Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 100709 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Athaya Nur Fitri
"Museum anak merupakan salah satu wadah nonformal bagi anak untuk mendapatkan informasi. Dalam proses penyampaian informasi tersebut, diperlukan media komunikasi yang tepat berupa elemen visual yang sesuai dengan tahapan perkembangan anak sebagai pengunjung museum. Penerapan elemen visual yang sesuai dengan tahapan perkembangan kognitif anak menjadi faktor utama dalam menarik perhatian anak untuk dapat belajar dan mengolah informasi dengan maksimal. Pada tulisan ini, penulis memfokuskan pembahasan pada elemen visual dalam museum anak berupa warna, bentuk, grafis, dan teks yang baik digunakan untuk anak yang berada pada tahap praoperasional dan operasional konkret. Studi kasus dilakukan pada Museum PP-IPTEK dan ruang pamer Create! Hopscotch for Geniuses oleh teamLab yang merupakan ruang pamer yang menargetkan anak sebagai pengunjung utamanya. Pengambilan data untuk melengkapi kajian ini dilakukan dengan cara observasi dan wawancara langsung ke Museum IPTEK dan melalui laman resmi ruang pamer Create! Hopscotch for Geniuses oleh teamLab. Kedua museum atau ruang pamer tersebut kemudian dikaji berdasarkan literatur kemudian dikomparasikan. Hasil dari analisis menunjukkan bahwa elemen visual berupa warna primer, bentuk geometri dasar, grafis yang menyenangkan serta familiar bagi anak, dan teks dengan ukuran besar dan bentuk bulat merupakan jenis media komunikasi yang sesuai dengan tahapan perkembangan anak tahap praoperasional dan operasional konkret.

Children's Museum is a non-formal forum for children to get information. In the process of delivering this information, it is necessary to have the right communication media in the form of visual elements that are in accordance with the stages of child development as museum visitors. The application of visual elements in accordance with the stages of children's cognitive development is the main factor in attracting children's attention to be able to learn and process information optimally. In this paper, the author focuses on the discussion of visual elements in the children's museum in the form of colors, shapes, graphics, and text that are good for children who are in the preoperational and concrete operational stages. The case study was conducted at the PP-IPTEK Museum and the Create! Hopscotch for Geniuses by teamLab which is an exhibition that targets children as its main visitors. Data collection to complete this study was carried out by direct observation and interviews to the Science and Technology Museum and through the official website of the Create! Hopscotch for Geniuses by teamLab. The two museums or exhibition rooms are then reviewed based on the literature and then compared. The results of the analysis show that visual elements in the form of primary colors, basic geometric shapes, graphics that are fun and familiar to children, and text with large sizes and round shapes are types of communication media that are suitable for the preoperational and concrete operational stages of child development. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Ayu Azhari
"Di dunia modern saat ini, work from cafe menjadi cukup populer di kalangan para pekerja. Hal ini dikarenakan para pekerja cenderung membutuhkan ruang kerja dengan suasana baru yang mampu mengurangi rasa jenuh dan stres ketika bekerja di kantor. Dengan adanya perkembangan teknologi, para pekerja kini dapat melakukan pekerjaannya dimana saja. Cafe merupakan salah satu destinasi yang seringkali dikunjungi oleh para pekerja khususnya pekerja remote working. Fenomena ini membuat cafe tidak hanya menjadi tempat untuk makan dan minum, melainkan juga menjadi tempat bagi para pengunjung untuk melakukan pekerjaan dan pertemuan secara online (Oldenburg, 1989). Biophilic design hadir sebagai salah satu strategi pendekatan alam yang seringkali diterapkan pada suatu cafe. Cafe yang menerapkan biophilic design tentunya menawarkan kenyamanan visual yang diperlukan oleh para pekerja, terutama bagi para pekerja yang tidak memiliki kontak langsung dengan alam. Kenyamanan visual pada ruang kerja di cafe dapat dihadirkan dengan penerapan elemen-elemen biophilic pada elemen pembentuk ruang cafe, baik secara langsung maupun tidak langsung. Variasi kualitas visual yang dihadirkan melalui penerapan elemen-elemen biophilic tersebut tentunya dapat berpengaruh secara signifikan terhadap produktivitas, suasana hati, dan stres dari pengguna ruang yang melakukan kegiatan bekerja di cafe.

