Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 225310 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ayu Amelia Rasud
"Penelitian ini menganalisis kandungan logam berat Tembaga (Cu) pada partikel mikroplastik yang ditemukan pada ikan kembung Rastrelliger kanagurta, air dan sedimen di perairan Ancol dan Muara Baru, Teluk Jakarta. Pengambilan sampel air dan sedimen dilakukan pada 3 titik di setiap perairan. Sampel ikan diambil sebanyak 6 ekor pada masing – masing perairan dengan bobot ±100gr dengan panjang ±20cm. Sampel mikroplastik dilakukan dengan metode floating menggunakan NaCl jenuh dan diamati diatas kertas Whatman Cellulose Nitrate 0.47μm. Kelimpahan mikroplastik pada sampel air berkisar 182.22 – 332.22 partikel/L sedangkan, pada sampel sedimen berkisar 550.31 – 901.04 partikel/Kg dan sampel ikan berkisar 64 – 107 partikel/individu. Polimer yang teridentifikasi pada sampel antara lain polyethylene (PE), polypropylene (PP) dan polystyrene (PS). Kandungan logam berat tembaga (Cu) pada mikroplastik air memiliki rata – rata 50.01 mg/kg dan pada sedimen 36.49 mg/kg sedangkan, pada ikan 19.53 mg/kg. Uji korelasi Spearman menunjukan bahwa tidak adanya korelasi antara kelimpahan mikroplastik dengan kandungan logam Cu pada mikroplastik yang ditemukan.

This study analyzed the heavy metal content of copper (Cu) in microplastic particles found in mackerel fish Rastrelliger kanagurta, water and sediment of Ancol and Muara Baru, Jakarta Bay. Water and sediment sampling was carried out at 3 points in each waters. Samples of mackerel were taken as many as 6 fish in each waters with a weight of ± 100gr with a length of ± 20cm. Microplastic samples were carried out by floating method using saturated NaCl and observed on 0.47μm Whatman Cellulose Nitrate paper. The abundance of microplastics in water samples ranged from 182.22 – 332.22 particles/L while in sediment samples it ranged from 550.31 – 901.04 particles/Kg and fish samples ranged from 64 – 107 particles/individual. The polymers in the sample include polyethylene (PE), polypropylene (PP) and polystyrene (PS). The content of heavy metal copper (Cu) in water microplastics has an average of 50.01 mg/kg and 36.49 mg/kg in sediments, while in fish it is 19.53 mg/kg. Spearman correlation test showed that there was no correlation between microplastics and Cu metal content in microplastics
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggito Abimanyu Arifin
"Penelitian ini menganalisis kandungan logam berat seng (Zn) pada mikroplastik yang ditemukan pada air, sedimen, dan ikan kembung Rastrelliger kanagurta di perairan Muara Angke dan Muara Karang, Teluk Jakarta. Pengambilan sampel air dan sedimen dilakukan pada 3 titik di tiap perairan. Sampel ikan diambil sebanyak 5 ekor pada tiap perairan dengan bobot ±259 gr dengan panjang ±27 cm. Saluran pencernaan di ekstraksi dari tiap ikan dan dihancurkan menggunakan reagen asam nitrat kuat (HNO3 65%). Sampel mikroplastik dilakukan dengan metode floating menggunakan NaCl jenuh dan diamati diatas kertas Whatman Cellulose Nitrate 0.47μm. Sampel mikroplastik dianalisis polimer menggunakan uji Micro-raman spectroscopic dan kandungan logam berat dengan uji AAS. Hasil penelitian menunjukkan kelimpahan mikroplastik pada sampel air berkisar 175.56—466.67 partikel L-1, pada sampel sedimen berkisar 494.22—790.76 partikel Kg-1, dan pada sampel ikan berkisar 98.5—159 partikel individu-1. Polimer mikroplastik yang teridentifikasi antara lain polyethylene (PE), polypropylene (PP), dan polystyrene (PS). Kandungan logam berat Zn pada mikroplastik pada sampel air memiliki rata–rata 79.47 mg Kg-1, pada sampel sedimen 153.09 mg Kg-1, dan pada sampel ikan 7.20 mg Kg-1. Uji korelasi Spearman menunjukan bahwa tidak adanya korelasi antara kelimpahan mikroplastik dengan kandungan logam berat Zn pada mikroplastik yang ditemukan.

