Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 131645 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aria Atyanto Satwiko
"Riset ini mengkaji terbentuknya ruang aman digital bagi kaum muda dalam konteks pencarian layanan kesehatan mental secara daring. Ruang aman digital atau tempat tanpa diskriminasi, kritik, dan pelecehan bagi partisipannya, adalah fenomena sosial yang merespon kesehatan mental di berbagai negara termasuk Indonesia. Di Indonesia, kesehatan mental adalah hal yang tabu dan diberi stigma oleh masyarakat, hal ini menyebabkan orang dengan kesehatan mental memiliki praktik keseharian untuk membentuk dan memaknai ruang digital yang memfasilitasi wadah diskusi sejawat. Penelitian ini bertujuan untuk memahami praktik dalam dan pemaknaan terhadap ruang aman digital yang memberikan perasaan nyaman ketika para penggunanya berinteraksi. Melalui wawancara mendalam serta diskusi kelompok fokus, penelitian ini berargumen bahwa praktik yang membentuk ruang aman digital adalah taktik dewasa muda Jakarta untuk bertahan hidup sehari-hari di tengah tabu dan stigma mengenai kesehatan mental. Menggunakan kerangka pemikiran de Certeau (1984), individu memiliki taktik dalam keseharian, salah satunya melalui bentuk kekuatan untuk meninggalkan atau menciptakan elemen spasial yang baru agar dapat bertahan hidup. Praktik ini melibatkan hubungan sosial setara dan mutual, yang menerapkan psikoterapi amatir sehingga membentuk pengalaman nyaman bagi kaum muda yang berpartisipasi dalam ruang aman digital.

This research examines the creation of a digital safe space for young people in the context of a bold search for mental health services. Digital safe space or a place without discrimination, criticism, and for its participants, is a social phenomenon that responds to mental health in various countries including Indonesia. In Indonesia, mental health is a taboo subject and stigmatized by society, this causes people with mental health to have daily practices to form and interpret digital spaces that facilitate peer discussion. This study aims to understand the internal practice and meaning of a digital safe space that provides a comfortable feeling when its users interact. Through in-depth interviews and focus group discussions, this research argues that the practices that make up a digital safe space are a tactic for young Jakartans to survive day-to-day in the midst of taboos and stigma about mental health. Using de Certeau's (1984) framework, individuals have tactics in their daily lives, one of which is through the power to leave or create new spatial elements in order to survive. This practice involves equal and mutual social relationships, applying amateur psychotherapy so that it is a comfortable experience for young people participating in digital safe spaces."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vissy Puteri Utama
"Studi penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara Interaksi Sosial, Intensitas Kunjungan, dan Kualitas RTH dengan Kesehatan Mental pengunjung Alun-alun Kota Bogor. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang melibatkan 130 responden dengan rentang usia 18-43 tahun, dengan rata-rata usia 26,25 tahun dan rasio jenis kelamin 68,5:31,5 untuk perempuan dan laki-laki. Penelitian ini menggunakan Attention Restoration Theory (ART) dan Optimal Healing Environment Theory untuk membangun dasar konseptual dalam memahami interaksi antara faktor-faktor tersebut dan menggunakan Kessler Psychological Distress Scale sebagai alat ukur kesehatan mental pengunjung. Berdasarkan analisis statistik menggunakan SPSS 25.0 for Windows, hasil pengujian menemukan bahwa Interaksi Sosial dan kualitas RTH secara signifikan mempengaruhi kesehatan mental, sedangkan intensitas kunjungan tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan. Selain itu, penelitian ini juga menyoroti perbedaan kesehatan mental berdasarkan usia dan jenis kelamin, yang menekankan pentingnya dukungan sosial dan fasilitas olahraga. Selain itu, berdasarkan data RISKESDAS tahun 2018, Jawa Barat menduduki peringkat kesembilan tertinggi dalam prevalensi depresi pada penduduk berusia di atas 15 tahun di Indonesia, dengan Kabupaten Bogor sebagai daerah yang memiliki angka tertinggi untuk penyakit mental di Jawa Barat. Temuan ini memberikan wawasan bagi pembangunan kota yang lebih berkelanjutan dan kesehatan mental masyarakat.