In today's modern world, work from cafes is becoming quite popular among workers. This is because some workers need a workspace with a new atmosphere that can reduce their boredom and stress while working at the office. With the development of technology, workers can now do their work anywhere outside the office. Cafe is one of the destinations that is often visited by the workers, especially for the remote working workers. This phenomenon makes the cafe not only a place to eat and drink, but also a place for the visitors to do their work and online meetings (Oldenburg, 1989). Biophilic design is one of the natural approach strategies that are often applied to a cafe. Cafe with a biophilic design concept certainly offers some visual comforts that are needed by the workers, especially for workers who do not have a direct contact with nature at the office. Visual comfort can be presented by applying some biophilic elements to the space-forming elements of a cafe, either directly or indirectly. The variety of visual quality presented through the application of these biophilic elements can certainly have a significant effect on the productivity, mood, and stress of the space users who work in cafes."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Anisa Auriani Pribadi
"Skripsi ini bertujuan untuk mencari penjelasan teoretis dari keadaan pencahayaan pada museum di Jakarta yang beroperasi pada siang hari. Penelitian ini berpusat pada kontras tingkat terang antara system pencahayaan Task dan Ambient yang mengurangi kualitas penglihatan di dalam museum tersebut. Pembahasan isu skripsi ini juga didukung dengan pedoman konservasi, tingkat terang umum, rasio illuminance, adaptasi, dan silau. Hubungannya dengan ketajaman visual juga dipertimbangkan untuk memahami kontribusi kontras tingkat terang dalam menciptakan lingkungan museum bercahaya yang relevan.
Analisis didasarkan pada perbandingan antara prinsip pencahayaan museum, data observasi dan wawancara di tiga museum studi kasus, dan data pengunjung yang diperoleh melalui kuesioner online. Penelitian ini menunjukkan bahwa kontras tingkat terang yang tinggi pada sistem pencahayaan task/ambient mengurangi kenyamanan dan ketajaman visual. Adaptasi dan silau juga mempengaruhi ketajaman visual. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa semua museum studi kasus belum berhasil menciptakan lingkungan museum bercahaya yang relevan.

This research is based on a pursuit of theoretical explanation regarding inappropriate lighting condition in daytime museums located in Jakarta. The thesis focuses on brightness contrast between task and ambient lighting systems as the issue that has lessened the quality of vision inside such museums. The issue is further discussed by considering conservation guidelines, general perceived brightness, illuminance ratio, adaptation and glare. A relationship to visual acuity is also included to understand the contribution of brightness contrast in creating a relevant luminous museum environment.
Analysis is based on comparison between museum lighting principles and data collected through observation and interviews in three case study museums, and visitor data collected through online questionnaire. The research shows that high task/ambient brightness contrast results in less visual comfort and less visual acuity. Adaptation and glare also contribute in determining visual acuity. The research also shows that none of all case study museums have successfully achieved relevant luminous museum environment.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S55405
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Hariati Yudanti
"ABSTRAK
Display merupakan media yang menghubungkan informasi dengan pengunjung museum, terutama anak. Namun, sebagian besar museum yang terdapat di Indonesia masih belum mengembangkan kualitas displaynya untuk menjadi ramah anak. Skripsi ini mengkaji display ramah anak pada museum yang mengacu pada anak tahap concrete-operational. Studi kasus dilakukan pada Museum
Pendidikan dan Mainan Kolong Tangga MKT yang merupakan satu-satunya museum yang ditujukan untuk anak di Indonesia. Hasil dari analisis menunjukkan bahwa display tidak memberikan pengalaman berksesan bagi anak. Padahal, display seharusnya dapat mengakomodasi informasi agar mudah dipahami anak melalui jenis hands-on dan participatory melalui elemen displaynya.

