Ditemukan 94412 dokumen yang sesuai dengan query
Dhia Tsuraya Nisrina
"Skripsi ini membahas tentang penerapan konsep rumah kecil pada kehidupan penghuni berkewarganegaraan Indonesia yang sudah berkeluarga dan memiliki anak. Penelaahan dilakukan dengan tujuan menambah informasi terkait kehidupan rumah kecil di Indonesia melalui telaah akan keseharian yang dialami oleh penghuni beserta respon dalam menghadapi permasalahan yang ditimbulkan rumah kecil. Latar belakang seseorang memiliki preferensi hunian rumah kecil terdorong oleh dua hal, atau salah satu, yaitu kemampuan finansial dan keinginan untuk mencapai gaya hidup yang lebih sederhana. Hasil penelaahan menunjukkan rumah kecil, yang memiliki keterbatasan ruang, mendorong penghuni untuk memanfaatkan area luar maupun dalam yang tersedia agar kehidupan keseharian dapat terakomodasi. Pemberlakuan konsep rumah bertumbuh dan menghindari penggunaan furnitur besar menjadi solusi dalam menghadapi permasalahan tersebut. Permasalahan keterbatasan ruang tidak hanya dapat mengganggu dari segi ruang gerak namun juga aspek kenyamanan seperti privasi. Meskipun begitu, penghuni dengan karakteristik gaya hidup traditional oriented melakukan kegiatan bersama anggota keluarga lain pada ruang terbatas tidak mengurangi rasa privasi. Manusia sebagai receiver dan transmitter dalam pembentukan rumah membuat perubahan gaya hidup menjadi lebih sederhana, yang menjadi klaim keunggulan rumah kecil, bergantung pada respon penghuni dalam menghadapi permasalahan rumah kecil.
This undergraduate thesis discusses the application of tiny homes concept for Indonesian residents with family and kids. This study goal is to expand information related with life inside Indonesia tiny homes through the analysis of daily activities of residents and their responds in dealing with problems which tiny home causes. There are two things that can drive someone’s preference into living in a tiny home, it can be both or only one of it, financial capabilities and the desire to have a simpler lifestyle. Study results shows that tiny home, with its space limit, encourages inhabitants to utilize available both inside and outside area to accommodate with their daily life. The application of growing house concept and avoiding the use of big or heavy furniture becomes a solution to these problems. Even so, inhabitants with traditional oriented lifestyle characteristics tends to have no problem with privacy issue when having an overlapping activity in a limited space. Human as the transmitter and receiver of shaping home, makes changing to a simpler lifestyle which is one of the claims made by tiny home concept, depends on how inhabitant responds to the problems tiny homes give."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Dewi Rachmawati
"Penelitian ini melihat hubungan antara kesehatan mental penduduk DKI Jakarta dengan kunjungan ke ruang terbuka hijau selama pandemi. Penelitian ini juga ditujukan melihat apa saja faktor yang menentukan dan mendorong penduduk DKI Jakarta untuk mengunjungi ruang terbuka hijau selama pandemi. Penelitian ini menggunakan metode survei, dengan jumlah 137 responden yang merupakan penduduk DKI Jakarta. Terlihat masih tingginya tingkat kunjungan penduduk DKI Jakarta ke ruang terbuka hijau saat pandemi walaupun jumlahnya menurun dibandingkan sebelum pandemi. Namun, masih banyak penduduk DKI Jakarta yang tidak memiliki akses yang sama untuk mengunjungi ruang terbuka hijau karena jumlahnya yang masih belum mencukupi. Padahal aksesibilitas menjadi faktor yang sangat memengaruhi kunjungan ke ruang terbuka hijau. Kemudian, tingginya tekanan mental saat pandemi dapat memengaruhi penduduk DKI Jakarta untuk mengunjungi ruang terbuka hijau. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa persepsi terhadap risiko COVID-19, serta sikap, norma sosial, dan tingkat kesulitan terhadap kunjungan ke ruang terbuka hijau saat pandemi mempengaruhi penduduk DKI Jakarta dalam keputusan untuk melakukannya.
