Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 185298 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aan Hidayat
"Penelitian ini dilakukan di awal tahun 2020 hingga pertengahan 2021 yang juga bertepatan pada masa pandemi Covid-19. Berkenaan denganisu kemiskinan dan proses pengembangan masyarakat yang bermata pencaharian sebagai petani kopi di Desa Mekarwangi. Sejak tahun 2000-an, masyarakat Desa Mekarwangi diperkenalkan kepada tanaman kopi yang cocok dan memiliki potensi besar untuk ditanam dan dikembangkan pada lingkungan mereka yang diperkenalkan oleh pemerintahan setempat pada saat itu. Hingga saat ini pertanian tersebut dapat tumbuh dan membudaya hingga kini. Penelitian ini mengungkap kondisi mereka yang memiliki pekerjaan utama sebagai petani kopi dan beberapa diantara mereka juga menanam sayuran. Daya saing pasar kopi di Indonesia juga semakin ketat saat ini, namun tidak berbanding lurus dengan kondisi kesejahteraan mereka. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pemilihan informan yang digunakan adalah purposive sampling dengan sasaran utama adalah petani dan pihak koperasi. Penelitian ini lakukan studi literatur, wawancara mendalam, dan observasi di Desa Mekarwangi sebagai teknik pengumpulan datanya. Untuk meningkatkan kualitas penelitian, dilakukan triangulasi kepada petani, kepala koperasi dan processor salah satu coffee shop. Hasil penelitian ini menguungkapkan komunitas petani kopi Desa Mekarwangi telah menerima beberapa upaya yang dilakukan oleh pemerintah dan juga organisasi non pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan mereka dengan industri kopinya. Setelah beberapa program berupaya mengintervensi komunitas tersebut, hasil yang didapatkan akan program tersebut kurang memuaskan komunitas petani kopi Desa Mekarwangi, sehingga terkadang mereka harus membantu satu dengan yang lainnya untuk dapat bertahan bersama menghadapi masalah yang mereka temukan.

This research conducted in early 2020 to mid-2021 which also coincided with pandemic Covid-19. Linked with poverty issues and the process of developing people who make a living as coffee farmers in Mekarwangi Village. Since the 2000s, the people of Mekarwangi Village have been introduced to coffee plants that are suitable and have great potential to be planted and developed in their environment (Mekarwangi Village), which was introduced by the local government at that time. Until recently, the agriculture can grow and become a culture.This study using a qualitative descriptive research type. The informant selection technique used was purposive sampling with farmers and cooperatives as its targets. This study did literature studies, in-depth interviews, and observations in Mekarwangi Village as data collection techniques. To improve the quality of research, triangulation was carried out on farmers, heads of cooperatives and processors of one coffee shop. This study reveals the condition of those who have a main job as coffee farmers and some of them also grow vegetables. The competitiveness of the coffee market in Indonesia is also getting tighter nowadays, but it is not directly proportional to the condition of their welfare. The results of this study reveal that the coffee farming community of Mekarwangi Village has been given several efforts made by the government and also non-governmental organizations to improve their welfare with the coffee industry. After several programs attempted to intervene in the community, the results obtained from the program were not satisfactory for the coffee farming community of Mekarwangi Village. In results, sometimes they had to help each other to survive together in facing the problems they found."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fadly Ilhami
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh dari pembiayaan mikro yang diberikan oleh bank perkreditan rakyat (BPR) dan bank pembiayaan rakyat syariah (BPRS) terhadap Perkembangan Keuangan dan Kesejahteraan Ekonomi (pertumbuhan ekonomi, kemiskinan, dan ketimpangan) di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data agregat pembiayaan BPRS dan BPR, simpanan perbankan, kredit perbankan, pertumbuhan ekonomi, ketimpangan dan kemiskinan yang ada di 33 provinsi di Indonesia dalam rentang tahun 2011-2021. Metode yang digunakan adalah regresi panel data menggunakan model FEM (robust) untuk dua model (growth dan gini) dan model REM untuk tiga model (depbank, credbank, dan poverty). Hasil penelitiannya adalah rasio pembiayaan mikro BPR berpengaruh negatif pada rasio simpanan perbankan terhadap pendapatan daerah, rasio kredit perbankan terhadap pendapatan daerah, dan ketimpangan, serta tidak signifikan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan. Sementara itu, rasio pembiayaan BPRS berpengaruh positif pada rasio simpanan perbankan terhadap pendapatan daerah dan ketimpangan, memberikan dampak negatif terhadap kemiskinan, dan tidak signifikan mempengaruhi rasio kredit perbankan terhadap pendapatan daerah dan pertumbuhan ekonomi. Diharapkan hasil ini dapat menjadi pertimbangan evaluasi dari pengaruh yang diberikan pembiayaan mikro oleh BPR dan BPRS yang ada di Indonesia.