This study analyzed the content of heavy metal zinc (Zn) in microplastics found in water, sediment, and mackerel Rastrelliger kanagurta in the waters of Muara Angke and Muara Karang, Jakarta Bay. Sampling of water and sediment was carried out at 3 points in each waters. Mackerel were taken 5 in each waters with a weight of ±259g and a length of ±27cm. The digestive tract was extracted from each fish and crushed using strong nitric acid reagent (HNO3 65%). Microplastics were carried out using the floating method using saturated NaCl and observed on 0.47μm Whatman Cellulose Nitrate paper. The microplastics were analyzed by polymer using Micro-raman spectroscopic test and heavy metal content by AAS test. The results showed that the abundance of microplastics in water ranged from 175.56-466.67 particles L-1, in sediment ranging from 494.22-790.76 particles Kg-1, and in mackerel ranging from 98.5-159 individual particles-1. The identified microplastic polymers are polyethylene (PE), polypropylene (PP), and polystyrene (PS). The heavy metal content in water has an average of 79.47 mg Kg-1, in sediment 153.09 mg Kg-1, and in mackerel 7.20 mg Kg-1. The Spearman correlation test showed that there was no correlation between the abundance of microplastics and the heavy metal content."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Sardy Safri
"Ikan kembung lelaki (Rastrelliger kanagurta) merupakan sumberdaya ikan pelagis ekonomis penting di wilayah Labuan Kabupaten Pandeglang. Sekitar 60% produksi perikanan berasal dari ikan pelagis kecil yang termasuk ikan kembung lelaki. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran ukuran panjang total, hubungan panjang-berat, pola pertumbuhan, panjang pertama kali tertangkap dan kebiasaan makanan. Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan pada bulan Mei, Juni dan Juli 2012 di Pelabuhan Perikanan Pantai Labuan, Pandeglang.
Metode penelitian yang digunakan adalah observasi dan wawancara. Hasil tangkapan ikan kembung lelaki (Rastrelliger kanagurta) merupakan ikan dominan keempat (9%) setelah ikan tembang (24%), tongkol (16%) dan kurisi (11%) yang didaratkan di Kabupaten Pandeglang. Penangkapan ikan kembung lelaki oleh nelayan Labuan dilakukan dengan mengunakan jaring lingkar, jaring insang dan payang.
Dari hasil pengukuran ikan kembung lelaki sebanyak 168 ekor dengan ukuran panjang total 130 - 270 mm dengan rata-rata panjang total 184,59 mm dan modus 170 - 174 mm. Berat ikan kembung lelaki berkisar 16 - 210 g dengan rata-rata berat 69,59 g, sedangkan ukuran pertama kali tertangkap 183,4 mm. Pertumbuhan ikan kembung lelaki bersifat allometrik positif. Jumlah telur ikan kembung berkisar antara 39.300 - 324.800 butir. Makanannya terdiri dari plankton yang didominasi fitoplankton dari marga Nitzschia, Thalassiosira dan Thalassiothrix. Sedangkan untuk zooplankton didominasi Stomatopoda, Acetes zoea dan Calanoida (Copepoda). Musim pemijahan ikan kembung lelaki diduga pada bulan Juni.

Indian Mackerel (Rastrelliger kanagurta) is an economically important pelagic fish resources in Labuan Pandeglang. About 60% of fish production comes from small pelagic fish including Indian mackerel. This study aims to determine the composition of Indian mackerel size distribution, length-weight correlation, growth, length at first capture and food habits of fish caught. Sampling in this research was conducted in May, June and July 2012 in Labuan fishing port.
Research methods used were observation and interviews. Indian mackerel catches (Rastrelliger kanagurta) is the dominant fish four (9%) after the sardine (24%), tuna (16%) and Japanese Treadfin-Bream (11%) were landed in the district Pandeglang. Catching Indian mackerel by Labuan fisherman done by using purse seine, gill nets and seine net.