This study examines the relationship between the mental health of DKI Jakarta residents and visitation to green open spaces during the pandemic. This research intends to see what factors determine and encourage DKI Jakarta residents to visit green open spaces during the pandemic. This study uses a survey method for DKI Jakarta residents, with a total of 137 respondents. Green open space visits during the pandemic are still high compared to visits before the pandemic. However, DKI Jakarta residents still do not have the equality to use it because the availability of green open spaces is not enough, even though accessibility highly influences green open spaces visits. The mental distress of DKI Jakarta residents can affect their visits to green open spaces. The results also show that the perceptions of the DKI Jakarta residents influence them on the decision to visit green open spaces during the pandemic. These perceptions include perceptions of the risk of COVID-19, the safety of being in green open spaces, the social norms regarding the behavior, and the level of difficulty from a psychological perspective."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Sheila Maharani Eka Buana
"Setiap manusia membutuhkan kenyamanan untuk menunjang aktivitas kesehariannya di dalam ruangan. Kenyamanan khususnya dalam arsitektur dapat dilihat melalui beberapa indikator yang saling terkait, seperti kenyamanan termal dan akustik. Tingkat kenyamanan setiap manusia berbeda-beda, tak terkecuali bagi para lansia, khususnya di panti werdha. Di panti werdha, beberapa faktor kenyamanan dianggap menjadi pertimbangan lebih berkaitan dengan penurunan atau perubahan yang terjadi pada lansia itu sendiri. Untuk memahami kriteria kenyamanan termal dan akustik di panti werdha, maka dilakukan studi kasus di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 1. Penelitian dalam studi kasus ini dilakukan dengan melakukan kunjungan lapangan. Pengamatan dilakukan dengan mengukur dan menghitung parameter secara langsung. Kemudian dilakukan simulasi untuk mendukung data pengukuran dan menilai keefektivitasnya. Berdasarkan hasil kunjungan studi ditemukan masih terdapat beberapa kondisi ruangan yang belum memenuhi standar kenyamanan termal dan akustik. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti material yang digunakan, orientasi bangunan, sistem bukaan atau ventilasi, buffer zone, dan aktivitas di dalamnya. Dalam menanggapi hasil ini, tiga hal yang dapat dipertimbangkan untuk meningkatkan kenyamanan termal dan akustik, yaitu jenis material, bukaan, dan penghalang (barriers).
Every human being needs comfort to support their daily activities in the room. Comfort, especially in architecture, can be seen through several interrelated indicators, such as thermal and acoustic comfort. The comfort level of every human being is different, not least for the elderly, especially in panti werdha. In panti werdha, several comfort factors are considered more related to the decline or changes that occur in the elderly themselves. In a way to understand the criteria for thermal and acoustic comfort in panti werdha, a case study was conducted at Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 1. The research in this case study was conducted by conducting study visits. The observations were made by measuring and calculating parameters directly. Then, simulations are carried out to support the measurement data and assess its effectiveness. Based on the results of the study visit, it was found that there were still some room conditions that did not meet the thermal and acoustic comfort standards. In this case, there are influencing factors such as the material used, the orientation of the building, the opening or ventilation system, the buffer zone, and the activities in it. Three things can be considered to increase thermal and acoustic comfort in response to these results: the type of material, openings, and barriers."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Diana Farah Indrianti
"Perpustakaan di zaman ini sudah banyak yang memiliki fungsi lain selain fungsi utamanya yaitu untuk membaca dan belajar. Kedua fungsi tersebut memiliki kebutuhan aural yang berbeda. Untuk itu diperlukan pertimbangan akustik dalam mendesain sebuah perpustakaan. Skripsi ini membahas permasalahan akustik yang sering dirasakan oleh pengguna perpustakaan. Metode yang dilakukan dalam mengetahui permasalahan akustik adalah dengan pendekatan soundscape. Pendekatan ini dilakukan untuk menganalisis persepsi dan pengalaman pengguna pada suatu ruang. Setelah mendapatkan permasalahan akustiknya, dapat dianalisis kriteria akustik yang diperlukan untuk mendesain suatu perpustakaan. Kriteria akustik yang dibutuhkan bagi perpustakaan di era modern adalah dengan mempertimbangkan penggunaan material yang dapat menyerap gelombang bunyi dan susunan tata letak ruang yang dapat memisahkan dua fungsi dengan kebutuhan akustik yang berbeda.
