Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 128445 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zahrah Puspita
"Penggunaan obat yang tidak rasional banyak terjadi di fasilitas kesehatan, terlebih pada masa pandemi Covid-19. Rumah Sakit Universitas Indonesia yang merupakan salah satu rumah sakit rujukan Covid-19 berpotensi mengalami penggunaan obat yang tidak rasional. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi penggunaan obat dan melihat gambaran deskriptif dari penggunaan obat guna meningkatkan kualitas pelayanan pasien rawat inap di RSUI.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross-sectional dengan pengumpulan data secara retrospektif. Studi dilakukan secara kuantitatif menggunakan metode Anatomical Therapeutic Chemical/Defined Daily Dose (ATC/DDD) dan secara kualitatif dengan melihat profil DU 90% serta kesesuaiannya dengan Formularium Nasional untuk Fasilitas Kesehatan Tingkat II. Sampel penelitian diambil dari rekapitulasi pengeluaran obat rawat inap periode Januari – November 2020.
Kriteria inklusi dari penelitian ini ialah data pengeluaran obat usia dewasa (18-60 tahun), jenis obat dengan sediaan oral dan parenteral, dan obat yang memiliki kode ATC/DDD. Jumlah sampel penelitian ini adalah 341 data pengeluaran obat. Jenis obat yang banyak diresepkan yaitu omeprazol (24,21%) dan asetilsistein (12,72%). Pasien yang banyak diresepkan yaitu laki-laki sebanyak 54,52% dan pasien berusia 45 – 60 tahun 32,42%. Penggunaan obat untuk pasien rawat inap di RSUI Januari - November 2020 sebesar 4.420,92 DDD/100 hari rawat. Jumlah obat yang menyusun segmen 90% sebanyak 16 obat.

Irrational use of drugs has occurred in many health facilities, especially during Covid-19 pandemic. Rumah Sakit Universitas Indonesia which is one of the Covid-19 referral hospitals, has potential for irrational of drug use This research was conducted to evaluate drug use and see a descriptive overview of drug use in order to improve the quality of inpatient services at RSUI.
This research used a cross-sectional study design with retrospective data collection. The quantitative method used in this research is the Anatomical Therapeutic Chemical/Defined Daily Dose (ATC/DDD) method and also use the qualitative method by looking at the 90% DU profile and observed the suitability of drug use with the National Formulary for Level II Health Facilities. The research sample was taken from the recapitulation of inpatient dispensed drugs for period January - November 2020.
The inclusion criteria of this study were data on dispensed drug for adult age (18-60 years old), drugs with oral and parenteral route of administration, and drugs that have ATC/DDD code. The number of samples used in this research is 341 dispensed drugs. Types of drugs that were mostly prescribed are omeprazole (24,21%) and acetylcysteine (12,72%). Patients who were mostly prescribed are male for 54.52% and patients aged 45-60 years old for 32.42%. The use of drugs for inpatients at the RSUI for period January – November 2020 is 4.420,92 DDD/100 days of hospitalization. The number of drugs that make up the 90% segment is 16 drugs.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sirait, Dian Framesya
"Terjadinya pandemi Covid-19 mempengaruhi perubahan dalam penggunaan obat pada fasilitas kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi perubahan pola penggunaan obat di Rumah Sakit Universitas Indonesia pada tahun 2020-2022. Desain penelitian ini adalah cross-sectional dengan mengumpulkan data secara retrospektif. Studi dilakukan secara kuantitatif menggunakan metode ATC/DDD dan secara kualitatif dengan melihat profil DU 90% serta kesesuaian penggunaan obat dengan Formularium Nasional untuk Fasilitas Kesehatan Tingkat II. Sampel penelitian adalah rekapitulasi penggunaan obat pasien rawat jalan pada tahun 2020-2022. Kriteria inklusi dari penelitian adalah data penggunaan obat pasien dewasa (lebih atau sama dengan 18 tahun) dan