This study aims to see the effect of micro financing provided by Rural Banks (BPR) and Islamic Rural Banks (BPRS) on financial development and economic welfare (economic growth, poverty, and inequality) in Indonesia. This study uses BPR and BPRS financing aggregate data, banking deposits, banking loans, economic growth, inequality and poverty in 33 provinces in Indonesia in the 2011-2021 range. The method used is data panel regression using a female FEM (Robust) for 2 models (growth and gini) and brake models for 3 models (depbank, credank, and poverty). The results of this research are the ratio of BPR micro financing negatively affect the ratio of banking deposits to regional income, banking credit ratios to regional income, and inequality, and does not significantly affect economic growth and poverty. Meanwhile, the BPRS financing ratio has a positive effect on the ratio of banking deposits to regional income and inequality, has a negative impact on poverty, and does not significantly affect the ratio of bank credit to regional income and economic growth. It is hoped that these results can be considered by the evaluation of the influence given by micro financing by BPRs and BPRS in Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ricky Wahyudi
"ABSTRAK
Dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat, maka diperlukan pembangunan secara kontinyu di berbagai bidang. Guna mengetahui tingkat kesejahteraan masyarakat di suatu wilayah, salah satunya dapat dilihat dari tingkat kerentanan kemiskinan di wilayah tersebut. Permasalahan kemiskinan bersifat kompleks dan multidimensional. Kemiskinan tidak hanya berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan pokok, namun dapat terkait pula dengan aksesibilitas serta kualitas kesehatan dan pendidikan masyarakat. Di samping itu, kondisi spasial juga dapat memengaruhi pola kemiskinan di berbagai wilayah. Pola kemiskinan di suatu wilayah dapat dipengaruhi oleh pola kemiskinan di wilayah lain yang bertetangga dengan wilayah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh dimensi kesehatan dan pendidikan terhadap kemiskinan dan mengidentifikasi efek spasial antarkecamatan terkait kualitas, kuantitas, pertumbuhan, serta kapasitas pelayanan kesehatan dan pendidikan dalam hubungannya dengan kondisi kemiskinan pada 47 kecamatan di Kabupaten Sukabumi. Penelitian dilakukan berdasarkan data sekunder yang diperoleh dari berbagai instansi dan lembaga, yang meliputi data demografi, data aksesibilitas dan spasial, serta data indikator dan fasilitas infrastruktur kesehatan dan pendidikan, dengan menggunakan metode estimasi regresi data panel klasik dan spasial serta analisis Skalogram dan Indeks Sentralitas Marshal ISM . Hasil estimasi menunjukkan bahwa model terbaik yang mampu menggambarkan pengaruh kesehatan dan pendidikan terhadap kemiskinan di Kabupaten Sukabumi adalah Spatial Durbin Model SDM . Model SDM ini membuktikan bahwa selain berpengaruh pada variabel terikat tingkat kemiskinan , efek spasial juga saling memengaruhi tujuh variabel bebas yang terdapat pada model persamaan, yaitu Angka Kematian Ibu AKI , Angka Kematian Bayi AKB , prevalensi gizi buruk balita, rasio fasilitas kesehatan ibu dan anak terhadap jumlah ibu dan balita, jumlah fasilitas kesehatan umum, Angka Partisipasi Kasar APK jenjang SMA, dan rasio fasilitas infrastruktur Sekolah Dasar sederajat terhadap jumlah penduduk usia 7-12 tahun. Sementara itu, hasil analisis Skalogram dan ISM menunjukkan bahwa efek spasial juga terlihat pada tingkat pertumbuhan serta kapasitas pelayanan fasilitas kesehatan dan pendidikan di Kabupaten Sukabumi, dimana wilayah-wilayah dengan corak perkotaan berada pada hierarki tertinggi.