Libraries in this era have many other functions besides their main function, namely to read and study. The two functions have different aural needs. For this reason, acoustic considerations are needed in designing libraries. This thesis discusses acoustic problems that are often felt by library users. The method used to find acoustic problems is the soundscape approach. This approach is used to analyze the user's perception and experience in a space. After finding the problem in acoustic, the acoustic criteria needed to design a library can be analyzed. The acoustic criteria needed for libraries in the modern era is to consider the use of materials that can absorb sound waves and the arrangement of space layouts that can separate two functions with different acoustic needs."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Dhiya Syakara
"Tari merupakan salah satu perwujudan ruang yang memanfaatkan gerak tubuh sebagai media utamanya. Seni penyampaian komunikasi melalui gerak tubuh manusia itulah yang menjadi wujud bahasa keruangan tari yang dinamis. Kosmos (semesta) adalah wujud ruang tanpa batas; ruang bagi bumi, ruang bagi pulau, ruang bagi bangunan, ruang bagi manusia. Kosmologi Bali mempercayai bahwa perwujudan semesta terdiri dari unsur dualitas makrokosmos dan mikrokosmos. Tubuh yang hadir dalam ruang skala besar (makrokosmos) adalah aktor dari ruang skala kecil (mikrokosmos). Dualitas makro-mikro terwujud karena adanya keterlibatan spiritual, yakni Dewa Siwa sebagai penjaga keharmonisan semesta. Tari kreasi Siwa Nataraja adalah pencerminan dari tarian kosmis konsep dwi tunggal Dewa Siwa sekaligus Nrtyamurti (kekuatan nari dan menata tari) tergabung menjadi sosok yang mewujudkan keseimbangan semesta. Studi kasus Tari Siwa Nataraja dikaji dengan pengetahuan akan tubuh, ruang, dan waktu penari tradisional Bali yang terjadi dalam keselarasan spiritual dan kosmologi Bali. Hasil dari studi kasus ini memperlihatkan bahwa adanya kehadiran ruang kosmologi tradisional Bali dalam wujud ruang tari tradisional Bali.
Dance is a manifestation of space that uses body movement as its main medium. The art of communicating through human body movements is the form of dance’s spatial language. Cosmos (universe) is a form of infinite space; space for earth, space for islands, space for buildings, space for humans. Balinese cosmology believes that the universe contains the duality of macrocosmos and microcosmos. Human bodies that exist in a large-scale space (macrocosmos) are actors from a small-scale space (microcosmos). The duality of macro-micro is involved by the spiritual existence, namely, Lord Shiva, as the guardian of the harmony of the universe. The traditional dance “Siwa Nataraja'' reflects the dual concept of Lord Shiva’s cosmic dance as well as Nrtyamurti (the power of dancing and arranging dance) combined into a figure that embodies the balance of the universe. This Siwa Nataraja Dance case study is approached with the knowledge of human body, space, and time within traditional Balinese dancers that is in tune with the spiritual and Balinese cosmology concept. Results of this case study show that there is the existence of the traditional Balinese cosmology concept within the form of Balinese traditional dance’s space."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Sherine Chairuna Arifayahya
"Eco house atau rumah ramah lingkungan merupakan salah satu usaha manusia untuk menyelamatkan dampak negatif pembangunan bangunan hunian terhadap bumi karena dengan semakin banyaknya manusia, semakin sedikit pula lahan untuk pembangunan sehingga harus terus mengorbankan lahan hijau yang ada untuk pembangunan hunian. Hal ini dapat berdampak negatif terhadap ekosistem alam. Selain itu, material bangunan dapat memberikan dampak negatif pula jika dalam pembuatannya dapat menghasilkan karbon yang dapat memanaskan permukaan bumi. Naskah ringkas ini bertujuan untuk mengetahui kualitas Eco house terhadap kenyamanan termal didalam rumah. Penulisan ini menganalisis Rawhaus, sebuah rumah yang menggunakan styrofoam (EPS) daur ulang sebagai objek studi kasus dengan mengukur suhu udara di luar dan di dalam ruangan serta bagaimana suhu tersebut berhubungan dengan kenyamanan fisik dan mental manusia. Hasil studi kasus menunjukan bahwa Rawhaus merupakan Eco house yang memiliki kenyamanan termal yang baik pada wilayah sejuk, namun perlu adanya penyempurnaan desain jika akan dibangun di wilayah panas.