obat yang memiliki kode ATC serta nilai DDD. Jumlah sampel penelitian pada tahun 2020 hingga 2022 secara berturut adalah 12.684 data, 33.907 data, dan 66.654 data penggunaan obat. Jenis obat yang banyak diresepkan pada tahun 2020 hingga 2022 secara berturut adalah n-asetilsistein(10,31%), n-asetilsistein(7,42%), dan parasetamol (3,77%). Pasien yang banyak mendapat peresepan obat selama setiap tahunnya pada tahun 2020-2022 adalah pasien perempuan dengan kategori umur 25-35 tahun. Penggunaan obat untuk pasien rawat jalan di Rumah Sakit Universitas Indonesia pada tahun 2020 hingga 2022 secara berturut bernilai 154059,33 DDD dan 122,23 DDD/1000 pasien/hari; 472383,95 DDD dan 199,41 DDD/1000 pasien/hari; 847365,77 DDD dan 243, 58 DDD/1000 pasien/hari. Obat yang menyusun segmen DU 90% pada tahun 2020 hingga 2022 secara berturut berjumlah 67 obat, 60 obat, dan 73 obat. Kesesuaian penggunaan obat dengan Formulariun Nasional pada tahun 2020 hingga 2022 adalah 70,37%;72,10%;71,57%.

The occurrence of the Covid-19 pandemic affects changes in the use of drugs in health facilities. This study aims to evaluate changes in drug use patterns at the University of Indonesia Hospital in 2020-2022. The design of this study was cross-sectional by collecting data retrospectively. The study was conducted quantitatively using the ATC/DDD method and qualitatively by looking at the 90% DU profile and the suitability of drug use with the National Formulary for Level II Health Facilities. The research sample was a recapitulation of outpatient drug use in 2020-2022. The inclusion criteria of the study were data on the use of adult patient drugs (more or equal to 18 years) and drugs that had ATC codes and DDD values. The number of research samples in 2020 to 2022 were 12,684 data, 33,907 data, and 66,654 drug use data, respectively. The types of drugs that were widely prescribed from 2020 to 2022 were n-acetylcysteine (10.31%), n-acetylcysteine (7.42%), and paracetamol (3.77%), respectively. Patients who received many drug prescriptions during each year in 2020-2022 were female patients with an age category of 25-35 years. Drug use for outpatients at Universitas Indonesia Hospital from 2020 to 2022 was 154059.33 DDD and 122.23 DDD/1000 patients/day; 472383.95 DDD and 199.41 DDD/1000 patients/day; 847365.77 DDD and 243, 58 DDD/1000 patients/day, respectively. The drugs that make up the 90% DU segment in 2020 to 2022 are 67 drugs, 60 drugs, and 73 drugs, respectively. The conformity of drug use with the National Formulary in 2020 to 2022 was 70.37%; 72.10%; 71.57%."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kadzia Nazhiva Fikra
"Evaluasi penggunaan obat (EPO) merupakan salah satu program dari standar pelayanan kefarmasian dan perlu dilakukan secara rutin. Lebih lagi, dengan pandemi COVID-19, terdapat rujukan tatalaksana baru yang perlu diperhatikan. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi pola penggunaan obat di salah satu rumah sakit rujukan COVID-19, yaitu Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI). Metode evaluasi yang digunakan adalah ATC/DDD sebagai analisis kuantitatif dan perbandingan kesesuaian terhadap Formularium Nasional. Penelitian yang dilakukan memiliki desain cross-sectional dengan analisis deskriptif. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah resep pasien rawat inap RSUI tahun 2020-2022, dengan inklusi pasien merupakan orang dewasa (18 tahun atau lebih tua) dan obat yang digunakan terdapat pada indeks ATC/DDD. Hasil analisa data menunjukkan obat dengan nilai DDD/100 hari rawat terbesar pada tahun 2020 dan 2021 adalah asam askorbat dengan nilai berturut-turut 826,83 dan 1437,21 DDD/100 hari rawat. Sementara itu, pada tahun 2022 obat dengan nilai DDD/100 hari rawat terbesar adalah asam folat, yaitu sebesar 279,67 DDD/100 hari rawat. Kesesuaian penggunaan obat yang terhadap Fornas selama tahun 2020-2022 secara berturut-turut adalah sebesar 66,17%; 63,25%; dan 69,09%.

