Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 79072 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Randito Ananta Pratama
"Serat daun nanas bisa menjadi pengganti penggunaan serat sintetis dikarenakan sifatnya yang ramah lingkungan dan tersedia di Indonesia. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh sifat mekanik papan komposit epoksi/serat daun nanas Subang dianyam. Komposit difabrikasi dengan variasi orientasi arah serat. Fabrikasi diawali dengan perlakuan alkali pada serat daun nanas Subang dan penganyaman. Fabrikasi komposit dengan metode hand lay-up kemudian diikuti dengan vacuum bagging. Hasil perhitungan densitas menunjukkan bahwa komposit epoksi/serat daun nanas Subang dengan orientasi arah 0°/0°/0°/0° dan 0°/90°/0°/90° termasuk dalam golongan papan serat kerapatan tinggi. Sifat Mekanik terbaik dimiliki oleh komposit epoksi/serat daun nanas Subang dengan orientasi arah serat 0°/0°/0°/0° yang memiliki kuat tarik sebesar (93,82 ± 22,48) MPa dan kuat lengkung sebesar (109,57 ± 8,11) MPa. Pengamatan dengan mikroskop optik menunjukkan bahwa serat daun nanas Subang dan epoksi menyatu dengan baik pada komposit epoksi/serat daun nanas Subang.

Pineapple leaf fiber can be a substitute for synthetic fiber’s usage due to its eco-friendly nature and its availability in Indonesia. The purpose of this research was to obtain mechanical properties of Subang pineapple leaf fiber/epoxy composite board. The composite was fabricated with two fiber orientations. Fabrication was started by alkalization treatment towards the Subang’s pineapple leaf’s fiber. Composite fabrication was conducted by hand lay-up, followed by vacuum bagging method. The density measurement results showed that the composite Subang Pineapple Leaf Fiber / Epoxy with fiber orientation of 0°/0°/0°/0° and 0°/90°/0°/90° were categorized as high density boards. The best mechanical properties owned by Subang pineapple leaf fiber/epoxy composite with 0°/0°/0°/0° fiber orientation thad had tensile strength of (93,82 ± 22,48) MPa and flexural strength of (109,57 ± 8,11) MPa. The observation using optical microscope showed that the Subang pineapple leaf fiber and Epoxy had a strong interface."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Frederik Palalio
"Komposit penguatan bahan alam karakternya ditentukan oleh sifat matrix, jenis penguat dan orientasi penguatnya. Material komposit dengan matrix polimer yang disebut dengan Polymer Matrix Composites (PMCs), yang diperkuat dengan material alam termasuk golongan natural composites. Bambu betung (dendrocalamus asper Schult) yang dikombinasikan dengan resin poliester sebagai matrix yang menghasilkan komposit penguatan bambu, yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, sekaligus pemanfaatan sumber daya alam yang ramah lingkungan. Hasil yang diperoleh dari karakterisasi bambu betung adalah sebagai berikut: kadar air 11,5 %, berat jenis (ρ) 1,25 gr/cm³, sudut pembasahan (wetability) 21º, kekuatan tarik 206 N/mm², MOE 6945 N/mm², kekuatan tekan 207 N/mm², kekuatan lentur 228 N/mm², MOR 6687 N/mm². Pada penelitian ini pembuatan komposit dengan metode hand lay up, komposit yang dibuat terdiri material komposit unidireksional dengan variabel fraksi volume 9, 18, 28, 38 dan 47 %, struktur komposit penguatan bambu woven roving bentuk lembaran dengan variabel fraksi volume 9, 19 dan 29 % serta struktur komposit penguatan bambu woven roving bentuk silinder dengan variabel fraksi volume 10, 20 dan 30 %.
Hasil karakterisasi komposit menunjukkan kekuatan optimum untuk materil komposit penguatan bambu unidireksional, kekuatan tarik 52,5 N/mm², MOE 2626 N/mm² pada fraksi volume 28 %, kekuatan tekan 82,7 N/mm² dan kekuatan lentur 54,5 N/mm², MOR 3740 N/mm² pada fraksi volume 38 %, kekuatan optimum untuk komposit penguatan bambu woven roving bentuk lembaran, kekuatan tarik 61 N/mm², MOE 2032 N/mm² pada fraksi volume 19 %, kekuatan tekan 63 N/mmP2P pada fraksi volume 29 %, kekuatan lentur 65 N/mm², MOR 3625 N/mm² pada fraksi volume 19 % serta kekuatan tekan optimum komposit penguatan bambu woven roving bentuk silinder 60,97 N/mm² pada fraksi volume 30 %. Struktur permukaan komposit diamati melalui Scanning Electron Microscope (SEM), dimana pengamatan mikrostruktur akan dikaitkan dengan gejala sifat mekanik yang terjadi.

