Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 215103 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yosef Lefaan
"Paradigma pembangunan ekonomi telah diimplementasikan dalam pembangunan berkelanjutan di Regional Papua sejak awal pembangunan hingga sekarang. Dengan paradigma pembangunan ekonomi, berbagai aspek dalam perencanaan pembangunan didasarkan pada pertumbuhan ekonomi. Berbagai aspek perencanaan pembangunan tersebut termasuk sektor kelistrikan. Namun, perencanaan kelistrikan yang menggunakan pendekatan pertumbuhan ekonomi tersebut tidak dapat sepenuhnya diimplementasikan di Regional Papua. Hal ini disebabkan karena sektor industri belum berkembang, sektor perdagangan dan jasa masih relatif kecil dan tersebar, dan terdapat proses-proses transisi dalam berbagai aspek kehidupan Orang Asli Papua (OAP) yang tidak cukup terakomodasikan dalam model perencanaan sistem kelistrikan yang eksisting. Pendekatan berpikir sistem diterapkan dalam studi ini untuk penelusuran karakteristik geografis dan sosial budaya komunitas-komunitas OAP, dan tantangan-tantangan pembangunan yang dihadapi di masa lalu, masa sekarang, dan di masa depan di Regional Papua. Melalui penelusuran ini ditemukan lima tantangan pembangunan, sekaligus solusinya, yaitu melalui reorientasi paradigma dan pendekatan perencanaan pembangunan. Paradigma pembangunan manusia dan pendekatan perencanaan empiris diusulkan sebagai pilihan untuk menggantikan paradigma pembangunan ekonomi dan pendekatan perencanaan teknokratik. Berdasarkan paradigma pembangunan yang baru dan pendekatan perencanaan pembangunan yang baru, model sistem kelistrikan di Regional Papua dikembangkan. Model sistem kelistrikan yang dikembangkan didasarkan pada karakteristik wilayah dan karakteristik sosial budaya OAP. Model sistem kelistrikan yang dikembangkan merupakan model sistem dinamik. Pemodelan dan simulasi sistem kelistrikan dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak Powersim Studio. Model sistem kelistrikan ini digunakan untuk memproyeksikan peningkatan indeks pembangunan manusia, kebutuhan listrik, dan kapasitas terpasang pembangkit listrik 2016-2050 di Regional Papua melalui simulasi model. Simulasi model sistem kelistrikan dilakukan dengan menggunakan tiga skenario, yaitu: skenario BaU, moderat, dan optimistik skenario. Berdasarkan skenario terbaik (skenario optimistik), diperoleh IPM, kebutuhan listrik, dan kapasitas terpasang pembangkit listrik 2016-2050 di masing-masing kabupaten dan kota. IPM tetinggi pada 2050 adalah 94.83 dan terendah 63,83, masing-masing di Kota Sorong Wilayah Adat Domberai dan di Kabupaten Mappi Wilayah Adat Ha Anim. Kebutuhan listrik tertinggi pada 2050 adalah 1.137.746 MWh, dan terendah adalah 14.737 MWh, masing-masing di Kota Sorong Wilayah Adat Domberai, dan di Kabupaten Supiori Wilayah Adat Saereri. Kapasitas terpasang pembangkit listrik pada 2050 tertinggi adalah 294,11 MW, dan terendah 4,56 MW, masing-masing di Kota Sorong Wilayah Adat Domberai, dan di Kabuaten Supiori Wilayah Adat Saereri.