The research study aims to analyze the relationship between Social Interaction, Visit Intensity, and Green Space Quality with the Mental Health of Bogor City Square visitors. It used a quantitative approach involving 130 respondents with an age range of 18-43 years, with an average age of 26.25 years and a sex ratio of 68.5:31.5 for women and men. The study utilized Attention Restoration Theory (ART) and Optimal Healing Environment Theory to build a conceptual basis for understanding the interaction between these factors and used the Kessler Psychological Distress Scale as a measure of visitors' mental health. Based on statistical analysis using SPSS 25.0 for Windows, the test results found that Social Interaction and green space quality significantly influenced mental health, while visitation intensity showed no significant effect. Additionally, this study highlighted differences in mental health based on age and gender, emphasizing the importance of social support and sports facilities. Furthermore, based on RISKESDAS data in 2018, West Java is ranked ninth highest in the prevalence of depression in the population aged over 15 years in Indonesia, with Bogor Regency having the highest rate of mental illness in West Java. These findings provide insights for more sustainable urban development and public mental health."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ivana Rahardja
"ABSTRAK
Ruang kota yang dilalui oleh manusia dapat memiliki andil dalam kesehatan mentalnya. Tujuan penulisan skripsi ini ialah untuk menyatakan secara jelas alur dampak ruang kota, sensori dan kesehatan mental manusia sebagai satu kesatuan. Skripsi ini akan mengkaji bagaimana seseorang dapat merasa kelelahan mental saat sensorinya menerima terlalu banyak rangsangan rangsangan sensori yang berlebihan dari ruang kota yang kurang baik. Penelitian dilakukan dengan mengobservasi partisipan dalam perjalanannya sehari-hari di Jakarta pada jam dengan kepadatan manusia dan kendaraan yang cukup tinggi. Penggolongan ruang kota yang dilalui partisipan dilakukan dengan lima faktor pembentuk ruang kota, sensori yang dominan digunakan, serta ekspresi partisipan sebagai indikator dari kesehatan mental manusia. Perjalanan partisipan akan menunjukkan bahwa ruang kota di Jakarta yang dilaluinya merangsang sensori secara berlebihan dan membuat partisipan menunjukkan ekspresi negatif dalam menjalaninya. Oleh karena itu, semakin banyak partisipan menunjukkan ekspresi negatif, semakin terlihat bahwa dirinya merasakan rangsangan sensori yang berlebihan dan sedang mengalami kelelahan mental.

ABSTRACT
Urban spaces which human walk within, have certain impact on mental health. The purpose of this paper is to describe the impact of urban spaces to sensory and mental health as a single process. This paper will discuss how people can feel mental fatigue when their sensory is receiving a lot of stimulation from bad urban spaces, which is called sensory overload. The research was done with observing participants within their daily journey in Jakarta during the most crowded time. Urban spaces was classified by the five factors that form urban spaces, dominant sensory being used, and the expression of participants as the indicator of mental health. All participants rsquo journey will show that the urban spaces in Jakarta trigger the sensory excessively and make them express a lot of negative emotions in their journey. Therefore, the more they exhibit a negative expression, the more they indicate that they feel an excessive sensory stimulus and is suffering from mental fatigue."