Eco house or eco-friendly house is one of the human efforts to save the negative impact of residential building construction on earth because with the increasing number of people, there is also less land for development so they must continue to sacrifice existing green land for residential development. This can give negative impacts on natural ecosystems. In addition, the building materials can also give negative impacts if they are producing carbon when manufactured which can rise the heat of the earth's surface. This journal aims to determine the quality of the Eco house on thermal comfort in the house. This paper analyzes Rawhaus, a house that uses recycled Styrofoam (EPS) as a case study object by measuring the air temperature outside and inside the room and how this temperature relates to human physical and mental comfort. The results of the case study show that Rawhaus is an Eco house that have good thermal comfort in cool location, but need to improve the design if it is to be built in hot location."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Della Ayu Siti Fathimah
"Neoliberalisme merupakan sebuah paham ekonomi-politik yang penerapannya banyak memberi pengaruh pada segala aspek di masyarakat, seperti pada bidang ekonomi, politik, sosial, dan bahkan arsitektur. Penerapan kebijakan dengan nilai neoliberal dalam konteks spasial, seperti arsitektur dan urban ini, bisa tercerminkan dalam kondisi ruang publik di masa ini. Penerapan neoliberalisasi ruang publik pun berpotensi memiliki dampak kualitas publicness suatu ruang publik. Oleh karena itu, tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi penerapan proses neoliberalisasi yang terjadi pada ruang publik, melakukan studi bagaimana penerapan nilai neoliberal yang terjadi pada elemen-elemen publicness, dan menganalisis bagaimana hubungan penerapan neoliberalisasi tersebut pada publicness ruang publik. Untuk mencapai poin-poin tujuan tersebut, tulisan ini akan menggunakan Taman Tribeca di Mal Central Park Jakarta sebagai studi kasus. Pembahasan dilakukan dengan melakukan studi lapangan dengan menggunakan metode studi literatur sebagai landasan poin-poin yang akan diulas dari studi kasus. Setelah dilakukan analisis pada Taman Tribeca, ditemukan bahwa penerapan neoliberalisasi banyak diwujudkan melalui komodifikasi dan dengan memprioritaskan kepentingan ekonomi. Hal ini terlihat dari keberadaan tenants di titik-titik tertentu pada taman. Secara keseluruhan, ditemukan bahwa perwujudan neoliberalisasi ini tercermin pada publicness taman ini dan memiliki keterkaitan dengan kualitas publicness yang terjadi.
