Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 151848 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nindya Sabillaa
"Penulis literatur fantasi memiliki imajinasi yang tinggi dalam menciptakan karyanya. Untuk mewujudkan imajinasi ini, penulis literatur fantasi pun perlu menciptakan kata-kata atau istilah baru yang hanya dapat ditemui dalam karyanya dan terkadang tidak ditemui dalam kehidupan nyata. Kata-kata atau istilah baru yang diciptakan oleh penulis ini yang disebut sebagai neologisme penulis. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan jenis neologisme penulis dalam webtoon Jeonjijeok Dokja Sijeom (전지적 독자 시점) yang diterjemahkan dari bahasa Korea ke dalam bahasa Indonesia dan memaparkan prosedur penerjemahan yang digunakannya. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 54 neologisme penulis yang ditemukan dalam webtoon Jeonjijeok Dokja Sijeom. Berdasarkan klasifikasi jenis pembentukan neologisme yang dikemukakan oleh Jang (2007), terdapat 8 neologisme yang termasuk dalam jenis penggabungan; 13 neologisme termasuk dalam jenis peminjaman; dan 33 neologisme termasuk dalam jenis diferensiasi semantik. Di antara 54 neologisme penulis yang ditemukan, prosedur penerjemahan yang paling banyak digunakan dalam penerjemahan neologisme penulis adalah penerjemahan harfiah dan kuplet. Selain itu, ditemukan juga neologisme penulis yang tidak diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.

Fantasy authors tend to have great imagination in creating their works. In order to actualize their imagination, authors will need to create words or terms that can only be found in their works and sometimes it does not exist in reality. These author’s newly created words and terms are called author’s neologisms. This study aims to discuss the author’s neologisms classification in Jeonjijeok Dokja Sijeom (전지적 독자 시점) webtoon and explain the translation procedures used in translating the author's neologism into Indonesian. This study uses descriptive analysis method with a qualitative and literature study approach. The results show that there are 54 author’s neologisms which appeared in Jeonjijeok Dokja Sijeom webtoon. According to Jang’s (2007) Korean neologism word-formation theory, it is found that 8 neologisms are classified as compounding; 13 neologisms are classified as derivation; and 33 neologisms are classified as semantic differentiation. Among these 54 author’s neologisms, the procedures mostly used in translating these author’s neologisms based on Newmark’s (1988) theory are literal translation and couplet. It is also found that there are author’s neologisms which were not translated into Indonesian."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indoneisa, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Raissa Haskim
"Penelitian ini membahas padanan dan strategi penerjemahan interjeksi bahasa Indonesia (BI) ke dalam bahasa Arab (BA). Dengan menggunakan metode deskriptif analisis, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis bentuk padanan dan strategi penerjemahan interjeksi BI ke dalam BA dalam Webtoon “Eggnoid”. Data primer penelitian ini didapatkan dengan membaca, mencatat ujaran yang mengandung interjeksi BI, dan membandingkannya dengan terjemahan BA dalam Webtoon “Eggnoid” episode 1-31. Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan teori interjeksi BI (Kridalaksana,2014), interjeksi BA (Jabr,1980) dan strategi penerjemahan interjeksi (Cuenca,2006). Berdasarkan hasil analisis, penulis menemukan sebanyak 90 dari 92 kemunculan interjeksi BI yang diterjemahkan ke dalam BA di dalam Webtoon “Eggnoid” episode 1-31. Beberapa interjeksi dalam BI di antaranya memiliki lebih dari satu bentuk padanan dalam BA. Adapun strategi penerjemahan yang digunakan adalah: a) terjemahan literal; b) terjemahan menggunakan interjeksi yang berbeda dengan makna yang sama; c) terjemahan menggunakan struktur non-interjeksi dengan makna serupa; d) terjemahan menggunakan interjeksi dengan makna yang berbeda; e) penghilangan; f) penambahan elemen. Sedikitnya jumlah interjeksi yang tidak diterjemahkan menunjukkan bahwa penerjemah telah berusaha menerjemahkan seluruh interjeksi BI ke dalam BA agar tidak menghilangkan esensi dari kemunculan interjeksi di dalam komik sebagai salah satu unsur penting untuk mengekspresikan perasaan tokoh.