ABSTRACT
Display as a platform in the museum that should connect the visitor and the information, especially for children. However, most of the museums in Indonesia are still in the process of quality improvement in terms of child friendly display. This thesis examines the suitability of child friendly museum displays in concrete operational stage children. The case study was conducted in the Pendidikan dan Mainan Kolong Tangga Museum MKT which is the only museum for children in Indonesia. The case study analysis shows that the display at MKT did not provide memorable experience for children. Furthermore, it should accommodate children rsquo s understanding through a hands on and participatory type of display elements."
2017
S67014
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurvadia Putri Gazali
"Seiring berkembangnya zaman, banyak museum di negara besar yang telah menggunakan instalasi digital sebagai media pamernya dengan tujuan untuk lebih meningkatkan lagi pengalaman dan pemahaman pengunjungnya, dengan menerapkan pendekatan multisensori. Di Indonesia sendiri pun sebenarnya telah ada beberapa museum yang sudah menerapkan teknologi digital, namun sayangnya masih belum banyak penggunaan teknologi digital yang lebih bervariasi dengan mempertimbangkan pendekatan multisensori, terutama yang dikhususkan untuk membantu dalam pemahaman anak. Oleh karena itu, skripsi ini mengkaji penerapan pendekatan multisensori pada instalasi digital di museum interaktif untuk anak usia dasar. Studi kasus dilakukan di Museum Bekasi, yaitu museum sejarah yang berbasis digital. Hasil dari analisis menunjukkan bahwa pendekatan multisensori yang tepat akan menghasilkan rancangan menarik, dan berkesan, serta memberikan pengalaman yang lebih kaya, sehingga akan berpengaruh pada pemahaman anak terhadap informasi yang dihadirkan museum. Penemuan hasil kajian memperlihatkan bahwa penerapan pendekatan multisensori di instalasi digital pada Museum bekasi juga sudah berhasil mempermudah anak untuk menggunakan instalasi digital, namun masih belum maksimal untuk pemahaman informasi pada anak.

These days, many museums in big countries have used digital installations as their exhibition media with the aim of further enhancing the experience and understanding for children's visitors, by applying a multisensory approach. In Indonesia, there are actually several museums that have implemented digital technology, but unfortunately there is still not too much use of digital technology which is more varied by considering a multisensory approach, especially devoted to helping children understand. Therefore, this thesis examines the application of a multisensory approach to digital installations in interactive museums for elementary age children. The case study was conducted at the Bekasi Museum, which is a digital-based history museum. The results of the analysis show that the right multisensory approach will produce an interesting and memorable experience, so that it will affect children's understanding of the information presented by the museum. The findings of the study show that the application of a multisensory approach in digital installations at the Bekasi Museum has also succeeded in making it easier for children to use digital installations, but it is still not optimal for understanding information for children."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yayi Pratitha Nur
"Pameran merupakan kegiatan menunjukkan kelebihan dari sesuatu kepada pengunjung dengan cara mengomunikasikannya melalui tampilan pameran. Tujuan dari setiap pameran berbeda-beda, salah satunya adalah untuk memperkenalkan atau memberi informasi yang merupakan tujuan dari pameran dalam museum. Pameran dalam museum memiliki tantangan untuk tetap membuat pengunjung tertarik dengan tampilan pameran sementara informasi harus tersampaikan secara utuh. Ide yang terwujud dalam bentuk tampilan visual pameran, perlu dirancang sesuai dengan cara manusia menangkap apa yang dilihatnya. Tampilan visual juga memperhitungkan aspek komunikasi visual agar isi pameran dapat dipersepsikan secara tepat oleh pengunjung. Ada beberapa cara untuk menyajikan pameran dan tiap cara tersebut memiliki kelebihannya masing-masing.