Drug Utilization Evaluation (DUE) is one of the programs of pharmaceutical service standards and needs to be carried out routinely. Furthermore, with the COVID-19 pandemic, there are new management references that need to be considered. This study was conducted to evaluate the drug utilization patterns in one of the COVID-19 referral hospitals, namely the University of Indonesia Hospital. The evaluation method used was ATC/DDD for quantitative analysis and a comparison of appropriateness against the National Formulary. The research was conducted with a cross-sectional design and descriptive analysis. The sample used in this study consisted of inpatient prescriptions at RSUI from 2020 to 2022, including adult patients (18 years or older), and the prescribed drugs were included in the ATC/DDD index.The data analysis results showed that the drug with the highest DDD/100 bed-days value in 2020 and 2021 was ascorbic acid, with values of 826.83 and 1437.21 DDD/100 bed-days, respectively. Meanwhile, in 2022, the drug with the highest DDD/100 bed-days value was folic acid, with a value of 279.67 DDD/100 bed-days. The appropriateness of drug use with Fornas during the years 2020-2022 was 66.17%, 63.25%, and 69.09%, respectively."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Selly Roesdiana
"Banyaknya pasien yang datang ke IGD pada masa pandemi COVID-19 dan adanya perubahan Panduan Praktik Klinis yang cepat dapat mempengaruhi pola penggunaan obat di IGD RSUI sehingga perlu dilakukan evaluasi. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi dan melihat gambaran deskriptif dari perubahan pola penggunaan obat di Instalasi Gawat Darurat untuk meningkatkan kualitas pelayanan pasien di IGD RSUI. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional dengan pengumpulan data secara retrospektif. Studi dilakukan secara kuantitatif menggunakan metode ATC/DDD WHO (DDD/100 hari rawat) dan secara kualitatif dengan melihat profil DU90% serta kesesuaiannya dengan Formularium Nasional. Sampel penelitian diambil dari data rekapitulasi pengeluaran obat di IGD periode Januari 2020 - Desember 2022. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah data pengeluaran obat pasien dewasa usia ≥ 18 tahun yang tercatat sebagai pasien IGD dan obat yang memiliki kode ATC/DDD. Jumlah keseluruhan sampel penelitian adalah 15.981 data pengeluaran obat. Jenis obat yang banyak digunakan di IGD RSUI yaitu parasetamol, omeprazol dan asetilsistein. Penggunaan obat untuk pasien di IGD RSUI pada tahun 2020, 2021 dan 2022 secara berturut-turut sebesar 387,59 DDD/100 hari rawat; 316,81 DDD/100 hari rawat dan 349,35 DDD/100 hari rawat. Jumlah obat yang menyusun segmen DU90% pada tahun 2020, 2021 dan 2022 secara berturut-turut sebanyak 36, 42 dan 35 jenis obat. Kesesuaian penggunaan obat di IGD RSUI pada tahun 2020-2022 dengan Formularium Nasional belum memenuhi standar (≥80%) dengan rata-rata kesesuaian sebesar 74,66%. 