The properties of reinforced bamboo composites is determined by characteristic of matrix, reinforcement and orientations. Polymer matrix composites (PMCs) were produced by combining polyester as matrix and Betung bamboo (dendrocalamus asper Schult) as nature materials used as a reinforcement. This nature materials is resourses beneficial and early found in the forest or wall wid environmental free. The analysis of betung bamboo were shows that water content of 11,5 % , materials density 1,25 gr/cm³, contact angle 21º, tensile strength 206 N/mm², modulus of elastisity (MOE) 6945 N/mm², compression strength 207 N/mm², flexural strength 228 N/mm² and modulus of repture (MOR) 6687 N/mm². The volume fraction of Betung bamboo varied from 9, 18, 28, 38 and 47 % vf for unidirectional reinforced while for woven roving plat reinforced for volume fraction varion from 9, 19 andB B 29 % vf, for woven roving cylinder reinforced volume fraction varion from 10, 20 and 30 % vf.
The results show that the optimum condition for unidirectional respectively tensile strength and MOE are 52,5 N/mm² and 2626 N/mm² for volume fraction of 28 % and compression strength of 82,7 N/mm², flexural strength and MOR are 54,5 N/mm² and 3740 N/mm² for volume fraction of 38 %. The structure of composites with woven roving plate reinforcement possessed tensile strength of 61 N/mm², MOE of 2032 N/mm² respectively with 19 % volume fraction, and compression strength of 63 N/mm² for volume fraction 28 %. At volume fraction of 19 % the optimum mechanical properties for flexural strength of 65 N/mm² and MOR is 3625 N/mm².The structure composites with woven roving cylinder owned optimum compression strength of 60,97 N/mm² for 30 % volume fraction. All of the microstructure of the composites are characterized by scanning electron microscope (SEM), where fenomenon of microstructure composites is coralated with mechanical performance of composites.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
T23788
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karlina Oktaviana Istiqomah
"Penambahan partikel nano SiC kedalam matriks Al6061 menghasilkan material komposit dengan kekuatan mekanis yang tinggi namun tetap mampu mempertahankan sifat ulet. Magnesium sebesar 10% Vf juga ditambahkan sebagai agen pembasah agar didapatkan ikatan yang kuat pada daerah antarmuka. Pada penelitian ini digunakan variasi penambahan partikel nano SiC sebesar 0,05%, 0,10%, 0,15%, 0,20% dan 0,30% untuk mengetahui titik optimal penambahan penguat. Hasil dari penelitian ini menunjukkan penambahan partikel nano SiC optimal di komposisi 0,15%, dengan kekuatan tarik 263,43 MPa, presentase elongasi 7,67%, kekerasan 56,5 HRB, dan harga impak sebesar 0,0550 J/mm2. Peningkatan kekuatan mekanis pada komposit dihasilkan dari kehadiran fasa penguat Mg2Si, distribusi partikel nano SiC yang merata, serta pembasahan yang baik antara matriks dan partikel penguat.