This study discusses about the equivalent and translation strategy of Indonesian interjections into Arabic. By using descriptive analytical method, the purpose of this research is to analyze the equivalent form and the strategy of translating Indonesian interjection into Arabic in Webtoon “Eggnoid”. The primary data were obtained by reading, noting utterances that contain Indonesian interjections, and comparing them with the Arabic translation in the Webtoon “Eggnoid” episodes 1-31. In analyzing the data, the researcher used the theory of Indonesian interjection (Kridalaksana,2014), Arabic interjection (Jabr,1980) and interjection translation strategy (Cuenca,2006). The result shows that 90 out of 92 occurrences of Indonesian interjections were translated into Arabic in the webtoon “Eggnoid” episodes 1-31. Some Indonesian interjections have more than one equivalent form in Arabic. The translation strategies used are: a) literal translation; b) translation using different interjections with the same meaning; c) translation using a non-interjection structure with a similar meaning; d) translation using interjections with different meanings; e) omission; f) addition of elements. The small number of untranslated interjections shows that the translator has tried to translate all Indonesian interjections into Arabic to not losing the essence of interjections appearance in comics as one of the important elements to express characters’s feelings."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Aufa Washila
"Penelitian ini membahas penerjemahan ungkapan fatis dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Arab. Penerjemahan yang dibahas di sini mencakup padanan ungkapan fatis, pergeseran bentuk dan makna, dan metode penerjemahan yang digunakan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pemadanan ungkapan fatis dari bahasa Indonesia ke bahasa Arab, pergeseran bentuk dan makna yang terjadi sehingga pesan yang terdapat dalam BSu bisa diungkapkan sewajar mungkin dalam BSa, dan metode penerjemahan yang diterapkan oleh penerjemah sehingga hasil terjemahannya menjadi dinamis.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif. Data yang dianalisis diambil dari sebuah Webtoon berjudul Flawless episode 1-10, versi bahasa Indonesia dan bahasa Arab. Untuk membantu analisis data, teori yang dipakai adalah teori ungkapan fatis secara umum dari Malinowski 1923, teori ungkapan fatis dalam bahasa Indonesia dari Kridalaksana 1994, dan teori ungkapan fatis dalam bahasa Arab dari al-Qinai 2011.
Dari hasil analisis, ditemukan bahwa ungkapan-ungkapan fatis tersebut ada yang tidak diterjemahkan, ada yang diterjemahkan sesuai dengan fungsi fatisnya, ada yang diterjemahkan menjadi bentuk lain, dan ada yang diserap bunyinya. Selain itu, disimpulkan juga bahwa hampir semua penerjemahan pada data menggunakan metode penerjemahan komunikatif.

The focus of this research is the analysis of phatic utterances translation from Indonesian into Arabic. The translation includes the equivalence of phatic utterance, form and translation shift, and the translation method that was used. The aim of this research is to analyse the equivalence of phatic utterances from Indonesian into Arabic, form and translation shift so that the message in source language can be expressed appropriately in target language, and the translation method that was used by the translator so that the result of the translation became dynamic.
The method I use in this research is qualitative descriptive method. The data I use to analyse is a webtoon entitled 'Flawless' episode 1 10, in Indonesian and Arabic version. In order to support the data analysis, I use the theory of phatic communion from Malinowski 1923, theory of Indonesian phatic utterance from Kridalaksana 1994, and theory of Arabic phatic utterance from al Qinai 2011.
From the results of this research, it was found that some of the phatic utterances are not translated, some are translated based on the phatic function, some are translated into other forms, and some are absorbed by the sound. In addition, it is concluded that almost all of the translation utterances uses communicative translation method.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raffiza Zahra Mulyadihardja
"Webtoon Eggnoid memiliki visualisasi yang menarik serta gaya cerita yang memasukkan unsur jenaka. Unsur jenaka yang berkaitan dengan berbagai faktor ini menarik untuk diteliti, terlebih terjemahannya ke dalam bahasa Belanda. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan bagaimana penerjemahan teks humor webtoon Eggnoid ke dalam bahasa Belanda. Analisis dilakukan berdasarkan teori penciptaan humor Berger (1997) dan teori penerjemahan Molina & Albir (2002). Data yang digunakan adalah webtoon Eggnoid versi bahasa Indonesia dan bahasa Belanda episode 1-6. Dari 261 tuturan, 18 tuturan di antaranya mengandung humor. Teks humor tersebut tercipta dari unsur pembangun humor yang termasuk ke dalam kategori humor bahasa, logika, dan identitas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa teknik melebih-lebihkan dari kategori bahasa merupakan unsur pembangun humor yang sering digunakan. Adapun teknik penerjemahan yang banyak digunakan adalah teknik generalisasi dan transposisi. Hal tersebut dilakukan karena tidak adanya padanan leksikal yang memadai dalam bahasa sasaran ataupu karena perbedaan struktur gramatika antara BSu dan BSa.