The large number of patients who visit Emergency Department (ED) during COVID-19 pandemic and rapid changes in Clinical Practice Guideline can affect the pattern of drug use in ED of RSUI so that it needs to be evaluated. This study was conducted to evaluate and see a descriptive overview of changes in drug use patterns in ED to improve quality of patient care. This study used a cross sectional study design with retrospective data collection. The study was conducted quantitatively using WHO ATC/DDD method (DDD/100 patient days) and qualitatively using DU90% profile and its suitability with the National Formulary. The research sample was taken from recapitulation data of drug dispensing in ED for January 2020 - December 2022. The inclusion criteria in this study were drug dispensing data for adult patients aged ≥ 18 years and drugs that had ATC / DDD codes. Total number of research samples was 15.981 data. The types of drugs that are commonly used in ED of RSUI are paracetamol, omeprazole and acetylcysteine. The use of drugs for patients in ED of RSUI in 2020, 2021 and 2022 amounted to 387,59 DDD/100 patient days; 316,81 DDD/100 patient days and 349,35 DDD/100 patient days, respectively. The number of drugs that make up the DU90% segment in 2020, 2021 and 2022 are 36, 42 and 35 types of drugs, respectively. The suitability of drug use in ED of RSUI in 2020-2022 with National Formulary has not reached the standard (≥80%) with an average suitability of 74,66%."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulastri Dakhi
"Penggunaan antibiotik yang tinggi dapat menyebabkan penggunaan antibiotik yang tidak rasional sehingga meningkatkan insiden resistensi antibiotik, peningkatan morbiditas dan mortalitas pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan antibiotik di Klinik Satelit UI pada tahun 2018. Penelitian ini dilakukan secara kuantitatif dengan metode Anatomi Terapeutik Kimia/Dosis Harian Dosis (ATC/DDD), dan kesesuaian antibiotik dengan Formularium Nasional untuk Level I Fasilitas Kesehatan dinilai. Desain penelitian adalah cross sectional dengan mengumpulkan data secara retrospektif. Data yang dianalisis adalah semua data resep yang mengandung antibiotik dengan total sampling. Total sampel penelitian ini adalah 2.886 resep. Jenis antibiotik yang banyak diresepkan adalah amoksisilin 32,27%, cefadroxyl 19,30% dan sefiksim 15,29%. Banyak pasien yang diresepkan antibiotik adalah wanita 60,2%, pasien berusia 18- <25 adalah 84,37% dan siswa adalah 83,68%. Penggunaan antibiotik adalah 1,146 DDD/1000 pasien/hari. Kesesuaian penggunaan antibiotik dengan Formularium Nasional untuk Fasilitas Kesehatan Tingkat I adalah 47%. Penggunaan antibiotik di Klinik Satelit UI cenderung rendah dan tidak sesuai dengan Formularium Nasional untuk Fasilitas Kesehatan Tingkat I

High antibiotic use can lead to irrational use of antibiotics thereby increasing the incidence of antibiotic resistance, increasing patient morbidity and mortality. This study aims to evaluate the use of antibiotics at the UI Satellite Clinic in 2018. This research was conducted quantitatively by the Chemical Therapeutic Anatomy/Daily Dose (ATC/DDD) method, and the antibiotic suitability with the National Formulary for Level I Health Facilities was assessed. The study design was cross sectional by collecting data retrospectively. Data analyzed were all prescription data containing antibiotics with total sampling. The total sample of this study was 2,886 recipes. The most prescribed types of antibiotics are amoxicillin 32.27%, cefadroxyl 19.30% and cefixime 15.29%. Many patients who were prescribed antibiotics were 60.2% women, patients aged 18- <25 were 84.37% and students were 83.68%. The use of antibiotics is 1,146 DDD/1000 patients/day. The suitability of antibiotic use with the National Formulary for Level I Health Facilities is 47%. The use of antibiotics in the UI Satellite Clinic tends to be low and not in accordance with the National Formulary for Level I Health Facilities."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erni Destiarini
"Tingginya angka kejadian dispepsia mempengaruhi pola penggunaan obat pada pasien dispepsia di fasilitas kesehatan, sehingga diperlukan evaluasi penggunaan obat. Penggunaan obat di fasilitas kesehatan harus mengikuti acuan yang berlaku secara nasional, yaitu Formularium Nasional. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan obat pada pasien dispepsia. Desain penelitian ini adalah deskriptif dengan pengambilan data secara retrospektif dari resep pasien dan menggunakan metode ATC/DDD. Sampel adalah seluruh resep pasien dispepsia di Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu tahun 2016.
Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa 71,28 pasien dispepsia adalah perempuan, 38,90 berusia 45 sampai 60 tahun, dan 75,64 mengikuti program BPJS. Obat yang digunakan pada pasien dispepsia adalah antasida DOEN, ranitidin, simetidin, omeprazol, domperidon, dan papaverin. Kuantitas penggunaan obat dispepsia yang dinyatakan dalam DDD/1000 pasien/hari paling tinggi, yaitu ranitidin 4,35 . Obat pada pasien dispepsia yang menyusun segmen DU90 , yaitu ranitidin 41,15 , omeprazol 24,22 , antasida DOEN 19,28 , dan simetidin 11,10 . Penggunaan obat pada pasien dispepsia di Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu tahun 2016 sesuai dengan Formularium Nasional 87,54.

High incidence rate of dyspepsia affects the pattern of drug use of dyspepsia patients in the health facilities, it is necessary to evaluate the use of drugs. The uses of drugs in health facilities must comply with applicable national reference that the national formulary. This research aimed to evaluate the usage of drug from dyspepsia patients. The research rsquo s design was descriptive with retrospective data collection from patient rsquo s prescriptions by using the ATC DDD method. The samples used in this study were all prescriptions of dyspepsia patients at Puskesmas Pasar Minggu in 2016.
The results showed that 71,28 of dyspepsia patients were females, 38,90 were 45 to 60 years old and 75,64 of them followed the BPJS program. The drugs that used for dyspepsia patients were antacid DOEN, ranitidine, cimetidine, omeprazole, domperidon, and papaverine. The highest quantity of dyspepsia drug use expressed in the DDD 1000 patients per day was ranitidine 4,35 . Drugs for dyspepsia patients that made up the DU90 segment were ranitidine 41,15 , omeprazole 24,22 , antacid DOEN 19,28 , and cimetidine 11,10 . The use of drugs for dyspepsia patients at Puskesmas Pasar Minggu in 2016 was appropriate according to National Formulary 87,54.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S67513
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lailla Krishenurfitri
"Penerapan Formularium Nasional sebagai acuan baru penggunaan obat pada program Jaminan Kesehatan Nasional berlaku pada awal tahun 2014 akan menimbulkan perubahan pola penggunaan obat. Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan pola kesesuaian penggunaan obat terhadap Formularium Nasional pada tiga bulan awal penerapan Jaminan Kesehatan Nasional pada rawat inap dan rawat jalan. Penelitian dilakukan secara potong lintang terhadap data rekapitulasi penjualan obat dari Januari-Maret 2014 di RSUD X Jawa Tengah. Obat diklasifikasikan menurut kode Anatomical Therapeutic Chemical (ATC) dan satuan kuantitas obat dinyatakan dengan Defined Daily Dose (DDD). Hasil penelitian menunjukkan kuantitas penggunaan obat pada bulan Januari-Maret 2014 di RSUD X Jawa Tengah terjadi peningkatan penggunaan obat secara berturut-turut sebesar 24,93% pada bulan Februari dan 13,76% pada bulan Maret. Tiga obat dengan kuantitas tertinggi pada rawat inap adalah ranitidin, omeprazole, dan deksametason, sementara pada rawat jalan adalah glimepiride, amlodipine, dan pioglitazone. Kesesuaian penulisan resep terhadap Formularium Nasional dalam DU 90% pada bulan Januari-Maret 2014 meningkat, dengan persentase secara berturut-turut adalah 89,04%; 88,73%; dan 91,18%. Biaya obat Formularium Nasional pada bulan Januari-Maret 2014 baik pada rawat jalan maupun rawat inap lebih besar dari biaya obat non Formularium Nasional. Persentase biaya penggunaan obat Formularium Nasional terhadap biaya obat keseluruhan pada bulan Januari-Maret 2014 berturut-turut adalah 88,63%; 83,51%; dan 84.60%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kuantitas dan kesesuaian penggunaan obat terhadap Formularium Nasional pada bulan Januari-Maret 2014 meningkat.