The economic development paradigm has been implemented in sustainable development in the Papua Region from the beginning until now. With the economic development paradigm various aspects of development planning are based on economic growth. The various aspects of development planning are including the electricity sector. However, electricity planning using the approach of economic growth cannot be entirely implemented in the Papua Region. This is because the industrial sector has not yet developed, the trade and service sectors are relatively small and scattered, and there are transition processes in various aspects of the life of the Orang Asli Papua (OAP) that are not adequately accommodated in the existing electricity system planning model. A system thinking approach applied in this study to trace the geographical and socio-cultural characteristics of the OAP communities, and the development challenges faced in the past, present, and the future in the Papua Region. By this tracing, the five development challenges in the Regional Papua found, at the same time a solution was found, namely by the paradigm reorientation and the development planning approach. The human development paradigm and empirical planning approach are proposed as an option to replace the economic development paradigm and the technocratic planning approach. Based on the new development paradigm and the new development planning approach, the electrical system model in Papua Region developed. The electrical system model developed based on territories and the social culture characteristics of the OAP. The electrical system model developed is the system dynamics model. Modeling and simulation of the electrical system are carried out using Powersim Studio software. This electrical system model is used to project an increase in the Human Development Index (HDI), electricity demand, and installed capacity of the 2016-2050 power plants in Regional Papua through simulation models. Electrical system model simulations are executed using 3 (three) scenarios, namely: BaU, moderate, and optimistic scenarios. Based on the best simulation scenario (optimistic scenario), the results of HDI, the electrical demand, and the installed capacity of the power plant in 2016-2050 in each regency and municipality are obtained. The highest HDI in 2050 was 94.83, and the lowest was 63.87, respectively was Sorong Municipality, in Domberai Custom Territory, and Mappi Regency, in Ha Anim Custom Territory. The highest electricity demand in 2050 was 1,137,746 MWh, and the lowest was 14,737 MWh, respectively is Sorong Municipality, in Domberai Custom Territory, and Supiori Municipality, in Saereri Custom Territory. The highest installed capacity of the power plant in 2050 was 294.11 MW, and the lowest was 4.59 MW, respectively was Sorong Municipality, in Domberai Custom Territory, and Supiori Regency, in Saereri Custom Territory."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tsalsabilla Winny Junika
"ABSTRAK

Untuk menunjang pemantauan konsentrasi manusia, perlu adanya pemahaman mengenai respon sinyal dari EEG terhadap dua kondisi manusia ya itu saat sedang konsentrasi penuh dan konsentrasi tidak penuh (adanya distraksi). Dalam mengolah data sinyal EEG tersebut, dibutuhkan metode algoritma dan klasifikasi sinyal untuk mendapatkan hasil data sinyal dari dua kondisi tersebut. Pada penelitian ini akan dijelaskan tentang sistem perancangan pendeteksian konsentrasi manusia berdasarkan sinyal EEG. Metode yang digunakan adalah Fast Fourier Transform (FFT) dan Discrete Wavelet Transform (DWT) sedangkan dalam algoritma klasifikasinya menggunakan Support Vector Machine (SVM). Hasil yang telah didapatkan dalam pengujian ini adalah SVM lebih mampu untuk mengklasifikasikan sistem dengan kernel RBF menggunakan 30% holdout validation. Keakurasian dari sistem ini adalah 91% pada metode DWT dan 72% pada metode FFT. Sehingga, dari kedua ekstraksi metode FFT dan DWT, yang memiliki nilai ekstraksi terbaik adalah DWT.


ABSTRACT
To support the monitoring focused human concentration, there is a need to understand the response of signals from EEG in two conditions which are when human is in full concentration and less concentration (presence of distraction).  To process those EEG signal data, an algorithm method and classification is needed to get the results of signal data from these two conditions In this research, the system of detecting design of human concentration levels based on EEG signals will be explained. The used methods are Fast Fourier Transform (FFT) and Discrete Wavelet Transform (DWT) while the classification algorithm uses Support Vector Machine (SVM).  The result of this research shows that by using SVM, a much more reliable result is achieved when a kernel RBF is used with 30% holdout validation. The result of the aforementioned method yields a 91% accuracy with DWT method and a 72% accuracy with FFT. 