The addition of nano SiC particles to Al6061 matrix has enhancing the mechanical properties of metal matrix composite while the ductility properties still maintained. 10% Vf of magnesium were used as wetting agent to achieve strong interface bonding. In the present work, Al6061 reinforced with various amounts (0,05%, 0,10%, 0,15%, 0,20% and 0,30%) of nano SiC were prepared. Results of this study shows the optimum content of nano SiC in Al6061 matrix were 0,15% Vf, with UTS (Ultimate Tensile Strength) reached 263,43 MPa, 7,67% elongation, hardness up to 56,5 HRB, and 0,0550 J/mm2 impact value. The enhancement of mechanical properties of Al6061/SiC composite were influenced by the presence of Mg2Si phase, good distribution of nano SiC particles, and also good interface bonding between matrix and reinforce.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S65248
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oxford: Pergamon Press, 1984
620.11 MEC I
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Susilawati
"Dengan meningkatnya konstruksi dan pengembangan bangunan di dunia konstruksi, kita perlu mencari alternatif bahan dengan kualitas yang lebih baik. Harga bahan sangat dipengaruhi oleh peningkatan persyaratan dan keberadaannya di alam telah menurun. Banyak orang melakukan review untuk mencari bahan alternatif dengan kualitas baik dan harga lebih efisien. Buat komposisi yang ideal dan tambahkan bahan lain seperti serat yang dapat digunakan untuk mendapatkan kualitas bahan bangunan yang lebih baik. Dalam penelitian ini difokuskan pada batu bata dengan komposisi 15% semen, 55% pasir, 30% tanah liat, 12,5% air, 2,5 cm serat kelapa yang diperlakukan (luar penyimpanan) sebagai tanda banch dan dengan 2,5 cm serat kelapa yang tidak diolah (dalam ruangan) penyimpanan) sebagai bata pembanding. Persentase serat dari perangkat serat yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0%, 2%, 4% dan 6% dari massa semen.
Hasil tes kompresi bata optimal setelah 28 hari disimpan, dengan persen serat kelapa: 4% untuk keduanya, tanda banch dan bata perbandingan. Dengan hasil tes untuk tanda banch adalah 3,78 MPa, nilai ini 23,93% lebih tinggi dari batu bata dengan serat 0% (3,305 MPa). Dan hasil uji perbandingan bata adalah 5,305 MPa, 37,7% lebih tinggi dari komposisi dengan 0% serat kelapa. Standar uji kompresi bata menurut ASTM C67-a adalah 10,4 MPa.
Dalam modulus uji pecah untuk tanda banch dari bata, nilai rata-rata hasil tertinggi adalah 0,459 MPa dalam komposisi dengan 6% serat kelapa dan 28 hari penyimpanan. Nilainya 13,31% lebih tinggi dari batu bata dengan serat 0% (0,423 MPa). Sementara nilai modulus pecah tertinggi untuk bata pembanding adalah 0,901 MPa pada batu bata dengan penambahan 2% serat kelapa dan 28 hari penyimpanan, nilai ini meningkat 53,05% dari batu bata dengan serat 0%. Nilai standar ruptur modulus menurut ASTM C67-a adalah 3,5 MPa.
Kelembaban dan suhu ruang penyimpanan batu bata memiliki pengaruh dalam kelembaban batu bata. Bata dengan kerendahan hati yang rendah memiliki lebih banyak pori di bagian dalam dan daripada memiliki kerapatan rendah. Dari hasil pengujian, serat kelapa dalam komposisi batu bata dapat meningkatkan kekuatan karakteristik batu bata.

With the increasing construction and development of buildings in the construction world, we need to find alternative materials with better quality. Material prices are greatly affected by increased requirements and its presence in nature has decreased. Many people do a review to find alternative materials with good quality and more efficient prices. Create an ideal composition and add other materials such as fiber that can be used to get better quality building materials. In this study focused on bricks with a composition of 15% cement, 55% sand, 30% clay, 12.5% ​​water, 2.5 cm coconut fiber which is treated (outside storage) as a sign of banch and with 2.5 cm fiber Unprocessed coconut (indoor) storage) as a comparison brick. The percentage of fiber from the fiber device used in this study is 0%, 2%, 4% and 6% of the mass of cement.
Optimal brick compression results are stored after 28 days, with percent coconut fiber: 4% for both, banch marks and brick comparison. With the test result for the banch mark being 3.78 MPa, this value is 23.93% higher than bricks with 0% fiber (3.305 MPa). And the brick comparison test results are 5,305 MPa, 37.7% higher than the composition with 0% coconut fiber. The brick compression test standard according to ASTM C67-a is 10.4 MPa.
In the broken test modulus for banch marks from bricks, the highest average yield was 0.459 MPa in composition with 6% coconut fiber and 28 days of storage. The value is 13.31% higher than bricks with 0% fiber (0.423 MPa). While the highest breaking modulus value for comparison bricks is 0.901 MPa in bricks with the addition of 2% coconut fiber and 28 days of storage, this value increases 53.05% from bricks with 0% fiber. The standard value of the modulus rupture according to ASTM C67-a is 3.5 MPa.