From the measurement results as much as 168 Indian mackerel with a total length of 130-270 mm with an average total length of 184.59 mm and a modus of 170-174 mm. The weight range 16-210 g with an average weight of 69.59 g, was length at first capture by the size of 183.4 mm. Growth of Indian Mackerel is alometric positive. The number of eggs Indian mackerel ranged from 39.300 - 324.800 egg. Food consists of plankton to the type of cover for phytoplankton dominated types of Nitzschia, Thalassiosira and Thalassiothrix. As for the zooplankton dominated Stomatopoda, Acetes zoea and Calanoida (Copepods). Indian Mackerel spawning season suspected in June.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unversitas Indonesia, 2013
T32169
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Sari Kurniawati
"ABSTRAK
Perkembangan wilayah Pantura Jakarta mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan, salah satunya peningkatan konsentrasi TSS. Penelitian dilakukan pada perairan Teluk Jakarta dengan melakukan simulasi sebaran TSS dengan faktor oseanografi Teluk Jakar-ta menggunakan software MIKE 21 ECOLAB. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola sebaran TSS di Teluk Jakarta pada kondisi pra dan pasca reklamasi disaat musim barat dan timur. Hasilnya adalah musim barat dan musim timur mem-berikan korelasi terhadap konsentrasi TSS. TSS saat pra reklamasi pada beberapa titik telah melebihi baku mutu dan terjadi peningkatan konsentrasi saat pasca reklamasi, dengan beban TSS dari sungai 283,553.52 ton/tahun dan kecepatan arus di perairan Teluk Jakarta sebesar 0.02 ndash; 0.08 m/det maka konsentrasi TSS 38.80 ndash; 67.12 mg/l, pada titik ke arah laut konsentrasi TSS akan semakin kecil. Pulau reklamasi menyebabkan perubahan arah arus dan kecepatan arus, kecepatan arus yang kecil akan meningkatkan sedimentasi disekitar pulau reklamasi dan muara sungai, hal ini terlihat di sekitar pulau reklamasi telah melebihi baku mutu Permen LH No. 51 Tahun 2004. Kondisi antara konsentrasi TSS dengan indeks diversitas fitoplankton tidak sejalan, karena adanya faktor kecepatan arus yang memberikan peluang kepada plankton terbawa ke tempat lain, untuk memastikan kondisi tersebut maka perlu dilihat parameter DO, hara, dan khlorofil-a. Beban TSS akan menurun jika dilakukan pembangunan IPAL pada 14 zona di seluruh wilayah DKI Jakarta hingga 59.6 114,515 ton/tahun , upaya lain yang harus dilakukan adalah melakukan pengelolaan DAS terpadu untuk mengurangi erosi juga membangun sistem sanitasi yang baik disekitar DAS, selain itu juga diperlukan peran serta masyarakat dan penegakan hukum yang baik.

ABSTRACT
The expansion of the Pantura Jakarta area has had an impact of decrease in environmen tal quality, one of which is the increasing of TSS concentration. The study was conduct ed in the waters of Jakarta Bay by simulating the distribution of TSS with oceanograph ic factor of Jakarta Bay using MIKE 21 ECOLAB software. This study aims to analyze of TSS concentration distribution in Jakarta Bay in pre and post reclamation conditions during west and east seasons. The result is the west and east seasons providing a corre lation to the TSS concentration. TSS at pre reclamation at some point has exceeded the quality standard and increased concentration after reclamation, with TSS load from river 283,553.52 ton year and current velocity in Teluk Jakarta is 0.02 0.08 m s, TSS con centration is 38.80 67.12 mg l, at the point of the sea the TSS concentration will de crease. The reclaimed island causes changes in the direction of current and current ve locity, the small current velocity will increase the sedimentation around the reclaimed islands and river estuaries, it is seen that around the reclaimed island has exceeded the quality standard of Permen LH No. 51 2004. The condition between TSS concentration and phytoplankton diversity index is not aligned, due to the current velocity factor which gives chance to plankton to be brought to another place, to ensure the condition it is necessary to see the parameters of DO, nutrient, and chlorophyll a. The TSS load will decrease if IPAL is built on 14 zones across Jakarta area up to 59.6 114,515 tons year , another effort must be done is to manage the integrated watershed to reduce ero sion as well as build a good sanitation system around the DAS, also required communi ty participation and good law enforcement."