ABSTRACT
Progressing to welfare society requires sustainable development on every sector. One of the key indicators to acknowledge society rsquo s welfare is the vulnerability poverty rate within the region. Poverty is complex and multidimensional. It is not entirely related to basic needs, but also accessibility and quality of health and education. In addition, spatial condition could influence poverty pattern surround the neighboring area. This study aims to analyze the health and education dimension on poverty and identify spatial effect among districts on quality, quantity, growth and capacity of health and education services in 47 districts in Sukabumi Regency. This study used data consist of demographic, accessibility and spatial data taken from certain agencies. These data were estimated and analyzed by classical and spatial data panel method, Scalogram and Marshal rsquo s Centrality Index MCI . The best model to describe the impact of health and education to poverty in Sukabumi Regency is Spatial Durbin Model SDM . This model proves spatial effect influenced not only poverty rate but also Maternal Mortality Rate MMR , Infant Mortality Rate IMR , child malnutrition prevalence, the ratio of maternal and child health facilities to the number of maternals and infants, general health facilities, Gross Enrollment Rate GER of Upper Secondary Education, and infrastructure ratio of elementary school to numbers of population age 7 12 years old. Meanwhile, Scalogram and MCI analysis result shows that spatial effect contribute to growth rate, health and education facilities and services in Sukabumi Regency where urban areas hold the highest hierarchy."
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devi Kartika Sari
"ABSTRAK
Kemiskinan merupakan suatu masalah yang perlu dicermati di setiap
negara. Di Indonesia, jumlah penduduk miskin yang telah tunm beberapa tahun
ini kembali mengalami peningkatan akibat berbagai macam krisis yang melanda
Indonesia. Kehidupan golongan miskin yang buruk dapat dilihat dari lingkungan
fisiknya, tempat tinggal, atau macam pekerjaannya. Umumnya mereka
berpendidikan rendah dan hanya memiliki keterampilan yang terbatas sehingga
menyulitkan mereka bekerja di sektor formal. Di perkotaan, penduduk miskin ini
merupakan kelompok yang heterogen yang seringkali dipandang sebagai
kelompok marjinal.
Berbagai pengalaman yang dirasakan selama hidup dalam kemiskinan
diasumsikan sedikit banyak turut mempengaruhi/)5yc/7o/ogjca/ well-being (PWB)
atau kesejahteraan psikologis mereka. Ross & Mirowsky (1989) dalam
penelitiannya mengemukakan bahwa status sosial ekonomi yang dimiliki individu
berpengaruh terhadap psychological distress dan psychological well-being
individu. Semakin rendah tingkat sosial ekonomi seseorang, maka kecenderungan
tingkat distress-nya semakin tinggi, dan semakin rendah PWB individu tersebut.
Beberapa penelitian menyimpulkan bahwa status sosial ekonomi yang rendah
tidak hanya dapat meningkatkan akibat yang negatif, tapi juga menurunkan
positive well-being individu (Ryff, 1996). Konsep PWB terbaru yang
dikemukakan oleh RyfT dapat memperlihatkan bagaimana penilaian individu
terhadap pencapaian potensi-potensi dlrinya pada saat ini, yang dipengaruhi oleh
pengalaman hidup dan harapan-harapan individu. Sebagai suatu konsep, PWB
terdiri dari enam dimensi, yakni dimensi penerimaan diri, otonomi, penguasaan
lingkungan, pertumbuhan pribadi, tujuan hidup, dan dimensi hubungan positif
dengan orang lain.