Implementation of the National Formulary as new reference drug use on the National Health Insurance (JKN) program which applies at the beginning of 2014 will lead to changing patterns of drug use. The purpose of this study was to compare the pattern of drug use on the suitability of the National Formulary in the three months of the beginning of the implementation of the National Health Insurance in inpatient and outpatient. A cross sectional study was conducted on the data recapitulation of drug sales from January to March 2014 Hospital X Central Java. Drugs are classified according to Anatomical Therapeutic Chemical (ATC) code and the unit quantity of drugs represented by Defined Daily Dose (DDD). The results showed the quantity of drug use in January-March 2014 Hospital Central Java X increased respectively for 24.93% in February and 13.76% in March. Three drugs with the highest quantity in hospitalization is ranitidine, omeprazole, and dexamethasone, while at the outpatient is glimepiride, amlodipine and pioglitazone. Suitability of prescribing to the National Formulary in DU 90% from January to March 2014 increased, with a percentage respectively is 89.04%; 88.73%; and 91.18%. National Formulary drug costs in January-March 2014 either in outpatient or inpatient greater than the cost of non-formulary drugs. The percentage of the cost of the National Formulary drug use overall drug costs in January and March 2014 respectively is 88.63%; 83.51%; and 84.60%. The conclusion from this study is the quantity and suitability of drug use against the National Formulary from January to March 2014 is increased."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
S61136
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fismia Hikmah Tiara
"Evaluasi Penggunaan Obat Dispepsia pada Pasien Dispepsia berdasarkan Metode ATC/DDD di Puskesmas Kecamatan Kembangan Jakarta Barat Tahun 2015-2016Prevalensi dispepsia yang tinggi di Indonesia menyebabkan banyaknya penggunaan obat dispepsia di fasilitas kesehatan. Penggunaan obat di fasilitas kesehatan harus mengacu pada Formularium Nasional. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pola penggunaan obat dispepsia pada pasien dispepsia di Puskesmas Kecamatan Kembangan Jakarta Barat tahun 2015-2016. Desain penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan metode ATC/DDD dan pengambilan data secara retrospektif dari resep pasien. Dispepsia diklasifikasikan berdasarkan kode ATC dan dihitung kuantitasnya dalam satuan DDD dan DDD/1000 pasien/hari. Sampel adalah resep pasien dengan obat dispepsia pada tahun 2015 hingga 2016. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh kuantitas penggunaan obat dispepsia yang dinyatakan dalam DDD dan DDD/1000 pasien/hari pada tahun 2015 adalah 45362,24 dan 1,396 sedangkan tahun 2016 adalah 40315,20 dan 1,169. Obat dispepsia yang paling banyak digunakan pada tahun 2015 dan 2016 adalah antasida. Obat dispepsia yang menyusun 90 penggunaan obat pada tahun 2015 dan 2016 adalah antasida, ranitidin dan omeprazol. Persentase kesesuaian penggunaan obat dispepsia dengan Formularium Nasional pada tahun 2015 dan 2016 adalah 62,50 dan 83,33 . Hasil evaluasi menunjukkan kuantitas penggunaan obat dispepsia tertinggi pada tahun 2015 dengan penggunaan obat terbanyak, yaitu antasida serta sesuai dengan Formularium Nasional.