2017
T49216
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanullang, Yannes Putra
"ABSTRACT
Pemerintah seringkali melakukan pembangunan perekonomian yang tidak memberikan jaminan perlindungan terhadap lingkungan. Salah satu buktinya adalah proyek ambisius reklamasi Teluk Jakarta. Reklamasi Teluk Jakarta dianggap sebagai solusi untuk mengatasi kekurangan lahan di DKI Jakarta serta menambah pendapatan daerah melalui investasi, namun reklamasi ini justru telah menyebabkan kerusakan lingkungan yang sangat luas dan juga menimbulkan kerugian bagi puluhan ribu nelayan untuk memperoleh keadilan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan strict liability pada kasus lingkungan di Indonesia seperti reklamasi Teluk Jakarta. Sebab pada umumnya, gugatan perdata lingkungan di Indonesia menggunakan dasar gugatan perbuatan melawan hukum, namun gugatan perbuatan melawan hukum ini dirasa belum mampu berpihak kepada lingkungan. Hal ini disebabkan pembuktian kesalahan dalam perbuatan melawan hukum cenderung memberatkan pihak yang dirugikan seperti lingkungan. Kesalahan yang harus dibuktikan dalam perbuatan melawan hukum menjadi mengesampingkan dampak atau kerugian yang telah ditimbulkan. Namun dalam penerapannya di Indonesia, strict liability ini masih jarang digunakan karena kurangnya penjelasan dan pengaturan secara lebih lanjut mengenai dasar gugatan ini. Oleh karena itu, untuk menerapkan strict liability pada kasus lingkungan seperti reklamasi Teluk Jakarta diperlukan pembelajaran dari peraturan-peraturan yang dihubungkan dengan dampak dan cara kerja reklamasi Teluk Jakarta.

ABSTRACT
The government often do economic development which do not provide a guaraantee protecting the environment. One of the evidence is ambitious project called Jakarta Reclamation Bay. This project regarded as a solution to solve the lack of land in Jakarta and to increase revenue through investments, but in other side, reclamation apparently caused enviromental degradation and also caused financial losses for tens of thousands of fishermen. This study aims to analize the implementation of strict liability in the case of Indonesia rsquo s environment such as Jakarta Reclamation Bay. Commonly, a civil suit used tort, but this action have not been able to pro for environmental. It is because of evidence a mistake on tort tended to burden the disadvantaged parties such as environmental. The mistakes to be proved on tort be ruled out an impact that has been inflicted. But on practice in Indonesia, strict liability is still rarely used because lack of explanation andd regulation to give further details pertaining to this lawsuit. For that reason to applied strict liability on Indonesias enviromental case such as Jakarta Bay Reclamation would necessary to learned from law which is connected with Jakarta Bay Reclamation."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinie Dianita Bakri
"ABSTRAK
Teluk Jakarta merupakan wilayah strategis di Utara Jakarta dengan berbagai aktivitas seperti perikanan, pelayaran, dan pariwisata. Berbagai aktivitas tersebut mengakibatkan dampak pencemaran lingkungan salah satunya penurunan kualitas air dengan timbulnya fenomena trofik atau pengayaan zat hara nitrogen dan fosfor yang merusak biota air dan munculnya algae bloom. Maka diperlukan penelitian untuk mensimulasikan kondisi trofik yang terjadi di Teluk Jakarta menggunakan parameter DIN nitrogen dan TP fosfor . Tujuan penelitian ini yaitu menentukan pola sebaran DIN ndash; TP dan status trofik di Teluk Jakarta menggunakan pemodelan MIKE 21 Ecolab. Data yang digunakan yaitu data konsentrasi total nitrogen anorganik DIN dan total fosfor TP tujuh sungai tahun 2010-2016 , debit sungai, pasang surut, data angin BMKG, dan curah hujan di Teluk Jakarta. Perbandingan skenario pre reklamasi, reklamasi, dan masterplan digunakan dalam penelitian ini pada musim Barat dan musim Timur. Hasil penelitian diperoleh kadar DIN sebesar 0,005 - 7,764 mg/L, TP sebesar 0,001 ndash; 0,941 mg/L, dan kecepatan arus sebesar 0,006 ndash; 0,084 m/s. Pola sebaran pencemar dipengaruhi oleh kecepatan arus, kemiringan pantai, dan lokasi pencemar. Semakin cepat arus maka semakin cepat pencemar terdistribusi ke wilayah lain. Status trofik di Teluk Jakarta sudah berada pada status hipertrofik tercemar dengan wilayah paling kritis berada di pesisir. Pada perairan lepas pantai kadar pencemar cenderung menurun akibat adanya pelarutan dengan air. Bentuk pengelolaan yang memungkinkan dilakukan di Teluk Jakarta adalah adanya penanggulangan dari aktivitas masyarakat, dibangunnya IPAL pada daerah aktivitas masyarakat dan dibangunnya waduk sebelum wilayah muara.