Menurut Lewis (1976), orang yang mengalami penderitaan ekonomi
selama bertahun-tahun lamanya memiliki potensi mengalami apa yang disebutnya sebagai budaya kemiskinan, yang ditandai dengan sikap yang fatalistik dan
aspirasi yang rendah. Beberapa teori mengenai kemiskinan mengemukakan sisi
negatif dari sifat-sifat orang miskin, seperti yang dikemukakan Argyle (1991),dan
pada teori yang menekankan nilai-nilai. Dalam teori-teori tersebut dijelaskan
bahwa orang miskin cenderung malas, tidak tekun, bergantung pada orang lain,
menutup diri, tidak mempunyai konsep mengenai hari esok, bersikap menerima
nasib, memiliki kontrol internal yang rendah dan berbagai pola perilaku yang
tidak sesuai atau dianggap buruk oleh golongan yang tidak miskin. Semua teoriteori
di atas memperlihatkan sifat-sifat buruk dari golongan miskin yang dapat
mempengaruhi dimensi-dimensi PWB.
Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini dibuat untuk memperoleh
gambaran yang lebih utuh dan mendalam mengenai gambaran PWB pada salah
satu kelompok miskin di perkotaan. Subyek penelitian ini adalah para pengemudi
becak berusia dewasa muda yang telah menarik becak minimal satu tahun
lamanya. Dipilihnya para pengemudi becak sebagai subyek penelitian karena
umumnya mereka memiliki karakteristik seperti orang miskin lainnya. Selain itu,
sejak awal keberadaannya hingga sekarang ini, pekeijaan menarik becak
seringkali menimbulkan kontroversi di tengah masyarakat.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif, dengan
pertimbangan bahwa pendekatan kualitatif dapat menggali secara lebih mendalam
penghayatan PWB dari setiap individu. Subyek penelitian ini beijumlah lima
orang. Pemilihan subyek dila^kan secara purposif melalui metode pengambilan
subyek bola salju (snowball/ chain sampling). Pengambilan data dilakukan
dengan metode wawancara mendalam (depth interview) ditambah dengan
observasi terhadap subyek dan tempat dilakukannya wawancara.
Dari hasil wawancara terhadap kelima subyek, dapat disimpulkan bahwa
kelima subyek memiliki gambaran PWB yang relatif baik. Secara berurutan, dapat
dilihat dari gambaran dimensi hubungan positif dengan orang lain, penguasaan
lingkungan, penerimaan diri, dan otonomi yang tampil cukup baik. Sedangkan
dua dimensi lainnya, yakni dimensi tujuan hidup dan pertumbuhan pribadi tampil
dengan kualitas yang kurang memuaskan. Secara umum dapat dikatakan bahwa
status pekeijaan yang rendah (sebagai tukang becak) atau tingkat sosial ekonomi
rendah temyata berperan cukup besar pada pertumbuhan pribadi dan tujuan hidup.
Sedangkan dimensi hubungan interpersonal tampaknya tidak terlalu berkaitan
dengan status pekeijaan yang rendah atau dengan tingkat sosial ekonomi subyek
yang rendah.
Berdasarkan hasil wawancara dengan kelimanya, diduga ada beberapa
faktor yang berkaitan dengan PWB mereka. Diantaranya adalah dukungan sosial,
beberapa variabel demografis, mekanisme perbandingan sosial dan pemusatan
psikologis, sistem nilai budaya Jawa/ sikap mental sebagian besar masyarakat
Indonesia, serta faktor kepribadian yang semuanya tampak cukup berperan
mempengaruhi pembentukan dimensi-dimensi PWB kelima subyek."