The humidity and temperature of the brick storage room has an influence on the brick humidity. Bricks with low humility have more pores on the inside and than have low density. From the test results, coconut fiber in brick composition can increase the strength of brick characteristics.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2013
S70468
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shandy Puar Indo
"Benda Rumah Transmisi pada penelitian sebelumnya tidak memenuhi standar FC 300 JIS G 5501. Sehingga penelitian kali ini bertujuan untuk meningkatkan nilai yield casting dan memperbaiki kekuatan mekanis dari benda Rumah Transmisi agar dapat memenuhi standar.
Proses desain ulang diambil dari desain penelitian sebelumnya. Kemudian dilakukan simulasi pengecoran menggunakan z-cast. Setelah hasil simulasi didapat, proses pengecoran pun bisa dilakukan. Untuk memperbaiki kekuatan mekanis (kekuatan tarik dan kekerasan) yaitu, menurunkan unsur Silikon (Si) serta menaikan unsur Mangan (Mn) dari target komposisi material FC 300 sebelumnya.
Hasil penelitian desain ke-4 memiliki hasil terbaik, karena memiliki yield casting tinggi dan cacat shrinkage yang rendah saat simulasi pengecoran. Penambah yang digunakan Ø50 mm. Yield casting yang didapat setelah proses pengecoran yaitu 68.29% meningkat 9.29% dari yield casting sebelumnya. Penambahan unsur Mangan (Mn) 0.6%-1.0% dan menurunkan Silikon menjadi 1.8%-2.0% terlihat efektif meningkatkan kekuatan mekanis menjadi 271 N/mm2 untuk uji tarik dan uji kekerasan 286.5HB. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42788
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Iman Utama
"Kebutuhan penghematan energi dunia menuntut untuk melakukan peminimalisasian energi tak terlepas di bidang pengecoran. Penggunaan TWADI (Thin Wall Austempered Ductile Iron) yang didapatkan dari heat treatment TWDI (Thin Wall Ductile Iron) menjadi kandidat yang paling menarik karena ketangguhannya yang sangat tinggi serta biaya lebih murah dan tentunya lebih hemat energi dibandingkan aluminium. Dalam Pemrosesan TWDI menemui masalah yaitu perubahan grafit nodul menjadi flakes atau yang dikenal sebagai skin effect dimana skin akan menurunkan sifat mekanis dari TWDI.
Penelitian ini mempelajari pengaruh penambahan kadar nodulizer terhadap terbentuknya skin serta pengaruhnya terhadap sifat mekanis. Skin yang didapat pada penambahan 1,1 % nodulizer dengan tebal 40 µm lebih tipis dibandingkan 1 % nodulizer yang memiliki tebal skin 45 µm. Nilai UTS yang didapat oleh penambahan 1,1% nodulizer yaitu 416,5 MPa, lebih tinggi dibandingkan 1 % nodulizer sebesar 387,54 MPa, dimana hal tersebut sejalan dengan nodularitas yang lebih tinggi dengan penambahan 1,1 % nodulizer. Nilai elongasi kedua sampel tidak mencapai 10 % yang dikarenakan terbentuknya kolumnar karbida yang terbentuk dari berlebihnya kadar mangan pada kedua sampel.

Recent world energy condition obligates people to reduce quantity of energy useement especially ini casting process. Uses of Thin Wall Austempered Ductile Iron (TWADI), which is a heat treatment material from Thin Wall Ductile Iron (TWDI) , become a best candidate to replace aluminium in industry due to the fact of its high quality toughness and another mechanical properties, with low producing cost and also low energy production. One of the most issue that have been met in processing TWDI is a phenomenon that nodular graphites turn into flakes shape which will decrease large amount of mechanical properties.