 

"
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kriska Setyawati
"Ketersediaan dan kemudahan akses energi di daerah remote Indonesia masih belum cukup baik, hal ini merupakan suatu permasalahan yang serius. Oleh karena itu perlu adanya sistem terintegrasi yang menghasilkan multi utilitas dalam menghasilkan energi untuk memenuhi kebutuhan lokal. Sistem poligenerasi merupakan salah satu jawaban dari tantangan tersebut yang dibahas dalam penelitian ini.
Dalam penelitian ini dilakukan perbandingan antara efisiensi energi pada sistem pembangkit listrik berbahan bakar gas yang beroperasi secara standalone dibandingkan dengan menggunakan sistem poligenerasi yang dapat menghasilkan multi utilitas berdasarkan analisis teknis dan ekonomi. Utilitas yang dihasilkan berupa energi listrik, pendingin dan pemanas. Sistem poligenerasi ini disimulasikan dengan perangkat lunak Unisim Design R390.1 dan dianalisis secara tekno-ekonomi.
Hasil yang diperolah menunjukkan bahwa sistem poligenerasi dapat meningkatkan efisiensi sistem pembangkit listrik sebesar 26,89% dari efisiensi pembangkit listrik standalone  32,9% menjadi 59,7% setelah mengimplementasikan sistem poligenerasi serta menurunkan tarif listrik pembangkit standalone dibandingkan dengan skema bisnis Special Purpose Company dengan Insentif Finansial dan Insentif Fiskal (SPC IFN IFC) sebesar 36,2%.

The availability and easy of energy access in Indonesias remote areas are still not good enough, this is a serious problem. Therefore it is necessary to have an integrated system that produces multi-utility in producing energy to meet local needs. The polygeneration system is one of the answers to the challenges discussed in this study.
In this study a comparison between energy efficiency in a gas-fired power plant system that operates in a standalone operation compared to a polygeneration system that can produce multi-utility based on technical and economic analysis. The output utilities are electricity, cooling and heating. This polygeneration system is simulated with Unisim Design R390.1 software and analyzed technically and economically.
The results showed that the polygeneration system could increase the efficiency of the power generation system by 26.89% from the efficiency of the standalone power plant 32.9% to 59.7% after implementing the polygeneration system as well as reducing the standalone generator electricity tariff compared to the Special Purpose Company scheme with Financial Incentives and Fiscal Incentives (SPC IFN IFC) of 36.2%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T52382
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alif Jayadi
"Penyediaan listrik berkelanjutan sangat penting dalam industri ketenagalistrikan saat ini. Berkelanjutan berarti sistem dapat menyediakan listrik dengan keandalan tinggi, biaya minimum, dan juga rendah emisi. Perencanaan ketenagalistrikan di sisi pembangkit listrik merupakan fase penting dimana rumusan skenario yang tepat dikembangkan untuk mengetahui pasokan listrik terbaik di masa depan. Penelitian ini menyajikan analisis dan rekomendasi strategi untuk merencanakan pasokan listrik berkelanjutan dari sistem kelistrikan Kalimantan Timur hingga tahun 2038. Metodologi yang digunakan adalah pemodelan untuk menggambarkan bagaimana pasokan dan permintaan listrik bekerja di daerah tersebut diikuti dengan simulasi untuk mendapatkan gambaran dampak serangkaian skenario di masa depan. LEAP (Long-range Energy Alternative Planning) adalah perangkat lunak yang dapat menilai kriteria keberlanjutan dipilih sebagai instrumen untuk mengembangkan model dan mensimulasikannya. 
Skenario yang dikembangkan adalah representasi dari strategi yang menggabungkan pemilihan jenis pembangkit, metode operasi pembangkit, dan jenis teknologi pembangkit listrik rendah emisi, terutama Pembangkit Listrik Berbahan Bakar Batubara Ultra Super Critical (USC) dan pembangkit energi terbarukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) sebagai skenario dasar tidak dapat memenuhi cadangan kapasitas sistem minimal 30% dari 2019-2038. Skenario Biaya Terendah (Least Cost) pada tahun 2038 memproyeksikan pembangkitan listrik sebesar 18,9 TWh dengan biaya paling rendah yaitu sebesar 869,96 juta USD dan emisi gas rumah kaca lebih rendah dari skenario dasar sebesar 8,72 juta ton CO2-eq. Skenario Rendah Emisi memiliki biaya produksi yang sedikit lebih tinggi untuk total output yang sama sebesar 876,74 juta USD tetapi dengan selisih tingkat emisi yang lebih rendah 2,77 juta ton atau sebesar 5,95 juta ton CO2. 