2017
S67265
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elok Siti Aisyah Kartoredjo
"Pengalaman hidup berperan besar dalam membentuk kesehatan mental seseorang. Skripsi ini akan membahas tentang dewasa muda dengan perilaku gangguan mental dan menyebabkan mereka mendapatkan stigmatisasi oleh masyarakat. Kondisi ini diperburuk ketika mereka tidak dapat menangani masalah mereka dan akhirnya membuat mereka menggunakan strategi coping untuk menghindarinya. Penelitian ini menggunakan pendekatan etnografis dan metode kualitatif dengan beberapa instrumen seperti, observasi, wawancara mendalam, riwayat hidup dengan dua studi kasus dewasa muda yang menderita gangguan mental. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mereka cenderung menggunakan zat adiktif untuk mengatasi strategi untuk mengurangi tekanan yang diberikan kepada mereka. Tetapi ketika zat adiktif menghancurkan hidup mereka, mereka mengubah strategi coping untuk menerima kenyataan bahwa mereka sebenarnya memiliki gangguan mental dan menggunakan spiritualitas untuk meningkatkan kehidupan mereka.

Life experiences play a big role in forming a person’s mental health. This thesis will discuss about young adults with mental disorder behavior and caused them to get stigmatized by the society. This condition worsens when they can’t handle their problem and eventually leads them to use coping strategies to avoid it. This study uses ethnographical approach and qualitative method with several instruments such as, observation, in-depth interview, life history with two young adult case studies who suffer mental disorder. The result of this study showed that they tend to use drugs for coping strategies to reduce pressure exerted on them. But when they realize drugs destroy their lives, they change the coping strategies to accept the fact that they actually have a mental disorder and resorted to spirituality to improve their lives."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asa Akmelia
"Kasus COVID-19 di dunia masih bertambah, tidak terkecuali di dalamnya kasus COVID-19 pada ibu postpartum yang perlu menyusui bayinya. Sampai saat ini virus SARS-CoV-2 diketahui ditularkan melalui cairan atau droplet pernapasan yang mengandung virus tersebut. ASI dari ibu yang positif COVID-19 tidak terbukti mengandung virus SARS-CoV-2 sehingga pemberian ASI bagi bayi sebagai sumber nutrisi disarankan untuk tetap dilanjutkan. ASI ibu yang dirawat di ruang isolasi dapat diberikan pada bayi dengan cara memerah ASI dengan diikuti mencuci tangan, menggunakan masker, dan menjaga kebersihan alat pompa dan wadah ASI. Akan tetapi banyak ibu postpartum tidak mengetahu hal ini karena belum terinformasi sehingga diperlukan intervensi oleh tenaga kesehatan seperti perawat untuk mengedukasi ibu. Studi ini menggambarkan penerapan edukasi kesehatan tentang cara pemberian ASI yang aman bagi bayi pada ibu berusia 28 tahun terkonfirmasi COVID-19 derajat sedang, riwayat P1 post SC yang berada di ruang isolasi COVID-19. Edukasi dilakukan dalam 1 hari dan ibu dievaluasi selama seminggu. Hasil
edukasi disertai dukungan bagi ibu untuk memompa ASInya menunjukkan peningkatan pengetahuan ibu serta aktivitas memerah ASI dengan diiringi tindakan pencegahan penularan infeksi. Studi merekomendasikan edukasi ini diberikan sebagai intervensi pada ibu postpartum di ruang isolasi COVID19.