The Eggnoid webtoon has an appealing visualization and narrative style that incorporates humorous elements. The humorous elements related to various factors make this research interesting to study, especially in the Dutch translation version. This study aims to understand how humorous texts are translated, particularly in the Dutch version of the Eggnoid webtoon. This research is a descriptive analysis research with observation and note-taking methods. Molina and Albir's (2002) translation theory and Berger's (1997) theory of humor are used to support the research. The data used are the Indonesian and Dutch versions of the Eggnoid webtoon episodes 1-6. Based on analysis, out of 261 utterances that appear, only 18 utterances are classified as humorous. The humor text is composed of humor elements that fall into three categories: language, logic, and identity. Results show that the exaggeration technique of language category is a frequently used to build humor. As for the translation process, the translator mostly uses generalization and transposition techniques as there are neither equivalents nor adequate sentence structures in the target language."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Haryo Lawu
"Kalimat imperatif/perintah merupakan ungkapan yang dituturkan seseorang yang mengharapkan tanggapan berupa tindakan tertentu dari orang yang diajak berbicara. Kalimat imperatif dapat disampaikan secara langsung maupun tidak langsung dan dengan kadar kuat atau lemah. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan kalimat imperatif serta memaparkan teknik yang digunakan untuk menerjemahkan kalimat imperatif dalam webtoon Sin-ui Tap ke dalam bahasa Indonesia. Rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana kalimat imperatif dalam bahasa Korea pada webtoon Sin-ui Tap diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan sumber data webtoon Sin-ui Tap season 1 episode 1-10. Hasil dari penelitian ini menunjukkan terdapat 68 tuturan imperatif dalam korpus yang diteliti. 17 tuturan menggunakan ragam formal dan 51 tuturan menggunakan ragam informal. Dari tuturan yang ditemukan 58 penggunaan teknik transposisi, 9 teknik modulasi dan 1 teknik ekuivalensi. Teknik transposisi merupakan teknik yang paling banyak digunakan karena tata-bahasa Indonesia dan Korea yang sangat berbeda. Penggunaan teknik modulasi dilakukan untuk memberikan penekanan atau sudut pandang yang berbeda dan teknik ekuivalensi digunakan karena jika menggunakan teknik penerjemahan lain menghasilkan makna yang tidak sepadan. Selain itu terdapat juga beberapa penerjemahan yang mengubah tuturan imperatif dalam bahasa Korea menjadi non-imperatif setelah diterjemahkan.

The imperative sentence / command is an expression uttered by someone who expects a response in the form of a certain action from the person being spoken to. Imperative sentences can be conveyed directly or indirectly and with strong or weak levels. This study aims to explain imperative sentences and describe the techniques used to translate imperative sentences in the Sin-ui Tap webtoon into Indonesian language. The formulation of the problem of this research is how imperative sentences in Korean on the Sin-ui Tap webtoon are translated into Indonesian. This research uses descriptive qualitative method with webtoon data source Sin-ui Tap season 1 episode 1-10. The results of this study indicate that there are 68 imperative utterances in the corpus studied. 17 utterances using formal styles and 51 utterances using informal ones. From the utterances found 58 uses of transposition techniques, 9 modulation techniques and 1 equivalence technique. The transposition technique is the most widely used technique because Indonesian and Korean grammar are very different. The use of modulation techniques is carried out to provide emphasis or a different point of view and the equivalent technique is used because other translation techniques produce unequal meaning. In addition, there are also several translations that change imperative speech in Korean to non-imperative after being translated."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Zalfadhia Nadirra Roshati
"Penerjemahan adalah kegiatan mengalihkan secara tertulis pesan dari teks suatu bahasa, disebut sebagai Bahasa Sumber (BSu), ke dalam teks bahasa lain, disebut sebagai Bahasa Sasaran (BSa). Teks yang diterjemahkan disebut Teks Sumber (TSu), sedangkan teks hasil terjemahan disebut Teks Sasaran (TSa). Menurut teori studi penerjemahan, pergeseran makna dapat terjadi akibat perbedaan karakteristik dan budaya dari kedua bahasa. Pada penelitian ini, penulis menganalisis pergeseran makna yang terjadi dalam penerjemahan Webtoon Indonesia berjudul “Terlalu Tampan” yang diterjemahkan ke dalam bahasa Mandarin dengan judul “美男家族” (Měinán Jiāzú). Analisis dilakukan dengan bertolak dari teknik penerjemahan dan teori pergeseran makna. Pergeseran makna pada penelitian ini meliputi pergeseran makna wajib (pergeseran makna generik ke makna spesifik dan sebaliknya) dan pergeseran makna bebas (pergeseran sudut pandang budaya).