Evaluation of Dyspepsia Drug Utilization in Dyspepsia Patients with ATC DDD Methode at Puskesmas Kembangan West Jakarta 2015 2016 The high prevelance of dyspepsia in Indonesia leads to a large number of dyspepsia drug usage in healthcare facility. Drug usage in healthcare facility must obey the national formulary. This research aims to evaluate the dyspepsia drug usage pattern in dyspepsia patient at Puskesmas Kecamatan Kembangan West Jakarta in 2015 2016. This was a descriptive design research with ATC DDD method and the data was collected retrospectively from patient rsquo s prescription. Dyspepsia was classified based on ATC code and its quantity was calculated in DDD unit and DDD 1000 patient day. Sample was patient rsquo s prescription with dyspepsia drug in 2015 until 2016. The analysis rsquo results showed that the quantity of dyspepsia drug usage stated in DDD and DDD 1000 patient day in 2015 was 45362.24 and 1.396. The DDD and DDD 1000 patient day in 2016 was 40315.20 and 1.169. The most used dyspepsia drug in 2015 and 2016 was antacid. Dyspepsia drug which constructed 90 drug usage in 2015 and 2016 was antacid, ranitidine, and omeprazole. The percentage of conformity between dyspepsia drug usage with National Formularies in 2015 and 2016 was 62.50 and 83.33 . The result showed that in 2015 had a higher quantity of dyspepsia drug usage than 2016 and the most used drug was antacid and relevant with National Formularies."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S69160
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vannisa Nabilla Widyantari
"ABSTRAK
Penggunaan antibiotik yang tinggi dapat menimbulkan risiko peresepan yang tidak rasional. Salah satu cara untuk mendukung penggunaan antibiotik secara rasional adalah dengan mengevaluasi penggunaan antibiotik. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan antibiotik pada pasien rawat jalan di Puskesmas Kecamatan Kebayoran Baru Tahun 2018. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dan deskriptif. Pengumpulan data dilakukan secara retrospektif dengan menggunakan total sampling. Data penelitian yang digunakan adalah data sekunder berupa resep antibiotik oral di Puskesmas Kabupaten Kebayoran Baru Tahun 2018. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 10553 resep. Evaluasi dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Evaluasi kuantitatif menggunakan metode yang direkomendasikan oleh World Health Organization (WHO), yaitu Anatomical Therapeutic Chemical/Defined Daily Dose (ATC/DDD). Evaluasi kualitatif menggunakan metode Pemanfaatan Obat 90% (DU90%) dan kesesuaian penggunaan antibiotik dengan daftar obat dalam Formularium Nasional Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP). Tiga jenis antibiotik dengan penggunaan tertinggi berdasarkan nilai DDD/1000 pasien/hari adalah amoksisilin (0,9358 DDD/1000 pasien/hari), ciprofloxacin (0,4940 DDD/1000 pasien/hari), dan cefadroxil (0,1983 DDD/1000 pasien). . pasien/hari). Antibiotik yang membentuk 90% segmen Penggunaan Obat adalah amoksisilin, ciprofloxacin, cefadroxil dan thiamphenicol. Kesesuaian penggunaan antibiotik dengan Formularium Nasional Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) adalah 70%. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan antibiotik di Puskesmas Kecamatan Kebayoran Baru cenderung tinggi dan belum sepenuhnya sesuai dengan pedoman Formularium Nasional.