1999
S2772
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sisyanti
"ABSTRAK
Tesis ini membahas upaya pemenuhan kesejahteraan anak pemulung terkait kebutuhan dibidang pendidikan dan kesehatan anak yang dilakukan di Pusat kegiatan BelajarMasyarakat PKBM yang ada di komunitas pemulung di area Tempat Pembuangan Akhir TPA Sumur Batu Bantar Gebang Bekasi serta faktor risiko dan faktor pelindung padaanak pemulung yang mempengaruhi pemenuhan kesejahteraan anak pemulung. Penelitianini adalah penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif dengan informan darikepala sekolah dan guru PKBM, anak pemulung serta orangtua pemulung. Hasil penelitianmenggambarkan kondisi pendidikan dan kesehatan anak pemulung kemudian upaya yangdilakukan PKBM dalam rangka memenuhi kebutuhan pendidikan dan kesehatan, sertaadanya faktor risiko dan faktor pelindung yang mempengaruhi anak di setiap tingkatan darimicro-, meso- dan exo-system.

ABSTRACT
This thesis discusses fulfillment effort for child scavengers welfare that related to the needsin education and health, that conducted at Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat PKBM Community Learning Center in the scavenging community in the dumpsite area atSumur Batu Bantar Gebang Bekasi. discussed well as risk factors and protective factors inchild scavengers that affect the fulfillment of the child scavengers welfare. This researchused qualitative method with descriptive approach, the informant for this research is fromprincipal and teacher of PKBM, child scavengers and parent from child scavenger. Theresult of the study describes the condition of child scavengers education and health, andthan the efforts made by PKBM in order to fulfill the educational and health needs, as wellas the existence of risk factors and protective factors affecting children at every level ofmicro system, meso system and exo system"
2017
T48793
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Badan Pusat Statistik, 1999
R 315.98 BAD s
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Badan Pusat Statistik, 2001
R 315.98 BAD s
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Badan Pusat Statistik, 2002
R 315.98 BAD s
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Dema Amalia Putri
"Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bandung tahun 2007-2027 menetapkan Kawasan Gunung Patuha sebagai salah satu kawasan yang memiliki peran khusus untuk sektor pariwisata. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui daya tarik dan motivasi wisatawan pada objek wisata serta hubungan antara keduanya di Kawasan Gunung Patuha. Penilaian daya tarik objek wisata didasarkan kepada kelengkapan fasilitas wisata dan aksesibilitas. Sedangkan penilaian motivasi wisatawan didasarkan pada preferensi wisatawan, kebutuhan wisatawan, dan status perjalanan wisatawan. Variabel penelitian dianalisis menggunakan analisis spasial dan uji statistik chi square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa daya tarik objek wisata di kawasan tersebut bervariasi. Objek wisata dengan nilai daya tariknya tinggi memiliki kecenderungan berada pada lokasi yang saling berdekatan, sedangkan daya tarik sedang dan daya tarik rendah berada pada lokasi yang berjauhan. Wisatawan yang berkunjung di Kawasan Gunung Patuha didominasikan oleh tipe motivasi wisatawan semi pelancong. Motivasi wisatawan yang berkunjung pada objek wisata tidak dipengaruhi oleh daya tarik objek wisata berdasarkan kelengkapan fasilitas wisata. Hal ini dikarenakan meskipun objek wisata memiliki ketersediaan fasilitas wisata yang lengkap, wisatawan yang berkunjung terkadang hanya berfokus kepada atraksi yang disediakan dibandingkan pada kelengkapan fasilitas wisata tersebut.

The Bandung Regency Spatial Plan for 2007-2027 regulates The Patuha Mountain Area as one of the regions that has a special role for the tourism sector. This research was conducted to find out the attractiveness and motivation of tourists on tourist attractions as well as the relationship between them in The Patuha Mountain Area. Assessment of tourist attraction in accordance with the completeness of tourist facilities and accessibility. Meanwhile, assessment of tourist motivation based on tourist preferences, tourist needs, and tourists travel status. The research variables were analyzed using spatial analysis and chi square test statistics.
Results demonstrated that attractiveness of tourist attractions in the region varies. Tourist attraction with high attractiveness value are located in close proximity to each other, while medium and low attractiveness value are in far apart locations. Tourist motivation visiting The Patuha Mountain Area are dominated by flashpacker types and not influenced by the attractiveness value of tourist attractions based on the completeness of tourist facilities. It was because although tourist attraction has the availability of complete tourist facilities, tourists who visit sometimes only focus at the attractions provided compared to the complete tourist facilities.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>