The number of COVID-19 cases in the world is still increasing, including the case of COVID-19 in postpartum mothers who need to breastfeed their babies. Until now, the SARS-CoV-2 virus is known to be transmitted through respiratory fluids or droplets containing the virus. Breast milk from mothers who are positive for COVID-19 is not proven to contain the SARS-CoV-2 virus, thus breastfeeding for babies as a source of nutrition is recommended to continue. Breast milk of mothers who are treated in isolation rooms can be given to babies by expressing breast milk followed by washing hands, using masks, and maintaining the cleanliness of pumps and breast milk containers. However, many postpartum mothers do not know this because they have not been informed. Therefore, intervention by health workers such as nurses is needed to educate mothers. This study describes the application of health education on how to safely breastfeed babies for 28-year-old mothers with moderate COVID-19 confirmed cases, history of P1 post SC who are in the COVID-19 isolation room. Education was carried out in 1 day and mothers were evaluated for a week. The results of education accompanied by support for mothers to pump their breast milk showed an increase in mother's knowledge and activities to express breast milk accompanied by measures to prevent infection transmission. The study recommends that this education be given as an intervention to postpartum mothers in the COVID-19 isolation room."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Asa Akmelia
"Kasus COVID-19 di dunia masih bertambah, tidak terkecuali di dalamnya kasus COVID-19 pada ibu postpartum yang perlu menyusui bayinya. Sampai saat ini virus SARS-CoV-2 diketahui ditularkan melalui cairan atau droplet pernapasan yang mengandung virus tersebut. ASI dari ibu yang positif COVID-19 tidak terbukti mengandung virus SARS-CoV-2 sehingga pemberian ASI bagi bayi sebagai sumber nutrisi disarankan untuk tetap dilanjutkan. ASI ibu yang dirawat di ruang isolasi dapat diberikan pada bayi dengan cara memerah ASI dengan diikuti mencuci tangan, menggunakan masker, dan menjaga kebersihan alat pompa dan wadah ASI. Akan tetapi banyak ibu postpartum tidak mengetahu hal ini karena belum terinformasi sehingga diperlukan intervensi oleh tenaga kesehatan seperti perawat untuk mengedukasi ibu. Studi ini menggambarkan penerapan edukasi kesehatan tentang cara pemberian ASI yang aman bagi bayi pada ibu berusia 28 tahun terkonfirmasi COVID-19 derajat sedang, riwayat P1 post SC yang berada di ruang isolasi COVID-19. Edukasi dilakukan dalam 1 hari dan ibu dievaluasi selama seminggu. Hasil edukasi disertai dukungan bagi ibu untuk memompa ASInya menunjukkan peningkatan pengetahuan ibu serta aktivitas memerah ASI dengan diiringi tindakan pencegahan penularan infeksi. Studi merekomendasikan edukasi ini diberikan sebagai intervensi pada ibu postpartum di ruang isolasi COVID-19.

The number of COVID-19 cases in the world is still increasing, including the case of COVID-19 in postpartum mothers who need to breastfeed their babies. Until now, the SARS-CoV-2 virus is known to be transmitted through respiratory fluids or droplets containing the virus. Breast milk from mothers who are positive for COVID-19 is not proven to contain the SARS-CoV-2 virus, thus breastfeeding for babies as a source of nutrition is recommended to continue. Breast milk of mothers who are treated in isolation rooms can be given to babies by expressing breast milk followed by washing hands, using masks, and maintaining the cleanliness of pumps and breast milk containers. However, many postpartum mothers do not know this because they have not been informed. Therefore, intervention by health workers such as nurses is needed to educate mothers. This study describes the application of health education on how to safely breastfeed babies for 28-year-old mothers with moderate COVID-19 confirmed cases, history of P1 post SC who are in the COVID-19 isolation room. Education was carried out in 1 day and mothers were evaluated for a week. The results of education accompanied by support for mothers to pump their breast milk showed an increase in mother's knowledge and activities to express breast milk accompanied by measures to prevent infection transmission. The study recommends that this education be given as an intervention to postpartum mothers in the COVID-19 isolation room."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tampubolon, Nurita Lastri
"Pemberdayaan masyarakat merupakan bagian dari upaya prevemtif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat khususnya untuk mengatasi gangguan kesehatan/penyakit yang seharusnya dapat dicegah. Salah satu penyakit tersebut adalah diare yang masih menjadi masalah kesehatan dunia termasuk Indonesia. Kurangnya akses air bersih merupakan penyebab utama penyakit diare. Akan tetapi selain faktor kualitas dan kuantitas air, pangan yang terkontaminasi juga menyebabkan diare. Sebagai upaya memastikan keamanan pangan yang dikonsumsi oleh masyarakat, pemerintah mengembangkan program keamanan pangan berbasis pemberdayaan masyarakat melalui Program Desa Pangan Aman. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti dampak pemberdayaan masyarakat terhadap keberhasilan program keamanan pangan dengan studi kasus penurunan kejadian diare di Desa Pangan Aman. Data utama yang digunakan adalah dari Podes 2018 dan 2019. Dengan menggunakan model mahalanobis-distance Kernel matching (MDM-Kernel) sebagai model utama yang dilengkapi dengan regression adjustment, uji sensitivitas Rosenbaum serta uji robustness yaitu membandingkan hasil model utama dengan Propensity Score Matching (PSM) algoritma Kernel, ditemukan dampak signifikan dari Program Desa Pangan Aman untuk mengurangi kejadian diare sebesar 0,08 poin persentase. Selanjutnya dilakukan simulasi biaya manfaat dari nilai estimasi tersebut dan menunjukkan net benefit yang dihasilkan bernilai positif yaitu sebesar 72,94 miliar rupiah. Nilai benefit cost ratio sebesar 7,63 (>1) bermakna program patut untuk dilanjutkan.