ABSTRACT
The high use of antibiotics can pose a risk of irrational prescribing. One way to support the rational use of antibiotics is to evaluate the use of antibiotics. This study aims to evaluate the use of antibiotics in outpatients at the Kebayoran Baru District Health Center in 2018. The research design used was cross sectional and descriptive. Data was collected retrospectively using total sampling. The research data used is secondary data in the form of oral antibiotic prescriptions at the Kebayoran Baru District Health Center in 2018. The number of samples used in this study was 10553 prescriptions. Evaluation is done quantitatively and qualitatively. The quantitative evaluation used the method recommended by the World Health Organization (WHO), namely Anatomical Therapeutic Chemical/Defined Daily Dose (ATC/DDD). The qualitative evaluation used the 90% Drug Utilization method (DU90%) and the suitability of the use of antibiotics with the list of drugs in the National Formulary of First Level Health Facilities (FKTP). The three types of antibiotics with the highest use based on DDD values/1000 patients/day were amoxicillin (0.9358 DDD/1000 patients/day), ciprofloxacin (0.4940 DDD/1000 patients/day), and cefadroxil (0.1983 DDD/1000 patients). patient). . patients/day). The antibiotics that make up 90% of the Drug Use segment are amoxicillin, ciprofloxacin, cefadroxil and thiamphenicol. The suitability of the use of antibiotics with the National Formulary of First Level Health Facilities (FKTP) is 70%. From the results of this study, it can be concluded that the use of antibiotics in the Kebayoran Baru District Health Center tends to be high and has not fully complied with the guidelines of the National Formulary."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Sulistiarini
"Tingginya prevalensi penyakit hipertensi di Indonesia akan mempengaruhi pola penggunaan obat antihipertensi di fasilitas kesehatan. Penggunaan obat di fasilitas kesehatan harus mengacu pada Formularium Nasional. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan obat antihipertensi di Puskesmas Kecamatan Kembangan Jakarta Barat pada tahun 2015-2016 menggunakan metode Anatomical Therapeutic Chemical/Defined Daily Dose ATC/DDD . Desain penelitian ini adalah deskriptif dengan pengambilan data secara retrospektif dari resep pasien. Antihipertensi diklasifikasikan berdasarkan kode ATC dan dihitung kuantitasnya dalam satuan DDD dan DDD/1000 pasien/hari. Sampel adalah resep pasien dengan obat antihipertensi pada tahun 2015 hingga 2016.
Berdasarkan hasil analisis, diperoleh kuantitas penggunaan antihipertensi yang dinyatakan dalam DDD dan DDD/1000 pasien/hari pada tahun 2015 adalah 44.158,33 dan 1,3950. Nilai DDD dan DDD/1000 pasien/hari pada tahun 2016 adalah 78.651,92 dan 2,3311. Obat antihipertensi yang menyusun 90 penggunaan obat pada tahun 2015 dan 2016 adalah amlodipin dan kaptopril. Persentase kesesuaian penggunaan obat antihipertensi dengan Formularium Nasional pada tahun 2015 dan 2016 adalah 84,62 dan 81,82 . Hasil penelitian menunjukkan obat antihipertensi yang paling banyak digunakan pada tahun 2015 dan 2016 adalah amlodipin dan kuantitas penggunaan obat antihipertensi pada tahun 2016 lebih tinggi dibandingkan tahun 2015.

The high prevalence of hypertension will affect drug utilization pattern of antihypertensive in healthcare facilities. The use of drugs in healthcare facilities should refer to the national formulary. This study was aimed to evaluate the drug utilization of antihypertensive at Puskesmas Kembangan, West Jakarta 2015 2016 with ATC DDD Anatomical Therapeutic Chemical Defined Daily Dose method. It was a descriptive study. Data was collected retrospectively from patient prescriptions. Antihypertensive classification based on ATC and the quantity was counted by DDD and DDD 1000 patients day. Samples were patient prescriptions that contain antihypertensive drug within period 2015 till 2016.
Based on the analysis, quantity of drug utilization in DDD and DDD 1000 patients day in 2015 were 44,158.33 and 1.3950. DDD and DDD 1000 patients day in 2016 were 78,651.92 and 2.3311. Antihypertensive drugs made up drug utilization 90 in 2015 and 2016 were amlodipine and captopril. The percentages of compatibility of antihypertensive usage with national formulary in 2015 and 2016 were 84.62 and 81.82 . The result of this study showed the most used antihypertensive in 2015 and 2016 was amlodipine and the quantity of antihypertensive utilization in 2016 was higher than 2015.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S69658
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>