ABSTRACT
Jakarta Bay is a strategic area in North Jakarta with various activity such as fishery, cruising, and tourism. The activities mention above causing environmental pollution, such as lower quality of water with arise of trophic phenomenon or enrichment in nutrient substance nitrogen and phospor which damaging water biota and appearing of algae bloom. From that data, therefore needed a research to stimulate trophic condition which happen in Jakarta Bay using DIN nitrogen parameter and TP phospor . Aim of this research is to determine distribution pattern DIN ndash TP and trophic condition in Jakarta Bay using MIKE 21 Ecolab model. Data used from DIN and TP concentration in seven river year 2010 ndash 2016 , river debit, river tidal, wind data from BMKG, and rainfall level in Jakarta Bay. Comparison scenario between pre reclamation, reclamation, and masterplan used in this research on West Season and East Season. Results of this research obtained that DIN levels amount is 0,005 ndash 7,764 mg L, TP levels amount 0,001 ndash 0,941 mg L, and current speed amount 0,006 ndash 0,084 m s. Distribution pattern of contaminants affected by current speed, slopeness of the beach, and contaminants location. The faster current speed then the distribution of contaminants to other area getting faster. Trophic condition of Jakarta Bay already in a hipertophic tainted condition with the most critical area located in coastal area. In offshores water the contaminants levels tend to decrease from water dissolution. Form of management which possible in Jakarta Bay is to countermeasures of society activity, built of IPAL in society activity area and built of reservoir before estuary area."
2017
T49201
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indy Femnisya
"Muara Sungai Blanakan yang berlokasi di Kabupaten Subang, Jawa Barat merupakan wilayah pesisir yang tinggi aktivitas perikanan tangkap dan tambak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelimpahan mikroplastik di air, sedimen, dan ikan kuro (Eleutheronema tetradactylum) serta mengkaji komposisinya. Sampel air dan sedimen diambil dari 4 titik di sekitar muara bersama 12 individu ikan kuro. Sampel air dan sedimen diekstraksi menggunakan reagen Fenton. Sementara insang, saluran pencernaan dan daging yang dibedah pada tiap individu didestruksi dengan KOH 10%. Seluruh larutan sampel yang telah di destruksi disaring menggunakan vacuum pump dengan kertas saring Whatman cellulose nitrate membrane ukuran pori 0,45 μm. Identifikasi mikroplastik dilakukan dengan pengamatan melalui mikroskop untuk perhitungan kelimpahan serta komposisi mikroplastik yang dikategorikan berdasarkan bentuk, ukuran, dan warna. Sementara jenis polimer dianalisis menggunakan Raman microscopes spectrometer. Penelitian ini menunjukkan mikroplastik ditemukan pada seluruh sampel dan lokasi penelitian dengan kelimpahan yang berbeda. Rata-rata kelimpahan mikroplastik pada air didapatkan 710 ± 183,34 partikel/m3 dan pada sedimen 879,63 ± 205,14 partikel/kg. Sementara pada organ dan jaringan ikan berturut-turut dari kelimpahan terbesar diperoleh 16,64 ± 9,09 partikel/gr pada saluran pencernaan, 11,95 ± 5,33 partikel/gr pada insang, dan 3,55 ± 0,81 partikel/gr pada daging. Secara keseluruhan, komposisi mikroplastik yang ditemukan pada penelitian ini merupakan bentuk fiber, fragmen, film, dan pellet, dengan tidak ditemukannya bentuk foam. Ukuran mikroplastik yang paling banyak ditemukan pada air, sedimen, dan jaringan daging ikan merupakan <300 μm. Sementara pada insang dan saluran pencernaan, ukuran >1000 μm paling banyak ditemukan. Warna biru pada studi ini menjadi warna mikroplastik yang paling mendominasi. Polimer mikroplastik yang ditemukan merupakan polyethylene terephthalate (PET), polypropylene (PP), dan polyvinyl chloride (PVC). Uji korelasi menunjukkan tidak adanya korelasi antara kelimpahan mikroplastik di air maupun sedimen terhadap akumulasi mikroplastik pada ikan kuro.