This research is studying about the enhacement of content nodulizer for reducing skin thickness and also to increase mechanical properties. The addition of 1,1 % nodulizer that obtained shown an effective result with reducing 11 % thickness of skin compared to the thickness of addition 1 % nodulizer. The thickness of skin with addition 1,1% nodulizer is 40 µm, while with addition 1 % nodulizer is 45 µm. The UTS number that has been reached by 1,1 % nodulizer is 416,5 % MPa, which is bigger than the UTS of 1 % nodulizer in the amount of 387,54 MPa which also as a result of grater nodularity of 1,1 % nodulizer. The elongation of both sample have elongation below 10 %, as result of carbides that have been formed in the microstructure, because of excessive number of manganese.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S60137
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Febriyanti
"Permintaan terhadap munisi kaliber besar untuk kebutuhan bidang HanKam di dalam negeri sangat tinggi. Oleh karena itu, produsen harus mengimpor bahan baku Cu-Zn 70/30 dari luar negeri dengan harga yang tinggi. Hal ini yang menyebabkan produsen di dalam negeri berlomba untuk menguasai teknologi pembuatan selongsong peluru kaliber besar agar dapat meningkatkan kemandirian di bidang HanKam supaya biaya produksi menjadi lebih rendah. Salah satunya adalah menggunakan proses thixocasting untuk menghasilkan preform/mangkuk Cu-Zn 70/30 dari billet yang dilanjutkan dengan ironing. Keberhasilan proses ironing tergantung dari mampu bentuk dingin material Cu-Zn 70/30 yang digunakan. Oleh karena itu, pada penelitian ini dipelajari bagaimana meningkatkan mampu bentuk dingin dengan metode thermomechanical controlled processed menggunakan teknologi canai hangat. Teknologi canai hangat dilakukan dengan metode double pass reversible sebanyak 25% x 2, 30% x 2, dan 35% x 2 dengan variabel temperatur 300°C, 400°C, dan 500°C. Dengan melakukan pengamatan metalografi baik menggunakan optical microscope maupun FE-SEM, pengujian mekanik baik uji tarik maupun uji keras mikro vickers, dan pengujian mampu bentuk dengan swift test menghasilkan kesimpulan yaitu derajat deformasi aktual canai hangat yang dilakukan tidak sesuai dengan teoritis, namun dari variabel canai hangat yang dilakukan masih bisa dihasilkan sifat mampu bentuk terbaik yaitu pada benda uji yang dideformasi canai hangat di temperatur 500°C dengan derajat deformasi aktual sebesar 38.7%. Sifat mampu bentuk yang tinggi berhubungan dengan sifat mekanik dan struktur mikro yang dihasilkan yaitu ukuran butir halus mencapai 29 μm, berbentuk equiaxed dengan nilai GAR mencapai 1.2, dan nilai kekerasan mikro yang tinggi mencapai 155 HV. Selain itu, kekuatan UTS dan YS tertinggi masing-masing sebesar 533 MPa dan 435 MPa juga didapatkan dari benda uji yang dilakukan parameter deformasi canai hangat di temperatur 500°C dengan derajat deformasi aktual 38.7%. Sedangkan apabila dilihat dari sifat mampu bentuknya maka benda uji yang dideformasi canai hangat pada kondisi parameter ini memiliki nilai koefisien pengerasan regang yang tinggi sebesar 0.00228, nilai anisotropi normal rata-rata yang tinggi sebesar 0.5452, nilai anisotropi planar (Δr) yang rendah yaitu Δr<1 sebesar -0.42, LDR tinggi sebesar 2.625, dan tinggi mangkuk terbesar yaitu 10.31 mm.

The needs of high calibre munition for Indonesian army is very high. To fulfill this strategic requirement, the government has to import this munition even the price is very high. This condition stimulates local industry to obtain the latest technology to produce high calibre munition, especially on casing. It is expected that the price will be lower by producing high calibre munition in Indonesia. On of technology which is used to produce high calibre casing munition is thixocasting to produce pre-formed cup of Cu-Zn from billet then followed by ironing process. The quality result of ironoing process is mostly dependent on cold formability of Cu-Zn 70/30 material used. Therefore, this research focuses to study how to improve cold formability by implemented thermo mechanical controlled processed with warm rolling. Warm rolling is conducted on double pass reversible method with deformation 25% x 2, 30% x 2, and 35% x 2 at various temperatur 300°C, 400°C, and 500°C. The specimens are then examined and tested by several method such as metallography using optical microscopy and FE SEM, tensile test, vickers hardness test and swift test to observed cold formability. The result indicate that the aktual degree of deformasi of warm rolling can not be achieved as planned due to some problems with the equipment. However, the best formability can be measured, where the best formability is obtained for specimens which were warm rolled at temperatur 500oC with aktual deformation 38.7%. Formability is strongly related to the mechanical properties and its microstructure where the best formability obtained for the specimens which has 29 μm grain size in equiaxed form and has GAR value of 1.2, and maximmum hardness value is 155 HV. This specimen has UTS and YS maximum are 533 MPa and 435 MPa, maximum strain hardening coefficient 0.00228, average anisotropic 0.5452, anisotropic planar Δr<1 at -0.42, LDR maximum 2.625, and the height of cup is 10.31 mm.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T44720
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rr. Eva Wisna Agustin
"ABSTRAK
Penghubung geser spiral adalah salah satu jenis penghubung geser yang digunakan pada struktur komposit. Pengujian terhadap besarnya kekuatan penghubung geser spiral dilakukan dengan pengujian push out. Dari pengujian tersebut diperoleh grafik hubungan beban-slip yang kemudian dipergunakan sebagai input karakteristik link.. Link adalah elemen konektor dalam SAP2000 yang dipergunakan sebagai konektor pada balok komposit baja-beton.