Neoliberalism is an ideology which implementations has impacted various aspects in society, such as on aspects of economy, politics, social, and architecture. Implementation of policies with neoliberal values in spatial context, such as in architecture and urban contexts, can be reflected through the the current condition of public space. Implementation of process of neoliberalization in public space could potentially have an impact on the quality of publicness on a certain public space. Therefore, this study aims to identify the implementation of the process of neoliberalization that occurs in public space, study the ways of how neoliberal values are reflected on dimensions of publicness, and analyze how the implementations of the process of neoliberalization in public space correlates with the quality of publicness in said space. To achieve the goals of this study, Tribeca Park in Central Park Mall Jakarta is used as a study case to be analyzed. The discussion done in this study is done through methods of field study and literature study as the basis of the points that are reviewed in this discussion. As the result of the analysis done in Tribeca Park, it is found that the implementation of neoliberalization is commonly realized through commodification and by prioritizing economic interests. This finding is shown through the presence of tenants in certain points inside the park. Overall, this study found that the realization of neoliberalization in Tribeca Park is reflected on the quality of publicness in the park and correlates with the quality of publicness that exists in the park"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Dhita Trie Oktaviani
"Skripsi ini membahas gagasan hodological space berbasis path, objek dan barier sebagai dasar analisis pergerakan manusia. Melalui gagasan hodological space, ruang pergerakan manusia dianalisis untuk mendapatkan informasi keruangan serta proses terjadinya interaksi spasial antara manusia dengan objek dan barier pada path. Hodological space menjelaskan preferred path berisi objek dan barier yang dilewati manusia secara sekuensial menuju poin destinasi yang menjadi tujuan pergerakan. Studi kasus mengungkap potensi pengalaman ruang berupa interaksi spasial pengguna kursi roda terhadap barier yang ada serta hubungan antara path, barier dan objek dalam ruang. Informasi keruangan yang didapat berupa pengaruh posisi dan jenis barier serta objek terhadap sekuens pergerakan manusia dalam menjalani path. Interaksi spasial yang terjadi diawali dengan pembentukan mental map yang menghubungkan poin awal dan destinasi. Saat manusia bergerak, manusia akan bertemu barier dan objek dan menyesuaikan keberadaan keduanya melalui pergerakan tubuh.
This thesis discusses the notion of hodological space based on path, object and barrier as basic analysis of human movement. Through the notion, human movement in space is analysed to obtain spatial information and the process of spatial interaction between human, object and barrier in path. Hodological space describes the preferred path that contains objects and barriers is experienced by human sequentially to the destination point as the goal of movement. The case study uncovers the potential for spatial experience in the form of wheelchair user interactions with existing barriers and the relationship between path, barriers and objects. The spatial information that is obtained is the impact of position and type of barrier and object on the sequence of human movement in path. The spatial interaction that occurs begins with the formation of a mental map that connects the starting point and destination point. When human moves, human will interact with barriers and objects and adjust their existence through body movements."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Nasution, Egin Setya Efendi
"Sebuah bagian dari usulan rancangan baru kawasan kampung Luar Batang yang secara historis memiliki peran yang cukup signifikan dalam pertumbuhan kota Batavia dan perencanaan kawasan Kota Lama Jakarta pada saat sekarang. Kampung Luar Batang adalah salah satu yang masih bertahan diantara sejumlah kampung bersejarah di Jakarta, yang sudah punah digantikan pusat-pusat kegiatan bisnis. Meskipun saat ini kondisi kampung Luar Batang tidak begitu teratur akibat padatnya perumahan penduduk di sekitar lokasi, namun secara garis besar kawasan kampung Luar Batang merupakan salah satu tempat yang menarik untuk dikunjungi. Tipe rumah-rumah nelayan yang dilengkapi oleh berbagai jenis perahu kecil merupakan salah satu objek tersendiri. Oleh karena itu, diperlukan upaya pengembangan pariwisata yang terintegrasi dengan potensi di sekitar sehingga dapat memperkuat ekistensi kampung Luar Batang di masa mendatang.