Provision of sustainable electricity is very important in the electricity industry today. Sustainability means how the system can provide electricity with high reliability, minimum cost, and at the same time also low emissions. Electricity planning in the power generation side is an essential phase that an appropriate scenario formula is developed to figure out the best electricity supply in the future. This study presents an analysis and recommendation of strategies in order to plan sustainable electricity supply of East Kalimantan electricity system up to year 2038. The methodology used is modeling to describe how supply and demand of electricity works in the area followed by simulations to get the picture of impacts the series of scenarios in the future. LEAP (Long-range Energy Alternative Planning) as one of the tool that is able to assess sustainability is chosen as instrument to develop model and simulate it.
The scenario developed is a representation of a strategy that combines the selection of types of plants, economic dispatch methods and types of low emission generating technologies, especially the Ultra Super Critical (USC) Coal Fired Power Plant and renewable energy. The results show that Electricity Supply Business Plan (Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik - RUPTL) as a base case scenario does not able to meet the system reserve margin of at least 30% from 2019 - 2038. The Least Cost scenario in 2038 projected electricity generation of 18.9 TWh with the least cost of 869,9 million USD and GHG emissions lower than base scenario of 8.72 million tons CO2-eq. The Low Emission scenario have slightly higher production costs for the same total output of 876,7 million USD but with a lower emission level difference of 2,77 million tons equal to 5.95 million tons of CO2. 
"
2019
T53197
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadhya Fadlillah
" ABSTRAK
Di Indonesia, Jaminan Kesehatan Nasional merupakan salah satu program jaminan sosial berupa perlindungan kesehatan, yang diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial BPJS Kesehatan dan wajib diikuti oleh seluruh rakyat Indonesia. Salah satu sistem pembayaran yang digunakan untuk klaim-klaim yang berasal dari fasilitas kesehatan seperti rumah sakit adalah Indonesia-Case Based Groups INA-CBGs , yaitu sistem pembayaran prospektif yang ditetapkan berdasarkan pengelompokkan diagnosis dan prosedur, tanpa memperhitungkan jenis dan jumlah pelayanan kesehatan yang diberikan. Penelitian ini bertujuan untuk memodelkan aggregate klaim pada pelayanan kesehatab rawat inap kelas III di rumah sakit dengan menggunakan model Compound, yang terdiri dari model besar klaim yang diperoleh dari besar biaya yang dikeluarkan oleh rumah sakit selama proses pemberian pelayanan kesehatan dengan menggunakan distribusi gamma sebagai kasus khusus dari Generalized Linear Models GLM . Sedangkan model frekuensi klaim diperoleh dari banyaknya kejadian yang terjadi pada setiap kelompok kasus dengan menggunakan regresi Poisson sebagai kasus khusus dari Generalized Linear Models GLM . Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data klaim pelayanan rawat inap kelas III selama tahun 2014 pada salah satu rumah sakit tipe D di Regional V. Dalam model frekuensi klaim, faktor-faktor yang secara signifikan mempengaruhi antara lain adalah kode INA-CBGs, kategori umur pasien dan kategori cara pulang pasien. Sedangkan faktor faktor yang secara signifikan mempengaruhi model besaran klaim adalah kode INA-CBGs, jenis kelamin, kategori umur pasien dan kategori cara pulang pasien.