Translation is the activity of transferring written messages from the text of one language, referred to as the Source Language (SL), into the text of another language, referred to as the Target Language (TL). The original text is called the Source Text (ST), while the translated text is called the Target Text (TT). According to translation studies, meaning shifts can occur due to different characteristics and cultures of the two languages. In this project, the author analyses meaning shifts that occur in the translation of Indonesian Webtoon "Terlalu Tampan" which was translated into "美男家族" (Měinán Jiāzú) in Mandarin Chinese. The project analysis is based on translation procedures and meaning shift theory. Meaning shifts in this project include obligatory meaning shift (generic meaning to specific meaning shift and vice versa) and optional meaning shift (meaning shift in cultural viewpoints)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Laurentzia Sandra
"Bahasa menggunakan alat ucap manusia untuk dapat menghasilkan bunyi ujaran. Selain bunyi
ujaran ada juga tiruan bunyi yang digunakan dalam bahasa. Tiruan bunyi ini dinamakan simbol
bunyi (sound symbolism). Simbol bunyi merupakan lambang bunyi yang diyakini memiliki
makna. Pemaknaan simbol bunyi dapat dilihat dari bunyi vokalnya yang menentukan nyaring
lemahnya bunyi, panjang pendeknya bunyi dan cepat lambatnya bunyi. Dari sini baru diketahui
persepsi bunyi yang dicerap oleh orang Indonesia dan orang Cina sama atau berbeda. Sumber
data yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah komik webtoon Kosan 95! dari
episode 1-7. Komik ini telah dialihbahasakan ke dalam Bahasa Mandarin termasuk simbol
bunyinya. Ternyata pengalihan bunyi dari Bahasa Indonesia ke Bahasa Mandarin menunjukkan
bunyi yang dicerap oleh orang Indonesia berbeda dengan orang Cina. Untuk mengetahui hal
tersebut dilakukan pemaknaan bunyi berdasarkan teori segitiga semantik dari Ogden dan
Richards (1922), teori simbol bunyi dari Abelin (1999) dan bagan vokal Bahasa Indonesia
maupun Bahasa Mandarin. Metode yang dipakai untuk mengetahui hal di atas adalah melihat
kesejajaran antara penanda dan petanda dengan mengacu pada aspek jenis-jenis bunyi vokal.
Hasil penelitian ini dideskripsikan secara kualitatif. Sehingga diperoleh perbedaan pemaknaan
bunyi bagi orang Indonesia dan orang Cina."
2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Indri Sekarhijrati
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas kesepadanan penerjemahan singkatan bermuatan sejarah Indonesia dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jerman. Hal ini menarik untuk dibahas karena dari perbedaan latar belakang sejarah negara masing-masing, penerjemah harus tetap dapat menyampaikan makna dari singkatan tersebut. Yang menjadi masalah penelitian ini adalah teknik apa yang digunakan dalam menerjemahkan dan apakah hasil terjemahan singkatan yang mengandung unsur sejarah tersebut sepadan. Dari lima data dalam bab ketiga buku Sunda: kein Wort von Bedeutungslosigkeit yang berjudul Dritter Teil: Indonesien und Sunda sub bab Die Republik Indonesia als neue dominante Macht yang dianalisis, makna dari singkatan tetap sepadan.