Blanakan River estuary in Subang Regency, West Java, Indonesia is a coastal area with a high fishing and ponds activities. This study aims to examined the abundance and composition of microplastic contamination in water, sediment, and fourfinger threadfin (Eleutheronema tetradactylum). Water and sediment samples were obtained at 4 various location around the estuary with 12 individual fourfinger threadfin fish. Water and sediment samples were extracted using Fenton's reagent. The dissected gills, digestive tracts and muscles were destroyed with 10% KOH. All digested sample solution are filtered using a vacuum pump and Whatman cellulose nitrate membrane filter paper with a 0.45 μm pore size. Identification of microplastics was carried out by microscope observation to calculate the abundance and composition of microplastics which were categorized based on shape, size and color. While the type of polymer was analyzed using a Raman microscopes spectrometer. This study demonstated that microplastics were found at all samples and research locations with different abundances. The average abundance of microplastics in water was 710 ± 183.34 particles/m3 and in the sediment sample was 879.63 ± 205.14 particles/kg. While in fish, the highest abundance was found in the digestive tract at 16.64 ± 9.09 particles/gr, followed gills at 11.95 ± 5.33 particles/gr, and muscle at 3.55 ± 0.81 particles/gr. Overall, the composition of microplastics form consisted of fiber, fragments, films, and pellets; foam was absent in this study. The most frequent size of microplastic found in water, sediment, and fish tissue is <300 μm. While sizes greater than 1000 μm are most frequently observed in the gills and digestive tract. In this study, blue is the predominant microplastic color. Microplastic polymers detected were polyethylene terephthalate (PET), polypropylene (PP), and polyvinyl chloride (PVC). The correlation test showed that there was no correlation between the abundance of microplastics in water and sediment with the accumulation of microplastics in fourfinger threadfin fish."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anang Wahyu Susilo
"Salah satu ikan yang digemari masyarakat Indonesia adalah ikan kembung. Ikan kembung merupakan ikan pelagis kecil. Tetapi pada umumnya ikan kembung tertangkap oleh purse seine. Hasil penangkapan kurun waktu 2008-20013 mempunyai fluktuasi yang cenderung menurun. Hal ini di sebabkan usaha penangkapan tersebut meningkat, terutama semakin banyaknya upaya penangkapan mini purse seine. Sehingga apabila tidak dikelola dengan baik akan mengancam kelestariannya oleh karena itu dibuatlah penelitian ini berupa telaah aspek biologi ikan kembung (Rastrelliger kanagurta) di Laut Jawa yang di daratkan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan, Jawa Tengah.
Metode penelitian ini dilaksanakan dengan mengumpulkan data primer dilakukan untuk memperoleh data aspek biologi ikan kembung yaitu dengan mendata panjang ikan, berat ikan, jenis kelamin dan tingkat kematangan gonad. Data sekunder diperoleh dari statistik PPN Pekalongan dan data pendukung lainnya.
Dari hasil analisis aspek produksi dan biologi di ketahui puncak penangkapan ikan kembung terjadi pada Musim Timur, pola pertumbuhan bersifat alometrik negatif berarti pertumbuhan panjang lebih cepat daripada pertumbuhan berat ikan. Sedangkan frekuensi ikan kembung 11,0 -17,9 cm yang di dominasi oleh distribusi panjang 14,0-14,9 cm. Nisbah kelamin diketemukan hampir seimbang yaitu jantan 55 % dan betina 45 %. Ukuran panjang cagak di ketemukan 17,10 cm sedangkan pertama kali ikan kembung tertangkap sebesar 14,37 cm dengan demikian rekruitmennya negatif. Dengan demikian pengelolaan ikan kembung di Laut Jawa ini sangat perlu diperhatikan antara lain dengan melaksanakan penegakan hukum Kepmen no.6 tahun 2010 tentang Alat Penangkapan Ikan di Wilayah Pengelolaan Perikanan berarti meningkatkan selektivitas alat tangkap mini purse seine dengan memakai ukuran mata jaring 3 inci, selanjutnya membatasi upaya penangkapan mini purse seine yang memadai sehingga tidak terjadi over fishing.

One of the fish is a popular Indonesian society is mackerel. Mackerel is a small pelagic fish. But in general mackerel caught by purse seine. Catches of 2008-20013 period fluctuations have tended to decline. This is caused the increased fishing effort, especially the increasing number of mini purse seine fishing effort. So if it is not managed properly will threaten its sustainability therefore made this research is the study of the biological aspects of mackerel (Rastrelliger kanagurta) in the Java Sea Fishing Port in daratkan in Nusantara Pekalongan, Central Java.