Dengan mengangkat ekistensi kapal pinisi sebagai warisan cagar budaya di kawasan, maka Luar Batang Cultural Center ini diperuntukkan sebagai sarana pengetahuan dan pembelajaran seni budaya untuk turis yang berkunjung maupun masyarakat lokal dengan tujuan mempertahankan nilai historis kawasan kampung Luar Batang, implementasinya berupa pameran dan galeri seni, area komunitas dan tentunya kelas budaya dengan terjun langsung mempelajari seni peran, seni musik, seni tari dan lainnya.
A part of the proposal for a new design of Luar Batang village area which historically has a significant role in the growth of the city of Batavia and the planning of the Jakarta Old Town area at present. Luar Batang village is one that still survives among a number of historic villages in Jakarta, which have already become extinct and are replaced by business centers. Even though the condition of the Luar Batang village is not so regular due to the dense housing around the location, in general the Luar Batang village area is one of the interesting places to visit. The type of fishing houses that are equipped by various types of small boats is one of its own objects. Therefore, integrated tourism development efforts are needed with the potential around so that it can strengthen the existence of the Luar Batang village in the future.By raising the existence of the Pinisi ship as a cultural heritage in the region, Luar Batang Cultural Center is intended as a means of knowledge and learning of cultural arts for tourists who visit and the local community with the aim of maintaining the historical value of the Luar Batang village area, its implementation in the form of exhibitions and art galleries, the community area and of course the culture class by jumping into direct study of acting, music, dance and more."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Adinda Prihatini Aprilla
"Arsitektur berperan sebagai objek yang menjembatani informasi mengenai representasi kehidupan manusia. Arsitektur vernakular merupakan pengetahuan akan bangunan yang masih bersifat asli dan dianut oleh kelompok masyarakat lokal sebagai ilmu membangun. Arsitektur vernakular digunakan sebagai objek pembelajaran akan kebudayaan suatu masyarakat dan dimanfaatkan baik untuk menengok kembali ke masa lalu, maupun dimanfaatkan sebagai ilmu yang dapat diadaptasi untuk kepentingan masa depan. Keberadaan arsitektur vernakular kini semakin memudar seiring dengan terjadinya perubahan realitas. Hal ini juga dialami oleh Kaum Betawi. Keberadaan arsitektur vernakular Betawi di DKI Jakarta semakin menghilang akibat perubahan realitas berupa modernisasi.
Untuk mempertahankan dan melestarikan kebudayaan Betawi di DKI Jakarta, dilakukanlah pembangunan sebuah kawasan berbasis budaya Betawi, yaitu Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan. Pembangunan berbasis budaya yang dilakukan di kawasan Setu Babakan menjadi semacam reproduksi bagi arsitektur vernakular itu sendiri. Skripsi ini akan membahas dan mengkritsi reproduksi arsitektur vernakular di kawasan PBB Setu Babakan. Dalam hal ini, reproduksi arsitektur vernakular di Setu Babakan tidak sepenuhnya merepresentasikan otentisitas kebudayaan Betawi. Selain itu, kawasan PBB Setu Babakan juga dianggap kurang relevan dalam melakukan pelestarian kebudayaan Betawi.
Architecture acts as an object that bridges information about the representation of human life. Vernacular architecture is a knowledge of buildings that are still original and are embraced by local community groups as building science. Vernacular architecture is used as an object of learning about the culture of a society and is used both to look back on the past, and as a science that can be adapted for future purposes. The existence of vernacular architecture is now fading along with changes in reality. This is also experienced by the Betawi People. The existence of Betawi vernacular architecture in DKI Jakarta are disappearing due to changes in reality in the form of modernization.To maintain and preserve Betawi culture in DKI Jakarta, the government built an area based on Betawi culture, namely Betawi Cultural Village Setu Babakan. The culture-based area Setu Babakan become some kind of reproduction for vernacular architecture itself. This thesis will discuss and critique the reproduction of vernacular architecture in the PBB Setu Babakan area. In this case, the reproduction of the vernacular architecture in Setu Babakan does not fully represent the authenticity of Betawi culture. In addition, the Setu Babakan PBB area is also considered irrelevant in preserving Betawi culture."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library