ABSTRACT
This study discusses the equivalence of translating abbreviations containing Indonesian history from Indonesian into German. This is interesting to discuss because of the different historical backgrounds of each country, translators must still be able to convey the meaning of the abbreviation. The problem with this research is what techniques are used in translating and whether the results of the abbreviated translations which contain historical elements are commensurate. From the five data in the third chapter of the Sunda: kein Wort von Bedeutungslosigkeit entitled Dritter Teil: Indonesien und Sunda sub-chapter Die Republik Indonesia als neue dominante Macht analyzed, the meaning of the abbreviation remains commensurate."
2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dirgantara Reksa Ginanjar
"[ ABSTRAK
Jurnal ini membahas bagaimana komunikasi antar budaya terjadi dalam menerjemahkan sastra Indonesia ke dalam bahasa Inggris oleh penerjemah asing. Dengan mempelajari Yayasan Lontar, penulis mencoba melihat bagaimana para penerjemah asing yang dimiliki Yayasan Lontar dapat menerjemahkan sebuah karya sastra tanpa hanya menerjemahkan secara harfiah, tapi juga menerjemahkan tanpa menghilangkan konteks sosial-politik-budaya yang melekat pada sebuah karya tersebut sebagai bentuk komunikasi budaya yang terjadi.
ABSTRACTThis article will explain will explain how intercultural communication occurs on the process of translating Indonesian literature into English. With Yayasan Lontar as a study-case subject, the writer wants to see how the foreign translator working for Yayasan Lontar could translate the literature not only words by words or sentence to sentence but also to translate it without losing the meaning of social-politics-culture that emerged in the literature as the process of intercultural communication., This article will explain will explain how intercultural communication occurs on the process of translating Indonesian literature into English. With Yayasan Lontar as a study-case subject, the writer wants to see how the foreign translator working for Yayasan Lontar could translate the literature not only words by words or sentence to sentence but also to translate it without losing the meaning of social-politics-culture that emerged in the literature as the process of intercultural communication.]"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Diera Diandra Surianingrat
"Perbedaan sistem antara satu bahasa dengan bahasa lain menimbulkan masalah penerjemahan. Untuk mengatasi masalah penerjemahan dan menghasilkan padanan yang dimengerti target pembaca di bahasa sasaran, maka penerjemah menggunakan strategi-strategi tertentu. Artikel ini bertujuan untuk mengidentifikasi strategi penerjemahan yang digunakan serta pergeseran yang terjadi dalam menerjemahkan kala lampau passé composé, imparfait, dan plus-que-parfait dalam komik Astérix et les Normands karya René Goscinny dan Albert Uderzo dan versi bahasa Indonesia, yakni Asterix dan Orang-Orang Normandia. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data. Penelitian akan menggunakan teori mengenai strategi penerjemahan Molina dan Albir (2002) dan teori pergeseran Catford (1965). Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa established equivalent merupakan strategi penerjemahan yang paling banyak ditemukan sebab penerjemah menyesuaikan dengan kebiasaan penutur bahasa sasaran dalam konteks percakapan sehari-hari. Penelitian juga memperlihatkan bahwa unit-shift adalah pergeseran bentuk yang paling sering terjadi disebabkan oleh perbedaan tingkatan sintaksis antara bahasa Prancis dan bahasa Indonesia dalam menghadirkan kala lampau pada sebuah kalimat.

The differences in terms of language systems between one language to another could cause translation problems. In order to resolve said problems and get the acceptable equivalents that can be easily understood by the intended audience in target language, the translator used certain strategies. This research aims to identify which translation strategies used by translator as well as the shifts that happened in the process of translating French past tenses, namely passé composé, imparfait, and plus-que-parfait in Astérix et les Normands by René Goscinny and Albert Uderzo and its Indonesian version, Asterix dan Orang-Orang Normandia. This research will be conducted using qualitative methods with data collection techniques. To identify translation strategies applied by the translator for aforementioned past tenses in the comic, translation strategies of Molina and Albir (2002) and translation shift theory of Catford (1965) are used. The result shows that the most applied translation strategy is established equivalent because the translator is trying to adapt to the habits of speakers in the target language in the context of daily conversation. Research also shows that unit-shift is the most frequent form of shift due to differences in the syntax’s level between French and Indonesian in presenting past tense in a sentence."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>