mitigate health problems/diseases that could have been prevented. One of these diseases is diarrhea, which is still a health problem worldwide including Indonesia. Lack of access to clean water is the main cause of diarrhea. However, in addition to water quality and quantity factors, contaminated food also causes diarrhea. In an effort to ensure the safety of food consumed by the community, the government developed a community empowerment-based food safety program through the Safe Food Village Program. This study aims to examine the impact of community empowerment on the success of food safety programs with a case study of the decline in diarrhea incidence in Desa Pangan Aman. The main data used are from Podes 2018 and 2019. By using the Mahalanobis-distance Kernel matching (MDM-Kernel) model as the main model equipped with regression adjustment, Rosenbaum sensitivity test and robustness test, by comparing the results of the main model with the Propensity Score Matching (PSM) Kernel algorithm, a significant impact of the Safe Food Village Program was found to reduce the incidence of diarrhea by 0.08 percentage points. Furthermore, a benefit cost simulation was carried out from the estimated value and showed that the resulting net benefit was positive, amounting to 72.94 billion rupiah. The benefit cost ratio value of 7.63 (>1) means that the program should be continued."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Athira Putriandari
"Mahasiswa lintas status sosial ekonomi (SES) perlu sehat mental untuk menyerap pengetahuan akademik dan proses kematangan sosial secara optimal dan lulus sebagai anggota masyarakat yang produktif. Selanjutnya, pandemi berdampak pada kondisi ekonomi dan kesehatan mental (CEIC, 2022; UNICEF, 2021). Kami mensurvei seluruh mahasiswa aktif Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI). Indikator kesehatan mental siswa menggunakan Perceived Stress Scale (PSS) sebagai variabel terikat. Indonesia unggul dalam kepatuhan kebijakan dengan instrumen hak asasi manusia tetapi perlu meningkatkan polis asuransi untuk pengobatan kesehatan mental. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendapatan siswa berupa tunjangan, persepsi kesehatan umum, pendidikan ayah, dan tingkat religiusitas berkorelasi negatif dengan probabilitas siswa masuk dalam kategori stres tinggi. Universitas dapat meningkatkan perhatian kepada siswa dengan status sosial ekonomi rendah dan IPK, dan pemerintah dapat meningkatkan pembiayaan terkait kesehatan mental, asuransi, dan jumlah profesional kesehatan mental.