ABSTRACT In Indonesia, national health insurance is a social security program for health protection, held by Social Security Institution of Health and all Indonesian people must be participated in it. The payment system that used to pay claim for health facilities such as hospital is Indonesia Case Based Groups INA CBGs , i.e. prospective payment system which set from diagnose, procedure, and severity level grouping, without counting the kinds and amount of health services provided. Case Based Groups CBGs is the way patient care is paid, based on diagnosis and procedure, which will be relatively the same amount. This research aims to construct the total loss model for inpatients who have services in hospital using compound model, where its claim cost model for every cases constructed from the amount of the tariff issued by hospital during the treatment period using Gamma regression as a special case of Generalized Linear Models GLM and give the result that the influence factor are category of inpatient disease INA CBGs code , sex, category of age, and last status of inpatient category. While, frequency claim model constructed from frequency case groups happened in hospital using GLM Poisson and the factor that influence are category of inpatient disease INA CBGs code , sex, category of age, and last status of inpatient category. The data used in this research is inpatient claim data during 2014 in a D type hospital on Regional V."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
S66201
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Istiqomah
"ABSTRAK
Pertumbuhan ekonomi wilayah di satu sisi dimotori oleh salah satunya modal manusia sedangkan di sisi lain pertumbuhan ekonomi itu sendiri memicu kesenjangan yang berakibat pada kesejahteraan manusia, sehingga dalam penelitian ini ingin mengetahui konstruksi spasial antara kesenjangan ekonomi dan pembangunan modal manusia di Provinsi Jawa Timur. Penelitian ini menggunakan analisis location quotient LQ , gini ratio, dan tipologi klassen dalam menemukan kondisi kesenjangan dan membangun konstruksi dengan menggunakan analisis deskriptif. Konstruksi spasial antara kesenjangan pembangunan ekonomi wilayah dan modal manusia menunjukkan pola daerah maju dengan modal manusia tinggi terpusat di sekitar Kota Surabaya, hal ini dipengaruhi oleh posisinya sebagai pusat pemerintahan, pelayanan, atau letaknya yang berdekatan dengan pusat pertumbuhan, dimana faktor kepadatan penduduk dan struktur ekonomi mempengaruhi pertumbuhan ekonomi wilayah tersebut, sedangkan daerah tertinggal dengan modal manusia rendah mendominasi sebagian besar wilayah di Propinsi Jawa Timur yang memiliki karakteristik rural dengan basis sektor primer yang dipengaruhi oleh rendahnya kepadatan penduduk dan kualitas pembangunan manusia, terbatasnya aksesibilitas dan belum masuknya teknologi dalam pengelolaan sumber daya alam.

ABSTRACT
Regional economic development driven by human capital, while on the other hand economic development itself trigger gaps that result in human well being, so this study wanted to know spatial construction between economic inequality and human capital development in East Java Province. This study uses Location Quotient analysis LQ , Gini ratio, and Klassen typology in finding gaps and building construction conditions by using descriptive analysis. Construction spatial between regional economic development and human capital disparities shows the pattern where rapid growth high human capital region centered around Surabaya city, it is influenced by its position as a center of government, services, and located adjacent to the center of growth, where population density and economic structure factor affect economic growth of this region, while relatively backward region low human capital region dominates most areas in East Java Province which has rural characteristics and primary sectors base that are affected by low population density and quality of human development, limited accessibility and limited technology in management of natural resources."