Permodelan dilakukan pada 4 spesimen yang memiliki properti material dan karakteristik link yang berbeda satu sama lain. Hasil menunjukkan bahwa link pada program SAP2000 mampu mengidealisasikan perilaku dari penghubung geser spiral dengan kontrol validasi berupa lendutan hasil pengujian eksperimental yang dilakukan oleh Council of Scientific and Industrial Research Govt. of India New Delhi (1969).

ABSTRACT
Spiral shear connector is one of shear connector types used in composite structure. Shear connector capacity tests could be done by push out test. Those test results is a load-slip relationship curve that will be used as an input for link characteristic. Link is a connector element in SAP2000 used as a connector for steel-concrete composite beam.
Modelling of steel-concrete composite beam will be done for 4 specimens which has different material properties and link characteristics one anothers. Results show that link connector in SAP2000 could idealize the behaviour of spiral shear connector with validation control model using deflection from experimental test by Council of Scientific and Industrial Research Govt. of India New Delhi (1969)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T38641
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Hidayat
"Pendinginan laminar merupakan salah satu dari rangkaian proses pembuatan HRC, di dalamnya terpasang vertical spray. Fungsinya sebagai pembatas atau sebagai penahan air pendingin strip pada zone tertentu, sehingga air pendingin di zone tersebut tidak ikut terbawa ke zone berikutnya oleh laju strip. Selain itu berdampak lain kepada peningkatkan akurasi pencapaian temperatur penggulungan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari peri1aku pengaruh vertical spray terhadap pendinginan baja. Jenis baja yang diteliti dititik beratkan kepada baja ns G 3101 SS 400 sebagai bahan baku baja struktural umum (misal : jembatan, kapal dan rolling stocks). Percobaan dilakukan pada skala pabrik dan ska1a laboratorium untuk laku panas sebagai validasi konsistensi terbentuk tidaknya struktur mikro yang diakibatkan oleh pengaruh vertical spray. Jenis pengujian dilakukan meliputi: uji tarik, uji kekerasan, uji tumbuk Charpy, pemeriksaan metalografi dan uji fraktografi. Berdasarkan hasil percobaan dan pengujian diketahui bahwa dengan adanya turbulensi aliran dan penahanan air pendingin oleh vertical spray akan mengakibatkan laju pendinginan di permukaan atas strip lebih cepat sehingga mempengaruhi perilaku pendinginan baja selama di pendinginan laminar. Hal ini mengakibatkan terbentuknya struktur mikro dual fasa. Di fasa merupakan kombinasi struktur mikro bainite-like dan ferit-perlit normal. Dengan terbentuknya struktur rnikro dual fasa dalam satu ketebalan, mengakibatkan kekerasan tidak homogen antara daerah sisi atas dan bawah. Pengaruh lain dari vertical spray berdampak terhadap besar butir yang relatif lebih kecil, sedangkan fraksi perlit relatif sama.
Untuk meneliti terbentuk tidaknya struktur mikro bainite-like pada temperatur akhir 840°C dan temperatur penggulungan 640°C sesuai proses pembuatan HRC. Dilakukan percobaan perlakuan panas baja dengan temperatur 840°C dan diclinginkan kejut pada temperatur 640°C sebagai validasi percobaan skala pabrik. Hasil percobaan diketahui bahwa baja basil perlakuan panas tidak terdapat struktur mikro bainite-like dan besar butir terlihat relatif lebih kecil dibandingkan baja yang menggwtakan vertical spray.
Penelitian permukaan patah dengan uji fraktografi diketahui kedua baja menWljukkan pola patahan yang relatif sama yaitu patah dimpel sebagai indikasi patah ulet."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2001
T39670
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>