University students across socioeconomic statuses (SES) need to be mentally healthy to optimally absorb the academic know-how and social maturity process and graduate as productive members of society. Furthermore, the pandemic impacted economic conditions and mental health (CEIC, 2022; UNICEF, 2021). We survey all active students in the Faculty of Economics and Business (FEB) at the University of Indonesia (UI). The mental health indicator of students has used the Perceived Stress Scale (PSS) as the dependent variable. Indonesia excels in policy compliance with human rights instruments but needs to increase the insurance policy for mental health medication. The results show that the income level of students in the form of allowances, perceived general health, father's education, and level of religiosity is negatively correlated with the probability of students falling into the high-stress category. Universities can increase attention to students with lower socioeconomic status and GPAs, and the government can increase mental health-related financing, insurance, and numbers of mental health professionals."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunika Anziana Aviary
"Program-program penanganan penyalahgunaan NAPZA dibentuk karena fenomena kehidupan perkotaan ini berpengaruh terhadap status kesehatan masyarakat. Koping menjadi salah satu faktor penting, karena koping adaptif akan menurunkan kemungkinan pemakaian kembali bagi penyalahguna. Karya ilmiah ini menganalisis intervensi masalah keperawatan koping individu tidak efektif pada klien penyalahguna NAPZA di ruang rehabilitasi Rumah Sakit Ketergantungan Obat Jakarta.
Hasil intervensi menunjukkan klien mampu memilih koping yang kontruktif baik berfokus pada masalah atau emosi, meliputi jalan-jalan, bermain dengan anak, berbincang dengan teman, olahraga, sholat, afirmasi, mengisi waktu dengan kegiatan, pindah tempat tinggal sementara waktu dan menghindari lingkungan pemakai. Penelitian terkait koping untuk penyalahguna NAPZA perlu dikembangkan berikut keefektifannya, sejalan dengan pengaruhnya terhadap keberhasilan pemulihan penyalahguna NAPZA.

Treatment programs for drug abuse created based on the phenomenon of urban life which affects the health status of the community. Coping is one of important factor, because adaptive coping will reduce the possibility of relapse for abusers. This paper analyzes the intervention of coping ineffective to an abuser clients in rehabilitation, Rumah Sakit Ketergantungan Obat Jakarta.
Intervention results showed the client is able to choose a constructive coping focuses on the problem or emotion, such as walking down the streets, playing with children, talking with friends, exercise, prayer, affirmation, filling time with activities, moving for a while avoiding the user environment. Research related to coping for drugs abuse need to be developed including its effectiveness, in line with its effect on the success of drug abuse recovery.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Saetia Listiana
"Berbagai komplikasi yang dialami penyandang DM menyebabkan timbulnya gangguan psikologis seperti kecemasan dan stress. Kecemasan dan stres ini apabila tidak ditangani secara baik maka akan menimbulkan masalah tersendiri yang akan semakin menyulitkan dalam pengelolaan penyakit diabetes mellitus. Kemampuan menghadapi stres berbeda pada setiap individu tergantung dari koping yang dimiliki. Mekanisme koping yang digunakan secara umum bersifat adaptif dan bersifat maladaptif. Karya ilmiah ini bertujuan untuk memaparkan hasil asuhan keperawatan yang diberikan pada salah satu klien diabetes melitus tipe 2 dengan masalah psikososial koping individu tidak efektif. Evaluasi yang didapatkan bahwa klien DM dengan koping individu yang adaptif dapat menjaga kestabilan glukosa darah. Saran yang diberikan agar dapat di implementasikannya asuhan keperawatan fisik yang terintegrasi dengan asuhan keperawatan psikososial untuk mempercepat pemuliahan klien.

Various complications experienced by persons with diabetes mellitus cause psychological disorders such as anxiety and stress. Anxiety and stress if not handled properly it will cause problems of its own that will be increasingly difficult in the management of diabetes mellitus. The ability to deal with stress is different for each individual depending on coping owned. coping mechanisms used in general to be adaptive and maladaptive nature. This paper aims to present the results of nursing care given to one client type 2 diabetes mellitus with psychosocial problems coping ineffective individual. The evaluation found that the client said it is willing to change the individual coping is maladaptive and adaptive. Advice given in order to implement it physical nursing care that is integrated with psychosocial nursing care for clients accelerate pemuliahan.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>