2016
T47121
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lilie Syahrina
"Tren peningkatan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam administrasi dan layanan pemerintahan dalam beberapa tahun terakhir dan kehadiran Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2022 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan menekankan pentingnya pemanfaatan sistem pemerintahan-ke-pemerintahan dalam pelaksanaan dekonsentrasi di Indonesia. Kehadiran peraturan tersebut mengamanatkan perubahan dalam tata kelola pelaporan dan evaluasi pelaksanaan dekonsentrasi selama ini dari manual menjadi secara elektronik. Skripsi ini bertujuan untuk menjelaskan tingkat penerimaan pengguna atas adopsi e-Dekonsentrasi sebagai sistem pemerintahan-kepemerintahan pada pelaksanaan dekonsentrasi Kementerian PPN/Bappenas tahun anggaran 2022. Penelitian ini mengacu pada UMEGA dari Dwivedi et al. (2017) dengan penambahan dua dimensi dari Rai, Ramamritham, dan Jana (2020). Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dan desain eksplanatori, dengan teknik pengumpulan data primer berupa kuesioner skala Likert empat poin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerimaan pengguna atas adopsi e-Dekonsentrasi pada tingkat variabel maupun setiap dimensinya berada pada kategori Tinggi. Namun, hasil triangulasi data menemukan masih adanya permasalahan pada masing-masing dimensi. Penelitian menyarankan agar dilakukannya upaya penguatan pada dimensi Transparency dengan menyegerakan penyusunan dan penegakan instrumen hadiah dan hukuman terkait penggunaan sistem dan Commitment from Leadership dengan melakukan evaluasi komprehensif untuk mengidentifikasi akar permasalahan dalam keterlambatan penyampaian laporan dari Bappeda provinsi kepada Kementerian PPN/Bappenas yang terus terjadi.

The increasing trend of information and communication technology utilization in government administration and services in recent years and the presence of Government Regulation No. 19 Year 2022 on Deconcentration and Assistance Tasks emphasize the importance of utilizing government-to-government systems in implementing deconcentration in Indonesia. The regulation mandates a comprehensive change in the governance of reporting and evaluation of deconcentration implementation from manual to electronic. This research aims to explain the level of user acceptance of e-Dekonsentrasi adoption as a government-to-government system in the implementation of the deconcentration of the Ministry of National Development Planning/Bappenas in fiscal year 2022. This research refers to the UMEGA from Dwivedi et al. (2017) with the addition of two dimensions from Rai, Ramamritham, and Jana (2020). The study used a quantitative approach and explanatory design, with four-point Likert scale questionnaire as the primary data collection technique. The results showed that the user acceptance of e-Dekonsentrasi adoption was in the High category at the variable level and each dimension. However, the results of data triangulation found that there are still problems in each dimension. The research suggests that efforts should be made to strengthen the Transparency dimension by hastening the process of preparing and enforcing reward and punishment instruments related to the system use and Commitment from Leadership dimension by conducting a comprehensive evaluation to identify the root causes of the delay in submitting reports from the provincial Bappeda to the Ministry of National Development Planning/Bappenas that continue to occur."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Regina Dhamayanti
"Kebutuhan energi Indonesia terus meningkat seiring dengan perkembangan di beberapa faktor yang mempengaruhinya seperti populasi, partumbuhan ekonomi, teknologi, juga harga energi. Kebutuhan energi final Indonesia pada 2025 diproyeksikan mencapai 248,4 MTOE. Pada saat yang sama, pemerintah Indonesia menyadari pentingnya pembangunan berkelanjutan, yang berkaitan dengan lingkungan. Kebutuhan energi yang besar dan kesadaran terhadap pembangunan berkelanjutan ini menjadi faktor pendorong bagi pemerintah Indonesia untuk membuat suatu target kontribusi energi baru dan terbarukan EBT pada bauran energi final dan untuk menetapkan beberapa kebijakan untuk mendukung usaha untuk mencapai target tersebut. Akan tetapi, ada beberapa tantangan dalam implementasi aturan-aturan ini seperti skema bisnis dan insentif yang dianggap kurang menarik bagi investor, kecenderungan proyek EBT yang kecil dan tersebar di area-area berbeda dan beberapa tantangan lain. Jadi, penelitian ini bertujuan untuk memberi pengertian mengenai dinamika sistem, variabel, dan hubungan mereka dalam pengembangan EBT di Indonesia, khususnya terkait dengan kebijakan mengenai harga jual listrik dari pembangkit listrik swasta ke PT. PLN menggunakan pendekatan sistem dinamis dengan studi kasus di Jawa Barat. Dengan melakukan simulasi, diketahui bahwa pertumbuhan ekonomi, kesenjangan antara permintaan dan kapasitas penyediaan, dan keuntungan investasi merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan energi terbarukan. Sementara, pengembangan energi terbarukan sendiri dapat mempengaruhi jumlah lapangan pekerjaan dan total emisi yang dikeluarkan.