The research method was conducted by collecting primary data is done to obtain data on the biological aspects mackerel with record fish length, fish weight, sex and degree of maturity of gonads. Secondary data were obtained from the VAT statistics Pekalongan and other supporting data.
From the analysis of the biological aspects of production and in the know peak fishing season bloating occurs in the East, the pattern of growth is negatively allometric mean length growth is faster than the growth of fish weight. While the frequency of mackerel 11.0 -17.9 cm is dominated by the distribution of 14.0 to 14.9 cm long. Found almost balanced sex ratio is 55% male and 45% female. Length of 17.10 cm forked in found while first mackerel caught by 14.37 cm thus recruitment was negative. Thus mackerel management in the Java Sea is very necessary to be considered include the carrying out law enforcement Decree No.6 of 2010 on Fishing Tool in Regional Fisheries Management means improving the selectivity of fishing gear using a mini purse seine mesh size of 3 inches, further limiting mini purse seine fishing effort sufficient so that does not happen over fishing.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unversitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arinka Fathinah
"Mikroplastik merupakan potongan plastik kecil berukuran 1 μm hingga 5 mm bersifat bioavailable dan ubiquitous. Muara disebut sebagai titik panas mikroplastik karena saat mikroplastik dari sungai memasuki muara, gelombang, pasang surut, dan angin mampu memengaruhi lintasan dan kecepatan partikel masuk ke laut serta pengendapan mikroplastik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelimpahan dan komposisi bentuk, ukuran, serta jenis polimer mikroplastik yang terakumulasi pada air, sedimen, dan ikan bandeng Chanos chanos di muara Sungai Blanakan, Subang, Jawa Barat. Pengambilan sampel dilakukan di empat titik lokasi. Sampel air disaring menggunakan plankton net 300 μm, sampel sedimen diambil menggunakan Van Veen Grab, dan sampel ikan diambil menggunakan bubu. Sampel air diekstraksi dengan larutan H2O2 30% serta FeSO4 0,05 M. Begitu pula dengan sampel sedimen yang sebelumnya telah disuspensi larutan NaCl. Sementara itu, jaringan dan organ daging, insang, dan saluran pencernaan dari 11 sampel ikan bandeng Chanos chanos diisolasi dan diekstraksi menggunakan larutan KOH. Sampel mikroplastik diamati di atas kertas Whatman cellulose nitrate dan dianalisis menggunakan mikroskop. Identifikasi mikroplastik dikelompokkan berdasarkan bentuk yaitu fiber, fragmen, film, pellet, dan foam, serta ukuran yaitu <300 μm, 300-500 μm, 500-1000 μm, dan >1000 μm. Identifikasi jenis polimer dilakukan dengan metode Raman spektrometeri. Kelimpahan mikroplastik pada sampel air berkisar 526,67 - 946,67 partikel/m3, sedangkan sedimen berkisar 674,07 - 1074,07 partikel/kg dengan dominasi bentuk fiber baik di air maupun sedimen. Kelimpahan mikroplastik ikan bandeng Chanos chanos adalah 43,06 partikel/individu dengan urutan kelimpahan mikroplastik jaringan tertinggi yaitu insang, daging, dan saluran pencernaan. Jenis polimer mikroplastik yang terdeteksi adalah polyethylene terephthalate (PET), polypropylene (PP), dan poly(vinyl chloride) (PVC). Uji korelasi menunjukkan tidak adanya hubungan antara keberadaan mikroplastik pada air dan sedimen terhadap ikan bandeng Chanos chanos.