Exhibition is an activity of showing the good qualities of something to visitors by communicating it through exhibition displays. The purpose of each exhibition is different and one of them is to introduce or give information, which is the purpose of museum exhibition. Museum exhibition has a challenge to keep the visitors interested with the displays while the information has to be delivered in full form. Ideas that materialized in the form of visual displays need to consider how humans perceive their surroundings. Visual displays also take visual communication aspect in consideration so that the visitor can perceive the exhibition content correctly. There're many ways of presenting an exhibition and each had their own advantages according to the right circumstances."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42024
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Alya Amany
"Museum merupakan tempat untuk manusia mempelajari banyak hal melalui display-display pada ruang pamer museum sehingga seharusnya display museum harus inklusif agar spektrum user dapat lebih luas. Dalam rangka museum sebagai tempat memamerkan objek tertentu dan inklusif, lighting termasuk pada hal yang paling krusial pada. Hunt (2009) menyatakan bahwa Lighting adalah salah satu komponen penting dalam lingkungan museum karena ruang memungkinkan pengunjung untuk melihat objek, mengalami pemandangan baru dan bereaksi terhadap lingkungan sekitarnya. Dengan demikian, lighting pada museum berperan sebagai penciptaan suasana yang ideal dalam mengeksplorasi informasi di museum. Dalam merancang lighting ideal yang dapat memenuhi kebutuhan pelestarian benda dan membentuk pengalaman spasial pengunjung, maka diperlukan semacam strategi pada pencahayaan, salah satunya adalah layering light. Layering light merupakan penggunaan berbagai jenis lighting pada interior yang bertujuan untuk menunjang fungsi dan pengalaman spasial pada suatu ruang. Semua lapisan cahaya bekerja sama untuk menciptakan desain yang utuh dan kohesif (Karlen, 56, 2017).
Penggunaan lighting yang beragam memaksa indera penglihatan manusia harus beradaptasi terhadap kualitas dan kuantitas cahaya yang berbeda-beda pada lighting yang berbeda pula. Sehingga pada penelitian ini, merupakan penelitian kualitatif dengan pembahasan secara deskriptif. Metode yang akan digunakan untuk mengumpulkan data pada skripsi ini adalah studi literatur, mengidentifikasi, dan menganalisis strategi penggunaan layering light pada museum dan bagaimana dampaknya terhadap adaptasi visual user.

Museums are places for people to learn many things through displays in museum showrooms, so museum displays should be inclusive so that the spectrum of users can be wider. In the context of a museum as a place to exhibit certain and inclusive objects, lighting is one of the most crucial things. Hunt (2009) states that lighting is one of the important components in a museum environment because space allows visitors to see objects, experience new views and react to the surrounding environment. Thus, lighting in the museum plays a role in creating an ideal atmosphere in exploring information in the museum. In designing ideal lighting that can meet the needs of object preservation and shape the visitor's spatial experience, a lighting strategy is needed, one of which is layering light. Layering light is the use of various types of lighting in the interior which aims to support the function and spatial experience in a space. All layers of light work together to create a cohesive and cohesive design (Karlen, 56, 2017).
The use of various lighting forces the human sense of sight to adapt to different quality and quantity of light in different lighting. So in this study, is a qualitative research with a descriptive discussion. The method that will be used to collect data in this thesis is to study literature, identify, and analyze strategies for using layering light in museums and how they impact the visual adaptation of users.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauza Hamda
"Skripsi ini membahas tentang penerapan elemen portable dalam arsitektur terutama pada bagian interior tempat tinggal Ruang tempat tinggal khususnya yang memiliki luas terbatas serta pengaruhnya terhadap aktivitas pengguna. Pembahasan mencakup organisasi ruang jenis jenis material dan teknik sambungan. Pembahasan dilakukan untuk mengetahui lebih jauh tentang bagaimana peran elemen portable pada ruang dengan luas yang terbatas. Melalui studi literatur dan analisis dari studi kasus didapat bahwa portable memiliki kelebihan dibanding elemen yang bukan portable. Portable dapat membantu aktivitas manusia yang beragam dalam keterbatasan ruang.

This study is discusses the application of the portable elements in architecture especially in the interior of the residence. Residence which has a limited space and the effect on user activity. The study includes the organization of space the types of materials and joints. The aims of this study is find out more about how the role of portable elements in a limited space. Through literature study and analysis of cases study found that the portable has advantages instead elements that are not portable. Portable can help various human activity in that limited space.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59431
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Randy Adityas
"Di tengah meningkatnya harga minyak dunia, gas elpiji menjadi salah satu energy penting bagi masyarakat Indonesia. Elpiji biasa digunakan sebagai bahan bakar untuk memasak bagi konsumen rumah tangga atau sumber energi operasi pabrik. Sehingga pemerintah mengeluarkan kebijakan mengenai konversi minyak tanah ke elpiji, khususnya satu jenis tabung elpiji baru kemasan 3 kg untuk menekan subsidi dalam APBN. Stasiun Pengisian Bulk Elpiji atau biasa disingkat sebagai SPBE adalah organisasi yang bertanggung jawab melakukan operasi pengisian tabung gas elpiji. Dalam hal ini, program pemerintah pengalihan minyak tanah ke tabung elpiji 3 kg perlu mendapat perhatian khusus.
Program ini mengakibatkan meningkatnya pendistribusian elpiji dibanding dengan sebelumnya. Selain itu, belum banyak pemain dalam pengoperasian SPBE untuk tabung gas 3 kg. Oleh karena itu, perencanaan operasi adalah hal yang krusial bagi perusahaan baru seperti SPBE untuk tabung gas 3 kg. Sehingga pengusaha SPBE ingin mengetahui bagaimana proyeksi keuangan sejak pabrik didirikan hingga beroperasi. Untuk itu, dilakukan pembuatan aplikasi untuk menghasilkan proyeksi keuangan untuk mendapatkan analisis kelayakan keuangan dalam bentuk spreadsheet excel dengan bantuan software visual basic.
Dari data yang didapat, dengan melihat aktivitas operasional perusahaan sejenis, diperoleh gambaran operasi pengisian tabung gas elpiji di SPBE dan investasi yang harus dilakukan. Uji kasus dapat dilakukan untuk memvalidasi spreadsheet yang dihasilkan. Uji ini dilakukan untuk mengetahui tampilan yang dihasilkan serta perhitungan di dalamnya telah menghasilkan jawaban yang benar atau belum.