Indonesias energy demand keeps on increasing due to the development in some main influencing factors such as population growth, economic growth, technology development, as well as energy price. Indonesia rsquo s final energy demand in 2025 is projected to reach 248.4 MTOE. At the same time, Indonesian government is concerned about the importance of sustainable development, which is related to environment. The big amount of energy demand and the concern to sustainable development have been the push factors of Indonesias government to create a target of new and renewable energys NRE contribution in the final energy mix and to enact some policies to support the effort to reach the target. However, there are some challenges in the implementation of these regulations such as business scheme and incentive that is perceived to be not lucrative enough by investors, the tendency of NRE development projects to be small and scattered in different areas and some other challenges. Thus, this research aims to understand the dynamics of the system, variables and their interconnections in the development of NRE in Indonesia, especially related to policies about electricity selling price from power producers to State Electricity Company PT. PLN using system dynamics approach with the study case in East Java. By running the simulation, it is found that economy growth, energy supply demand gap and investment profitability are influencing factors to renewable energy development. Meanwhile, renewable energy itself affects the amount of job creation and total emission emitted.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Muhammad Ridwan
"Studi ini dilakukan untuk mengetahui dampak dari ketersediaan infrastruktur jalan, listrik, dan air terhadap perkembangan ekonomi regional di Indonesia melalui beberapa analisis regresi panel data dengan menggunakan data yang terdiri dari 33 provinsi pada periode 2006 hingga 2016. Selain itu, dilakukan juga analisis dengan menggunakan regresi panel data dinamik untuk mengetahui konvergensi antarprovinsi selama periode studi. Berdasarkan hasil analisis model fixed effects, jumlah distribusi listrik per kapita dan persentase rumah tangga dengan akses air minum layak (proxy untuk variabel infrastruktur listrik dan air) memiliki dampak yang positif dan signifikan terhadap ekonomi regional. Di sisi lain, hasil analisis regresi panel data dinamik dengan menggunakan estimator Arellano-Bond menunjukkan bahwa panjang jalan per kapita dan jumlah distribusi listrik per kapita (proxy untuk variabel jalan dan listrik) memiliki dampak yang positif dan signifikan terhadap ekonomi regional dengan elastisitas sebesar 0.134 dan 0.120, berturut-turut. Hasil analisis juga menunjukkan terjadinya conditional β-convergence antarprovinsi. Dengan kata lain, provinsi dengan pendapatan lebih rendah cendering memiliki pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dibandingan provinsi dengan pendapatan lebih tinggi selama periode studi. Hasil-hasil tersebut menunjukkan peran penting dari infrastruktur dalam pembangunan ekonomi regional.

By conducting several panel data regression analyses with a panel data set of 33 provinces from 2006 to 2016, this study tries to analyze the effects of road, electricity and water infrastructures on regional economic development in Indonesia. It also examines, using the dynamic panel data regression model, whether there is regional income convergence across provinces over the study period. According to the result of the fixed effects analysis, per capita amount of electricity and the proportion of households with access to safe water (proxies for electricity and water infrastructures) are found to have significant and positive effects on regional economy. On the other hand, according to the result of the dynamic panel regression analysis by the Arellano-Bond estimator, per capita road length and per capita amount of electricity (proxies for road and electricity infrastructures) are found to have significant and positive effects on regional economy with the elasticities of 0.134 and 0.120, respectively. This study also found that there is a conditional β-convergence across provinces. That is, poorer provinces tend to grow faster than richer provinces over the study period. These observations confirm the importance of infrastructures in the development of regional economy."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T51983
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>