Microplastics are small pieces of plastic range in size from 1 μm to 5 mm that are bioavailable and ubiquitous. Estuaries are known as "microplastic hot spots" due to the fact that when river microplastic enters an estuary, then waves, tides, and wind can change the direction and speed of the particles entering the sea and the deposition of microplastic. This study aims to analyze the abundance and composition of shape, size, and types of microplastic polymers that accumulate in water, sediment, and milkfish Chanos chanos in the estuary of Blanakan River, Subang, West Java. Sampling was carried out at four sampling points. Water samples were filtered using a 300 μm plankton net, sediment samples were taken using a Van Veen Grab, and fish samples with a trap. Water sample were extracted with 30% H2O2 solution and 0,05 M FeSO4. The same was applicable to sediment samples that had been previously suspended in NaCl solution. Meanwhile, tissues and organs of muscles, gills, and digestive tract from 11 samples of milkfish Chanos chanos were isolated and extracted using KOH solution. Microplastic samples were observed on Whatman cellulose nitrate paper and analyzed using a microscope. Microplastics are categorized according to form, namely fiber, fragment, pellet, film, foam, and size, namely <300 μm, 300-500 μm, 500-1000 μm, and > 1000 μm. The Raman spectrometry method was used to determine the type of polymer. In sediment samples, the amount of microplastics ranged from 674,07 to 1074,07 particles/kg, while the abundance in water samples ranged from 526,67 to 946,67 particles/m3. Fiber predominated in both water and sediment. The abundance of microplastics in milkfish Chanos chanos was 43,06 particles/individual with the biggest tissue microplastic abundance starting with the gills, meat, and digestive tract. The types of microplastic polymers detected were polyethylene terephthalate (PET), polypropylene (PP), and poly(vinyl chloride) (PVC). The correlation test revealed that there was no relationship between the abundance of microplastics in water and sediment for the milkfish Chanos chanos."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vincentia Priscilla
"Penelitian ini menganalisis kelimpahan dan jenis mikroplastik pada bandeng Chanos chanos, air, dan endapan tambak bandeng di Muara Kamal dan Marunda, Teluk Jakarta. Pengambilan sampel bandeng dilakukan dengan kriteria umur 5 sampai 6 tahun berusia bulan dengan jumlah sampel 6 ikan dari setiap lokasi. Air dan sedimen tadinya diambil dari 5 titik di kolam bandeng di setiap lokasi. Saluran pencernaan diekstraksi dari setiap bandeng dihancurkan dengan pereaksi asam nitrat yang kuat (HNO3 65%). air sampel disaring menggunakan plankton net dengan ukuran mesh 300 μm dan sedment sampel dikeringkan dalam oven. Solusi NaCl terkonsentrasi digunakan untuk mencapai flotasi mikroplastik pada setiap sampel disiapkan saluran pencernaan ikan bandeng, air yang disaring, dan sedimen kering. Pengamatan dilakukan dengan mikroskop cahaya.
Sampel ditempatkan di Sedgwick Rafter Chamber dan penghitungan mikroplastik dilakukan dilakukan untuk partikel dengan ukuran mulai dari 20 μm hingga 4 mm berdasarkan bentuk partikelnya serat, film, fragmen, dan granula. Hasil yang diperoleh untuk sampel dari Muara Kamal menunjukkan jumlah mikroplastik 3.005 ± 437,4 partikel ind-1 dalam ikan bandeng, 103,8 ± 20,7 partikel L-1 dalam air, dan 111.680 ± 13.204,2 partikel Kg-1 dalam sedimen. Mikroplastik Kelimpahan ditemukan lebih rendah dalam sampel dari Marunda dengan 2.090 ± 545 partikel ind-1 in bandeng, 90,7 ± 17,4 partikel L-1 dalam air, dan 82,480 ± 11,226,4 partikel Kg-1 dalam sedimen.

This study analyzes the abundance and types of microplastics in Chanos chanos, water, and milkfish pond deposits in Muara Kamal and Marunda, Jakarta Bay. Sampling of milkfish is carried out with the criteria of age 5 to 6 years old with a sample of 6 fish from each location. Water and sediment were taken from 5 points in the milkfish pond at each location. The digestive tract is extracted from each milkfish destroyed by strong nitric acid reagents (65% HNO3). water. The sample was filtered using a plankton net with amesh size of 300 μm and the sample sedment was dried in an oven. The concentrated NaCl solution is used to achieve. Microplastic flotation in each sample was prepared by the digestive tract of milk fish, filtered water, and dry sediment. Observations were made with a light microscope. Samples were placed in the Sedgwick Rafter Chamber and microplastic calculations were carried out for particles ranging in size from 20 μm to 4 mm based on the particle shape of the fibers, films, fragments, and granules. The results obtained for samples from Muara Kamal showed the amount of microplastic 3.005 ± 437.4 particles ind-1 in milkfish, 103.8 ± 20.7 L-1 particles in water, and 111,680 ± 13,204.2 Kg-1 particles in sediments. Abundance microplastic was found lower in samples from Marunda with 2,090 ± 545 ind-1 particles in milkfish, 90.7 ± 17.4 L-1 particles in water, and 82,480 ± 11,226.4 Kg-1 particles in sediment.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>