyaan deklaratif intonasi datar memiliki pemarkah adverbia inferensial dan tanpa pemarkah. Sedangkan, pertanyaan deklaratif intonasi turun memiliki pemarkah da ̧pemarkah adverbia inferensial, pemarkah kata tanya sebelum kalimat pertanyaan, dan tanpa pemarkah.

This study focuses on Japanese declarative questions. Declarative questions are different from general questions which have interrogative lexical markers and grammatical markers ka. The purpose of this study is to identify and explain declarative questions in Japanese. The research data is taken from declarative question in anime Meitantei Conan Hiiro no Dangan. The reason for choosing this data source is the discovery of variations in declarative questions.
This research is presented in the form of a Japanese transcription which was codified and the data was identified based on the intonation of the speech. The result of this study shows that there are 3 intonations of Japanese declarative questions, namely up, flat, and down. Ascending intonation declarative questions have da marker, inferential adverb marker potential adverb marker, and no marker. Flat intonation declarative questions have inferential adverb marker and no marker. Meanwhile, descending intonation declarative questions have inferential adverb marker, Q-word marker before the question, and no marker.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Roget, Peter Mark, 1779-1869
London: Longmans, Green and Co., 1953
R 423.1 ROG t
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>