In the middle of increasing of oil price, Liquid Petroleum Gas (LPG) definitely becomes an important energy for Indonesian society. The usage of LPG is on vast range, from household usage until the usage for manufacturing energy. Commonly, LPG was sold in cylinder. So, government established 'kerosene exchange to LPG' policy, especially a new kind of LPG cylinder, the 3 kg, to limt the load of subsidy in APBN. LPG Bulk Filling Station or abbreviated as SPPBE is an organization which is responsible to do LPG cylinder filling operation. In this case, the government's program of replacing kerosene with LPG in 3 kg gas cylinders needs more consideration.
This program will cause an increasing in distribution than before. Beside that, there were just only some players in operating of SPBE for 3 kg gas cylinder. Because of that, operational planning certainly becomes a crucial major to new company like SPBE for 3 kg gas cylinder. So, the owner of SPBE is eager to know the financial projection the time that plant start to build until the operation. By having related information to agent, development and production process from closed similar company and also the information about plant facility that now has been being installed, the making of application for establishing financial projection to get financial feasibility study will be done in form of excel's spreadsheet using visual basic software.
From obtained data which collected by gain knowledge of operational activities of closed similar company, is achieved reflection of LPG cylinder filling operation and first investment which has to be done. Case analysis in the application can be done to validate the spreadsheet which has been generated. This test is executed to analyze the resulted spreadsheet and the calculation inside whether all of that have provided the right answer or not.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S50397
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anggi Purnamasari
"Penelitian ini membahas penerapan museum situs dalam konteks new museology pada Kawasan Situs Prasejarah Maros, Sulawesi Selatan.Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Analisis difokuskan pada pendirian museum dengan konsep new museology yang didukung dengan teori komunikasi di museum, edukasi di museum, dan eksibisi di museum. Hasil dari penelitian ini mengusulkan pentingnya pendirian Museum Situs dalam konteks new museology pada Kawasan Situs Prasejarah Maros. Museum Situs Prasejarah Maros terdiri dari satu museum utama dengan sembilan museum pendukung. Komunikasi pada museum dilakukan melalui ekshibisi yang dibagi berdasarkan tema (theme oriented). Edukasi yang akan diberikan dalam museum dilakukan dengan pendekatan konstruktivis. Dengan demikian, pendirian Museum Situs Prasejarah Maros dengan menggunakan konsep New Museology diharapkan dapat berjalan sesuai dengan fungsinya dan tetap mengikuti perkembangan zaman.

This study discusses the application of site museum in the context of new museology in a Prehistoric Site Area in Maros, South Sulawesi. This is a descriptive qualitative study. The analysis focused on museum establishment with new museology concept that is supported by communication theory, education theory, and exhibition theory in the museum. Results from the study suggested the importance of Site Museum establishment in the context of New Museology in the Prehistoric Site Area in Maros, South Sulawesi. Maros Prehistoric Site Museum consists of one main museum with nine supporting museums. Communication in the main museum is conducted through an exhibition that is divided into themes (theme-oriented). Education in the museum is provided with constructivist approach. Thus, the establishment of Maros Prehistoric Site Museum by using New Museology concept expected to run well according to the function and stay abreast of the times."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
T43591
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>